BAB IV ANALISA DATA. Daar Al-Fikri, 1989), h Pundi Akara, 2006), h Wahbah Zuhaili, Al-Fiqh Al-Islami wa Adillatuha, (Damaskus:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III UNSUR-UNSUR AKAD SYIRKAH MAZHAB HANAFI DAN MALIKI DALAM KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi

BAB III AKAD SYIRKAH DALAM KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM BAGI HASIL USAHA WARUNG KOPI DI DESA PABEAN KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

BAB II KERJASAMA USAHA MENURUT PRESPEKTIF FIQH MUAMALAH. Secara bahasa al-syirkah berarti al-ikhtilath (bercampur), yakni

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMBIAYAAN MURA<BAH{AH DI BMT MADANI TAMAN SEPANJANG SIDOARJO

SYIRKAH MUTANAQISHAH DAN IMPLEMENTASINYA PADA PEMBIAYAAN KPRS DI BANK SYARIAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENYELESAIAN RESIKO SENGKETA PADA KEMITRAAN TERNAK AYAM DI DESA NONGKOSAWIT KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN SISTEM MUD{A>RABAH MUSYA>RAKAH PADA PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA SURABAYA

BAB II AKAD SYIRKAH DALAM PERSPEKTIF MADZHAB MALIKI

BAB III. Koperasi (Syirkah Ta awuniyah) bersal dari perkataan Co dan Operation yang mengandung arti kerja sama untuk

BAB II KONSEP UMUM TENTANG SYIRKAH. A. Pengertian dan Landasan Hukum Syirkah. atau lebih, sehingga masing-masing sulit dibedakan, misalnya persekutuan

BAB II LANDASAN TEORI. Adapun landasan teori yang akan diuraikan adalah teori-teori yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Disamping kewenangan yang telah diberikan dalam bidang Hukum

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PEMBIAYAAN TALANGAN HAJI DI BANK SYARIAH MANDIRI SEMARANG

Perbankan Syariah. Transaksi Musyarakah. Agus Herta Sumarto, S.P., M.Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Manajemen

BAB IV SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh

AKAD-AKAD DI DALAM PASAR MODAL SYARIAH

BAB IV ANALISIS SADD AL-DH>ARI< AH TERHADAP JUAL BELI PESANAN MAKANAN DENGAN SISTEM NGEBON OLEH PARA NELAYAN DI DESA BRONDONG GANG 6 LAMONGAN

BAB II. kegiatan pengelolahan suatu usaha. Pengelolahan yang terjadi antara dua. pihak atau lebih sebagian hasil yang keluar untuk mencapai tujuan dan

MAPPING PERBANDINGAN KHES FATWA DSN-MUI

murtahin dan melibatkan beberapa orang selaku saksi. Alasan

BAB III LANDASAN TEORI. suku bangsa, sejak dahulu sampai sekarang 1. Sebelum kita membahas apa itu

PERBANKAN SYARIAH AKUNTANSI MUSYARAKAH RESKINO. SUMBER Yaya R., Martawiredja A.E., Abdurahim A. (2009). Salemba Empat. Modul ke: Fakultas FEB

BAB II Landasan Teori

BAB II LANDASAN TEORI. A. Konsep Akad Musyarakah dalam Fiqh Muamalah. tanggung jawab yang sama. Musyarakah bisa berbentuk mufawadhah atau

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK BAGI HASIL DENGAN PEMBAGIAN TETAP DARI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DI KJKS KUM3 RAHMAT SURABAYA

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. wawancara kepada para responden dan informan, maka diperoleh 4 (empat) kasus

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERALIHAN AKAD DI BMT MUDA SURABAYA. keuntungannya sudah diperjanjikan diawal akad. Artinya pihak BMT tidak dapat

Ji a>lah menurut masyarakat Desa Ngrandulor Kecamatan Peterongan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SUKU CADANG MOTOR HONDA DI DEALER HONDA CV. SINARJAYA KECAMATAN BUDURAN KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERSEPSI NASABAH TENTANG APLIKASI MURA<BAH}AH DI BMS FAKULTAS SYARIAH

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan manusia sehari-hari sebagai subjek hukum ataupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bahasa, 2007:207) pengertian prosedur adalah tahap-tahap kegiatan untuk

BAB III TINJAUAN TEORITIS. memiliki kesamaan orientasi melakukan kemitraan. pasangan, jodoh, sekutu atau kompanyon. Sedangkan partnership

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH CATONAN DI DESA CIEURIH KEC. MAJA KAB. MAJALENGKA

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. usahanya berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian (akad) antara

JURNAL EKONOMI Volume 21, Nomor 3 September 2013 KERJA SAMA (SYIRKAH) DALAM EKONOMI ISLAM. Deny Setiawan

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh UU No.10 tahun 1998 dan undang-undang terbaru mengenai perbankan

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN TAKE OVER PADA PERBANKAN SYARIAH (STUDI KASUS TAKE OVER KPR DARI BMI KE BRI SYARIAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG SISTEM IJO (NGIJO) DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

BAB II LANDASAN TEORITIS. (2000:59.1) mengemukakan pengertian Bank Syariah sebagai berikut :

BAB IV ANALISIS FIKIH MAZHAB SYAFII TERHADAP PRAKTIK JIAL BELI HARGA SEPIHAK

Bank Syariah PIEw14 1

BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN IMPLIKASI HUKUM PERKAWINAN AKIBAT PEMALSUAN STATUS CALON SUAMI DI KUA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KONTRAK OPSI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SURABAYA

BAB II LANDASAN TEORI

APLIKASI AKAD MUSYARAKAH PADA KREDIT PEMBIAYAAN PERUMAHAN. Hamdani Dosen Ekonomi Syariah Institut Agama Islam (IAI) Ngawi

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Pelaksanaan Syirkah Antara Pemilik Kapal Dengan Nelayan Di Kelurahan Kotakarang Kecamatan Teluk Betung Timur

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Herdiansyah pada tahun 2008, yang berjudul

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGELOLAAN REKSA DANA MELATI US DOLLAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya diantara penelitian tersebut adalah: 1. Penelitian yang dilakukan oleh AGUS ADI DEWANTO, SH pada

BAB IV. A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.

LAMPIRAN: Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-./BL/. Tanggal : PENERBITAN EFEK SYARIAH DI PASAR MODAL

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR,

BAB V PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Model Pembiayaan Akad Mudharabah Di BMT HARUM

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

BAB IV ANALISIS DATA. A. Penerapan Sistem Bagi Hasil pada Depot Pak D. pembagian hasil usaha antara pemilik dana dan pengelola dana.

Sebagaimana yang telah diriwayatkan Ibnu Umar ra :

KHIYAR (HAK PILIH) DALAM JUAL BELI SESI 5 ACHMAD ZAKY

BABI PENDAHULUAN. iman.puasa adalah suatu sendi (rukun) dari sendi-sendi Islam. Puasa di fardhukan

Pengelolaan Harta PRIORITAS KONSUMSI KONSUMSI TABDZIR TAQTIR TARAF

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 53 /POJK.04/2015 TENTANG AKAD YANG DIGUNAKAN DALAM PENERBITAN EFEK SYARIAH DI PASAR MODAL

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya

BAB IV BINDUNG KECAMAATAN LENTENG KABUPATEN SUMENEP. yang sifatnya menguntungkan. Jual beli yang sifatnya menguntungkan dalam Islam

PENERAPAN WAKALAH DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DITINJAU DARI KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH. Oleh : Rega Felix, S.H.

PEMBIAYAAN MUSYARAKAH

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Pasal 1 Angka 7 UU Perbankan Syariah, yang dimaksud dengan Bank

BAB IV TINJAUAN MAS}LAH}AH MURSALAH TERHADAP UTANG PIUTANG PADI PADA LUMBUNG DESA TENGGIRING SAMBENG LAMONGAN

PERLAKUAN AKUNTANSI PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk.

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Analisis terhadap Akad bisnis Advertising dengan pendapatan

Pertemuan Minggu IX : Pembiayaan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. Praktek perbankan berdasarkan prinsip bagi hasil, dilakukan di Indonesia

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENANGUNG JAWAB ATAS TANGGUNGAN RESIKO IJARAH. perbolehkan penggunaanya, Jelas, mempunyai tujuan dan maksud, yang

Materi: 11 AKUNTANSI MUSYARAKAH (Partnership)

BUKU II TENTANG AKAD. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 20

BAB I PENDAHULUAN. Badan usaha di Indonesia beraneka ragam jenis. Badan usaha dibagi dalam

dengan pengusaha plasma di Desa Turi Toyaning dapat mengatasi masalah menjamin masalah pemasaran maupun tingkat harga hasil produksi petani atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Lembaga Keuangan

BAB III KONSEP EKONOMI ISLAM TENTANG BAGI HASIL. profit sharing. Profit dalam kaus ekonomi diartikan pembagian laba. Secara

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGGUNAAN AKAD BMT AMANAH MADINA WARU SIDOARJO. Pembiayaan di BMT Amanah Madina Waru Sidoarajo.

BAB IV ANALISIS ETIKA ISLAM DALAM PENGELOLAAN BISNIS PENGEMBANG PERUMAHAN DI PT. SYSSMART SEJAHTERA SURABAYA

PEMBIAYAAN USAHATANI DARI LEMBAGA KEUANGAN NON BANK BMT MATERI SIARAN RRI HARI/TANGGAL : JUM AT 18 AGUSTUS 2017

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SOAL DAN JAWABAN AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Firdaus, Akad-Akad Syariah, (Jakarta: Renaisan, 2007), h.43

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

BAB IV ANALISIS DATA. Yogyakarta, 2008, hlm Dimyauddin Djuwaini, Pengantar fiqh Muamalah, Gema Insani,

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua

Transkripsi:

53 BAB IV ANALISA DATA A. Akad Syirkah Menurut Madzhab Maliki Syirkah menurut madzhab Maliki adalah pemberian izin kepada kedua mitra kerja untuk mengatur harta (modal) bersama. Maksudnya, setiap mitra memberikan izin kepada mitranya yang lain untuk mengatur harta keduanya tanpa kehilangan hak untuk melakukan hal itu. 1 Dalam pengertian di atas diketahui syirkah yang dimaksud oleh madzhab Maliki kedua belah pihak yang berserikat harus memberi izin kepada keduanya untuk mengatur harta syirkah itu sendiri yang menjadi modal bersama. Sehingga kesamaan dan kedudukan lebih diprioritaskan, dengan adanya izin kebolehan mengelola modal tersebut. Namun tidak dipungkiri dalam hal praktik pengelolaan modal biasanya dilakukan sesuai kesepakatan. 1. Akad Syirkah Menurut Madzhab Maliki Ulama Malikiyah berpendapat sama dengan ulama Syafi iyah mereka berpendapat bahwa syirkah dibagi menjadi syirkah uqud yang terbagi atas : syirkah inan, syirkah abdan, syirkah mufawadhah. a. Syirkah Inan, pembagian keuntungan bergantung pada besarnya modal. Dengan demikian, jika modal masingmasing sama, kemudian pembagian keuntungan dan kerugian tidak sama maka syirkah menjadi batal. Sehingga pembagian ini merupakan pokok terpenting dalam syirkah inan. Semakin besar modal yang ditanam maka semakin besar pula keuntungan yang diperoleh. Jadi tidak melihat sama atau tidaknya modal yang diberikan namun dilihat dari keuntungan yang diperoleh sesuai dengan besarnya modal. 2 1 Wahbah Zuhaili, Al-Fiqh Al-Islami wa Adillatuha, (Damaskus: Daar Al-Fikri, 1989), h. 441 2 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah Jilid 13 Terjemah, (Jakarta: Pena Pundi Akara, 2006), h.24

54 b. Syirkah Abdan, perserikatan jenis ini dibolehkan oleh ulama Malikiyah, Hanabilah, dan Zaidiyah. Dengan alasan bahwa tujuan dari perserikatan ini adalah mendapatkan keuntungan. Selain itu, perserikatan tidak hanya terjadi pada harta, tetapi dapat juga pada pekerjaan, seperti dalam mudharabah. Namun demikian ulama Malikiyah menganjurkan syarat untuk keshahihan syirkah ini, yaitu harus ada kesatuan usaha. Mereka melarangnya jika jenis barang yang dikerjakan keduanya berbeda, kecuali masih ada kaitannya satu sama lain, seperti usaha penenunan. Selain itu keduanya harus berada di tempat yang sama. Jika berbeda tempat, syirkah abdan tidak sah. c. Syirkah Mufawadhah, menurut ulama Malikiyah tiaptiap pihak menegosiasikan dengan temannya atas semua tindakannya baik pada saat kehadiran pihak maupun tidaksehingga semua kebujaksanaan ada di tangan masing-masing. Syirkah Mufawadhah baru dikatakan berlaku jika masing-masing pihak berakad untuk hal itu. Dalam negosiasi, tidak disyaratkan sama jumlah modalnya dan juga tidak ada syarat untuk semua pihak dan tanpa menyisihkan harta, sehingga semua harta masuk dalam syirkah. 3 d. Syirkah wujuh, madzhab Maliki tidak memperbolehkan syirkah wujuh, karena menurut madzhab Maliki syirkah wujuh tidak sah. Tetapi Abu Hanifah memperbolehkannya. 4 Adapun dasar madzhab Maliki tidak memperbolehkannya, karena syirkah hanya berhubungan dengan nilai harta dan kerja, semantara dua unsur pokok ini tidak terdapat pada syirkah wujuh. Disamping itu di dalamnya mengandung unsur penipuan karena masing-masing dari kedua belah pihak menggantikan kawannya dengan suatu usaha dan upaya yang tidak ditentukan jenis pekerjaan dan usaha 3 Ibid, h. 319 4 Ibnu Rusyd, Op. Cit., h. 152

55 khususnya karena syirkah wujuh hanya berdasarkan tanggungan tanpa pekerjaan dan harta. B. Akad Syirkah dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah Adapun syirkah menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES) Pasal 20 ayat 3 adalah kerjasama antara dua orang atau lebih dalam hal permodalan, keterampilan, atau kepercayaan dalam usaha tertentu dengan pembagian keuntungan berdasarkan nisbah yang disepakati oleh pihakpihak yang berserikat. 5 1. Akad Syirkah Menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah Seperti kita ketahui perluasan kewenangan Pengadila Agama disesuaikan dengan perkembangan hukum dan kebutuhan hukum masyarakat. Di dalam undang-undang nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan undang-undang nomor 10 tahun 1998 antara lain diatur tentang pembiayaan berdasarkan prinsip syariah. Prinsip syariah yang dimaksud adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara pihak bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana atau pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lain, yang dinyatakan sesuai dengan syariah antara lain mudharabah, musyarakah dan murabahah. Perjanjian musyarakah adalah perjanjian penyertaan modal usaha perniagaan antara pemilik modal, dapat dilakuakan antara bank syariah dengan para pemilik modal, dapat dilakukan antara bank syariah dengan para pengusaha. Manajemen perusahaan dapat dipercayakan pada manajer yang disepakati oleh para pemilik modal. Pembagian keuntungan atau kerugian, dapat disepakati menurut porsi masing-masing modal. Mekanisme operasional musyarakah adalah perjanjian kesepakatan bersama antara beberapa pemilik modal untuk 5 Tim Redaksi, Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, (Bandung: Fokusmedia, 2008), h. 14

56 menyertakan modal sahamnya pada satu proyek, yang biasanya berjangka waktu panjang. 6 Dalam ketentuan umum bab IV tentang syirkah dpat dilakukan dalam bentuk syirkah amwal, syirkah abdan, dan syirkah wujuh. Setelah itu syirkah amwal dan syirkah abdan dapat dilakukan dalam bentuk syirkah inan, syirkah mufawadhah, dan syirkah mudharabah yang terdapat dalam Pasal 135. Dalam ketentuan Pasal ini diulas sebagai berikut: Syirkah uqud terdiri dari tiga macam yakni syirkah amwal, syirkah abdan dan syirkah wujuh. Syirkah amwal merupakan kerjasama dalam modal, yang mana setiap anggotanya harus menyertakan modal berupa uang tunai atau barang berharga. Apabila kekayaan anggota yang akan dijadikan modal syirkah bukan berbentuk uang tunai, maka kekayaan tersebut harus dijual dan/atau dinilai terlebih dahulu sebelum melakukan akad kerjasama. 7 a. Syirkah inan dalam Pasal 173 disebutkan: Poin 1 syirkah inan dapat dilakukan dalam bentuk kerjasama modal sekaligus kerjasama keahlian dan/atau kerja. Poin 2 pembagian keuntungan dan/atau kerugian dalam kerjasama modal dan kerja ditetapkan berdasarkan kesepakatan. 8 Dari paparan undang-undang di atas dapat disimpulkan bahwa syirkah inan ini dilakukan kerjasama modal sekaligus kerjasama keahlian/kerja. Dalam syirkah inan semua ketentuan diatur berdasarkan kedua belah pihak yang berserikat. Tidak ada ketentuan khusus bentuk kerja yang disyaratkan. Jadi semua bentuk kerja bisa dijadikan kerjasama dalam bentuk syirkah inan selama tidak menyalahi ketentuan syara. 6 Afdol, Legalisasi Hukum Islam Di Indonesia, (Surabaya: Airlangga University Press, 2009), h. 115 7 Tim Redaksi, Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, (Bnadung: Fokusmedia, 2008), h. 43 8 Ibid, h. 47

57 b. Adapun syirkah abdan menurut Pasal 148 merupakan suatu pekerjaan yang mempunyai nilai apabila dapat dihitung dan diukur berdasarkan jasa dan/atau hasil. Dalam suatu akad kerjasama, pekerjaan dapat dilakukan dengan syarat masing-masing pihak mempunyai keterampilan untuk bekerja, dan pembagian tugas dalam akad kerjasama pekerjaan, dilakukan berdasarkan kesepakatan. Para pihak dalam syirkah abdan wajib melaksanakan pekerjaan yang telah diterima oleh anggota syirkah lainnya, dan semua pihak dalam syirkah abdan dianggap telah menerima imbalan apabila imbalan tersebut telah diterima oleh anggota syirkah lainnya. 9 c. Syirkah mufawadhah merupakan kerjasama untuk melakukan usaha boleh dilakukan dengan jumlah modal yang sama dan keuntungan dan/atau kerugiannya dibagi sama. Para pihak dan/atau para pihak yang melakukan akad syirkah mufawadhah terikat dengan perbuatan hukum anggota lainnya. Perbuatan hukum yang dilakukan oleh para pihak yang melakukan akad kerjasama dalam syirkah mufawadhah ini dapat berupa pengakuan utang, melakukan penjualan, pembelian dan/atau penyewaan. Jadi tidak terikat dalam bentuk uang saja sehingga banyak peluang dalam bentuk kerjasama ini. 10 d. Syirkah wujuh menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah kerjasama dilakukan antara pedagang dan pemilik benda dan saling percaya diantara keduanya. Pedagang tidak harus menyerahkan uang muka ketika menjual benda milik pihak lain. Dan jika barang tersebut tidak laku benda kembali ke pemilik benda. Syirkah wujuh dijelaskan dalam Pasal 140: 1) Kerjasama dapat dilakukan antara pihak pemilik benda pihak pedagang karena saling percaya 9 Ibid, h. 44 10 Ibid, h. 46

58 2) Dalam kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat 1, pihak pedagang boleh menjual benda milik pihak lain tanpa menyerahkan uang muka atau jaminan berupa benda atau surat berharga lainnya 3) Pembagian keuntungan dalam syirkah wujuh ditentukan berdasarkan kesepakatan 4) Benda yang tidak laku dijual, dikembalikan kepada pihak pemilik. 5) Apabila barang yang diniagakan rusak karena kelalaian pihak pedagang, maka pihak pedagang wajib mengganti kerusakan tersebut. 11 e. Syirkah Mudharabah Dalam Pasal 139 Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah disebutkan: 1) Kerjasama dapat dilakukan antara pemilik modal dengan pihak yang mempunyai keterampilan untuk menjalankan usaha. 2) Dalam kerjasama mudharabah, pemilik modal tidak turut serta dalam menjalankan perusahaan. 3) Keuntungan dalam kerjasama mudharabah dibagi berdasarkan kesepakatan dan kerugian ditanggung hanya oleh pemilik modal. 12 Dengan ketentuan di atas maka terlihat bahwa kerjasama dalam syirkah mudharabah ini tidak semua harus ada modal. Jadi pihak satu yang memberi modal dan pihak lainnya sebagai orang yang mempunyai keterampilan. Dengan ketentuan tersebut maka pembagian modal dibagi berdasarkan kesepakatan. Namun yang kerap terjadi dalam masyarakat biasanya pembagian modal mudharabah 60%-40%, 60% untuk pemilik modal dan 40% untuk orang yang menggarap. Dan jika suatu saat ada kerusakan barang atau kerugian, maka kerusakan tersebut menjadi tanggungan pemilik modal. 11 Ibid, h. 42 12 Ibid, h. 41