BAB I PENDAHULUAN. kesehatan (Nuraida dkk, 2014). Sedangkan pada kenyataannya masih banyak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Anak usia sekolah merupakan generasi penerus bangsa dan sumber daya

I. PENDAHULUAN. Pada era globalisasi keadaan gizi masyarakat yang baik menjadi salah satu cara

BAB 1 : PENDAHULUAN. disebut penyakit bawaan makanan (foodborned diseases). WHO (2006)

sekolah dengan upaya promotif dan preventif (Simon, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai

BAB I PENDAHULAUAN. optimal diselenggarakan upaya kesehatan dengan pemeliharan dan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. penanganan secara komprehensif, karena masalah gigi berdimensi luas serta mempunyai

PROGRAM DOKTER KECIL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi

Terciptanya kondisi lingkungan yang kondusif yang terbebas dari : Pengertian UKS

I. PENDAHULUAN. terkontaminasi baik secara bakteriologis, kimiawi maupun fisik, agar

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. proporsinya yang tinggi dalam keseluruhan populasi rakyat Indonrsia

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah individu yang berusia tahun. Masa remaja

BAB VII PENUTUP. 1. Lebih dari separoh responden mengalami karies gigi di Sekolah Dasar Negeri

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada

berturut-turut sebesar 10,7 persen dan 7,7 persen.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari

BAB 1 PENDAHULUAN. mencakup pangan yang bergizi dan aman dikonsumsi (Kemenkes, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dermawan (2012) dan Mubarak, Chayatin, Santoso (2012) Upaya Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan usaha

BAB 1 : PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Diare adalah penyebab kematian yang kedua pada anak balita setelah

Isu Pengelolaan Higiene Sanitasi

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anak usia sekolah di Indonesia ± 83 juta orang (

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu prioritas pangan yang menjadi perhatian serius adalah pangan

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sehat merupakan hak setiap individu agar dapat melakukan segala

UKS (USAHA KESEHATAN SEKOLAH)

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Oleh karena itu tingkat kesehatannya perlu dibina dan. Gizi menjadi penting bagi anak sekolah karena selain dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tahun 1980 ditingkatkan menjadi keputusan bersama antara Depdik-bud dan Depkes

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diare adalah perubahan frekuensi dan konsistensi tinja. World Health

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang termasuk Indonesia (Depkes RI, 2007). dan balita. Di negara berkembang termasuk Indonesia anak-anak menderita

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan mental. Pertumbuhan serta perkembangan fisik memiliki. hubungan yang erat dengan status gizi anak dan konsumsi makanan

BAB II KAJIAN TEORI. prinsip hidup sehat dalam kehidupan peserta didik sehari-hari (Ahmad

KUESIONER SEKOLAH. 1. Nama Sekolah : 2. NSPN : 3. Alamat Sekolah :

BAB I PENDAHULUAN. menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. aman dapat menimbulkan gangguan kesehatan bahkan keracunan. Penentuan

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu keadaan yang sehat telah diatur dalam undang-undang pokok kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. 2004). Anak membeli jajanan menurut kesukaan mereka sendiri dan tanpa

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pokok manusia dalam menjalankan kehidupannya. Makanan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Letusan penyakit akibat pangan (food borne diseases) dan kejadiankejadian

BAB I PENDAHULUAN. saing manusia akan meningkat yang berpengaruh terhadap kelanjutan serta kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan Balai Besar Pengawas Obat dan. Makanan (BPOM) per 2013 menyatakan PJAS (Panganan Jajanan Anak

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dalam melaksanakan pembangunan nasional. Untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Makanan jajanan dapat memberikan kontribusi zat gizi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. Masalah keamanan pangan (food safety) masih merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk dikonsumsi. Maka dari itu, dalam hal ini higienitas sangat berperan penting

BAB I PENDAHULUAN. akan menimbulkan penyakit bagi yang mengkonsumsinya (Fardiaz, 1993).

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan bangsa khususnya pada Program Pendidikan Dasar, anak usia

BAB I PENDAHULUAN. Berwawasan Kesehatan, yang dilandasi paradigma sehat. Paradigma sehat adalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan lain yang

USULAN PENELITIAN DOSEN PEMULA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal. Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berkualitas. Salah satu upaya yang strategis untuk meningkatkan

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*)

BAB I PENDAHULUAN. agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. sedang istirahat di sekolah. Hal tersebut terjadi karena jarangnya orang tua

BAB I PENDAHULUAN. 131/Menkes/SK/II/2004 dan salah satu Subsistem dari SKN adalah Subsistem

BAB 1 PENDAHULUAN. antara 6-12 tahun (Adriani dan Wirjatmadi, 2012). FAO mendefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan yang semakin muncul di permukaan. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu jenis makanan yang sering dikonsumsi dan dikenal oleh banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi masalah adalah kebiasaan jajan dikantin atau warung di sekitar

BAB I PENDAHULUAN. energi untuk fungsi organ dan pergerakan badan, untuk mempertahankan suhu

BAB I PENDAHULUAN. ditinggalkan dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa makan dan minum yang

memerlukan makanan yang harus dikonsumsi setiap hari, karena makanan merupakan sumber energi dan berbagai zat bergizi untuk mendukung hidup

BAB I PENDAHULUAN. dan pembinaan dari pemerintah. Akibat kemajuan ilmu teknologi pangan di dunia

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar (SD) adalah membeli jajanan di sekolah. Ketertarikan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam makanan. Kurangnya perhatian terhadap hal ini telah sering

BAB I PENDAHULUAN yaitu dimana bangsa Indonesia hidup dalam lingkungan sehat.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan media untuk dapat berkembang biaknya mikroba atau kuman.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 pasal 48 telah. kesehatan keluarga, perbaikan gizi, pengawasan makanan dan minuman,

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bahan makanan. Zat gizi yaitu zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan

Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyakit diare masih merupakan masalah global dengan morbiditas dan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. menular maupun tidak menular (Widyaningtyas, 2006). bayi dan menempati posisi pertama angka kesakitan balita.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. makanan, kantin, swalayan di jalanan dan tempat-tempat keramaian umum

BAB I PENDAHULUAN. Pangan atau makanan merupakan kebutuhan primer setiap. manusia.keamanan serta kebersihan makanan tersebut menjadi faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan hidup manusia di zaman modernisasi, namun pendidikan terasa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kesehatan sebenarnya telah diatur dalam UU No.9 Tahun 1960

UNIT KESEHATAN SEKOLAH (UKS) Indah Prasetyawati Tri Purnama Sari Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan baik. Perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan telah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2015 yaitu di Filipina 14,6 %, Timor Leste 15,2%, Kamboja 14,6%, Peru 16 %, dan Kolombia 14,6 % (Pinzón-Rondón, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. seluruh daerah geografis di dunia. Menurut data World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. umur termasuk murid Sekolah Dasar (SD) (Kepmenkes, 2010).

SOSIALISASI PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH (PJAS) YANG AMAN DI SDN 8 LANGKAI KOTA PALANGKARAYA.

Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan jajanan yang sehat sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak usia sekolah. Makanan jajanan sehat adalah makanan jajanan yang mengandung zat gizi yang dibutuhkan seorang anak untuk dapat hidup sehat dan produktif. Makanan tersebut harus bersih, tidak kadaluarsa, dan tidak mengandung bahan kimia maupun mikroba berbahaya bagi kesehatan (Nuraida dkk, 2014). Sedangkan pada kenyataannya masih banyak yang jajanan yang berbahaya bagi kesehatan, di karenakan kebiasan anak jajan sembarangan di sekolah. Perilaku jajan anak sekolah perlu mendapat perhatian khusus karena anak sekolah merupakan kelompok yang rentan terhadap penularan bakteri dan virus yang di sebarkan melalui makanan, atau biasa di sebut food borne diseases (Suci, 2009). Profil Jajanan Anak Sekolah (PJAS) berdasarkan pengawasan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dari tahun 2006-2010 menunjukkan sebanyak 40-44 persen jajanan anak sekolah tidak memenuhi syarat keamanan pangan. Jajanan di sekolah tersebut mengandung bahan berbahaya seperti formalin, boraks serta dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti diare, hepatitis, dan sebagainya (Kompas, 2011). Angka kejadian diare di Indonesia tahun 2014 diare sebesar 1,14% yang diseharusnya <1% (Kemenkes, 2014). Di Sumatera Barat tahun 2013 1

2 penyakit terbanyak yang ditularkan melalui makanan dan air adalah diare dengan insiden 3,1% dan hepatitis dengan insiden 1,2%. Sedangkan di kota Padang tahun 2014 diare pada umur 5-14 tahun yang terdiagnosa dengan insiden 2,2% dan dengan gejala 2,9% (Riskesdas, 2013). Dari data di atas menunjukan masih terjadinya penularan penyakit yang di sebabkan dari makanan yang tidak sehat. Dewasa ini murid sekolah suka mengkonsumsi jajanan makanan siap saji atau makanan tidak sehat yang mengandung penyedap rasa dan pewarna mencolok, sehingga tidak memerhatikan dan mengetahui sehat atau tidaknya makanan yang di konsumsi. Hasil penelitian tentang jajanan anak sekolah di dapatkan (45%) jajanan yang beredar berbahaya, kejadian luar biasa (19%) kasus keracunan terjadi di sekolah, dan (78,57%) yang menimpa anak sekolah dasar (Kristianto dkk, 2013). Sedangkan penelitian pengetahuan murid tentang jajanan sehat di dapatkan hanya 24,7% subjek yang mempunyai pengetahuan dengan kategori baik (Ariandani, 2011). Dari fenomena tersebut, pentingnya pendidikan kesehatan tentang perilaku dan pengetahuan memilih jajanan sehat adalah solusi yang tepat di berikan sedini mungkin ke murid di bangku sekolah dasar. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) berkontribusi besar dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan di sekolah. UKS adalah wadah yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan yang optimal bagi warga sekolah (Effendy, 2012). UKS adalah bagian dari usaha kesehatan pokok yang menjadi beban tugas puskesmas yang ditujukan kepada murid

3 sekolah beserta lingkungan sekolah, untuk mencapai keadaan kesehatan murid yang baik dan sekaligus meningkatkan prestasi belajar di sekolah (Depkes, 2009). Hal ini menunjukan tugas besar bagi tenaga kesehatan khususnya di puskesmas dalam membantu pelaksanaan UKS. UKS di Indonesia dirintis sejak tahun 1956, namun dalam pelaksanaannya hingga saat ini masih belum optimal dan belum sesuai dengan yang diharapkan. Hasil penelitian pelaksanaan UKS di Sekolah Dasar (SD), di kota Malang terlaksana 80%, di Mojokerto terlaksana 81,08 %, dan Kuranji kota Padang terlaksana 70,18% (Candrawati& Widiani, 2015; Rizqy, 2015; Kurniawan, 2015). Penelitian oleh Abdul (2013) di Tabongo menunjukkan adanya perbedaan pelaksanaan UKS antar SD. Meskipun memiliki standarisasi yang sama dalam pelaksanaan UKS, dari hasil penelitian menunjukan perbedaan pelaksanaan UKS SD sehingga berpengaruh pada pelaksanaan program UKS. Pelaksanaan UKS bertujuan memupuk kebiasaan hidup sehat dan meningkatkan derajat kesehatan murid yang di dalamnya meliputi memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat, perilaku memilih makanan jajanan sehat, serta tidak terjerumus dalam penyalahgunaan narkotika, alkohol, merokok yang dapat merusak kesehatan (Kemenkes, 2014). Peningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan murid dilakukan sedini mungkin melalui program UKS. Program tersebut terdiri dari pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan

4 sekolah sehat yang dikenal dengan nama tiga program pokok Usaha Keshatan Sekolah/ Trias UKS (Effendy, 2012). Pelaksanaan program pendidikan kesehatan di SD meliputi peningkatan pengetahuan menjaga kesehatan diri, pengenalan makanan sehat, kebersihan lingkungan, pengenalan cara mencuci tangan pakai sabun, dan sebagainya. Pelaksanaan program pelayanan kesehatandi SD meliputi upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Pelaksanaan program pembinaan lingkungan sekolah sehat meliputi lingkungan fisik terdiri dari: ruang kelas, ruang UKS, kantin sekolah, dan sebagainya serta lingkungan non fisik terdiri dari: perilaku membuang sampah pada tempatnya, mencuci tangan menggunakan sabun dan air bersih mengalir, dan perilaku memilih makanan jajanan sehat (Kemenkes, 2014). Perawat sebagai Tim Pembina UKS (TPUKS) mengambil peran besar dalam kelancaran pelaksanaan UKS yaitu sebagaipelaksana asuhan keperawatan di sekolah, sebagaipengelola dalam pelaksanaan kegiatan UKS, dan sebagaipenyuluh dalam bidang kesehatan seperti memberikan penyuluhan perilaku memilih jajanan sehat dan sebagainya (Effendy, 2012).Peran tersebut diharapkandapat meningkatkan prilaku hidup sehat pada siswa sekolah. Pelaksanaan program UKS di setiap sekolah dasar bagian dari tanggung jawab puskesmas setempat yang merupakan lambang dari kerja sama lintas sektoral. Puskesmas Pauh adalah salah satu puskesmas yang ada di kota Padang. Laporan Puskesmas Pauh tahun 2014 menyatakan bahwa

5 pelaksanaan program UKS di tingkat SD adalah 100%. Meskipun demikian, masih ditemukan kasus diare pada anak usia sekolah di wilayah kerja puskesmas Pauh yang salah satunya di sebabkan dari makanan tidak sehat. Data laporan tahunan puskesmas Pauh menunjukkan terjadi peningkatan kasus diare khususnya terjadi di kelurahan Limau Manis tahun 2014 ditemukan 69 kasus diare pada anak berumur 5 tahun, dan peningkatan jumlah kasus dari 110 kasus tahun 2014 menjadi 120 kasus tahun 2015, dan naik peringkat ke dua dari peringkat ke tiga terbanyak sebelumnya (Puskesmas Pauh, 2015). Salah satu SD binaan Puskesmas Pauh di kelurahan Limau Manis adalah SDN 14 Pauh. Secara geografis SDN14 Pauh terletak di pinggir kota Padang dan cukup jauh dari Puskesmas Pauh. Data tahun 2016 terdapat 141 murid yang bersekolah di SDN14 Pauh serta fasilitas yang menunjang kesehatan murid, 1 buah UKS, 3 buah tempat MCK, dan belum memiliki kantin sekolah (Dinas Pendidikan Padang, 2016). Keadaan ini mempengaruhi kesehatan murid dari segi ketersedian makanan jajanan sehat karena tidak memiliki kantin sekolah di bandingkan sekolah dasar lain di Pauh khususnya kelurahan Limau Manis yang memiliki kantin sekolah. Dari hasil observasi peneliti ke SDN 14 Pauh pada tanggal 19 Maret 2016 mengenai perilaku siswa memilih makanan jajanan sehat, sebagian siswa suka jajan di luar lingkungan sekolah. Hal ini di sebabkan karena di lingkungan sekolah tidak memiliki kantin. Siswa terlihat lebih tertarik membeli jajanan siap saji atau jajanan tidak sehat yang mengandung

6 penyedap dan pewarna buatan seperti makanan ringan berupa chiki-chiki dan snack dibandingkan membeli jajanan dibuat industri rumah tangga lebih sehat seperti bakwan, tahu, dan sebagainya ada di warung dekat sekolah. Dari observasi juga terlihat 4 orang siswa yang ada di luar perkarangan sekolah sebelum makan jajanan tanpa mencuci tangan, tanpa mrnggunakan jepitan gorengan ketika mengambil gorengan, dan tanpa melihat tanggal kadaluarsa jajanan yang di beli. Dari wawancara peneliti pada tanggal 27 April 2016 tentang pengetahuan cara melihat tanggal kadaluarsa, dari 7 orang siswa kelas III dan kelas IV, 3 di antaranya tidak mengetahui cara melihat tanggal kadaluarsa jajanan, dan 4 di antaranya mengetahui hal tersebut namun tidak di lakukan karena merasa tidak penting dibandingkan rasa jajanan. Dari fenomena di SDN 14 Pauh merupakan salah satu fenomena bukti belum optimalnya pelaksanaan UKS SDN 14 melalui program pembinaan lingkungan sehat khususnya tentang perilaku memilih jajanan sehat, sehingga tingginya kemungkinan terjadi penularan penyakit yang disebabkan makanan dan minum yang tidak tidak sehat. Berdasarkan fenomena di atas mengenai perilaku murid sekolah dasar tentang jajanan sehat yang merupakan bahagian dari program UKS khusunya di SDN 14 Pauh kota Padang, sehingga peneliti akan melakukan penelitian tentang Gambaran Perilaku Murid tentang Jajanan Sehat sebagai Program Usaha Kesehatan Sekolah di Sekolah Dasar Negeri 14 Pauh Kota Padang Tahun 2016.

7 B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, rumusan masalah yang akan dibahas oleh peneliti yaitu bagaimana gambaran perilaku murid tentang jajanan sehat sebagai program Usaha Kesehatan Sekolah di Sekolah Dasar Negeri 14 Pauh Kota Padang Tahun 2016? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini di bagi menjadi dua : 1. Tujuan Umum teridentifikasinya gambaran perilaku murid tentang jajanan sehat sebagai program Usaha Kesehatan Sekolah di Sekolah Dasar Negeri 14 Pauh Kota Padang Tahun 2016. 2. Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus pada penelitian ini sebagai berikut : a) Terindentifikasinya karakteristik murid SDN 14 Pauh berdasarkan jenis kelamin, umur, dan kelas tahun 2016 b) Terindentifikasinya pengetahuan murid SDN 14 Pauh tentang jajanan sehat menurut kategori, kelas, dan analisis item pengetahuan tahun 2016 c) Terindentifikasinya sikap murid SDN 14 Pauh tentang jajanan sehat menurut kategori, kelas, dan analisis item sikap tahun 2016 d) Terindentifikasinya prevalensi murid SDN 14 Pauh mengkonsumsi jajanan sehat menurut kategori, kelas, dan jenis jajanan tahun 2016.

8 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat penelitian bagi sekolah Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan pengetahuan dan informasi tentang perilaku murid sekolah dasar tentang jajanan sehat kepada masyarakat sekolah dasar khususnya SDN 14 Pauh Kota Padang sebagai salah satu masukan dalam meningkatkan upaya pelaksanaan program UKS. 2. Manfaat penelitian bagi puskesmas Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan efektifitas kerja puskesmas dalam mengelola kesehatan murid sekolah wilayah kerja puskesmas Pauh melalui program UKS. 3. Manfaat penelitian bagi instansi pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memeberikan gambaran tentang pelaksanaan program UKS khususnya perilaku tentang jajanan sehat, sehingga dapat berkolaborsi antara instansi pendidikan dengan lintas sektoral dalam mengelola dan membantu peningkatan mutu pendidikan yang di awali dengan derajat kesehatan murid yang baik melalui pelaksanaan program-program UKS yang ada. 4. Manfaat penelitian bagi peneliti lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya bidang keperawatan dan menjadi salah satu landasan gambaran untuk penelitian berikut, agar mampu dalam

9 menganalisis dan meneliti tentang jajanan sehat dengan lingkup yang lebih luas serta faktor yang mempengaruhinya.