BAB V PENUTUP. 1. Pendapat ulama Muhammadiyah dan Nahd atul Ulama (NU) di kota. Banjarmasin tentang harta bersama.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. orang lain yang bergantung hidup kepadanya. yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

TINGKAT KESADARAN HUKUM ISTERI DALAM PERKARA CERAI GUGAT S K R I P S I

DAFTAR PUSTAKA A. Buku-Buku

BAB V PENUTUP. harta milik tidak sempurna di Veeva Rent Car n Motor Malang maka peneliti

BAB V PENUTUP. kewajiban memberikan nafkah pemeliharaan anak tersebut. nafkah anak sebesar Rp setiap bulan.

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri. Ikatan lahir ialah

DAFTAR PUSTAKA. Abdullah Siddik, Hukum Perkawinan Islam, Tintamas, Jakarta, Indonesia, Kencana, Jakarta, 2010.

DAFTAR PUSTAKA. Jakarta: Raja Grafindo Persada, Abdurrahman 1 Doi, Perkawinan dalam Syari ah Islam, Syari at

BAB I PENDAHULUAN. hukum adat maupun hukum Islam. Dalam hukum adat, harta bersama. masing-masing pihak baik suami maupun istri adalah merupakan harta

DAFTAR PUSTAKA. Sastroatmojo, Arso, 2008, Hukum Perkawinan, Bulan Bintang, Jakarta. Abdurrahman, 2003, Masalah-Masalah Hukum Perkawinan Di Indonesia,

DAFTAR PUSTAKA. Abdillah Muhammad Abi bin Ismail al-bukhari, Shahih Bukhari, (Indonesia: Maktabah Dakhlan, t.th) juz II.

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan yang ada di negara kita menganut asas monogami. Seorang pria

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. masalah Penyelesaian Pembagian Sepertiga Harta Bersama yang

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG HARTA DALAM PERKAWINAN ISLAM. harta kerabat yang dikuasai, maupun harta perorangan yang berasal dari harta

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran-saran

STUDI PERBANDINGAN TENTANG HUBUNGAN HIBAH DENGAN WARIS MENURUT KOMPILASI HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG UNDANG HUKUM PERDATA

BAB I PENDAHULUAN. hidup atau sudah meninggal, sedang hakim menetapkan kematiannya. Kajian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA. Asmawi, Mohammad. Nikah (dalam Perbincangan dan Perbedaan). Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Perkawinan Tahun 1974, melakukan perkawinan adalah untuk menjalankan kehidupannya dan

DAFTAR PUSTAKA. Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta: Akademiko Pressindo, 1992).

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Nafi, Muhammad Fuad, Shahih Muslim, (Indonesia: H)

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN

BAB IV PENUTUP. hukum, baik itu dari bahan hukum Islam dan bahan-bahan hukum Positif. Maka

BAB II TINJAUAN UMUM HARTA BERSAMA DAN TATA CARA PEMBAGIAN HARTA BERSAMA

TINJAUAN YURIDIS DAMPAK PERKAWINAN BAWAH TANGAN BAGI PEREMPUAN OLEH RIKA LESTARI, SH., M.HUM 1. Abstrak

BAB II HARTA BERSAMA DALAM PERKAWINAN

BAB V PERSAMAAN DAN PERBEDAAN WASIAT KEPADA NON MUSLIM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF

KONSEP AHLI WARIS RADD MENURUT MUHAMMAD ALI AL SHABUNI DAN HUKUM WARIS ISLAM (STUDI KOMPERATIF) SKRIPSI

DAFTAR PUSTAKA. Ali, Mahrus. Terjemah Bulughul Maraam. Surabaya: Mutiara Ilmu, 1995.

Prosiding Peradilan Agama ISSN:

DAFTAR PUSTAKA. Adi, Rianto, Metodologi Penulisan social dan Hukum, Jakarta: Granit, 2004 Ahmad, Imam bin Hambali,Juz II, Beirut, DarulJikri, 1978

BAB V PENUTUP. 1. Praktik alih fungsi tanah wakaf di Desa Handil Bakti Kecamatan Alalak, ialah: dan berubah dibangun kantor desa (Kasus II).

PEMENUHAN HAK ANAK DALAM KELUARGA POLIGAMI SKRIPSI

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis kasus dan penetapan Pengadilan Agama Klas IA Bengkulu

ASPEK YURIDIS HARTA BERSAMA DALAM PERKAWINAN POLIGAMI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN NURFIANTI / D

DAFTAR PUSTAKA. Achmadi, Islam Paradigma Ilmu Pendidikan, Yogyakarta: Aditya Media, 2005.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi utuh. Dalam syariat Islam ikatan perkawinan dapat putus bahkan

BAB I PENDAHULUAN. Islam telah mengatur setiap aspek kehidupan manusia baik yang. menyangkut segala sesuatu yang langsung berhubungan dengan Allah SWT

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. dan Anas melihatnya, dan beliau bersabda:

BAB I PENDAHULUAN. agar kehidupan dialam dunia berkembang biak. Perkawinan bertujuan untuk

DAFTAR PUSTAKA. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Undang-Undang Nomor. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan.

BAB VI PENUTUP. wanita yang dicerai oleh suaminya tersebut. Meskipun pengucapan atau

DAFTAR PUSTAKA. A. Karim, Adiwarman Bank Islam Analisis Fiqih dan keuangan (Jakarta: RajaGrafindo Persada.

BAB V PENUTUP. penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan bimbingan perkawinan cukup baik di Kantor Urusan Agama

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologi, al mal berasal dari kata mala yang berarti condong atau

BAB V PENUTUP. di Desa Saka Paun dengan tujuan agar dalam pelaksanaan haulan yang tiap

pengadilan menganggap bahwa yang bersangkutan sudah meninggal.

BAB V PENUTUP. yang mempengaruhi nikah sirri di Desa Sumberejo Kecamatan. maka dapat diambil kesimpulan :

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawadah wa rahmah. 3 Agar

BAB I PENDAHULUAN. dengan ikatan yang lainnya. Ada banyak hal yang harus dilalui saat akan

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang warisan menyalurkan pikiran dan perhatian orang ke arah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (Q.S.Adz-Dzariyat: 49).

DAFTAR PUSTAKA. A.Pitlo, Hukum Waris Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, terj. M. Isa Arief, Jakarta: Inter masa, 1979.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat lepas dari hidup

BAB V PENUTUP. dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Mekanisme pembiayaan istishna: nasabah datang ke bank untuk

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

DAFTAR PUSTAKA. Abdulkadir, Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2004

BAB I PENDAHULUAN. Development Bank (IDB) tahun 1974 oleh Organisasi Konferensi Islam (OKI).

DAFTAR PUSTAKA. Abdurrahman, H., 1995, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, cet. ke-2, Jakarta: CV. Akademika Pressindo.

BAB I PENDAHULUAN. Paramita, 1992), h ), h. 2011

KEDUDUKAN HARTA BERSAMA DALAM PERKAWINAN MENURUT FIQIH DAN HUKUM POSITIF INDONESIA SERTA PRAKTEK PUTUSAN PENGADILAN AGAMA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. memang mengalami kemajuan yang pesat. Itu dikarenakan banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. tidak memungkinkan lagi untuk mewujudkan perdamaian, maka hukum Islam

BAB I PENDAHULUAN. Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2002), h.398

DAFTAR PUSTAKA. al-asqalani, Al-Hafidz Syihabudin Abu, Fathul Barii bi Sarhi al Bukhari, Jilid I, Mesir: Maktabah Mustafa, 1959.

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah SAW juga telah memerintahkan agar orang-orang segera

BAB III ANALISIS PASAL 209 KHI TENTANG WASIAT WAJIBAH DALAM KAJIAN NORMATIF YURIDIS

BAB I PENDAHULUAN. yang lengkap dan sempurna, yang mengatur segala aspek kehidupan untuk

DAFTAR PUSTAKA. Abi Al Husain Muslim, J mi`u Al Shahih, Beirut : D r Al-Fikri.

BAB I PENDAHULUAN. makhluk-nya, baik pada manusia, hewan, maupun, tumbuh-tumbuhan. Ia adalah

DAFTAR PUSTAKA. Abdulkadir Muhammad, Hukum Perdata Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000.

DAFTAR PUSTAKA. Ahmad, Baharuddin, 2008, Hukum Perkawinan di Indonesia, Studi Historis Metodologi, Syari ah Press, Jambi.

BAB III TINJAUAN TENTANG KEDUDUKAN DAN TUGAS LEMBAGA JURU DAMAI DALAM PENYELESAIAN PERKARA SYIQAQ

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Islam mengatur hubungan manusia dengan Allah SWT dan hubungan

BAB IV PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN KEWARISAN TUNGGU TUBANG ADAT SEMENDE DI DESA MUTAR ALAM, SUKANANTI DAN SUKARAJA

BAB IV. dalam perkara nomor : 1517/Pdt.G/2007/PA.Sda mengenai penolakan gugatan

BAB I PENDAHULUAN. mulia dibanding makhluk lainnya. Manusia memiliki fitrah untuk saling

BAB III METODE PENELITIAN. mendukung penelitian ini, maka penelitian yang sedang diteliti penulis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan sunnah Rasul yang dilakukan oleh kaum muslim

TIDAK TERPENUHI NAFKAH SECARA BAIK SEBAGAI ALASAN PERCERAIAN MENURUT HUKUM ISLAM DAN UU NO.1 TAHUN 1974

BAB V PENUTUP. 1. Penetapan hak waris anak dalam kandungan menurut mazhab Syafi i adalah. diperkirakan satu saja, lebih dari itu adalah langka.

BAB I PENDAHULUAN. Allah melalui Rasulullah Muhammad SAW, untuk disampaikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Skripsi ini berjudul Legalitas Perkawinan Yang Dilangsungkan Diluar

BAB III METODE PENELITIAN. relevan dengan persoalan yang dihadapi. Artinya, data tersebut berkaitan,

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Karim Zaidan, Pengantar Studi Syari ah, Jakarta: Rabbani Press, 2008.

DAFTAR PUSTAKA. Abdurrah{man. Kompilasi Hukum Islam di Indonesia. Jakarta: Akademika Presindo, 1995.

1 Kompilasi Hukum Islam, Instruksi Presiden No. 154 Tahun Kompilasi Hukum Islam. Instruksi Presiden No. 154 Tahun 1991.

DAFTAR PUSTAKA. Abdurrahman ad-dimasyqi bin Syaikh al- Allamah Muhammad, Fiqh Empat

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HIBAH SELURUH HARTA KEPADA ANAK ANGKAT DI DESA JOGOLOYO KECAMATAN SUMOBITO KABUPATEN JOMBANG

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Kadir Muhammad, Hukum Harta Kekayaan, PT.Citra Aditya, Bandung, 1994

BAB IV TINJAUAN MAS}LAH}AH MURSALAH TERHADAP UTANG PIUTANG PADI PADA LUMBUNG DESA TENGGIRING SAMBENG LAMONGAN

DAFTAR PUSTAKA. Abdillah, Pius dan Anwar Syarifuddin. Kamus Mini Bahasa Indonesia. Surabaya: Arkola.

DAFTAR PUSTAKA. Abbas, Hamdan. Macam-Macam Benda yang Wajib Dizakati dan Nishabnya, Medan: Lembaga Harta Agama Islam-SU, 1986.

BAB IV ANALISIS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN AGAMA BANJARMASIN TENTANG HARTA BERSAMA. A. Gambaran Sengketa Harta Bersama pada Tahun 2008 di PA Banjarmasin

DAFTAR PUSTAKA. 2010, Kompilasi Zakat, Semarang: Kementrian Agama, Balai. Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang.

I. PENDAHULUAN. maupun manfaat untuk dimiliki oleh penerima wasiat sebagai pemberian yang

Transkripsi:

BAB V PENUTUP A. Simpulan 1. Pendapat ulama Muhammadiyah dan Nahd atul Ulama (NU) di kota Banjarmasin tentang harta bersama. a. Harta bersama menurut pendapat ulama Muhammadiyah kota Banjarmasin. - Harta bersama adalah harta benda yang diperoleh atau didapat selama masa perkawinan, tanpa mempermasalahkan jerih payah siapa dalam pengumpulan harta tersebut (Informan 1 dan 2). Harta bersama adalah harta yang didapat dari hasil kerjasama antara suami dan istri di dalam masa perkawinan, baik dalam usaha bersama ataupun usaha masing-masing (Informan 3). - Dasar hukum atau dalil yang mengatur masalah harta bersama adalah QS. An Nisaa ayat 32 (Informan 1 dan 2) Pasal 35 ayat (1) UU No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan (Informan 3). - Terbentuknya harta bersama dikarenakan adanya perkawinan (Informan 1, 2 dan 3).

- Apabila terjadi perceraian antara pasangan suami istri, harta bersama dibagi dua (Informan 1, 2 dan 3). - Apabila salah satu di antara pasangan suami istri meninggal dunia, harta bersama dibagi dua terlebih dahulu, setelah itu bagian yang meninggal dibagikan sebagai warisan kepada para ahli waris (Informan 1, 2 dan 3). - Apabila suami melakukan poligami, harta bersama dibagi dua tanpa ada pencampuran harta antara istri pertama, kedua dan seterusnya (Informan 1, 2 dan 3). b. Harta bersama menurut pendapat ulama Nahd atul Ulama (NU) kota Banjarmasin. - Harta bersama adalah harta yang diperoleh pasangan suami istri dalam kebersamaan masa perkawinan, meskipun hanya suami yang bekerja atau sebaliknya, atau juga suami dan istri sama-sama bekerja (Informan 1). Harta bersama adalah harta yang dikumpulkan pasangan suami istri yang sama-sama bekerja selama dalam masa perkawinan (Informan 2). Harta bersama adalah harta yang diperoleh dari hasil kerjasama usaha antara suami dan istri di dalam masa perkawinan (Informan 3). - Dasar hukum atau dalil yang mengatur masalah harta bersama adalah kaidah ushul fikih tentang adat kebiasaan yang dapat dijadikan patokan hukum (Informan 1), perkataan dan perbuatan

sahabat Rasulullah SAW (Informan 2), qiyas kepada masalah syirkah (Informan 3). - Terbentuknya harta bersama dikarenakan istri yang turut juga bekerja sebagaimana suami (Informan 1, 2 dan 3). - Apabila terjadi perceraian antara pasangan suami istri, harta bersama dibagi menjadi dua (Informan 1), dibagi secara s}uluh atau perdamaian (Informan 2 dan 3). - Apabila salah satu di antara pasangan suami istri meninggal dunia, harta bersama dibagi menjadi dua terlebih dahulu, kemudian bagian salah satu di antara suami atau istri yang meninggal dunia dibagikan sebagai warisan kepada ahli waris yang berhak (Informan 1), dibagi secara s}uluh atau perdamaian antara hak suami dan istri, setelah dibagi bagian hak suami dan istri, maka bagian yang meninggal dunia dibagikan sebagai warisan kepada para ahli waris yang berhak (Informan 2 dan 3). - Apabila suami melakukan poligami, harta bersama dibagi dua tanpa ada pencampuran harta antara istri pertama, kedua dan seterusnya (Informan 1), dilakukan secara s}uluh atau perdamaian tanpa ada pencampuran harta bersama antara suami dengan istri pertama, kedua dan seterusnya (Informan 2 dan 3). 2. Dari hasil penelitian yang penulis lakukan terhadap para ulama Muhammadiyah dan Nahd atul Ulama (NU) di kota Banjarmasin tentang

harta bersama, terdapat persamaan dan perbedaan pendapat dalam hal definisi, dasar hukum, terbentuknya dan pembagian harta bersama. B. Saran-Saran 1. Alangkah baiknya masalah tentang harta bersama dalam pendapat ulama Muhammadiyah dan Nahd atul Ulama (NU) ini agar bisa dikembangkan, bukan hanya di kota Banjarmasin, tetapi juga di kota dan daerah lain, karena tidak menutup kemungkinan adanya persamaan dan perbedaan pendapat ulama Muhammadiyah dan Nahd atul Ulama (NU) di kota Banjarmasin dengan pendapat ulama Muhammadiyah dan Nahd atul Ulama (NU) di kota dan daerah lain. 2. Dalam menerima suatu pendapat hendaklah kita terlebih dahulu harus teliti dan jeli dalam memahaminya. 3. Penelitian dalam bidang syari at yang berkaitan dengan harta bersama hendaklah semakin ditingkatkan demi kemaslahatan manusia dalam menjalani kehidupan berumah tangga agar dapat menciptakan kehidupan perkawinan yang sa>kinah, mawaddah war rah}mah.

DAFTAR PUSTAKA Al Amruzi, Fahmi, Hukum Harta Kekayaan Perkawinan Studi Komparatif Fiqh, KHI, Hukum Adat dan KUHPerdata, Cet. 2, Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2014. Al-Bukhari, Abu Abdullah Muhammad bin Ismail, Shahih Bukhari, Juz 12, Beirut: Dar al Fikr, 1994. Al-Bukhari, Abu Abdullah Muhammad bin Ismail, ENSIKLOPEDIA HADITS 2; Shahih A-Bukhari 2, terj. Msyhar, MA dan Muhammad Suhadi, Jakarta: Almahira, 2012. Al-Kurdi, Muhammad Amin, Tanwir al-qulub, Jakarta: Dar al-ihya, 1983. Anshary, H. M., Hukum Perkawinan Di Indonesia Masalah-Masalah Krusial, Cet. 1, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010. As-Sijistani, Abu Dawud Sulaiman bin Dar al Fikr, 1994. Asy ats, Sunan Abu Dawud Juz 2, Beirut: As-Sijistani, Abu Dawud Sulaiman bin Asy ats, ENSIKLOPEDIA HADITS 5; Sunan Abu Dawud, terj. Muhammad Ghazali, Jakarta: Almahira, 2012. Asmuni, H. M. Yusran, Aliran Modern Dalam Islam, Surabaya: Al Ikhlas, 1982. Az-Zuhaili, Wahbah, Fiqih Islam Jilid 5, terj. Abdul Hayyie Al-Kattani, Cet. 1, Jakarta: Gema Insani, 2011. Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur an dan Terjemah, Jakarta: Pustaka Al- Kautsar, 2009. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed. 3, Jakarta: Balai Pustaka, 2001. Hadikusuma, H. Hilman, Hukum Perkawinan Adat Dengan Adat Istiadat Dan Upacara Adatnya, Cet. 6, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2003. Horikoshi, Hiroko, Kyai dan Perubahan Social, terjemahan Umar Basallim dan Andy Muarlysunrawa, Jakarta: P3M (Perhimpunan Perkembangan Pesantren dan Masyarakat, 1987. Manan, H. Abdul, Aneka Masalah Hukum Perdata Islam Di Indonesia, Cet. 3, Jakarta: Kencana, 2012. Manan, Abdul dan M. Fauzan, Pokok-pokok Hukum Perdata Wewenang Peradilan Agama, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001.

Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan & Kompilasi Hukum Islam, Cet. 1, Bandung: Citra Umbara, 2012. Rofiq, Ahmad, Hukum Islam Di Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995. Sabiq, Sayyid, Fiqhu al-sunnah, Jilid 3, Beirut: Dar al-fikr, 1983. Sabiq, Sayyid, Fikih Sunnah 5, terj. Abdurrahim dan Masrukhin, Cet. 3, Jakarta: Cakrawala Publishing, 2012. Satrio, J., Hukum Harta Perkawinan, Cet. 1, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1991. Soekanto, Soerjono dan Soleman b. Taneko, Hukum Adat Indonesia, Cet. 5, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002. Soermiyati, Hukum Perkawinan Islam dan Undang-undang Perkawinan, Yogyakarta: Liberty, 1999. Sudarsono, Kamus Hukum, Cet. 1, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1992. Tamrin, Dahlan, Kaidah-Kaidah Hukum Islam (Kulliyah al-khamsah), Cet. 1, Malang: UIN-MALIKI PRESS, 2010. Thalib, Sayuti, Hukum Kekeluargaan Indonesia, Jakarta: Yayasan Penerbit UI, 1974. Yunani, Elti, Pelaksanaan Pembagian Harta Bersama (Gono Gini) Dalam Praktek Di Pengadilan Agama Bandar Lampung Lampung, Semarang: Universitas Diponegoro, 2009 [Pdf]. http://www.muhammadiyah.or.id/content-44-det-tentang-muhammadiyah.html, di akses pada tanggal 4 Mei 2015, pada pukul 12.28 wita. https://id.wikipedia.org/wiki/muhammadiyah, di akses pada tanggal 5 Desember2015, pada pukul 13.26 wita. http://id.wikipedia.org/wiki/nahdlatul_%27ulama, di akses pada tanggal 4 Mei 2015, pada pukul 12.36 wita.