BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang telah dilakukan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PKn kelas X-C Pariwisata di

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING

BAB I PENDAHULUAN. Setelah melakukan penelitian dan observasi yang dilakukan pada SMA

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya dan masyarakat (Anonim 2008). pembelajaran saat pembelajaran berlangsung.

mengembangkan pengetahuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembelajaran PKn di sekolah menghadapi sejumlah masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan kehidupan dalam masyarakat, bangsa dan negara, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Negeri 4

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian sangat diperlukan dalam suatu penelitian. Metode

YANIK SULISTYANI SDN Ngletih Kec.Kandat Kab.Kediri

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan seni (Ipteks) yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, memberi Dana Bantuan Operasional

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tindakan kelas (PTK) atau class room action research sebagai cara untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Sanjaya (2009: 26) mengemukakan penelitian tindakan kelas merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kini dan masa depan peran pendidikan semakin penting,

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses untuk mengembangkan semua aspek kepribadian

Peningkatan Prestasi Belajar PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Melalui Metode Mind Mapping Bagi Siswa Kelas V SD Karya Thayyibah Baiya

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PKn kelas VIII SMP N 40

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting pengembangan ilmu dan pondasi

APLIKASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN. akan peneliti sajikan pada bab ini adalah latar belakang masalah, identifikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang terorganisir, berencana dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neneng Santi Purnama Sari, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Optimalisasi pendidikan sangat penting dilakukan dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sebagai salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis melaksanakan penelitian di Sekolah Menengah Pertama Negeri 9

BAB I PENDAHULUAN. konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan. Indonesia, khususnya generasi muda sebagai generasi penerus.

BAB I PENDAHULUAN. di lapangan sistem pengelolaan siswa masih menggunakan cara konvensional yang tidak

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI LEMBAGA PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN MELALUI MODEL BERMAIN PERAN. Bambang Turjayus

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif

BAB I PENDAHULUAN. belajar pada suatu lingkungan belajar (UU SPN No.20 Tahun 2003 dalam Sagala,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Oleh : SUBIARTI A

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi seluruh umat manusia. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan seperti. Tahun 2003, yang menjelaskan bahwa :

I. PENDAHULUAN. lain-lain. Perubahan itu merupakan kecakapan baru yang terjadi karena adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana bagi manusia untuk mampu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya pelihara, bina, dan latih. Ketika ditambahkan imbuhan pe-kan,

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

METODE PENELITIAN. pada situasi kelas, atau lazim dikenal dengan classroom action research

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional,

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan Guru PKn kelas VII D di SMP

Pemanfaatan Index Card Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas V SDN 4 Barenglor dalam Pembelajaran IPS. Nela Rofisian.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING KELAS VII.1 SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN MEDIA TOYS AND TRICK

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang telah diterapkan terdapat masalah klasik yang sulit dipecahkan. Data-data

NASKAH PUBLIKASI. Disusun sebagai persyaratan Guna mencapai Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh: WAHYUNINGSIH A

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan penelitian pendahuluan melalui wawancara dengan salah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam

BAB I PENDAHULUAN. berkembang telah menuntut manusia untuk selalu berpikir dan mencari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sekolah dasar sebagai jenjang paling dasar pada pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Yusi Rosidah, 2013 PENGARUH METODE TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAPA PARTISIPASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

Oleh: Purningsih, S.Pd. SMK YPT Purworejo Abstrak

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI STRATEGI ACTIVE LEARNING

Muhammad Iqbal Baihaqi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Balitar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang paling penting dalam kehidupan kita. Seorang guru dalam pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

Oleh: SULFADLI.T Mahasiswa Jurusan PPKn Universitas Negeri Makassar MUSTARI Dosen Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang bermakna, sangat penting bagi pembangunan nasional.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang telah dilakukan oleh penulis di kelas XII-A SMK 45 Lembang, baik wawancara dengan guru maupun siswa, diketahui bahwa partisipasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) masih rendah. Hal ini terlihat dari permasalahan yang ada diantaranya yaitu: Dari komponen guru, pertama selama pembelajaran berlangsung peran guru terlihat cukup mendominasi, guru hanya memberikan banyak materi tanpa mengoptimalkan kemampuan siswa untuk berpartisipasi aktif. Selain itu pembelajaran PKn yang dilakukan oleh guru di kelas lebih dominan menggunakan metode ceramah, dimana siswa hanya duduk, mencatat, mendengarkan apa yang disampaikannya dan sedikit peluang bagi siswa untuk bertanya. Dengan demikian, suasana pembelajaran menjadi tidak kondusif sehingga siswa menjadi pasif, dan partisipasi belajar siswa pun terhadap pembelajaran PKn menjadi rendah. Kedua skenario pembelajaran yang akan disampaikan di kelas terkadang tidak sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran. Penyusunan rencana atau skenario pembelajaran sering tidak sesuai dengan kondisi kelas dan suasana belajar, sehingga pembelajaran seringkali menyimpang dari tujuan semula dan kegiatan pembelajaran di dalam kelas menjadi selalu didominasi oleh guru. Dari komponen siswa, banyak sebagian siswa yang kurang merespon mata pelajaran PKn, hal ini terlihat dalam mengikuti proses belajar sebagian banyak 1

2 siswa bersikap pasif dan acuh terhadap pelajaran yang diberikan, adapun keaktifan hanya dimiliki oleh siswa tertentu saja. Jika melihat kondisi tersebut, terkadang guru sebagai pengajar hanya menyuruh siswa mengerjakan tugas. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran PKn sebesar 75% siswa kurang aktif dalam belajar PKn. Sementara menurut keterangan dari siswa masalah yang dikeluhkan siswa adalah terlalu monotonnya pelaksanaan proses pembelajaran di kelas terutama dalam penggunaan metode. Metode yang digunakan guru yaitu berupa ceramah, yang terkesan membosankan dan kurang menarik sehingga menyebabkan kurangnya minat siswa untuk mengikuti pelajaran, selain itu pembelajaran PKn membuat mereka bosan dan tidak menarik karena materinya yang terlalu banyak teori. Dalam pembelajaran PKn yang isi muatan materinya berupa teori dan hapalan, mengakibatkan para siswa dituntut untuk menghapal materi-materi secara konseptual saja. Akan tetapi hal ini justru membuat siswa menjadi merasa jenuh, malas dan pembelajaran di kelas akan terasa tidak hidup. Dalam masalah seperti ini guru PKn perlu mencari pemecahan agar siswa merasa terlibat dan berkesan dalam pembelajaran PKn. Dengan adanya permasalahan tersebut, maka penulis dan guru sebagai pelaksana pendidikan berkewajiban untuk berperan serta dalam upaya perbaikan pembelajaran. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan penulis dan dengan melihat permasalahan yang muncul ketika itu, maka penulis mencoba untuk menerapkan suatu model pembelajaran yaitu model pembelajaran snowball throwing. Dalam penerapan model pembelajaran snowball throwing menuntut

3 siswa untuk dapat aktif dalam proses pembelajaran, siswa tidak harus duduk diam dan mendengarkan penjelasan dari guru selama pembelajaran, namun aktif di dalam kelas sehingga siswa tidak merasa jenuh dengan pembelajaran yang monoton, karena dengan menerapkan model snowball throwing siswa tidak hanya bermain tetapi harus tetap serius dalam mengikuti pembelajaran. Kegiatan seseorang dalam pembelajaran inilah yang dinamakan partisipasi (Hamalik, 2003). Berpartisipasi berarti siswa memilih keterlibatan langsung baik fisik maupun secara psikis. Terkait dengan konsep aktivitas, bahwa setiap kegiatan belajar harus melibatkan diri setiap individu terjun mengalami. Kehadiran siswa secara fisik didalam kelas belum tentu akan membawa hasil belajar yang optimal jika tidak di sertai dengan keterlibatan fikiran, mental emosional secara maksimal. Suryadi (1983:ix) mengemukakan bahwa dewasa ini diharapkan tumbuh kesadaran yang makin kuat dikalangan pendidikan bahwa proses belajar mengajar itu akan lebih efektif apabila siswa aktif berpartisipasi dalam proses tersebut. Hal ini sejalan dengan Sudjana (1993:v) yang menyarankan bahwa kegiatan belajar partisipasi perlu dikembangkan karena kegiatan belajar ini cocok digunakan dalam mengembangkan potensi-potensi belajar para warga atau peserta didik untuk berperan aktif didalam belajar bersama. Partisipasi sangatlah penting dimiliki oleh setiap siswa. Kemampuan berpartisipasi itu adalah salah satu ciri dari warga negara yang baik (civic participation). Selain itu kembali pada hakikat dan tujuan PKn itu sendiri bahwa, mata pelajaran PKn adalah program pendidikan yang memiliki tujuan salah satunya untuk membentuk peserta didik agar memiliki kemampuan berpartisipasi

4 secara aktif, bermutu dan bertanggung jawab, bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Tujuan pendidikan kewaranegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dari warga negara yang taat kepada nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia. Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan penguasaan seperangkat ilmu dan keterampilan intelektual serta keterampilan untuk berperan serta. Untuk dapat mewujudkan keterampilan sosial dan mengobati permasalahan yang terjadi khususnya dalam partisipasi siswa, guru hendaknya tidak hanya menuntut siswa untuk menghapal materi-materi secara konseptual saja, tetapi lebih jauh siswa mampu mengaplikasikan secara cerdas dan bertanggung jawab. Guru juga harus mampu melaksanakan pembelajaran dengan multimedia, model dan teknik pembelajaran yang kompleks, sehingga pembelajaran tidak monoton dan dapat menciptakan pembelajaran aktif dan menyenangkan bagi siswa. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan pembelajaran PKn dalam membentuk warga negara yang baik, guru dapat menerapkan beberapa model pembelajaran. Dari sekian banyak model pembelajaran, salah satu diantaranya adalah dengan model pembelajaran snowball throwing. Pembelajaran partisipatif salah satunya bisa menggunakan model pembelajaran snowball throwing. Model pembelajaran snowball throwing merupakan salah satu model yang dapat membangkitkan motivasi siswa untuk berpartisipasi dalam pembelajaran. Disamping itu dapat membangkitkan

5 keberanian siswa dalam mengemukakan pertanyaan dengan tuntunan pertanyaan kepada teman lain maupun guru, juga melatih siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh temannya dengan baik. Selain itu merangsang siswa mengemukakan pertanyaan sesuai dengan topik yang sedang dibicarakan dalam pelajaran tersebut. Kemudian dapat mengurangi rasa takut siswa dalam bertanya kepada teman maupun guru serta melatih kesiapan siswa. Dan dengan menggunakan metode ini memungkinkan siswa saling memberikan pengetahuan. Peneliti lain yang sejenis menggunakan model pembelajaran snowball throwing adalah Ferayanti Puspaningrum S (2010) dalam skripsinya yang berjudul Penerapan model pembelajaran snowball throwing sebagai alat evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam materi menghargai persamaan kedudukan warga negara, menunjukkan bahwa model pembelajaran snowball throwing dapat meningkatkan pemahaman siswa, meningkatkan motivasi belajar siswa, meningkatkan keaktifan siswa dalam mengemukakan pendapat serta menciptakan suasana belajar yang relaks dan menyenangkan. Penelitian tersebut membuktikan bahwa model pembelajaran snowball throwing sangat penting untuk dikembangkan, karena dapat membantu memecahkan masalahnya di kelas seperti membantu dalam meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar di kelas dan terlebih dalam meningkatkan partisipasi siswa di kelas. Partisipasi siswa di kelas terutama pada saat pembelajaran sangat dibutuhkan, dengan partisipasi ini maka proses pelakonan terjadi dan pengenalan pengetahuan secara aplikatif, Berpartisipasi berarti siswa ikut ambil bagian dan berperan serta dalam kegiatan belajar mengajar

6 Salah satu alternatif yang dapat dilakukan guru untuk memperbaiki pelaksanaan pembelajaran guna meningkatkan partisipasi di kalangan siswa ialah dengan menggunakan model pembelajaran yang sesuai agar mendukung terlaksananya kegiatan belajar yang dapat meningkatkan partisipasi belajar siswa. Model pembelajaran snowball throwing merupakan salah satu modifikasi dari teknik bertanya yang menitik beratkan pada kemampuan merumuskan pertanyaan yang dikemas dalam sebuah permainan yang menarik yaitu saling melemparkan bola salju (snowball throwing) yang berisi pertanyaan kepada sesama teman. Metode yang dikemas dalam sebuah permainan ini membutuhkan kemampuan yang sangat sederhana yang bisa dilakukan oleh hampir setiap siswa dalam mengemukakan pertanyaan sesuai dengan materi yang dipelajarinya. Metode ini biasa dilakukan oleh beberapa kelompok yang terdiri dari lima sampai sepuluh orang yang memiliki kemampuan merumuskan pertanyaan yang ditulis dalam sebuah kertas menyerupai bola. Kemudian, kertas tersebut dilemparkan kepada kelompok lain untuk ditanggapi dengan menjawab pertanyaan yang dilemparkan tersebut. Metode ini juga dapat menciptakan suasana sangat rileks, menyenangkan dan tidak menakutkan untuk mengajukan pertanyaan. Secara tidak sengaja siswa mampu mengemukakan pertanyaan secara kritis dan sistematis dan tidak keluar dari materi esensial yang diajarkan. Dengan demikian model pembelajaran ini secara tidak langsung dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Hal ini disebabkan karena siswa terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan konteks yang ada di sekitar siswa sehinggga siswa akan mudah memahami materi yang telah diajarkan dan

7 memberikan peluang terjadinya proses aktif dimana siswa membangun sendiri pengetahuannya dengan memanfaatkan sumber belajar secara beragam. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut peneliti tertarik untuk mengangkat penelitian yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing dalam Meningkatkan Partisipasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. (Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas XII-A SMK 45 Lembang. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah utama yang akan diteliti adalah Bagaimana penerapan model pembelajaran snowball throwing dalam meningkatkan partisipasi belajar siswa pada pembelajaran PKn? Agar lebih spesifik lagi, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan penerapan model snowball throwing dalam meningkatkan partisipasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn di SMK 45 Lembang? 2. Kendala apa saja yang dihadapi guru dalam menerapkan model snowball throwing dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan? 3. Bagaimana upaya penanggulangan kendala-kendala dalam penerapan model snowball throwing di kelas XII-A SMK 45 Lembang? 4. Bagaimana kemampuan partisipasi belajar siswa pada pembelajaran PKn di SMK 45 Lembang setelah pelaksanaan model pembelajaran snowball throwing?

8 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tujuan Umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran nyata mengenai sejauh mana penerapan model pembelajaran snowball throwing dalam meningkatkan partisipasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. 2. Tujuan Khusus Sedangkan secara Khusus, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui: 1. Pelaksanaan penerapan model snowball throwing dalam meningkatkan partisipasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn di SMK 45 Lembang. 2. Kendala apa saja yang yang dihadapi guru dalam menerapkan model pembelajaran snowball throwing dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. 3. Upaya penanggulangan kendala-kendala dalam penerapan model snowball throwing di kelas XII-A SMK 45 Lembang. 4. Kemampuan partisipasi belajar siswa pada pembelajaran PKn di kelas XII-A SMK 45 Lembang setelah pelaksanaan model pembelajaran snowball throwing.

9 D. Manfaat Penelitian Secara umum penelitian ini diharapkan dapat berguna baik secara teoritis maupun secara praktis. 1. Secara Teoritis Sebagai suatu karya ilmiah maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan dunia pendidikan terutama bagi peningkatan kualitas pembelajaran PKn, serta diharapkan dapat memberikan sumbangan teoritis berupa konsep-konsep baru tentang peningkatan dan pengembangan partisipasi belajar siswa. Hasil penelitian ini dapat memberikan suatu gambaran tentang pengaruh penerapan model pembelajaran snowball throwing dalam meningkatkan partisipasi siswa pada pembelajaran PKn. Selain itu dapat bermanfaat bagi tercapainya metode pembelajaran dimana siswa dibelajarkan dalam keadaan nyata dan simulatif, serta dapat membangkitkan partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran. 2. Secara Praktis Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi bagi berbagai pihak, terutama pihak-pihak yang berhubungan dengan dunia Pendidikan seperti: a. Bagi Guru 1) Mendorong para guru untuk melihat model snowball throwing sebagai suatu alternatif menarik dalam meningkatkan partisipasi belajar siswa di sekolah.

10 2) Guru dapat berkembang secara professional karena dapat menunjukkan bahwa ia mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran yang diterapkan juga sebagai bahan acuan agar guru lebih kreatif lagi dalam menciptakan model-model baru. b. Bagi Siswa 1) Meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar di kelas dan membantu siswa dalam mengatasi permasalahan dalam belajar baik dengan diri sendiri maupun dengan orang lain. Serta membelajarkan siswa agar bertanggung jawab terhadap dirinya maupun terhadap temannya. 2) Sebagai bahan bagi siswa untuk lebih aktif dan berpartisipasi terhadap pembelajaran PKn, selain itu dengan model pembelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran dapat memotivasi belajar siswa untuk antusias terhadap pelajaran PKn. c. Bagi sekolah 1) Sekolah dapat mengoptimalkan sumber daya yang tersedia untuk memajukan sekolahnya melalui penerapan model pembelajaran. 2) Sebagai masukan untuk bahan pertimbangan bagi peningkatan kualitas pembelajran PKn dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di SMK 45 Lembang. d. Bagi jurusan PKn 1) Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi jurusan PKn untuk lebih meningkatkan kualitas pembelajran terhadap para

11 mahasiswa yang dibimbing dan lebih kreatif dalam menciptakan modelmodel pembelajaran yang baru. 2) Membantu mahasiswa PKn apabila akan melakukan penelitian yang topiknya sama. 3) Menambah referensi kepustakaan jurusan PKn khususnya yang berhubungan dengan penelitian mengenai penerapan model snowball throwing untuk meningkatkan partisipasi belajar siswa. E. Definisi Operasional Definisi operasional diperlukan untuk menghindari terjadinya kesalah pahaman atau agar tidak terjadi penafsiran yang berbeda dalam mengartikan istilah-istilah judul penulisan ini. Adapun istilah yang perlu di tegaskan adalah sebagai berikut: 1. Pembelajaran Pembelajran adalah proses komunikasi transaksional yang bersifat timbal balik baik guru dengan siswa, siswa dengan siswa untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (tim pengembang MKDU kurikulum dan pembelajaran, 2002:48). 2. Model Pembelajaran Snowball Throwing Model pembelajaran snowball throwing merupakan salah satu modifikasi dari teknik bertanya yang menitik beratkan pada kemampuan merumuskan pertanyaan yang dikemas dalam sebuah permainan yang menarik yaitu saling melemparkan bola salju (snowball throwing) yang berisi pertanyaan kepada sesama teman. Metode yang dikemas dalam sebuah permainan ini membutuhkan

12 kemampuan yang sangat sederhana yang bisa dilakukan oleh hampir setiap siswa dalam mengemukakan pertanyaan sesuai dengan materi yang dipelajarinya. 3. Partisipasi Belajar Partisipasi menurut Hamalik (2003:96) merupakan keterlibatan seseorang dalam kegiatan penbelajaran. Pendekatan pembelajaran yang mampu melibatkan siswa secara langsung aktif melakukan perbuatan yang hasilnya akan lebih efektif dibandingkan dengan pendekatan yang hanya sekedar menuangkan pengetahuanpengetahuan informasi. 4. Pendidikan Kewarganegaraan Pendidikan kewarganegaraan ialah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio, kultural, bahasa, usia, suku bangsa untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil dan berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945 (Permendiknas RI No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi). F. Asumsi Asumsi atau anggapan dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang akan berfungsi sebagai hal-hal yang akan dipakai untuk berpijak bagi peneliti dalam melaksanakan penelitiannya (Suharsimi, 2002:22). Dalam penelitian ini penulis menyusun asumsi tindakan bahwa penerapan model pembelajaran snowball throwing dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan mampu meningkatkan partisipasi belajar siswa. Adapun yang menjadi dasar penyusunan asumsi tersebut yaitu sebagai berikut:

13 1. Belajar pada hakikatnya merupakan pengembangan struktur informasi pengetahuan pada diri siswa (Astriyani, 2009:10). Belajar akan berlangsung sangat efektif apabila berada dalam keadaan yang nyaman, rileks dan menyenangkan (Herwono, 2005:7). 2. Model pembelajaran snowball throwing merupakan salah satu modifikasi dari teknik bertanya yang menitik beratkan pada kemampuan merumuskan pertanyaan yang dikemas dalam sebuah permainan yang menarik yaitu saling melemparkan bola salju (snowball throwing) yang berisi pertanyaan kepada sesama teman. Metode yang dikemas dalam sebuah permainan ini membutuhkan kemampuan yang sangat sederhana yang bisa dilakukan oleh hampir setiap siswa dalam mengemukakan pertanyaan sesuai dengan materi yang dipelajarinya. Metode ini dapat menciptakan suasana sangat rileks, menyenangkan dan tidak menakutkan untuk mengajukan pertanyaan. Secara tidak sengaja siswa mampu mengemukakan pertanyaan secara kritis dan sistematis dan tidak keluar dari materi esensial yang diajarkan. Dengan demikian, penerapan metode snowball throwing dapat membangkitkan motivasi siswa untuk berpartisipasi dalam pembelajaran. 3. Partisipasi menurut Hamalik (2003:96) merupakan keterlibatan seseorang dalam kegiatan penbelajaran. Pendekatan pembelajaran yang mampu melibatkan siswa secara langsung aktif melakukan perbuatan yang hasilnya akan lebih efektif dibandingkan dengan pendekatan yang hanya sekedar menuangkan pengetahuan-pengetahuan informasi.

14 G. Hipotesis Tindakan Dalam suatu penelitian diperlukan hipotesis guna memperjelas arah pengujian terhadap masalah yang diteliti. Hal ini dijelaskan oleh Hasan (2002:50) sebagai berikut: Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara dari permasalahan penelitian yang biasa dirumuskan dalam bentuk yang dapat diuji secara empirik. Dalam suatu penelitian hipotesis merupakan pedoman karena data yang dikumpulkan adalah data yang berhubungan dengan variabel-variabel yang dinyatakan dalam hipotesis tersebut. Berdasarkan masalah yang berhasil diidentifikasi, peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut: Jika dalam proses pembelajaran PKn diterapkan model pembelajaran snowball throwing, maka partisipasi belajar siswa kelas XII-A SMK 45 Lembang akan meningkat. H. Metode dan Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Penelitian Mengingat bentuk dari penelitian yang dilaksanakan adalah suatu kajian reflektif dalam rangka mengatasi masalah pembelajaran berupa rendahnya partisipasi belajar siswa dalam proses pembelajaran PKn, maka metode yang tepat untuk digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (classroom Action Research). Arikunto (2009:3) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan perencanaan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Sedangkan

15 Suharjono (2009:59) mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/ meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Peneliti menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan pertimbangan bahwa dalam melaksanakan suatu penelitian yang sifatnya ilmiah di perlukan pemilihan dan penggunaan metode penelitian yang tepat, sehingga tujuan penelitian yang telah di tentukan pada akhirnya akan tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Penggunaan metode Penelitian Tindakan kelas ini pun sudah di sesuaikan dengan masalah yang akan diteliti yaitu mengenai rendahnya partisipasi belajar siswa, yang harus dicari solusi pemecahannya melalui tindakan kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas berbentuk daur ulang atau siklus yang mengacu pada Model Kemmis dan Taggart (Hopkins, 1993:48). Dimana setiap siklusnya terdiri atas empat tahapan tindakan yang meliputi: perencanaan tindakan (joint planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Penelitian tindakan kelas ini merupakan bagaimana guru atau sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Guru dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka dan melihat pengaruh nyata dari upaya dengan ciri utamanya adalah adanya tindakan yang berulang dan metode utamanya adalah refleksi diri yang bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran.

16 Mengingat masalah yang akan diteliti dalam penelitian tindakan kelas memerlukan pengamatan dan penelitian yang mendalam, maka pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif dipakai untuk menggambarkan permasalahan yang dihadapi guru di kelas dan untuk menggambarkan penerapan model Snowball throwing di kelas dengan menggunakan wawancara dan lembar observasi. Sedangkan pendekatan kuantitatif dipakai untuk mengukur perkembangan tingkat partisipasi belajar siswa dan tanggapan siswa terhadap diterapkannya model pembelajaran ini dengan angket. 2. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Observasi atau pengamatan adalah kegiatan pemusatan perhatian terhadap objek dengan menggunakan seluruh alat indera (Arikunto, 1996:145). observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara peneliti mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti. Observasi dalam penelitian ini dilakukan di kelas XII-A SMK 45 Lembang yang ditujukkan untuk memperoleh gambaran nyata mengenai penerapan model pembelajaran snowball throwing dalam meningkatkan partisipasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn di SMK 45 Lembang. b. Wawancara merupakan dialog yang di lakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Arikunto, 2002 : 132). Teknik wawancara ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang pelaksanaan

17 penerapan model snowball throwing dalam meningkatkan partisipasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn di SMK 45 lembang, Kendala apa saja yang dihadapi guru dalam menerapkan model pembelajaran snowball throwing pada pembelajaran PKn, upaya penangulangan kendala-kendala dalam penerapan model pembelajaran snowball throwing di kelas XII-A SMK 45 lembang, dan Kemampuan partisipasi belajar siswa pada pembelajaran PKn di SMK 45 Lembang setelah pelaksanaan model pembelajaran snowball throwing. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan kepada guru PKn kelas XII-A dan siswa kelas XII-A. c. Studi Literatur, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable berupa catatan, transkrif, buku-buku, surat kabar, majalah, prasasti dan sebagainya (Arikunto, 2002:202). Studi literatur dalam penelitian ini yaitu mempelajari buku-buku sumber untuk mendapatkan data atau informasi teoritis yang berhubungan dengan masalah yang diteliti yakni permasalahan pembelajaran snowball throwing dalam meningkatkan partisipasi belajar siswa. d. Studi Dokumentasi digunakan untuk mempelajari dokumen seperti daftar nama dan jumlah siswa. Daftar hadir siswa, daftar nilai siswa dan lain-lain. Studi dokumentasi untuk melengkapi data dari teknik pengumpulan data. Studi dokumentasi dalam penelitian ini berupa mempelajari dokumen-dokumen yang ada seperti satuan pelajaran, format penilaian dan transkrip nilai hasil belajar siswa yang bertujuan untuk mendapat informasi yang berkaitan dengan pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing.

18 e. Perangkat test Perangkat test berbentuk pertanyaan untuk test baik secara lisan maupun tulisan yang digunakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran snowball throwing. f. Catatan lapangan Catan lapangan menurut Bogdan dan Bikle (dalam Moleong, 2005:209) adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif. g. Angket Menurut Suherman (2003:56) angket adalah sebuah daftar pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab oleh orang yang akan dievaluasi (responden). Angket berfungsi sebagai pengumpulan data. Data tersebut dapat berupa keadaan atau data diri, pengalaman, pengetahuan, sikap, pendapat mengenai suatu hal. Angket digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan model pembelajaran snowball throwing. I. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Adapun yang menjadi lokasi atas penelitian yang penulis teliti adalah SMK 45 Lembang yang berlokasi di jalan Barulaksana no.138 Lembang Kabupaten Bandung Barat. Alasan peneliti mengambil lokasi penelitian ini yakni atas dasar pertimbangan sebagai berikut:

19 a) Berdasarkan hasil observasi awal diperoleh informasi bahwa di SMK 45 Lembang kelas XII-A mempunyai beberapa masalah yang ditemukan dalam proses pembelajaran menyangkut rendahnya tingkat partisipasi siswa dalam pembelajaran PKn. b) Adanya keterbukaan dari pihak sekolah terutama guru mata pelajaran PKn terhadap penelitian yang akan dilaksanakan. c) Sekolah tersebut merupakan tempat PLP peneliti, sehingga dengan pemilihan sekolah tersebut diharapkan akan lebih mempermudah dalam proses penelitian yang akan dilaksanakan. 2. Subjek Penelitian Berdasarkan uraian di atas yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah: a) Guru mata pelajaran PKn kelas XII-A di SMK 45 Lembang. Hal ini didasarkan bahwa guru sebagai pihak yang dapat memberikan informasi berkenaan dengan model pembelajaran snowball throwing dalam upaya meningkatkan partisipasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn. b) Siswa-siswi kelas XII-A SMK 45 Lembang. Pemilihan kelas XII-A sebagai subjek dalam penelitian ini didasarkan pada pertimbangan bahwa kelas tersebut mempunyai masalah sesuai dengan identifikasi masalah yang dipaparkan, sebagian siswa di kelas tersebut pasif atau kurang melibatkan diri dalam setiap kegiatan pembelajaran PKn sehingga tingkat partisipasinya dinilai rendah.