BAB I PENDAHULUAN. lemahnya perencanaan dan kontrol membuat permasalahan transportasi menjadi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan yang rendah, terbatasnya sumber daya, khususnya dana, kualitas dan

Volume 2 Nomor 2, Desember 2013 ISSN KAJIAN BANGKITAN LALU LINTAS DAMPAK PEMBANGUNAN CIREBON SUPER BLOCK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Transportasi memainkan peranan penting dalam membantu perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi memainkan peranan penting dalam membantu perkembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Analisis Kebutuhan Parkir dan Kajian Dampak Lalu Lintas Gedung Pusat Perbelanjaan Ramayana Makassar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jakarta sebagai ibukota negara dan sebagai tempat perputaran ekonomi terbesar

BAB I PENDAHULUAN. Jalan raya merupakan salah satu sarana transportasi darat yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

operasi simpang yang umum diterapkan adalah dengan menggunakan sinyal lalu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Umum. Sebagai Negara yang baru di bangun dengan sarana dan prasarana yang

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang yang merupakan Ibukota Jawa Tengah adalah salah satu

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IDENTIFIKASI KINERJA JARINGAN JALAN ARTERI PRIMER DI KOTA SRAGEN TUGAS AKHIR. Oleh : S u y a d i L2D

BAB I PENDAHULUAN. Jaringan jalan raya merupakan prasarana transportasi darat yang. memegang peranan penting dalam sektor perhubungan terutama guna

BAB I PENDAHULUAN 1.1. TINJAUAN UMUM

Alternatif Pemecahan Masalah Transportasi Perkotaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. kian meningkat dalam aktivitas sehari-harinya. Pertumbuhan sektor politik,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Permasalahan di sektor transportasi merupakan permasalahan yang banyak terjadi

PRIORITAS PENANGANAN PERMASALAHAN TRANSPORTASI PADA JALAN ARTERI PRIMER DI KOTA PEKALONGAN TUGAS AKHIR. Oleh : TRI AJI PEFRIDIYONO L2D

BAB 1 PENDAHULUAN. simpang merupakan faktor penting dalam menentukan penanganan yang paling tepat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB. I PENDAHULUAN. membuat kota ini terdiri dari lima wilayah kecamatan (Distric), yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Seiring dengan perkembangan suatu kota dan semakin meningkatnya arus lalu-lintas, pertumbuhan perhotelan juga

BAB I PENDAHULUAN. Jaringan jalan sebagai bagian dari sektor transportasi memiliki peran untuk

BAB I Pendahuluan I-1

BAB I PENDAHULUAN. barang atau orang yang dapat mendukung dinamika pembangunan daerah.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Sistem jaringan jalan terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Semarang merupakan ibu kota propinsi Jawa Tengah. Kota

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. diiringi dengan peningkatan mobilitas manusia dan kegiatan yang dilakukan. Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. raya adalah untuk melayani pergerakan lalu lintas, perpindahan manusia dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

D4 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Tetapi sebaliknya, bila transportasi tidak ditata dengan baik maka mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Transportasi merupakan salah satu prasarana yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kemacetan adalah situasi keadaan tersendatnya atau terhentinya lalu lintas yang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dapat digunakan untuk memperkirakan kebutuhan (demand) yaitu dengan. menggunakan metode empat tahap (four stage method).

Aditya Putrantono Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

BAB I PENDAHULUAN. Dengan meningkatnya pembangunan suatu daerah maka semakin ramai pula lalu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, umumnya seragam, yaitu kota-kota mengalami tahap pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan aktifitas suatu kota menyebabkan peningkatan pergerakan orang dan

BAB I PENDAHULUAN. kota-kota besar lainnya di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya dan Semarang

BAB 1 PENDAHULUAN. Aktifitas keseharian penduduk perkotaan makin tinggi sejalan dengan makin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. pertahanan keamanan. Pertumbuhan sektor ini akan mencerminkan pertumbuhan

ARAHAN PENGATURAN LALU LINTAS PADA PERSIMPANGAN SETYABUDI RAYA POTROSARI SEBAGAI DAMPAK MUNCULNYA PUSAT PERBELANJAAN ADA, BANYUMANIK SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. oleh Negara Negara yang telah maju maupun oleh Negara yang sedang

PENGARUH PERUBAHAN ARUS LALU LINTAS SATU ARAH TERHADAP KINERJA JARINGAN JALAN DI KAWASAN PUSAT KOTA SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan jumlah kepemilikan kendaraan dewasa ini sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah sebuah provinsi sekaligus ibu kota 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Namun pada kenyataannya yang terjadi saat ini perkembangan kota selalu lebih

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. penting, mengingat bahwa fasilitas ruang parkir merupakan bagian dari sistem

BAB IV TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan transportasi seperti kemacetan, polusi udara, kecelakaan, antrian maupun

BAB III METODOLOGI 3.1 PENDEKATAN MASALAH

BAB. I. Pendahuluan I - 1 BAB I PENDAHULUAN

KAJIAN KINERJA JALAN ARTERI PRIMER DI SIMPUL JALAN TOL JATINGALEH KOTA SEMARANG (Studi Kasus : Penggal Ruas Jalan Setia Budi)

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS

BAB III METODOLOGI. Persiapan. Pengamatan Pendahuluan. Identifikasi Masalah. Alternatif Pendekatan Masalah. Pengumpulan Data Data Primer Data Sekunder

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Peningkatan arus lalu lintas kendaraan dan pergerakan orang di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kota Kupang merupakan bagian dari wilayah negara Indonesia, terletak di

BAB I PENDAHULUAN LAPORAN TUGAS AKHIR I - 1. D4 Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung

Iin Irawati 1 dan Supoyo 2. Program Studi Teknik Sipil, Universitas Semarang, Jl. Soekarno Hatta Tlogosari Semarang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. jaringan jalan. Transportasi merupakan bagian yang tidak dapat. dipisahkan dari kehidupan manusia. Terdapat hubungan erat antara

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.

Dampak Pembangunan Mall Olimpic Garden (MOG) Terhadap Lalu Lintas Kota Malang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan dengan

MODEL DINAMIS BANGKITAN DAN TARIKAN PERGERAKAN BERDASARKAN PERKEMBANGAN GUNA LAHAN (STUDI KASUS KOTA SEMARANG) TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan yang memenuhi persyaratan kelayakan. Lalu lintas memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang pendahuluan yang merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Peranan tersebut menjadikan angkutan umum perkotaan sebagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan volume lalu lintas jalan khususnya di Kota Yogyakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. keberlangsungan hidup manusia. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Transportasi perkotaan di banyak negara berkembang menghadapi permasalahan dan beberapa diantaranya sudah berada dalam tahap kritis. Permasalahan yang terjadi bukan saja disebabkan oleh terbatasnya prasarana transportasi yang ada, tetapi juga sudah ditambah lagi dengan permasalahan lainnya. Pendapatan yang rendah, kualitas dan kuantitas data yang berkaitan dengan transportasi, urbanisasi yang cepat, tingkat disiplin yang rendah, dan lemahnya perencanaan dan kontrol membuat permasalahan transportasi menjadi semakin parah. Secara geografis Kota Cirebon terletak pada posisi yang sangat strategis, karena menjadi simpul pergerakan antar kota/ wilayah, seperti ; DKI Jakarta - Jawa Barat dan Jawa Tengah. Posisi strategis yang didukung oleh kelengkapan prasarana/ sarana kota telah menjadikan daya tarik bagi tumbuh dan berkembangnya berbagai macam kegiatan pembangunan. Kota Cirebon terletak di Jalur Pantura Propinsi Jawa Barat. Secara administrasi Wilayah Kota Cirebon terdiri atas 5 (lima) kecamatan dan 22 kelurahan dengan batas wilayah : Sebelah Utara : Sungai Kedungpane / Tangkil Sebelah Timur : Laut Jawa

2 Sebelah Selatan : Sungai Kalijaga / Kabupaten Cirebon Sebelah Barat : Sungai Banjir Kanal / Kabupaten Cirebon Kota Cirebon dalam penataan ruang nasional yaitu berdasarkan PP No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) adalah sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang merupakan salah satu pengembangan kawasan metropolitan, serta merupakan bagian dari kawasan andalan yaitu Ciayumajakuning (Cirebon Indramayu Majalengka Kuningan). Ditretapkannya Kota Cirebon sebagai pengembangan kawasan metropolitan menimbulkan perubahan penggunaan lahan, seiring dengan perubahan lahan maka meningkat pula pembangunan infrastruktur yang mengacu pada pemanfaatan lahan untuk merealisasikan tercapainya tujuan Kota Cirebon sebagai kota metropolitan. Kota Cirebon sebagai pusat pertumbuhan wilayah di sekitarnya, mengakibatkan semakin tingginya arus urbanisasi ke kawasan itu. Tingginya arus urbanisasi ini tidak terlepas dari adanya faktor pendorong dan penarik untuk mengadu nasib di Kota Cirebon. Kota Cirebon merupakan daya tarik bagi penduduk luar Kota Cirebon untuk masuk ke Cirebon dalam rangka mengembangkan usaha ataupun mencari pekerjaan. Akibatnya jumlah penduduk bertambah banyak dan bermunculan daerah-daerah industri, sementara ketersediaan tanah di perkotaan tidak mengalami perluasan maka pola perkembangan penggunaan lahan menjadi kurang teratur, hal ini menimbulkan kecenderungan yang membuat kota tidak nyaman, tidak aman, tidak efisien dan ini menjadi masalah klasik perkotaan dimana saja. Semakin kompleksnya masalah di perkotaan menyebabkan tidak terkontrolnya penggunaan lahan. Arus urbanisasi

3 yang besar di Kota Cirebon menimbulkan masalah-masalah baru seperti dampak panjangnya pada efektifitas transportasi. Berkembangnya kawasan perkotaan maupun di pinggiran kota, akan berdampak dengan meningkatnya kepadatan lalu-lintas di kawasan tersebut. Salah satu penyebab masalah lalulintas yang berkaitan dengan pembangkit perjalanan adalah perjalanan yang dihasilkan oleh suatu kawasan lebih tinggi dari pada kapasitas pelayanan yang ada, serta perjalanan tersebut terjadi pada waktu yang relatif bersamaan, sehingga kemacetan lalu-lintas sulit untuk dihindari. Kepadatan lalu-lintas dapat terlihat dari berkembangnya jumlah kendaraan bermotor di Kota Cirebon, pada tahun 2009 jumlah kendaraan bermotor sebanyak 131.189 unit dan pada tahun 2010 berjumlah 156.835 unit, yang artinya jumlah kendaraan meningkat sebesar 6,12 % (Kota Cirebon Dalam Angka, 2010). Pertumbuhan yang pesat dari jumlah kendaraan bermotor ini perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena dikhawatirkan akan terjadi ketimpangan yang besar antara jumlah kendaraan dengan panjang jalan yang tersedia, yang akhirnya akan menyebabkan terjadinya permasalahan transportasi (kemacetan dan keselamatan /kecelakaan). Perubahan terhadap kebutuhan pergerakan lalu lintas yang mencerminkan pelaksanaan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), tentunya juga akan selalu mengakibatkan terjadinya perubahan pada pergerakan arus lalu lintas. Selanjutnya perubahan tersebut harus dapat didukung oleh sistem jaringan (prasarana) transportasi dan sistem perangkutan kota sehingga dibutuhkan pembangunan jaringan. Semakin meningkat dan berkembangnya suatu kota akan semakin kuat menarik pergerakan dari penjuru atau pusat kegiatan lainnya. Seperti halnya

4 perubahan penggunaan lahan yang terjadi di ruas Jalan Cipto Mangunkusumo Kota Cirebon, hal ini juga di dukung dalam Materi Teknis Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Cirebon tentng rencana pola ruang yang merencanakan wilayah Jalan Cipto Mangunkusumo menjadi kawasan perdagangan atau jasa. Pada awalnya jalan tersebut adalah kawasan perkantoran namun berubah fungsi menjadi kawasan perdagangan, hal tersebut di tunjukkan dengan pembangunan beberapa bangunan komersil seperti pertokoan, supermarket, hingga mall yang dikenal dengan Cirebon Super Block yang masih dalam tahap kontruksi yang diperkirakan akan menjadi landmark Kota Cirebon karena akan memiliki fasilitas Hotel, Rumah Toko, Perkantoran, serta Mall yang dilengkapi dengan pusat jajanan kuliner dan bioskop, dengan kengkapnya fasilitas yang ditawakan Cirebon Super Block yang akan menimbulkan bangkitan perjalanan di kawasan tersebut, sehingga arus lalu lintas disepanjang ruas Jalan Cipto Mangunkusumo menjadi semakin tinggi jumlah dan frekuensinya serta menurunkan kinerja ruas jalan tersebut. Ruas Jalan Cipto Mangunkusumo Kota Cirebon yang berada di Kelurahan Pekiringan Kecamatan Kesambi adalah salah satu jalan tersibuk di Kota Cirebon di karenakan jalan tersebut merupakan salah satu koridor masuk pusat pemerintahan dari Kecamatan Harjamukti dan beberapa kelurahan di Kecamatan Kesambi yang termasuk wilayah Cirebon bagian selatan dan timur, disamping itu kawasan ini terdapat beberapa kantor dinas pemerintah dan juga berkembang pesatnya kawasan ini menjadi kawasan perdagangan. Sehingga ruas jalan ini

5 menjadi ruas jalan yang cukup vital bagi pergerakan dari wilayah Cirebon bagian selatan dan timur ke pusat kota atau sebaliknya. Pembangunan pada umumnya mengakibatkan perubahan pada kebutuhan pergerakan seperti meningkatnya jumlah kendaraan yang tertarik menuju suatu ruas jalan yang tentu saja jika tarikannya semakin besar maka berpotensi menimbulkan kemacetan. Sebagai kawasan perkantoran dan kawasan perdagangan, Jalan Cipto Mangunkusumo Kota Cirebon mampu menciptakan tarikan yang cukup besar ke jalan tersebut. Kondisi tersebut pasti menimbulkan banyak permasalahan transportasi yang harus ditangani segera atau berpotensi menimbulkan permasalahan yang harus diantisipasi agar pergerakan tetap lancar sehingga tidak mengganggu sinergi aktifitas di kawasan tersebut. Berdasarkan paparan tersebut maka penulis bermaksud memilih permasalan yang dirumuskan dalam Judul Analisis Kinerja Ruas Jalan Cipto Mangunkusumo Kota Cirebon Setelah Adanya Cirebon Super Block. 1.2.Identifikasi dan Perumusan Masalah 1.2.1.Identifikasi Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan permasalahannya sebagai berikut: 1. Perubahan tata guna lahan yang terjadi pada ruas Jalan Cipto Mangunkusumo Kota Cirebon berakibat meningkatnya jumlah kendaraan yang melewati ruas jalan tersebut, sehingga akan terjadi Arus kendaraan yang semakin padat dan kapasitas tidak mampu menampung Arus kendaraan tersebut

6 2. Meningkatnya jumlah kendaraan di Kota Cirebon dalam setiap tahunnya, menyebabkan semakin padatnya Arus kendaraan yang beroperasi di jalanjalan Kota Cirebon yang tentu saja panjang jalannya tidak bertambah dan dapat berakibat permasalah lalu lintas seperti kemacetan, waktu tempuh semakin lama, tundaan perjalanan, dan lain-lain. 3. Menurunya kinerja ruas Jalan Cipto Mangunkusumo dapat berakibat pada permasalah pelayanan lalu lintas seperti bertambahnya tundaan, menurunnya kecepatan kendaraan, ketidak nyamanan pengguna kendaraan yang melewati ruas jalan tersebut. 1.2.2. Perumusan Masalah Sebuah pembangunan apalagi pembangunan sebuah kompleks perdagangan dan jasa dalam hal ini Cirebon Super Block yang akan menjadi landmark kota Cirebon, dipastikan akan berpotensi membangkitkan lalu lintas, dengan demikian Cirebon Super Block akan mempunyai aktifitas tinggi untuk menarik arus lalu lintas per hari. Tingginya arus lalu lintas per hari yang tertarik oleh adanya Cirebon Super Block di khawatirkan akan menimbulkan permasalahan lalu lintas di ruas Jalan Cipto Mangunkusumo Kota Cirebon yang harus diantisipasi dan diatasi agar pergerakan tetap lancar sehingga tidak mengganggu aktifitas yang terjadi di sepanjang ruas Jalan Cipto Mangunkusumo Kota Cirebon. Dalam penanganan permasalahan transportasi tersebut perlu dilakukan kajian mengenai bagaimana Pengaruh Cirebon Super Block terhadap kinerja ruas Jalan Cipto Mangunkusumo Kota Cirebon. Untuk mengetahui Pengaruh Cirebon

7 Super Block terhadap kinerja ruas Jalan Cipto Mangunkusumo Kota Cirebon, maka diperlukan suatu metode analisis yang tepat, serta parameter-parameter yang perlu diperhitungkan, yang nantinya dapat dijadikan suatu standar bagi analisa Pengaruh Cirebon Super Block terhadap kinerja ruas jalan Cipto Mangunkusumo Kota Cirebon. Rumusan masalah yang digunakan pada masalah ini adalah: 1. Seberapa besar Arus lalu lintas pada ruas Jalan Cipto Mangunkusumo Kota Cirebon karena adanya Cirebon Super Block? 2. Seberapa besar bangkitan pergerakan yang terjadi yang diakibatkan Cirebon Super Block? 3. Bagaimanakah kinerja ruas Jalan Cipto Mangunkusumo Kota Cirebon sebelum dan setelah adanya Cirebon Super Block? 1.3.Tujuan Penelitian Penelitian ini bermaksud menganalisis ruas Jalan Cipto Mangunkusumo Kota Cirebon yang mengalami perubahan tata guna lahan yang awalnya adalah kawasan perkantoran menjadi kawasan komersil yang sudah tentu akan merubah perilaku tranportasi di ruas jalan tersebut maupun daerah sekitarnya namun akan di fokuskan pada pembangunan Cirebon Super Block yang merupakan Landmark kota Cirebon serta merencanakan sebuah penyelesaian masalah yang terjadi akibat kondisi tersebut.

8 Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui arus Lalu Lintas ruas Jalan Cipto Mangunkusumo Kota Cirebon pada kondisi eksisting dan setelah adanya Cirebon Super Block. 2. Untuk mengetahui kinerja ruas Jalan Cipto Mangunkusumo pada kondisi eksisting dan setelah adanya Cirebon Super Block. 3. Untuk mengetahui bangkitan pergerakan dari kawasan Cirebon Super Block. 4. Untuk mengetahui arus prediksi yang di akibatkan oleh Cirebon Super Block. 1.4.Manfaat Penelitian Dalam sebuah penelitian diharuskan penelitian tersebut memiliki manfaat, manfaat penelitian ini adalah : 1. Sebagai rekomendasi kepada Badan Perencanaan Daerah Kota Cirebon dalam menentukan kawasan komersil dan kawasan pemukiman pada ruas jalan Cipto Mangunkusumo. 2. Sebagai acuan kepada Dinas Perhubungan Kota Cirebon untuk menentukan rekayasa transportasi pada ruas jalan Cipto Mangunkusumo. 3. Untuk mengetahui kapan Dinas Bina Marga untuk melakukan perubahan geometrik ruas jalan Cipto Mangunkusumo. 4. Bagi Pemerintah Kota Cirebon dapat di jadikan acuan kebijakan agar pembangunan pusat-pusat kegiatan berskala besar diwajibkan membuat analisis dampak lalu-lintas agar mempermudah upaya penanggulangan gangguan lalu-lintas akibat pusat-pusat kegiatan tersebut.

9 5. Sebagai sosialisasi pada pengguna jalan sampai kapan pengguna jalan nyaman menggubakan ruas jalan tersebut. 1.5.Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan uraian identifikasi masalah yang diungkapkan diatas dan luasnya lingkup penelitian, dengan menyadari keterbatasan yang ada pada penulis, maka perlu diadakan pembatasan masalah agar penelitian dapat mencapai sasarannya. Analisis ini dibatasi hanya menganalisis kinerja ruas jalan berdasarkan parameter derajat kejenuhan dan analisis dilakukan pada tahun 2012 untuk memperkirakan kinerja ruas jalan Cipto Mangunkusumo hingga beroperasi maksimal yang diasumsikan tahun 2015 dan setelah Cirebon Super Block beroperasi 10 tahun mendatang atau hingga tahun 2025. 1.6.Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang pembahasan studi, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian yang dilengkapi dengan peta lokasi, dan sistematika penulisan. BAB II KAJIAN PUSTAKA Berisi tentang teori-teori mengenai konsep transportasi, fungsi transportasi, Sistem transportasi kota, jaringan transportasi, lalu lintas perkotaan, pola pergerakan, interaksi tata guna lahan dengan transportasi, dan teknik pengolahan data penelitian.

10 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Berisi tentang metode penelitian yang dipergunakan, variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian, populasi, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berisi tentang pendeskripsian data, hasil analisis data, serta pembahasan hasil penelitian. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berisi tentang kesimpulan penelitian dan saran dari hasil penelitian yang dilaksanakan.