PENGARUH PEMBERIAN SUSU PENGGANTI PADA PEDET UNTUK MENINGKATKAN PEMANFAATAN SUSU INDUK SEBAGAI BAHAN PANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBERIAN PAKAN PADA PENGGEMUKAN SAPI

PENGARUH BINDER MOLASES DALAM COMPLETE CALF STARTER BENTUK PELLET TERHADAP KONSENTRASI VOLATILE FATTY ACID DARAH DAN GLUKOSA DARAH PEDET PRASAPIH

FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN

MATERI DAN METODE. Materi

RESPON PRODUKSI SUSU SAPI FRIESIAN HOLSTEIN TERHADAP PEMBERIAN SUPLEMEN BIOMINERAL DIENKAPSULASI SKRIPSI PIPIT

EFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM. S.N.

Pengaruh Pembedaan Kualitas Konsentrat pada Tampilan Ukuran-Ukuran Tubuh dan Kosumsi Pakan Pedet FH Betina Lepas Sapih

SKRIPSI TRESNA SARI PROGRAM STUD1 ILMU NUTFUSI DAN MAKAWAN TERNAK

Muchamad Luthfi, Tri Agus Sulistya dan Mariyono Loka Penelitian Sapi Potong Jl. Pahlawan 02 Grati Pasuruan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 13 minggu, pada 12 Mei hingga 11 Agustus 2012

BAB III MATERI DAN METODE. dengan kuantitas berbeda dilaksanakan di kandang Laboratorium Produksi Ternak

MATERI DAN METODE P1U4 P1U1 P1U2 P1U3 P2U1 P2U2 P2U3 P2U4. Gambar 1. Kambing Peranaka n Etawah yang Diguna ka n dalam Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

PENGARUH PENGGUNAAN UREA-MINYAK DALAM RANSUM TERHADAP ph, KECERNAAN BAHAN KERING,BAHAN ORGANIK, DAN KECERNAAN FRAKSI SERAT PADA SAPI PO

PEMANFAATAN PAKAN MURAH UNTUK PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI LOKASI PRIMA TANI KABUPATEN TULANG BAWANG

TERNAK PERAH SEBAGAI PRODUSEN SUSU

Pengaruh Penggunaan Zeolit dalam Ransum terhadap Konsumsi Ransum, Pertumbuhan, dan Persentase Karkas Kelinci Lokal Jantan

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

HASIL DAN PEMBAHASAN

KANDUNGAN LEMAK, TOTAL BAHAN KERING DAN BAHAN KERING TANPA LEMAK SUSU SAPI PERAH AKIBAT INTERVAL PEMERAHAN BERBEDA

I. PENDAHULUAN. Minat masyarakat yang tinggi terhadap produk hewani terutama, daging kambing,

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU DI DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN INCOME OVER FEED COST AYAM SENTUL

PENGARUH PEMBERIAN KONSENTRAT... PERIODE LAKTASI TERHADAP BERAT JENIS, KADAR LEMAK DAN KADAR BAHAN KERING SUSU SAPI

BAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian

S. Sarah, T. H. Suprayogi dan Sudjatmogo* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Efisiensi Penggunaan Pakan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. terjadinya penurunan kemampuan induk dalam mencukupi kebutuhan nutrient

PRAKTIKUM IV MENYUSUN PAKAN

PENDAHULUAN. Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak. Indonesia populasi domba pada tahun 2015 yaitu ekor, dan populasi

Pengaruh Imbangan Hijauan-Konsentrat dan Waktu Pemberian Ransum terhadap Produktivitas Kelinci Lokal Jantan

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRAT DENGAN KADAR PROTEIN KASAR YANG BERBEDA PADA RANSUM BASAL TERHADAP PERFORMANS KAMBING BOERAWA PASCA SAPIH

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kecernaan dan Deposisi Protein Pakan pada Sapi

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

KECERNAAN JERAMI PADI FERMENTASI DENGAN PROBIOTIK STARBIO TERHADAP DOMBA JANTAN LOKAL

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 6. Pemberian Obat Pada Domba Sumber : Dokumentasi Penelitian

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPRODUKSI SUSU SAPI PERAH LAKTASI MELALUI PERBAIKAN PAKAN DAN FREKUENSI PEMBERIANNYA

Penampilan Kelinci Persilangan Lepas Sapih yang Mendapat Ransum dengan Beberapa Tingkat Penggunaan Ampas Teh

Pengaruh penggunaan ajitein dalam pakan terhadap produksi dan kualitas susu sapi perah

PENDAHULUAN. rendah adalah masalah yang krusial dialami Indonesia saat ini. Catatan Direktorat

UMMB ( Urea Molasses Multinutrient Block) Pakan Ternak Tambahan bergizi Tinggi

TEKNIK PENGOLAHAN UMB (Urea Molases Blok) UNTUK TERNAK RUMINANSIA Catur Prasetiyono LOKA PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPRI

PERFORMA AYAM BROILER YANG DIBERI RANSUM BERBASIS JAGUNG DAN BUNGKIL KEDELAI DENGAN SUPLEMENTASI DL-METIONIN SKRIPSI HANI AH

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

MATERI DAN METODE. Materi

ABSTRAK. Kata kunci : Imbangan Pakan; Efisiensi Produksi Susu; Persistensi Susu. ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian rakyat Indonesia, namun dilain pihak dampak

Gambar 2. Domba didalam Kandang Individu

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Penelitian

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

HASIL DAN PEMBAHASAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan yaitu Domba Garut betina umur 9-10 bulan sebanyak

THE EFFECT OF PROBIOTIC FEED SUPPLEMENT ON MILK YIELD, PROTEIN AND FAT CONTENT OF FRIESIAN HOLSTEIN CROSSBREED

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kendala pada peternak disebabkan mahalnya harga bahan baku, sehingga

Ahmad Nasution 1. Intisari

PENGARUH MANIPULASI RANSUM FINISHER TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN EFISIENSI PAKAN DALAM PRODUKSI BROILER

PENAMPILAN TERNAK BABI YANG DIBERI PAKAN MENGANDUNG TEPUNG BEKICOT (Achatina fulica) SEBAGAI PENGGANTI TEPUNG IKAN

FORMULASI PAKAN SAPI POTONG BERBASIS SOFTWARE UNTUK MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA DAGING SAPI DAN KERBAU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Peternakan Rakyat di Ciater Peternakan rakyat di Ciater Kabupaten Subang merupakan peternakan yang

PENGARUH DOSIS EM-4 (EFFECTIVE MICROORGANISMS-4) DALAM AIR MINUM TERHADAP BERAT BADAN AYAM BURAS

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Perah

KAJIAN PENGOLAHAN JERAMI PADI SECARA KIMIA DAN BIOLOGI SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PENAMPILAN SAPI PERANAKAN ONGOLE

PENGGUNAAN BAHAN PAKAN LOKAL SEBAGAI UPAYA EFISIENSI PADA USAHA PEMBIBITAN SAPI POTONG KOMERSIAL: Studi Kasus di CV Bukit Indah Lumajang

MATERI DAN METODE. Materi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Pakan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai tingkah laku makan sapi Madura jantan yang diberi

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. terhadap lingkungan tinggi, dan bersifat prolifik. Populasi domba di Indonesia pada

KLASIFIKASI PENGGEMUKAN KOMODITAS TERNAK SAPI Oleh, Suhardi, S.Pt.,MP

SUBSITUSI DEDAK DENGAN POD KAKAO YANG DIFERMENTASI DENGAN Aspergillus niger TERHADAP PERFORMANS BROILER UMUR 6 MINGGU

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat. Saat ini, perunggasan merupakan subsektor peternakan

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Kandungan Nutrien Silase dan Hay Daun Rami (%BK)

HASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

BAB III MATERI DAN METODE. Diponegoro, Semarang. Kegiatan penelitian berlangsung dari bulan Mei hingga

I. PENDAHULUAN. Peternakan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga

HASIL DAN PEMBAHASAN. P2 * hari hari hari

PENGARUH SUPLEMENTASI MINYAK IKAN LEMURU DAN L-KARNITIN DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN PROTEIN DAN LEMAK KASAR ITIK LOKAL JANTAN (Anas plathyrynchos)

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba yang Digunakan Dalam Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH SUBSTITUSI KONSENTRAT KOMERSIAL DENGAN TUMPI JAGUNG TERHADAP PERFORMANS SAPI PO BUNTING MUDA

PRODUKSI DAN. Suryahadi dan Despal. Departemen Ilmu Nutrisi &Teknologi Pakan, IPB

PENGGUNAAN PELEPAH DAUN KELAPA SAWIT DENGAN PERLAKUAN FISIK, KIMIA, BIOLOGI DAN KOMBINASINYA TERHADAP PERFORMANS DOMBA LOKAL JANTAN

PENGARUH SUBSTITUSI RUMPUT GAJAH DENGAN LIMBAH TANAMAN SAWI PUTIH FERMENTASI TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI DOMBA LOKAL JANTAN EKOR TIPIS SKRIPSI

LAPORAN PRAKTIKUM NUTRISI TERNAK UNGGAS DAN NON RUMINANSIA. Penyusunan Ransum dan Pemberian Pakan Pada Broiler Fase Finisher

PEMANFAATAN TEPUNG IKAN PORA-PORA DAN LIMBAH INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN NILA DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMANS AYAM KAMPUNG UMUR 0-12 MINGGU

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Tatap muka ke : 10 POKOK BAHASAN VII VII. SISTEM PRODUKSI TERNAK KERBAU

Ditulis oleh Didik Yusuf Selasa, 28 September :03 - Update Terakhir Selasa, 28 September :28

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

PengaruhImbanganEnergidan Protein RansumterhadapKecernaanBahanKeringdan Protein KasarpadaAyam Broiler. Oleh

Penampilan Produksi Sapi PO dan PFH Jantan yang Mendapat Pakan Konsentrat dan Hay Rumput Gajah

Transkripsi:

PENGARUH PEMBERIAN SUSU PENGGANTI PADA PEDET UNTUK MENINGKATKAN PEMANFAATAN SUSU INDUK SEBAGAI BAHAN PANGAN (The influence of milk replacer furnishing for dairy calves to increase of utilization fresh milk as foodstuffs) Y.N. ANGGRAENI dan ARYOGI Loka Penelitian Sapi Potong, Jawa Timur ABSTRACT The calves during pre-weaning period need much fresh milk, so it is not efficient and decrease sum of milk that can used as foodstuffs for people. Aim of this research to known influence of milk replacer using for pre-weaning dairy calves. Three step researches, respectively during 12 weeks, are done with used 5 head dairy calves old 7 14 days per treatmen as repetition. The first step research to trial 3 levels of skim milk using in milk replacer: A as control using 0% skim milk (full fresh milk), B using 40% and C using 60% skim milk. The second step research to trial 4 levels of fish meal using in milk replacer: D as control using 0 %, E using 5%, F using 10% and G using 15% of fish meal in milk replacer. The threeth step research to trial of two level combination using of lecitine as emulsifier and using vitamin E: H using 0% lecitine and 20 ppm vit E, I using 1,5% lecitine and 0 ppm vit E, also J using 1,5% lecitine and 20 ppm vit E. The best level that resulted from last research, is used in next research. Parameters: avarage daily gain (ADG) and nutrients ration intake of calves, also ration efficiency. Completely Randomized Design was use in this research on based of Single Covariate as statistical analysis, body weight calves in early research as a covariate. The results of research indicated that: milk replacer furnishing, higher level skim milk/fish meal using and combination using of lecitine and vit E in milk replacer, significant (P<0,05) to increasing dry matter and organic matter intake ration, decreasing crude protein and fat intake ration, decreasing ADG, total nutrients consumption and level efficiency ration. The conclussion were: milk replacer furnishing was econimic to be used as fresh milk replacement for pre-weaning dairy calves; in milk replacer, level using of skim milk 40%, fish meal 15%, emulsifier 1,5% and vit. E 20 ppm. Keywords: Milk replacer, fresh milk, dairy calves, food ABSTRAK Jumlah susu yang dibutuhkan seekor pedet selama pra-sapih adalah cukup besar, sehingga disamping menjadi kurang ekonomis juga akan mengurangi jumlah produksi susu induk yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan untuk manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggantian pemberian susu induk dengan susu pengganti (milk replacer) pada pedet pra-sapih, sehingga dapat meningkatkan pemanfaatan susu sapi sebagai bahan pangan. Tiga kegiatan penelitian dilakukan dengan menggunakan ulangan 5 pedet sapi perah PFH pra-sapih umur 7 14 hari, masing-masing berlangsung selama 10 minggu. Secara berurutan, penelitian kegiatan pertama menguji tiga level penggunaan susu skim (A = kontrol, diberi susu segar/tanpa susu pengganti; B = 40 dan C = 60%), kegiatan kedua menguji empat level penggunaan tepung ikan (D = kontrol, diberi susu segar/tanpa susu pengganti; E = 5; F = 10% dan G = 15%) dan kegiatan ketiga menguji kombinasi antara dua level penggunaan lesitine dan vitamin E (H = 0% dan 20 ppm; I = 1,5% dan 0 ppm; J = 1,5% dan 20 ppm) pada pembuatan susu pengganti. Level penggunaan susu skim yang terbaik hasil tahap pertama digunakan pada tahap berikutnya, level penggunaan tepung ikan yang terbaik hasil tahap kedua digunakan pada tahap berikutnya. Parameter yang diamati adalah: pertambahan berat badan harian ternak, konsumsi nutrien ransum (bahan kering, bahan organik, protein kasar dan lemak kasar) serta efisiensi ransum. Pola percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan analisis Single covariate, berat badan ternak di awal penelitian sebagai satu covariate. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : pemberian susu pengganti, penggunaan level yang lebih tinggi dari susu skim dan tepung ikan, serta kombinasi penggunaan emulsifier dengan vit E dalam pembuatan susu pengganti: nyata (P<0,05) meningkatkan konsumsi nutrien bahan kering dan bahan organik ransumnya, serta menurunkan 219

konsumsi nutrien protein kasar dan lemak ransumnya, PBBH ternak, total biaya ransum dan tingkat efisiensi ransum. Disimpulkan bahwa: pemberian susu pengganti sebagai pengganti susu segar cukup ekonomis walaupun cenderung menurunkan pertumbuhan pedet pra sapih; dalam pembuatan susu pengganti disarankan menggunakan level susu skim sekitar 40%, tepung ikan sekitar 15%, emulsifier sekitar 1,5% dan vit E sekitar 20 ppm. Kata kunci: Susu pengganti, susu segar, pedet, bahan pangan PENDAHULUAN Semakin tingginya kebutuhan susu sapi segar baik digunakan sebagai bahan baku oleh IPS untuk memproduksi susu kaleng (susu kering dan cair) dan makanan bayi, maupun langsung dikonsumsi sebagai susu segar oleh masyarakat, menyebabkan usaha peternakan sapi perah dituntut untuk mampu meningkatkan produksi susu segarnya. Peningkatan pemanfaatan susu segar untuk kebutuhan konsumsi manusia, terutama untuk anak balita, secara langsung akan memperkecil pemenuhan kebutuhan susu bagi anak sapi/pedet yang dilahirkan induknya. Kekurangan konsumsi susu pada sapi selama periode pra sapih, diduga akan berpengaruh terhadap kenormalan pertumbuhan dan perkembangan alat-alat digesti pedet yang nantinya akan berpengaruh terhadap kenormalan pertumbuhan dan perkembangan tubuh sapi setelah pasca sapihnya. Pada umumnya pedet sapi perah akan disapih dari induknya (tidak lagi menyusu ke induknya) setelah berumur 3 4 bulan. Selama periode menyusu tersebut, seekor pedet akan mengkonsumsi susu induknya sebanyak 350 liter. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa harga susu yang dibutuhkan seekor pedet selama periode pra sapih tersebut adalah lebih mahal dibandingkan dengan kenaikan harga pedetnya. Akibatnya, banyak upaya telah dilakukan untuk mengatur/membatasi pemberian susu ke pedet selama periode pra sapih, sehingga produksi susu induk dapat dijual untuk konsumsi manusia. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk membatasi pemberian susu segar ke pedet selama periode pra-sapih adalah dengan memberikan susu pengganti. Susu pengganti (milk replacer) adalah susu buatan untuk menggantikan susu induk yang berasal dari bahan utama susu skim dengan penambahan bahan-bahan yang berasal dari pengolahan ikan, buah, biji-bijian tanaman pangan serta dilengkapi dengan vitamin dan mineral (MUSOFIE et al., 1992). Susu pengganti diberikan ke pedet sebagai pengganti susu segar/susu induk selama periode pra-sapih. Susu pengganti harus dibuat dengan bahan dan cara tertentu sehingga memiliki kandungan nutrien serta mempunyai sifat fisik, khemis dan biologis yang mirip dengan susu segar. Bahan utama untuk pembuatan susu pengganti adalah susu skim, sebagai sumber protien utamanya adalah tepung ikan karena telah diketahui susunan asam aminonya sangat mirip dengan protein susu. Dalam menyusun susu pengganti, harus ditambahkan bahan sumber lemak dengan pengemulsinya (emulsifier) seperti lesitine, bahan sumber vitamin khususnya vitamin E dan bahan sumber mineral. Mengingat masih cukup mahalnya harga susu skim dan tepung ikan, maka perlu diketahui dosis penggunaannya yang ekonomis. Diameter globuli lemak dari minyak kelapa yang diketahui jauh lebih besar dibanding lemak susu sehingga sulit diserap pedet, harus dicarikan metode yang tepat untuk mengemulsikannya. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui level penggunaan susu skim, level penggunaan tepung ikan, cara mengemulsikan lemak minyak kelapa dan pengaruh penggunaan vitamin E dalam pembuatan susu pengganti untuk pedet sapi perah. MATERI DAN METODE Ada 3 kegiatan penelitian yang dilakukan, yaitu kegiatan I menguji level penggunaan susu skim (perlakuan A, B dan C), kegiatan II menguji level penggunaan tepung ikan (perlakuan D, E, F dan G) dan kegiatan III menguji level penggunaan lesitin dan vitamin E (perlakuan H, I dan J). Ternak yang digunakan adalah pedet jantan sapi perah PFH umur kurang dari 7 hari dengan jumlah ulangan ternak pada masing masing tahap adalah 5 ekor. Masing-masing tahap penelitian 220

berlangsung selama 10 minggu, yaitu satu minggu masa adaptasi dan 9 minggu perlakuan. Tabel 1. Bahan pakan penyusun dan formula susu pengganti penelitian tahap I (% bahan segar) Bahan pakan A B C Susu segar 100 0 0 Susu pengganti: a. Susu skim 0 40 60 b. Polard 0 5 2,5 c. Tepung beras 0 5 2,5 d. Tepung ikan 0 5 5 e. Tepung jagung 0 10 10 f. Bungkil kedelai 0 20 5 g. Minyak kelapa 0 15 15 h. Vitamin dan mineral 0 5 1 Kandungan nutrisi: Protein kasar 3,5 26,5 27,2 Lemak 3,7 16,0 15,8 Pengenceran (susu pengganti : air) - 1 : 6,5 1 : 6,7 Ransum yang diberikan ke pedet adalah: susu segar (kelompok kontrol) atau susu pengganti (kelompok perlakuan) yang diberikan dua kali sehari (pagi dan sore) dan konsentrat serta hijauan rumput muda yang diberikan ke pedet mulai umur 4 minggu. Bahan-bahan pakan penyusun, formula dan kandungan nutrien masing-masing perlakuan susu pengganti, tercantum dalam Tabel 1 sampai Tabel 3, sedangkan jadwal dan jumlah pemberian ransum ke ternak selama penelitian tercantum dalam Tabel 4. Sebelum diberikan ke pedet, susu pengganti diencerkan terlebih dahulu menggunakan air dengan perbandingan tertentu, untuk mendapatkan susu pengganti cair yang mengandung protein kasar dan lemak kasar mendekati susu segar. Tabel 2. Bahan pakan penyusun dan formula susu pengganti penelitian tahap II (% bahan segar) Bahan pakan D E F G Susu segar 100 0 0 0 Susu pengganti: a. Tepung ikan 0 5 10 15 b. Skim susu 0 52,5 52,5 52,5 c. Polard 0 18 13 8 d. Tepung beras 0 2,5 2,5 2,5 e. Tepung tapioka 0 2 2 2 f. Tepung gandum 0 2 2 2 g. Minyak kelapa* 0 16 16 16 h. Vitamin dan mineral 0 2 2 2 Kandungan nutrisi: Protein kasar 3,4 24,5 26,8 27,3 Lemak 3,6 17,0 17,3 17,5 Pengenceran (susu pengganti : air) - 1 : 6,0 1 : 6,3 1: 6,4 Keterangan: *Dipanaskan terlebih dahulu sebelum dicampurkan dengan bahan-bahan lainnya 221

Konsentrat yang diberikan pedet dibuat khusus untuk pedet pra sapih; mengandung nutrien protein kasar sekitar 20% dan lemak kasar sekitar 6%; tersusun dari bahan dedak padi 40%, tepung jagung 25%, bungkil kedelai 20% dan tepung kedelai 15%. Parameter yang diamati selama penelitian meliputi: konsumsi bahan kering, bahan organik, protein kasar, dan lemak ransum ; pertambahan berat badan pedet; serta beaya dan efisiensi ransum. Pola percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak lengkap dengan analisis Single Covariate, berat badan pedet di awal penelitian sebagai satu covariate. Tabel 3. Bahan pakan penyusun dan formula susu pengganti penelitian tahap III (% bahan segar) Bahan pakan H I J Susu segar 100 0 0 Susu pengganti: a. Tepung ikan 15 15 15 b. Susu skim 52,5 52,5 52,5 c. Polard 8 8 8 d. Tepung beras 2,5 2,5 2,5 e. Tepung tapioka 2 2 2 f. Tepung gandum 2 2 2 g. Minyak kelapa* 16 16 16 h. Lesitine* 1,5 0 1,5 i. Vitamin E (ppm) j. Vitamin B dan mineral Kandungan nutrisi: Protein kasar 24,5 26,8 27,3 Lemak 17,0 17,3 17,5 Pengenceran (susu pengganti : air) 1 : 6,0 1 : 6,3 1: 6,4 Keterangan: *Dicampurkan terlebih dahulu, dipanaskan, kemudian dicampurkan dengan bahan-bahan lainnya Tabel 4. Jadwal dan jumlah pemberian ransum ke ternak selama penelitian Ransum Umur pedet (minggu) 2 3 4 6 7 8 9 10 11 SS 4 5 4 3 2 SP B + air 566 + 3,4 708 + 4,3 566 + 3,4 446 + 2,6 283 + 1,7 SP C + air 546 + 3,5 688 + 4,4 546 + 3,5 466 + 2,7 273 + 1,7 SP E + air 581 + 3,5 726 + 4,5 581 + 3,5 436 + 2,6 291 + 2,0 SP F + air 550 + 3,5 687 + 4,5 550 + 3,5 413 + 2,6 275 + 2,0 SP G + air 522 + 3,5 652 + 4,5 522 + 3,5 392 + 2,6 261 + 2,0 SP H + air 570 + 3,4 715 + 3,3 570 + 3,4 430 + 2,6 285 + 1,7 SP I + air 550 + 3,5 685 + 4,4 550 + 3,4 410 + 2,6 275 + 1,7 SP J + air 540 + 3,5 675 + 4,4 540 + 3,5 405 + 2,6 270 + 1,8 KNST 0 0,35 0,65 1,0 1,5 R.G 0 0,30 0,47 0,70 1,0 Keterangan: SS = susu segar (lt); SP = susu pengganti (gr) + air (lt); KNST = konsentrat (kg); RG = rumput gajah (kg) 222

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi nutrien ransum Data rata-rata konsumsi nutrien ransum ternak selama penelitian, tercantum dalam Tabel 5. Pada kegiatan penelitian I, pemberian susu pengganti sebagai pengganti susu segar secara nyata (P<0,05) meningkatkan total konsumsi nutrien ransum per kg BB metabolik ternak, kecuali terhadap konsumsi lemak ransumnya yang nyata (P<0,05) menurun. Demikian juga level penggunaan susu skim yang lebih tinggi nyata (P<0,05) meningkatkan total konsumsi nutrien ransum per kg BB metabolik kecuali konsumsi nutrien protein kasar yang tidak berbeda nyata dan lemak ransum yang nyata (P<0,05) menurun. Pada kegiatan penelitian II pemberian susu pengganti sebagai pengganti susu segar nyata (P<0,05) menurunkan total konsumsi lemak ransum per kg BB ternaknya, serta hanya susu pengganti yang menggunakan level tepung ikan 5% yang nyata (P<0,05) meningkatkan total konsumsi bahan organik ransum per kg BB metabolik ternaknya. Penggunaan antar level tepung ikan yang berbeda pada susu pengganti, tidak nyata menyebabkan terjadinya perubahan terhadap total konsumsi nutrien ransum kecuali pada susu pengganti yang menggunakan level tepung ikan 5% tersebut. Pada kegiatan penelitian tahap III, pemberian susu pengganti yang dengan atau tanpa ditambah lesitin dan atau vit E, semuanya tidak nyata menyebabkan terjadinya perubahan terhadap total konsumsi zat-zat nutrien ransumnya. Tabel 5. Rata-rata konsumsi nutrien ransum masing-masing perlakuan selama penelitian (g/ek/hari) Konsumsi Tahap I Tahap II Tahap III A B C D E F G H I J Bahan kering: SS/SP 428,9 a 488,5 b 507,4 c 428,9 470,9 449,2 419,7 Kons + RG 221,2 261,1 221,8 402,8 493,0 388,0 421,8 Ransum (kg/ek/hr) 650,1 a 749,6 b 729,2 b 831,7 963,9 837,2 841,5 (kg/kg BB 0,75 ) 34,7 a 43,4 b 45,3 c 61,2 63,7 56,5 59,7 59,1 57,2 59,9 Bahan organik: SS/SP 409,2 a 469,6 b 490,5 c 393,0 445,1 422,4 389,0 Kons + RG 192,9 228,5 193,6 360,9 440,2 347,4 375,0 Ransum (kg/ek/hr) 602,1 a 698,1 b 684,1 b 753,9 a 885,3 b 769,8 a 764,0 a (kg/kg BB 0,75 ) 32,1 a 40,4 b 42,5 c 55,5 58,5 52,0 54,2 52,8 51,3 53,3 Protein kasar: SS/SP 112,0 a 117,6 c 103,8 b 133,7 110,6 113,0 119,7 Kons + RG 68,7 76,9 67,9 60,0 71,1 57,3 58,4 Ransum (kg/ek/hr) 180,7 a 194,5 b 171,7 a 193,7 181,7 170,3 178,1 (kg/kg BB 0,75 ) 9,6 a 11,3 b 10,7 b 14,3 12,0 9,2 6,2 11,4 10,8 11,5 Lemak: SS/SP 143,9 c 108,6 b 81,9 a 141,3 77,0 72,4 66,6 Kons + RG 12,5 15,2 12,8 7,2 8,4 6,9 6,8 Ransum (kg/ek/hr) 156,4 c 123,8 b 94,7 a 148,5 b 85,4 a 79,3 a 73,4 a (kg/kg BB 0,75 ) 8,3 c 7,2 b 5,9 a 10,9 5,6 5,3 5,2 5,6 5,7 5,4 Keterangan: a,b Superskrip yang berbeda pada baris dan kelompok tahapan penelitian yang sama, menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05) SS = susu segar; SP = susu pengganti; Kons = konsentrat; RG = rumput gajah; BB = berat badan 223

Pertambahan berat badan ternak serta beaya dan efisiensi ransum Hasil pengamatan terhadap pertambahan berat badan ternak serta biaya dan efisiensi ransum, datanya tercantum dalam Tabel 6. Pertambahan Berat Badan Harian (PBBH) pada kegiatan penelitian I adalah berkisar 0,27 kg/hari (perlakuan A) 0,175 kg/hari (perlakuan B). Hal tersebut menunjukan bahwa pemberian susu pengganti secara nyata (P<0,05) menyebabkan terjadinya penurunan PBBH ternak. Meskipun pemberian susu pengganti menyebabkan penurunan biaya ransum (P<0,05) tetapi tidak menyebabkan peningkatan efisiensi ransom (P<0,05). Pada kegiatan penelitian I, tampak bahwa penggunaan susu skim level yang lebih tinggi (60% dibanding 40%) secara nyata (P<0,05) justru menurunkan PBBH ternak, sehingga walaupun tidak nyata meningkatkan total biaya ransum, tetapi secara nyata (P<0,05) menurunkan tingkat efisiensi ransum. Penurunan PBBH dengan semakin tingginya penggunaan susu skim di duga disebabkan oleh perbedaan diameter globuli lemak pada susu segar dan susu pengganti. globuli lemak yang lebih besar pada susu pengganti menyebabkan penyerapan lemak pada saluran pencernaan pedet menjadi tidak sempurna. ROY (1980) menyatakan bahwa pemberian susu pengganti yang memiliki ukuran globui lebih dari 3 4 µm akan menyebabkan diare dan rontoknya bulu pada pedet selanjutnya TOULLEC (1980) menyatakan juga bahwa penyerapan lemak sangat dipengaruhi oleh stabilnya emulsi dalam lemak. Penggunaan tepung ikan pada kegiatan penelitian II didasarkan pada tingginya kandungan protein kasar pada tepung ikan sehingga dapat digunakan sebagai sunber protein dalam pembuatan susu pengganti. Selain itu STOBO dan ROY (1978) menyatakan bahwa susunan asam amino tepung ikan sangat mirip dengan susunan asam amino pada susu segar. Pada kegiatan penelitian II, level penggunaan tepung ikan yang semakin tinggi tidak nyata menyebabkan perbedaan PBBH dan total biaya ransum ternak, sehingga akhirnya tidak nyata menyebabkan terjadinya perbedaan tingkat efisiensi ransumnya. Pada kegiatan penelitian tahap III, pemberian hanya emulsifier lesitin saja, vitamin E saja dan pemberian kedua-duanya, ternyata tidak menyebabkan perbedaan yang nyata terhadap total biaya dan tingkat efisiensi ransum ternaknya, tetapi nyata (P<0,05) menyebabkan terjadinya perbedaan terhadap PBBH ternaknya, yaitu pemberian lesitine saja atau kombinasi lesitine dengan vit E adalah nyata (P<0,05) lebih baik dibandingkan dengan pemberian vitamin E saja. Tabel 6. Pertambahan berat badan (PBBH) pedet serta beaya dan efisiensi ransum selama penelitian Konsumsi Tahap I Tahap II Tahap III A B C D E F G H I J Berat badan awal (kg) 41,6 39,1 36,9 32,4 37,5 36,4 34,0 - - - PBBH (kg) 0,270 b 0,238 b 0,175 a 0,547 b 0,229 a 0,209 a 0,241 a 0,21 b 0,17 a 0,22 b Harga SS/SP (Rp/lt) 525 173 198 450 127 128 132 206 202 209 Biaya ransum (Rp/ek/hari) a. Susu segar/pengganti 1623 622 757 1718 486 487 503 786 769 799 b. Konsentrat 30 40 35 15 177 153 129 109 95 72 c. Rumput 9 8 7 16 25 17 26 17 12 21 Total 1662 b 710 a 799 a 1749 b 688 a 657 a 658 a 912 876 892 Efisiensi ransum 2,52 a 2,61 a 4,86 b 1,52 a 4,22 b 4,00 b 3,49 b 4,36 5,06 4,44 Keterangan: a,b Superskrip yang berbeda pada baris dan kelompok tahapan penelitian yang sama, menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05) SS = susu segar; SP = susu pengganti 224

Pengaruh pemberian susu pengganti yang masih belum mampu menghasilkan PBBH pedet sebaik seperti pemberian susu segar, menunjukkan bahwa formula dan bahan-bahan penyusun pada pembuatan susu pengganti di atas masih perlu diteliti lebih lanjut sampai mampu mempunyai nilai nutrisi (kandungan dan nilai kecernaan) mendekati susu segar; harga susu pengganti per liternya yang masih jauh lebih murah dibandingkan harga susu segar, adalah sangat mendukung hal tersebut. KESIMPULAN Walaupun belum mampu menghasilkan pertumbuhan sebaik pemberian susu segar, namun secara ekonomis susu pengganti dapat diberikan ke pedet pra sapih, sehingga produksi susu segar induknya dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan manusia. Dalam pembuatan susu pengganti, dapat digunakan bahan susu skim dengan dosis sekitar 40%, tepung ikan dengan dosis sekitar 15%, serta perlu ditambahkan bahan emulsifier sekitar 1,5% dan vitamin E sekitar 20 ppm. Untuk mendapatkan susu pengganti yang mempunyai nilai biologis mendekati susu segar, masih sangat diperlukan penelitian lebih lanjut teruatama untuk menentukan bahanbahan penyusunnya dan formulasi penggunaannya. DAFTAR PUSTAKA MUSOFIE, A., N. KUSUMAWARDANI dan ARYOGI. 1992. Pengaruh penggunaan susu skim dalam milk replacer terhadap pertumbuhan pedet sapi perah. Jurnal Ilmiah Penelitian Ternak Grati. Sub Balai Penelitian Ternak Grati. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. ROY., J.H.B. 1980. The Calf. 4 th. Ed. Butterworths. London. Boston. STOBO, I.J.F and J.H.B. ROY. 1978. The use of non milk protein in milk substitutes for calves. World Anim. Rev. 25: 18 24. TOULLEC, R., M. THERIEX dan P. THIVEND. 1980. Milk Replacer for calves and lamb. World Anim. Rev. 33: 32 42. DISKUSI Pertanyaan: 1. Apakah tepung ikan sampai 15% dalam susu pengganti tidak menyebabkan diare? 2. Mengapa diperlukan/ditambahkan hanya vitamin E? Mengapa tidak ditambahkan vitamin lainnya? Jawaban: 1. Selama penelitian ini dilakukan pula pengamatan terhadap kesehatan ternak. Gangguan terhadap kesehatan ternak yang terjadi adalah diare dan kembung. 2. Penambahan vitamin E pada penelitian ini bertujuan untuk mengoreksi defisiensi vitamin E pada pedet pedet yang diberi susu pengganti dengan kandungan tepung ikan yang tinggi. Pada penelitian juga dilakukan penambahan vitamin B komplek yang bertujuan untuk memenuhi vitamin B pada pedet dimana pada saat tersebut pada fase preruminant yang belum dapat mensintesa vitamin B sendiri. 225