BAB III PENENTUAN TANAH TUNGGU BAHAULAN DI DESA SUNGAI ULIN BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENENTUAN TANAH TUNGGU BAHAULAN DI DESA SUNGAI ULIN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. didominasi oleh tanah gambut dan tanah liat. dengan luas wilayah Km, dan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KECAMATAN RUMBAI PESISIR. orang jawa yang masuk dalam Wilayah Wali Tebing Tinggi. Setelah itu

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. atau 9,965 Ha, dengan pusat pemerintaahan berada di desa Kampar.

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pada tanggal 24 juli tahun Kecamatan Tasik Putri Puyu berasal dari

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Indonesia dengan sasaran pembukaan lapangan kerja.

BAB III PEMBAGIAN WARIS BERDASARKAN KONDISI EKONOMI AHLI WARIS DI DESA KRAMAT JEGU KECAMATAN TAMAN KABUPATEN SIDOARJO

BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. klasifikasi data rendah. Dusun Mojosantren merupakan dusun yang strategis

BAB I PENDAHULUAN. orang, dengan agama manusia dapat membedakan dan memilih mana yang baik dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan pembagian harta warisan dengan aturan yang sangat adil sesuai dengan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

BAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian. Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian

BAB II GAMBARAN UMUM DESA MUARA JALAI

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN. Sungai Tonang Kecamatan Kampar Utara Kabupaten Kampar merupakan

BAB 11 PROFIL DESA KOTO PERAMBAHAN. Kampar Timur Kabupaten Kampar. Menurut beberapa tokoh masyarakat, Desa

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Perawang Barat maju pesat dalam pembangunan maupun perekonomian, hal ini didukung

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan Kecamatan Bangkinang Barat. Hal ini disebabkan karena Salo telah

BAB II DESA BERINGIN JAYA. b. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Suka Damai. d. Sebelah timur berbatasan dengan /Kecamatan Sentajo Raya 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan

BAB II TINJAUAN UMUM KELURAHAN SOREK SATU KECAMATAN PANGKALAN KURAS

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Muara Jalai Kecamatan Kampar Utara

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. luas wilayah 1060 Ha. Dahulu desa ini bernama desa Prambanan, dan kemudian

BAB III PRAKTIK UTANG-PIUTANG DI ACARA REMUH DI DESA KOMBANGAN KEC. GEGER BANGKALAN

BAB III PRAKTEK HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. merupakan suatu desa yang harmonis dan termasuk desa yang lingkungannya masih

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kampar Kabupaten Kampar. Desa Koto Tuo Barat adalah salah satu desa dari 13

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terletak dipinggir sungai Kundur. Sekitar tahun 70-an bupati Alamsyah

BAB III TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI DESA MASARAN KECAMATAN MUNJUNGAN KABUPATEN TRENGGALEK

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. daerah transit kegiatan perekonomian antara Pulau Sumatera dan Jawa, B. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Barat

BAB IV MENELUSURI DESA DI TENGAH PERSAWAHAN

BAB III DISKRIPSI WILAYAH PENELITIAN DAN SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota

BAB III PELAKSANAAN UTANG PIUTANG EMAS DI KEBOMAS GRESIK

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Riau. Kecamatan ini meliputi beberapa Kelurahan atau Desa dengan luas wilayah

BAB III ALASAN PENENTUAN BAGIAN WARIS ANAK PEREMPUAN YANG LEBIH BESAR DARI ANAK LAKI-LAKI DI DESA SUKAPURA KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB III PRAKTIK HIBAH SEBAGAI CARA PEMBAGIAN HARTA WARISAN DI DESA SRIWULAN KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

BAB III GAMBARAN UMUM DESA BATUR KECAMATAN GADING DAN PRAKTEK HUTANG PANENANAN KOPI BASAH. 1. Sejarah Desa Batur Kecamatan Gading

BAB III PRAKTIK UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dominan adalah Suku Dayak bukit sebagai penduduk asli kesamaan itu

BAB III PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

IV KONDISI UMUM KAWASAN PERENCANAAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Demografis Desa Tanjung

BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIMPANG PELITA. A. Geografis dan demografis desa Simpang Pelita

BAB III KONDISI MASYRAKAT TERANTANG. dipimpin oleh seorang kepala suku. Suku Domo oleh Datuk Paduko, Suku

GAMBARAN UMUM. Kelurahan Negeri Besar Kecamatan Pakuan Ratu Kabupaten Way Kanan.

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV SELAYANG PANDANG DESA PARAKAN. Kecamatan Trenggalek. Desa ini berdekatan dengan alun-alun kota atau pusat

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Benai terletak antara LS dan BT

BAB III PRAKTIK PERSEWAAN ALAT-ALAT PESTA MAHKOTA INDAH DI KELURAHAN BIBIS KARAH KECAMATAN JAMBANGAN SURABAYA

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG DESA OLAK KECAMATAN SUNGAI MANDAU KABUPATEN SIAK

BAB I PENDAHULUAN. Dusun Dermojurang, Seloharjo, Pundong, Bantul, Yogyakarta. Mahasiswa

BAB III MEKANISME GADAI TANAH SAWAH DI DESA BAJUR KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN

BAB IV DISKRIPSI LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Pugung memiliki luas wilayah ,56 Ha yang terdiri dari

BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DESA TERANTANG. A. Sejarah, Letak dan Wilayah Desa Terantang. oleh Datuk Sipanduko dan suku melayu oleh Datuk Majalelo.

BAB III PRAKTIK PENGGARAPAN TANAH SAWAH DENGAN SISTEM SETORAN DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK

BAB II GAMBARAN UMUM DESA TELUK BATIL KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK. Sungai Apit Kabupaten Siak yang memiliki luas daerah 300 Ha.

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PUJUD KECAMATAN PUJUD KABUPATEN ROKAN HILIR

BAB III PELAKSANAAN WAKAF PRODUKTIF KEBUN APEL DI DESA ANDONOSARI KECAMATAN TUTUR KABUPATEN PASURUAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kabupaten yang salah satu dari 14 Desa Kelurahan pada awalnya merupakan

GAMBARAN UMUM SUKU BANJAR

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah Dusun 003 Desa Sidorejo, Kecamatan Sidomulyo,

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan

BAB IV GAMBARAN UMUM DUSUN NONGKO DESA SUMBERAGUNG KECAMATAN NGARINGAN KABUPATEN GROBOGAN

BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA CIPETE KEC. PINANG KOTA TANGERANG BANTEN

BAB IV GAMBARAN UMUM Gambaran Umum Kecamatan Batang Cenaku. Kecamatan Batang Cenaku memiliki luas daerah sebesar 634,43 Km

BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA MARGAMULYA KEC. CILELES KAB. LEBAK. Kabupaten Lebak yang letaknya berada di kecamatan Cileles provinsi Banten Luas

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. sebuah kalimat yang berasal dari lafadz hallala-yuhallilu-tahlilan yang berarti

BAB II. GAMBARAN UMUM KECAMATAN SABAK AUH KABUPATEN SIAK SRI INDRAPURA A. Letak Geografis, Demografis, Visi dan Misi Kecamatan Sabak Auh

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB II TINJAUAN UMUM RW 01. Kelurahan Simpang Empat Kecamatan Pekanbaru Kota, Kota Pekanbaru. Luas wilayah

1.1 Gambaran Umum Lokasi KKN Sejarah Gampong Baro Demografi Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) TOTAL

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Daerah ini berdataran tinggi dan rendah mudah dilanda banjir karena desa

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN TUAH KARYA KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU. yang ada di kota Pekanbaru, yang pada mulanya merupakan wilayah dari

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III GAMBARAN UMUM DESA MULYA AGUNG. Desa Mulya Agung secara geografis terletak di Kecamatan Lalan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB II PROFIL DESA KASIKAN. Propinsi. Desa Kasikan merupakan desa paling ujung sebelum Desa Talang

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. RT dengan jumlah penduduk jiwa yang terdiri dari kepala

I. PENDAHULUAN. adalah satu yaitu ke Indonesiaannya. Oleh karena itu maka adat bangsa

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT DESA PENANGGUNGAN KECAMATAN WANAYASA KABUPATEN BANJARNEGARA. daerahnya sejuk dan sangat berpotensial.

I. PENDAHULUAN. Asas otonomi daerah merupakan hal yang hidup sesuai dengan kebutuhan dan

BAB III GAMBARAN TERHADAP TRADISI PENITIPAN BERAS DI TOKO BERAS DI DUSUN BANYUURIP DESA SUMBERINGIN KECAMATAN SANAN KULON KABUPATEN BLITAR

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III PRAKTIK UTANG PIUTANG DENGAN SISTEM NGAMBAK DI DUKUH BURAN KELURAHAN BABAT JERAWAT KECAMATAN PAKAL KOTA SURABAYA

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terkecil lingkup Balai Besar TNBBS berbatasan dengan:

Transkripsi:

BAB III PENENTUAN TANAH TUNGGU BAHAULAN DI DESA SUNGAI ULIN BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN A. Gambaran Desa Sungai Ulin Dan Penduduknya Sebelum membahas lokasi penelitian secara spesifik, terlebih dahulu digambarkan sepintas tentang kabupaten dari desa penelitian. Banjarbaru merupakan kota yang terdapat di Kalimantan Selatan. Kota Banjabaru adalah pemekaran dari kabupaten Banjar dan baru berdiri pada tanggal 20 april 1999 berdasarkan undang-undang nomor 9 tahun 1999. 1 Adapun suku bangsa Banjar ialah penduduk asli sebagian wilayah Propinsi Kalimantan Selatan. Mereka diduga berintikan penduduk asal Sumatera atau daerah sekitarnya, yang berimigrasi ke kawasan ini sekitar lebih dari seribu tahun yang lalu. Setelah berlalu masa yang lama dan setelah bercampur dengan penduduk yang asli (biasanya disebut suku Dayak), serta bercampur dengan imigran-imigran yang berdatangan belakangan, maka terbentuklah setidak-tidaknya tiga sub suku, yaitu (Banjar) Pahuluan, (Banjar) Batang Banyu dan Banjar (Kuala). Bahasa yang mereka 1 http://id.wikipedia.org/wiki/kota_banjarbaru# Referensi 43

44 kembangkan dinamakan bahasa Banjar, yang asalnya ialah bahasa Melayu. Sedangkan nama Banjar diperoleh karena mereka dahulu, sebelum dihapuskan pada tahun 1960, adalah warga kerajaan Banjarmasin atau disingkat Banjar, sesuai dengan nama ibu kotanya. 2 Adapun Islam menjadi agama resmi kerajaan Banjar menggantikan agama Hindu adalah sejak Pangeran Samudera dinobatkan sebagai Sultan Suriansyah di Banjarmasin, yaitu kira-kira 400 tahun yang lalu. Namun, jauh sebelum itu pemeluk Islam sudah ada di kota-kota pelabuhan atau di pemukiman-pemukiman yang lebih dekat ke pantai. Karena daerah pemukiman dekat pantai tersebut adalah daerah yang sering didatangi pedagang-pedagang dari Tuban dan Gresik yang sudah memeluk Islam, dan mereka menyebarkan Islam pada masyarakat Banjar. Sejak masa Sultan Suriansyah inilah proses Islamisasi berjalan cepat, sehingga dalam waktu yang relatif tidak terlalu lama, yaitu sekitar pertengahan abad ke-18, Islam sudah menjadi identitas orang Banjar. 3 1. Letak Geografis Desa Sungai Ulin 2 Alfani Daud, Islam dan Masyarakat Banjar: Deskripsi dan Analisa Kebudayaan Banjar. (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1997), 25 3 http://syamsulrahmi.blogspot.com/2011/02/hukum-kewarisan-adat-banjar.html

45 Desa Sungai Ulin merupakan salah satu desa yang berada di Kabupaten Banjarbaru, dengan luas wilayah 712,8 Ha. Desa Sungai Ulin menjadi bagian dari Kecamatan Banjarbaru Utara, Kota Banjarbaru Profinsi Kalimantan Selatan. Berada di sebelah barat dari arah kecamatan Banjarbaru Utara dengan jarak tempuh 5 Km dengan waktu tempuh 15 menit dari kantor kecamatan Banjarbaru Utara. akses infrastruktur jalan yang cukup bagus. Disebabkan sepanjang desa Sungai Ulin sedang terjadi pembangunan-pembangunan perusahaan perumahan. Desa Sungai Ulin dikelilingi oleh desa-desa dari sekitarnya. Desadesa yang menjadi batas desa Sungai Ulin adalah : a. Sebelah barat desa Sungai Ulin berbatasan langsung dengan desa Sungai Besar yang masuk dalam wilayah kecamatan Banjarbaru Selatan atau diluar wilayah kecamatan Banjarbaru Utara b. Sebelah selatan desa Sungai Ulin berbatasan dengan desa Cempaka c. Sebelah timur batas desa Sungai Ulin adalah desa padang panjang yang masuk kabupaten banjar d. Sebelah utara berbatasan dengan desa sungai paring, desa indrasari dan kelurahan jawa kabupaten banjar

46 2. Kondisi Demografis Dalam sejarah desa Sungai Ulin tergolong desa baru yang secara otomatis mengikuti berdirinya kota Banjarbaru yang baru diresmikan pada 20 april 1999. Pada zaman dahulu desa Sungai Ulin adalah hutan belantara dan perbukitan, tepat daerah Gunung Apam. Pada tahun 1950an sudah pernah direncanakan pendirian kota Banjarbaru untuk dijadikan pengganti Kabupaten Banjarmasin sebagai Ibukota Kalimantan Selatan oleh Dr. Murdjani gubernur Kalimantan Selatan waktu itu. Seiring terjadinya perpindahan penduduk dari luar kota Banjarbaru, bahkan dari luar pulau Kalimantan membuat perkembangan di kota Banjarbaru cukup baik, termasuk di desa Sungai Ulin. Masyarakat desa Sungai Ulin merupakan suku Banjar dan beberapa suku dari daerah lain yang menetap di desa Sungai Ulin Banjarbaru Kalimantan Selatan. Sampai saat ini penduduk desa Sungai Ulin berjumlah 12.477 jiwa dengan 3.196 KK (Kepala Keluarga), dengan rincian 6.090 laki-laki dan 6.387 perempuan. 3. Pendidikan Masyarakat

47 Pendidikan masyarakat desa Sungai Ulin masih beragam dan masih ada yang tidak tamat SD meski sangat sedikit, berpendidikan SD sederajat, kemudian pendidikan tingkat SMP sederajat, dan SMA sederajat. Selain itu adapula yang melanjutkan pendidikannya hingga Perguruan Tinggi maupun Pondok Pesantren. Data tingkat pendidikan masyarakat desa Sungai Ulin 2011 menunjukkan bahwa masyarakat peduli terhadap pentingnya pendidikan. Kepdulian tersebut ditunjukkan dengan banyaknya masyarakat yang memperoleh gelar sarjana perguruan tinggi yang mencapai angka 1300 orang sarjana S1, 15 orang sarjana S2 dan 3 orang sarjana S3. Dengan demikian kondisi pendidikan masyarakat desa Sungai Ulin sudah maju walaupun ada beberapa masyarakat yang tidak lulus pendidikan dasar (SD). Salah satu cara mempermudah masyarakat dalam mendapatkan pendidikan adalah tersedia sarana dan fasilitas pendidikan dan kemudahan menjangkaunya. Sarana pendidikan yang ada di desa Sungai Ulin sampai saat ini mulai Taman Kanak-kanak saampai Sekolah Menengah Atas sudah ada. Tidak hanya pendidikan formal, masyarakat desa Sungai Ulin juga memperoleh pendidikan agama di pesantren. Hal tersebut dapat

48 dilihat dari adanya tempat pendidikan berupa gedung pondok pesantren yang ada di desa Sungai Ulin. 4. Kehidupan Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Perekonomian masyarakat desa Sungai Ulin, terbilang kelas menengah. Masyarakat Sungai Ulin bermata pencaharian sebagai wirausaha. Mata pencaharian masyarakat selain wiraswasta adalah pedagang dan petani. Sebagian masyarakat bekerja di instansi pemerintah (PNS). Kondisi masyarakat desa Sungai Ulin masih mencerminkan sifat gotong royong sebagaimana ciri khas masyarakat desa pada umunya. Hal ini dapat dilihat dari partisipasi masyarakat saling membantu jika ada hajatan seperti pesta perkawinan atau musibah yang menimpa salah satu anggota masyarakat tanpa mengharap pamrih. 5. Agama Masyarakat Masyarakat desa Sungai Ulin mayoritas beragama Islam, dan dalam pengamalan beragama masih tergolong cukup baik dalam hal

49 ibadah maupun bermasyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat desa Sungai Ulin berusaha menerapkan ajaran Islam. Bisa dikatakan Banjar itu Islam dan Islam itu Banjar. 4 Meskipun sebagai penganut agama Islam yang cukup taat, namun dalam pelaksanaannya tidak sepenuhnya Hukum Islam ini dapat diterapkan karena masih kuatnya pengaruh adat dari masyarakat setempat. Ciri khas ke-islaman masyarakat Banjar telah ada, sejak melekatnya ciri ke-islaman dalam struktur kenegaraan Kerajaan Banjar. Sultan dalam konteks masyarakat Banjar adalah kepala seluruh pejabat agama (Islam). Di bawah Sultan adalah Mufti, yang kewibawaannya meliputi seluruh pejabat agama dalam wilayah kesultanan, dan dianggap sebagai hakim tertinggi, Mufti melakukan pengawasan atas seluruh pengadilan di dalam wilayah kesultanan, sebagai hakim sehari-hari di Ibu Kota bertindak seorang Qadhi, sementara pejabat agama untuk tingkat lalawangan di namakan Panghulu. Dalam hal ini, Mufti dan instansi bawahannya berwenang untuk mengadili perkara-perkara perdata maupun pidana, dengan menerapkan Hukum Adat Banjar yang telah diintegrasikan dengan ketentuan-ketentuan fikih (Hukum Islam). Di sini tampak Kerajaan Banjar didasarkan pada Hukum Islam, atau setidaknya sangat dipengaruhi oleh Hukum Islam dalam menyelesaikan segala permasalahannya. 4 Bapak Jasin, wawancara, Sungai Ulin, november, 2012

50 Implementasi dari ajaran Islam pada kehidupan masyarakat Banjar juga sangat dipengaruhi dan didominasi oleh para alim ulama, apa-apa yang mereka fatwakan akan dituruti oleh masyarakat sebagai suatu acuan dalam menyelesaikan masalah kehidupannya. Dari ini jelas bahwa dalam masyarakat Banjar sejak dulu telah mempunyai semacam hasil Ijtihad ulama dalam masalah-masalah hukum sesuai dengan kondisi dan situasi daerah serta diperpegangi oleh masyarakat. B. Tanah Tunggu Bahaualan Dalam Adat Banjar Dalam masyarakat Banjar telah lama berlangsung adat mahaul. Mahaul atau bahaul adalah kegiatan yang dilaksanakan sesudah setahun dan setiap tahun kematian, dengan acara pembacaan tahlil dan doa haul yang diakhiri dengan makan bersama, sebagai wujud selamatan kematian. 5 Upacara haul, yaitu upacara rutin pada setiap tahun sekali yang dilaksanakan tepat pada hari meninggalnya pewaris. Untuk keperluan haul ini biasanya ada harta peninggalan yang dipersiapkan untuk menutupi biayanya. Begitu mengakarnya budaya mahaul ini sehingga oleh masyarakat dipandang semacam sebuah kewajiban yang harus diselenggarakan setiap tahun. Dampak dari pandangan tersebut, maka 5 Haji Ruslan, wawancara, Sungai Ulin, November, 2012

51 kost yang timbul dari mahaul berupa biaya makan bersama menjadi beban yang harus ditanggung keluarga. Adakalanya biaya mahaul tidak diatur dalam keluarga, melainkan dilaksanakan dengan keikhlasan masing-masing anak keturunannya sebagai perwujudan dari bir al walidain. Tetapi ada yang diatur sendiri oleh almarhum sebelum dia meninggal dunia. Ada pula yang dilakukan dengan kesepakatan para ahli waris untuk menyisihkan sebagian harta warisan yang ditinggalkan orang tua. Sesuatu yang dicadangkan untuk biaya mahaul itulah yang disebut tunggu haul (pahaulan). Pada umumnya dan hampir selalu, yang dijadikan objek adalah lahan pertanian. C. Pelaksanaan Penentuan Tanah Tunggu Bahaulan di desa Sungai Ulin 1. Proses penentuan tanah tunggu bahaulan di desa Sungai Ulin Proses pelaksanaan penentuan tanah tunggu bahaulan hampir sama dengan proses pembagian harta waris pada umumnya, yang biasa

52 dilakukan oleh masyarakat desa Sungai Ulin atau masyarakat Banjar pada umumnya. 6 Ada kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan sebelum melaksanakan penentuan tanah tunggu bahaulan. Kewajiban-kewajiban tersebut adalah: a. Kewajiban pelunasan hutang-hutang pewaris Tentang kewajiban ini biasanya diumumkan kepada masyarakat pada saat penyelenggaraan pemakaman atau pada saat mensholatkan Jenazah, yang mana dalam pengumuman tersebut diminta kepada siapa saja yang ada hubungan utang piutang dengan yang meninggal dunia harap menghubungi ahli waris dan diminta pula untuk merelakannya kalau yang bersangkutan merelakannya. Dalam hal yang merelakan ini biasanya adalah dalam kondisi baik pewaris maupun ahli waris tergolong orang yang tidak mampu (miskin). b. Kewajiban penyelenggaraan upacara kematian Dalam penyelenggaraan upacara kematian pewaris ini dilakukan sejumlah kegiatan yang memerlukan biaya, yaitu : 1) Memandikan, mangkafani dan menshalatkan jenazah 6 Haji Ruslan, wawancara, Sungai Ulin, November 2012

53 2) Upacara penebus dosa yang meninggal karena melalaikan shalat dan puasa semasa hidupnya, upacara ini dipimpin oleh tuan guru (tokoh agama) 3) Upacara Baaruhan. Yaitu upacara selamatan atau kenduri, yang meliputi saat menurun tanah, maniaga hari (selama tiga hari berturut-turut sejak pewaris meninggal dunia), mamitung hari (kenduri pada hari ke-tujuh), menyelawi (kenduri pada hari ke-dua puluh lima), mematang puluh (kenduri pada hari ke-empat puluh) dan terakhir menyaratus (kenduri pada hari ke-seratus). 4) Upacara haul, yaitu upacara rutin pada setiap tahun sekali yang dilaksanakan tepat pada hari meninggalnya pewaris. c. Kewajiban memenuhi wasiat atau amanat pewaris Dalam hal-hal tertentu pewaris sebelum meninggal dunia ada berpesan untuk memberikan hartanya kepada pihak-pihak tertentu, baik itu kepada individu di lingkungan keluarga dan masyarakat, maupun untuk kepentingan sosial seperti untuk Masjid dan Pesantren. Amanat pewaris ini sangat dihormati oleh ahli waris, sehingga ia termasuk hal yang diutamakan dalam penylesaian atau pemenuhannya. Dengan adanya kewajiban-kewajiban yang harus dikeluarkan atau dipatuhi terhadap harta peninggalan pewaris tersbeut itulah,

54 ditemukan sejumlah harta peninggalan yang tidak dibagi waris, seperti harta peninggalan untuk keperluan bahaul atau haulan setiap tahun, yang biasanya berupa tanah, sehingga tanah tersebut disebut tanah tunggu haul. Di samping tanah juga terdapat barang lain seperti perahu, dimana hasil dari perahu ini sebagian disisihkan untuk keperluan haulan dan juga memenuhi wasiat lain seperti untuk pembangunan masjid atau membantu anak yatim. 2. Waktu Penentuan Tanah Tunggu Bahaulan Di Desa Sungai Besar waktu penentuan tanah tunggu bahaulan hampir sama dengan proses pembagian harta waris pada umumnya. Hanya saja berdasarkan kebiasaan masyarakat Banjar yang mana pembagian waris dilakukan sebelum maupun setelah pewaris meninggal. 7 Proses pembagian harta sebelum pewaris meninggal dunia ini adalah suatu proses yang mana pewaris belum meninggal dunia, akan tetapi ia sudah memikirkan bagaiamana pembagian harta yang akan ditinggalkannya kelak akan dibagi-bagi. Adanya proses pembagian harta sebelum pewaris meninggal dunia ini dahulu atau didasari oleh suatu keadaan tertentu. Keadaan tertentu ini adalah sebagai prakondisi yang mendorong 7 Haji Ruslan, wawancara, Sungai Ulin, November 2012

55 diadakannya proses pembagian harta tersebut. Pra kondisi ini diantaranya adalah: a) Pewaris sudah tua, yang dalam istilah orang Banjar, sudah ba umur b) Pewaris sakit-sakitan yang merasa hidupnya sudah tidak lama lagi c) Pewaris tidak mempunyai anak d) Pewaris mempunyai anak pintaan (semacam anak angkat), dangsanak angkat (saudara angkat), dan Kuwitan angkat (orang tua angkat) e) Pewaris dalam keadaan sakitnya diharagu (dirawat) oleh orang yang tidak berkedudukan sebagai ahli waris Adapun kasus pada keluarga H. Ruslan, yang sudah menentukan sebagian hartanya untuk dijadikan tunggu bahaulan sebelum beliau meninggal. Dimana hal ini dilakukan dengan kesadaran dan sudah mempertimbangkan hak-hak keluarga atau para ahli warisnya. Tetapi H. Ruslan sekaligus menunjuk putranya yang pertama yang akan diberi kuasa untuk mengelola harta tunggu haulan tersebut. H. Ruslan mengatakan penentuan tunggu bahaulan yang dilakukan sebelum beliau meninggal itu, telah dimusyawarahkan dan disepakati oleh keluarga. H. Ruslan memiliki seorang istri dan dua orang anak laki-laki.