I. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Berdasarkan hasil seminar lokakarya (SEMLOK) tahun 1988 (Suharyono dan Moch. Amien,

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. pendapat para ahli yang berkaitan dengan variabel-variabel pada penelitian ini.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pada Seminar dan Lokakarya Geografi tahun 1988 yang diprakarsai oleh Ikatan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. pendapat para ahli yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian. Geografi

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mencitrakan (to describe),

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sumber mata pencaharian sebagian besar masyarakat Provinsi

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Sebagai dasar pada penelitian ini, maka perlu dikemukakan landasan teoritis dan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB II KAJIAN TEORI. pembangunan (Bintarto, 1991: 30). pendekatannya. Bintarto dan Surastopo Hadisumarmo ( 1991: 12-24),

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Landasan teori merupakan suatu konsep mengenai cara yang akan digunakan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. beberapa pendapat ahli yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu sebagai berikut:

II. TINJAUAN PUSTAKA. lukisan atau tulisan (Nursid Sumaatmadja:30). Dikemukakan juga oleh Sumadi (2003:1) dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Dalam tinjauan pustaka ini akan di bahas mengenai faktor-faktor penyebab

I. PENDAHULUAN. Pembangunan industri memiliki peranan penting dalam rangka mewujudkan

TINJAUAN GEOGRAFIS PT. KALIREJO LESTARI DI KAMPUNG KALIREJO KECAMATAN KALIREJO LAMPUNG TENGAH

I. PENDAHULUAN. kehidupan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kehidupan manusia

I. PENDAHULUAN. Masyarakat desa di Indonesia pada umumnya bercorak pertanian sebagai basis

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

I. PENDAHULUAN. Pembangunan dalam suatu negara merupakan strategi pemerintah untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Menurut Bintarto dalam Trisnaningsih (1998:7) mendefinisikan bahwa geografi

PENGANTAR GEOGRAFI Oleh: Djunijanto, S.Pd

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengembangan Potensi Kawasan Pariwisata. berkesinambungan untuk melakukan matching dan adjustment yang terus menerus

I. PENDAHULUAN. 2007:454). Keanekaragaman berupa kekayaan sumber daya alam hayati dan

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia salah satunya di Provinsi Sumatera Selatan. Pertanian

I. PENDAHULUAN. Industri merupakan serangkaian kegiatan mengolah bahan mentah atau bahan

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Kata geografi berasal berasal dari kata geo yang berarti bumi, dan graphein yang

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi merupakan cabang ilmu yang dulunya disebut sebagai ilmu bumi

BAB IV AKTIVITAS EKONOMI SEKUNDER

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

Bab 1: Pengetahuan Dasar Geografi

Contoh Penelitian Geografi : -Judul Penelitian : b. Perumusan tujuan penelitian. c. Penyusunan hipotesa penelitian:

HAKIKAT GEOGRAFI PENGERTIAN GEOGRAFI : Re typed by Suwarno, S.Si SMA Negeri 2 Kotawarimgin Timur - 1 -

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG BERDIRINYA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI DESA CANDIMAS KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2013.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian, Pendekatan, dan Konsep Geografi. kewilayahan dalam konteks keruangan (Suharyono dan Muh.

PENDEKATAN DAN KONSEP GEOGRAFI

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi adalah mempelajari gejala-gejala di permukaan bumi secara keseluruhan dengan

KONSEP, PENDEKATAN, PRINSIP DAN ASPEK GEOGRAFI

BAB II KAJIAN TEORI. kelingkungan dan kompleks wilayah. Yeates (1968) dalam Bintarto dan. masih dalam Bintarto dan Surastopo Hadi Sumarmo (199 1: 9)

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 8. SUPLEMEN PENGINDRAAN JAUH, PEMETAAN, DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)LATIHAN SOAL 8.1.

MENENTUKAN LOKASI INDUSTRI

HAKEKAT DAN RUANG LINGKUP GEOGRAFI EKONOMI

I. PENDAHULUAN. Pada saat ini, transportasi telah berkembang sedemikian pesat. Perkembangan

HAKIKAT GEOGRAFI A. RUANG LINGKUP GEOGRAFI

Faktor-faktor Pertimbangan Lokasi

II. TINJAUAN KEPUSTAKAAN DAN KERANGKA PIKIR. Geografi menurut ikatan Geografi Indonesia (IGI :1988) dalam adalah ilmu yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Menurut Sumadi Suryabrata

BAB I PEDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

PERTEMUAN KE 4 STRUKTUR GEOGRAFI. Afrinia Lisditya P. S.Si.,M.Sc.

Prarancangan pabrik sikloheksana dari benzena Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak di Asia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 2 KAJIAN LITERATUR

DESKRIPSI TENAGA KERJA INDUSTRI KERUPUK RAFIKA DI KELURAHAN TANJUNG HARAPAN KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012

I. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. mencitrakan (to describe), menerangkan sifat bumi, serta menganalisa gejalagejala

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG BERDIRINYA USAHA BATU BATA DESA WATES SELATAN KECAMATAN GADING REJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2016.

geografi Kelas X PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI I KTSP & K-13 A. PENGERTIAN GEOGRAFI a. Eratosthenes b. Ptolomeus

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten

FAKTOR PENDUKUNG KERAJINAN BATU BATA DI KELURAHAN RAJABASA JAYA BANDAR LAMPUNG 2012 (JURNAL) Oleh: PERISTIANIKA

I. PENDAHULUAN. mata pencaharian dari masyarakat. Menurut konsep dasar geografi yakni, konsep

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu sumber daya alam yang mutlak diperlukan bagi

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP GEOGRAFI Setelah membaca kegiatan belajar ini, Anda diharapkan dapat: 1. menjelaskan pengertian geografi; 2.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. untuk mengarahkan pada penelitian ini maka akan dikemukakan definisi geografi

KONSEP GEOGRAFI DALAM IPS. Konsep Geografi adalah pola abstrak yang berkenaan dengan gejala-gejala kongkret tentang geografi.

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 1. Pengetahuan Dasar GeografiLATIHAN SOAL BAB 1. Daljoeni. R.Bintaro

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan, yaitu : konsep pengembangan wilayah berdasarkan Daerah

Paket 9 GEOGRAFI. Pendahuluan

I. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. para ahli yang berkaitan dengan topik-topik kajian penelitian yang terdapat dalam

5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 1. Pengetahuan Dasar Geografilatihan soal 1.2

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 2. Penelitian GeografiLatihan Soal 2.1. Lanskap fisik. Kependudukan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bekerja adalah aktivitas atau kegiatan yang dilakukan seseorang dengan tujuan

ANALISIS POLA PERMUKIMAN DI KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2006

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. luas, yang mengkaji sifat-sifat dan organisasi di permukaan bumi dan di dalam

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis bedasarkan bukti fisis, yang

BAB I PENDAHULUAN. Awalnya carbon black hanya digunakan sebagai agen penguat dalam ban.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN PEMILIHAN LOKASI INDUSTRI PENGOLAHAN KARET DI KOTA PADANG

I. PENDAHULUAN. Lingkungan alam yang ditata sedemikian rupa untuk bermukim dinamakan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Menurut Erwin Raisz dalam Rosana (2003 ) peta adalah gambaran konvensional

1. PENDAHULUAN. produksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat. Dalam arti luas industri mencakup

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 1. Pengetahuan Dasar Geografilatihan soal 1.6

6 PEMETAAN KARAKTERISTIK DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

I. PENDAHULUAN. Potensi sumber daya alam di Indonesia sangat berlimpah. Dengan aneka potensi

I. PENDAHULUAN. memikirkan potensi industrinya. Pertumbuhan industri di Indonesia semakin

I. PENDAHULUAN. Definisi industri dalam istilah ekonomi dikategorikan dalam lingkup mikro dan

I. PENDAHULUAN. pengajar/dosen, tetapi juga dipengaruhi oleh keaktifan mahasiswa. Pengajar/dosen

BAB I PENDAHULUAN. Paraldehida merupakan senyawa trimer yang dihasilkan dengan mereaksikan

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 8. SUPLEMEN PENGINDRAAN JAUH, PEMETAAN, DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)LATIHAN SOAL 8.3.

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Batu bara

DESKRIPSI INDUSTRI PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PT

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya energi adalah segala sesuatu yang berguna dalam. membangun nilai di dalam kondisi dimana kita menemukannya.

ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR INDUSTRI TERHADAP PDRB KOTA MEDAN

Geografi Pertanian (PGF 253) Lesson 1. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP GEOGRAFI PERTANIAN

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

BAB I PENDAHULUAN. besar, dimana kondisi pusat kota yang demikian padat menyebabkan terjadinya

2016 DAMPAK LINGKUNGAN ALAM DAN SOSIAL KAWASAN INDUSTRI SUKALUYU KABUPATEN CIANJUR

I. PENDAHULUAN. Permukiman menunjukkan tempat bermukim manusia dan bertempat tinggal menetap dan

Transkripsi:

I. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Berdasarkan hasil seminar lokakarya (SEMLOK) tahun 1988 (Suharyono dan Moch. Amien, 1944:15), geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan. Fenomena geosfer yang dimaksud adalah gejala-gejala yang ada di permukaan bumi baik lingkungan alamnya maupun mahluk hidupnya termasuk manusia. Geografi adalah ilmu pengetahuan yang mencitrakan (to describe), menerangkan sifat-sifat bumi, menganalisa gejala-gejala, alam dan penduduk serta mempelajari corak yang khas mengenai kehidupan dan berusaha mencari fungsi dari unsur-unsur bumi dalam ruang dan waktu (Bintarto, 1977:9). Secara garis besar geografi mempunyai aspek pokok yaitu aspek fisik dan aspek manusia. a) Geografi fisik yaitu cabang ilmu geografi yang mempelajari gejala fisik dari permukaan bumi yang meliputi tanah, air, udara dan segala prosesnya. Bidang studi geografi fisik adalah gejala alamiah permukaan bumi yang menjadi lingkungan hidup manusia. Kerangka kerja geografi fisik ditunjang oleh Geologi, Geomorfologi, Ilmu Tanah, Meteorologi, Klimatologi, dan Oceanografi atau Oceanologi. Kedalam geografi fisik ini termasuk juga Biogeografi (Phytogeography, Zoogeography) yang bidang studinya adalah penyebaran alamiah tumbuh-tumbuhan dan binatang sesuai dengan habitatnya. b) Geografi Manusia yaitu cabang geografi yang bidang studinya yaitu aspek keruangan gejala dipermukaan bumi, yang mengambil manusia sebagai obyek pokok, ke dalam gejala manusia sebagai obyek studi pokok termasuk aspek kependudukan, aspek aktivitas yang meliputi aktivitas ekonomi, aktivitas politik, aktivitas sosial, dan aktivitas budayanya. (Nursid Sumaatmadja, 1988:52-53).

Oleh karena itu geografi merupakan ilmu bumi atau ilmu yang mempelajari tentang bumi dan dimana tempat manusia melangsungkan kehidupannya dan manusia serta keterkaitan antara keduanya dengan menggunakan pendekatan keruangan, kelingkungan, dan kompleks wilayah. Dalam pengertian itu beberapa aspek yang esensial, yaitu adanya hubungan timbal balik antara unsur alam dan manusia, hubungan itu dapat bersifat interelatif, interaktif, dan intergratif sesuai dengan konteksnya, cara memadang hubungan itu berisifat keruangan. 2. Pengertian Industri Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau setengah jadi (manufacturing industri) (Nusid Sumaatmadja, 1988:179). Menurut Bintarto (1977:87), industri adalah setiap usaha merupakan suatu unit produksi yang membuat suatu barang atau mengerjakan suatu barang (bahan) di suatu tempat tertentu untuk keperluan masyarakat. Sedangkan menurut Kartasapoetra (1987:6), Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan setengah jadi, menjadi barang jadi dengan nilai ekonomis tinggi untuk penggunaanya termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa industri adalah suatu aktivitas yang mengolah bahan mentah melalui proses produksi yang menghasilkan suatu barang lebih bernilai ekonomis dan siap dipasarkan. Seperti halnya industri karet PT. Mardec Siger Way Kanan yang berada di Desa Gunung Sangkaran, kegiatan industri ini mengolah bahan mentah karet (cup lump) menjdi karet remah (crumb rubber). 3. Geografi Industri

Geografi industri sebagai bagian dari geografi ekonomik antara lain menstudi lokasi industri, sedang lokasi industri ini berkaitan dengan wilayah bahan mentah, pasaran, sumber suplai, tenaga kerja, wilayah bahan bakar dan tenaga, jalur transportasi, medan wilayah, pajak dan persatuan penyalur (zoning) kota (Daldjoeni, 2003:167). Dalam Geografi Industri akan selalu bertemu dengan pemikiran-pemikiran, teori-teori, dan konsep ekonomi, sehingga berkaitan antara Geografi Ekonomi dengan Industri. Di dalam Geografi Ekonomi mempelajari tentang aktivitas ekonomi dan proses produksi. Selain itu Geografi industri merupakan perpaduan antara subsistem fisis dan subsistem manusia. Dari kaca mata Geografi, industri sebagai suatu sistem, merupakan perpaduan subsistem fisis dengan subsistem manusia. Subsistem fisis yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan industri yaitu komponen-komponen lahan, bahan mentah atau bahan baku, sumber daya energi, iklim dengan segala proses alamiahnya. Sedangkan subsistem manusia yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan industri meliputi komponen-komponen tenaga kerja, kemampuan teknologi, tradisi, keadaan politik, keadaan pemerintahan, transportasi dan komunikasi, konsumen dan pasar, dan lain-lain sebagainya (Nursid Sumaatmadja, 1988:179). Telah dijelaskan bahwa dalam sudut pandang geografi akan selalu memandang dan menilai fenomena dari segi aspek fisis maupun sosialnya, sehingga dalam keberadaan suatu industri harus dipandang sebagai suatu ruang yang utuh sebagai tempat berdirinya industri. Khususnya pada PT. Mardec Siger Way Kanan yang merupakan industri besar, sehingga diharapkan mampu memberikan manfaat sosial yaitu kesempatan kerja bagi masyarakat disekitar daerah industri. 4. Syarat Mendirikan Industri dan Faktor Pendukung Industri Menurut Bintarto (1977:88) bahwa munculnya industri di suatu wilayah didukung oleh, tersedia bahan mentah/dasar, tersedia tenaga kerja, tersedia modal, lalu lintas yang baik, organisasi, keinsafan dan kejujuran masyarakat.

Suatu industri dapat berdiri tidak terlepas dari keberadaan faktor pendukung diantaranya: faktor lokasi, yaitu sebagai unsur fisis yang menyediakan bahan mentah/bahan baku yang memungkinkan berdirinya industri dan faktor sosial yaitu faktor industri tidak terlepas dari teknis ekonomi antara lain: modal, pasar, tenaga kerja, kemudahan transportasi sehingga dapat mendukung keberadaan industri di suatu wilayah. Dalam pendirian suatu industri ada sejumlah faktor yang menentukan berdirinya di suatu wilayah, ini menyangkut faktor ekonomis, historis, manusia, politis, dan geografis. Hal ini tertuang dalam Daldjoeni (1992:58), meski munculnya perindustrian acap kali karena faktor kebetulan belaka, akan tetapi sebenarnya ada sejumlah faktor yang ikut menentukan berdirinya di suatu wilayah; ini menyangkut faktor ekonomis, historis, manusia, politis dan akhirnya geografis. Menurut Daldjoeni (1977:22), bahwa faktor geografis adalah jenis-jenis di dalam faktor alam yang mempunyai pertalian langsung atau tak langsung dengan kehidupan manusia dalam arti memberikan kepadanya untuk menghuni permukaan bumi sebagai wilayah. Terdapat delapan faktor yang mempengaruhi kehidupan manusia, delapan faktor ini oleh para geograf disebut delapan faktor geografis. Seperti yang dikemukakan Daldjoeni (1977:20) bahwa: Para geograf menunjuk kepada adanya delapan faktor: relasi ruang (lokasi, posisi, bentuk, luas, jarak), relief atau topografi (tinggi rendahnya permukaan bumi), iklim (dengan permusimannya), jenis tanah (kapur, liat, pasir, gambut), flora dan fauna, air tanah dan kondisi pembuangan air, sumber-sumber mineral (barang tambang) dan relasi dengan lautan. Faktor geografis sangat berpengaruh dan paling menentukan dalam pendirian industri, sehingga Robinson dalam Daldjoeni (1992:58) memasukkan ke dalam faktor geografis pendirian suatu industri ada enam hal: bahan mentah, sumber daya tenaga, suplai tenaga kerja, suplai air, pasaran dan fasilitas transportasi.

Seperti halnya industri karet PT. Mardec Siger Way Kanan yang tidak terlapas dari faktor fisis, seperti faktor lokasi, bahan mentah, serta faktor sosial, seperti tenaga kerja, transportasi, dan pemasaran. Oleh sebab itu, berdasarkan teori di atas ada beberapa faktor geografis yang menjadi objek penelitian dalam pendirian industri karet PT. Mardec Siger Way Kanan yaitu faktor lokasi, bahan mentah, tenaga kerja, sarana transportasi, serta pemasaran hasil produksi. a. Lokasi Industri Lokasi industri ini berkaitan dengan wilayah bahan mentah, pemasaran, sumber suplai, tenaga kerja, wilayah bahan bakar dan tenaga, jalur transportasi, medan wilayah, pajak dan persatuan penyalur (zoning) kota (Daldjoeni, 2003:167). Sedangkan menurut Marsudi Djojodipuro (1999:31), faktor yang mempengaruhi lokasi industri pada umumnya adalah faktor endowment, pasar dan harga, bahan baku dan energi, aglomerasi, keterkaitan antar industri dan penghematan ekstern, kebijaksanaan pemerintah, dan biaya angkutan. Dalam pendirian suatu industri, pada umumnya selalu memperhitungkan faktor wilayah lokasi industri demi adanya kelancaran dan keuntungan yang didapat suatu industri. Hal ini sesuai dengan pendapat Marsudi Djojodipuro (1999:30) yang mengatakan bahwa dalam usahanya untuk meminimumkan biaya, maka suatu perusahaan antara lain berusaha untuk memilih lokasi yang tepat. Dalam pendirian suatu perusahaan biasanya dilakukan pertimbangan sehingga industri yang didirikan dapat berorientasi pada salah satu faktor, baik bahan mentah, tenaga kerja maupun pemasaran demi mencapai kemudahan dan mendapat keuntungan. Untuk menentukan lokasi industri satu bahan mentah dan satu pasar Weber mengintroduksikan pengertian material indeks of industry (MII). MII adalah perbandingan berat bahan mentah dan berat hasil akhir; atau dalam rumus: ( berat bahan mentah). Bila MII >1, maka berat bahan mentah lebih besar dari pada hasil (berat hasil akhir) akhir dan lokasi industri yang bersangkutan akan berorientasi ke bahan mentah;

sebaliknya, bila MII <1, maka akan berorientasi ke pasar hasil akhir (Marsudi Djojodipuro, 1999:73). Jika dilihat berdasarkan lokasi berdirinya industri yang dekat sumber bahan mentah, membutuhkan banyak bahan mentah dan mengalami banyak penyusutan setelah proses produksi, maka terlihat industri ini berorientasi pada bahan mentah. Umumnya Industri yang cenderung ditempatkan di lokasi bahan mentah adalah jenis industri yang membutuhkan bahan mentah dalam jumlah cukup banyak, utuh, dan banyak mengalami susut pada waktu proses pengolahan, sehingga akan lebih menguntungkan dan meminimalkan biaya bila industri didirikan mendekati atau di lokasi bahan mentah itu sendiri. Dengan demikian beberapa faktor geografis yang menjadi objek penelitian dalam mendukung keberadaan industri karet PT. Mardec Siger Way Kanan yaitu faktor lokasi, bahan mentah, tenaga kerja, sarana transportasi, pemasaran. b. Bahan Mentah Menurut Kartasapoetra (1987:7) bahan mentah adalah semua bahan yang didapat dari sumber daya alam atau dari sumber daya manusia untuk dimanfaatkan lebih lanjut. Keberadaan bahan mentah sangat penting, sehingga disebut juga unsur produksi yang utama. Ketersediaan bahan mentah dan kemudahan dalam memperolehnya merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pendirian industri. Menurut Kartasapoetra (1987:73) yaitu sehubungan dengan kegiatan usaha, bahwa tersedianya bahan mentah atau bahan baku atau bahan setengah jadi dengan ketentuan mudah didapat dan biaya pengangkutan atau penyampaiannya ke pabrik dapat dikatakan murah atau layak penting bagi perusahaan industri.

Berdasarkan pendapat di atas, bahwa dalam suatu industri, bahan mentah merupakan hal yang penting bagi kelangsungan proses produksi. Produksi suatu industri sangat dipengaruhi oleh banyak sedikitnya bahan mentah yang digunakan. Bahan mentah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah getah karet. c. Tenaga Kerja Selain faktor lokasi dan bahan mentah sebagai pendukung berdirinya suatu industri, kemudahan dalam mendapatkan tenaga kerja juga menjadi hal yang utama dalam mendukung proses produksi suatu industri. Dalam mendapatkan tenaga kerja harus diperhatikan baik jumlah kuntitatif maupun kualitatif, kuantitatif artinya banyaknya jumlah yang dibutuhkan dan kualitatif adalah keahlian, usia dan tingkat pendidikan tenaga kerja. Menurut Daldjoeni (1992:59) Suplai tenaga kerja menyangkut dua segi: kuantitatif, artinya banyaknya orang yang direkrut dan kualitatif yakni berdasarkan keterampilan tekniknya Tenaga kerja selalu dibutuhkan dalam proses produksi sebagai unsur yang mengatur produksi. Pada dasarnya tenaga kerja dapat dibedakan menjadi beberapa jenis seperti tenaga kerja kasar, tenaga kerja terampil dan tenaga kerja managerial. Sumber daya yang dapat dimanfaatkan dari manusia, meliputi tenaga fisiknya, pikirannya, dan kepemimpinannya. Oleh karena itu sumber daya manusia dapat dikelompokkan ke dalam sumber tenaga kerja (man power resources), dan sumber daya mental (mental resources) berupa keahlian (expertise) dan kepemimpinan (leadership) (Nursid Sumaatmadja, 1988:213). Tenaga kerja yang mampu melakukan kegiatan produksi untuk menghasilkan barang dan jasa yang berkualitas menjadi pertimbangan bagi pengusaha sebagai faktor pendorong berdirinya industri. Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung (2004:4) mengklasifikasikan industri berdasarkan jumlah tenaga kerja menjadi 4 golongan yaitu: 1. Industri besar dengan tenaga kerja berjumlah 100 orang/lebih

2. Industri sedang dengan tenaga kerja berjumlah 20 sampai 99 orang 3. Industri kecil dengan tenaga kerja berjumlah 5 sampai 19 orang 4. Industri rumah tangga dengan tenaga kerja berjumlah 1 sampai 4 orang Adapun jumlah tenaga kerja yang bekerja di PT. Mardec Siger Way Kanan berjumlah 389 orang. Bila dilihat pengklasifikasian berdasarkan jumlah tenaga kerja dapat disimpulkan bahwa PT. Mardec Siger Way Kanan termasuk ke dalam golongan industri besar karena memiliki jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang yang berasal dari daerah sekitar Kabupaten Way Kanan maupun luar daerah Kabupaten Way Kanan yaitu, Malaysia, Jawa, dan Palembang. d. Sarana Transportasi Sarana transportasi digunakan dalam mencapai kemudahan mendapatkan bahan mentah, kebutuhan operasional, dan distribusi pemasaran pada suatu industri. Kartasapoetra (1987:70) menyatakan bahwa transportasi sangat penting bagi setiap perusahaan baik bagi pengangkutan dan bahan mentah/baku ke perusahaan maupun produk-produk jadi dari perusahaan ke konsumen. Sarana transporasi sebagai alat angkutan yang digunakan perusahaan dalam mendapatkan bahan mentah/baku dan mendistribusikan hasil produksi perusahaan dapat berupa mobil, truk, kereta api, kapal laut dan udara, serta manusia. Menurut Marsudi Djojodipuro (1999:51) bahwa sarana angkutan mencakup berbagai jenis, seperti truk, kereta api, kapal laut dan udara; akan tetapi juga manusia. Selain sarana transportasi yang tersedia, kelancaran transportasi selama kegiatan pengangkutan bahan mentah ke lokasi industri dan pengiriman barang produksi ke konsumen sangat penting dalam industri. Perdagangan bisa terlaksana apabila: 1. Tersedianya barang-barang ekonomi di sesuatu daerah yang dibutuhkan oleh daerah lainnya. 2. Adanya pengetahuan yang luas tentang

perbedaan harga barang-barang diantara daerah produsen dan konsumen. Karena perdagangan hanya bisa berkembang bila perbedaan harga antara daerah produsen dan konsumen cukup tinggi. 3. Lancarnya transportasi (Djamari, 1980:5). Sehingga dapat dikatakan bahwa transportasi yang lancar merupakan faktor pendukung adanya perdagangan atau kegiatan ekspor dan impor suatu industri. Pendistribusian produk hasil industri dari PT. Mardec Siger Way Kanan akhirnya diekspor ke berbagai negara yang membutuhkan. Sehingga dipastikan bahwa proses pengangkutan yang dilakukan melalui proses pengangkutan darat dan laut. e. Pemasaran Pengertian pemasaran menurut Nitisemito (1981:13) adalah semua kegiatan yang bertujuan memperlancar arus atau jasa dari produsen ke konsumen secara paling efesien dengan maksud menciptakan permintaan yang efektif. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa proses pemasaran bukan hanya sekedar menjual barang atau jasa, akan tetapi hal-hal yang berkenaan dengan kegiatan pemasaran baik secara langsung maupun tidak langsung dengan tujuan untuk memperlancar arus barang dari produsen ke konsumen. Menurut Daldjoeni (1992:60) pasaran pada giliranya tergantung dari dua hal: luas pasarannya, artinya: banyak penjualbelian atau omzet pasarannya dan kuat pasarannya, khusus ini tergantung dari taraf hidup para pelanggan Tujuan pemasaran dari hasil produksi PT. Mardec Siger Way Kanan adalah negara-negara konsumen seperti: Cina, India, Korea Selatan, Prancis Rusia dan negara lain yang memesan hasil produksi. Menurut Bintarto (1968:34) faktor kebutuhan antara negara-negara itu disebabkan karena perbedaan produksi dan konsumsi, hingga dapat juga menentukan perlu atau tidaknya mengadakan impor dan ekspor.

Dengan demikian pemasaran merupakan aktivitas terakhir pada proses industri dalam menyalurkan barang dan jasa hasil dari produksi untuk memenuhi kebutuhan manusia dan juga mencari keuntungan. B. Kerangka Pikir Keberadaan suatu industri tidak terlepas dari berbagai unsur-unsur geografi yang mendukung kelancaran suatu industri seperti: faktor lokasi, ketersediaan bahan mentah, ketersediaan modal, ketersediaan tenaga kerja, sarana transportasi, sumber tenaga, pemasaran hasil produksi yang mudah, dan keamanan namun dalam relita yang terjadi di lapangan tidak semua unsur-unsur tersebut ada dalam wilayah industri karena antara wilayah satu dengan yang lain memiliki unsur-unsur berbeda. Adapun unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam mendirikan industri karet PT. Mardec Siger Way Kanan yang dapat membantu kelancaran proses industri seperti: faktor lokasi, ketersediaan bahan mentah, ketersediaan tenaga kerja, sarana transportasi dan pemasaran hasil produksi yang mudah sehingga menjadi faktor pendukung berdirinya industri karet PT. Mardec Siger Way Kanan.