6 BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan. Besarnya potensi pengembangan rumah sakit ditunjukkan dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Para pelaku usaha diharapkan mampu mengikuti perkembangan tersebut serta

BAB I PENDAHULUAN. jasa yang lebih baik daripada yang ditawarkan oleh pesaing. Hal tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan semua perusahaan yang bergerak pada bidang jasa, berlomba

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing

BAB I 1 PENDAHULUAN. Dengan meningkatnya status perekonomian masyarakat, kemudahan komunikasi

PENGARUH TARIF, FASILITAS DAN PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR SKRIPSI

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : TRI LESTARI J

BAB I PENDAHULUAN. ini membuat persaingan di pasar global semakin ketat dan ditunjang perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dunia usaha yang semakin pesat. Persaingan tersebut tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan saat ini masyarakat mulai memasukkan kebutuhankebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, pertumbuhan pasar, strategi pesaing dan faktor-faktor lain yang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan persaingan akan mendorong perusahaan untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Menurut Azwar (1996)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan persaingan bisnis pada era globalisasi dewasa ini. semakin tidak dapat diprediksikan. Selain itu disertai juga dengan

BAB 7 RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI. 7.1 Ringkasan Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah

BAB 1 : PENDAHULUAN. sehat. Namun saat ini rumah sakit bukan hanya sebagai fasilitas sarana kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan cukup pesat seiring di tertibkannya berbagai peraturan

BAB 1 PE DAHULUA. Universitas Indonesia. Analisis hubungan bauran..., Tri Yuliana, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. jaringannya (DinKes Jawa Timur, 2013). Instalasi Gawat Darurat sebagai gerbang

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Dimana sarana kesehatan pemerintah maupun swasta semakin

BAB I PENDAHULUAN. aliran biaya dua tahap. Tahap pertama adalah pembebanan sumber daya kegiatan,

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya demi kepuasan konsumen. karena dapat mempengaruhi profitabilitas suatu rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan dampak pada kematian, kesakitan, ketidakmampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang selalu mempunyai keinginan untuk sehat. Kini

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pelayanan oleh pelaksana pelayanan kesehatan, seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. dari rumusan permasalahan dan pertanyaan penelitian. Setelah teridentifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian terpadu dari. pembangunan sumber daya manusia, yaitu mewujudkan bangsa yang maju

BAB 1 PENDAHULUAN. ini perusahaan harus memiliki keunggulan dalam menghadapi perkembangan. bertahan dan terus berkembang dalam menghadapi pesaing.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan tempat pelayanan yang. 2000). Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini serta peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dikelola dengan manajemen sederhana, tetapi harus. berbagai perubahan. Setiap rumah sakit harus memiliki organisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi

BAB 1 PENDAHULUAN. dan rehabilitasi dengan mendekatkan pelayanan pada masyarakat. Rumah sakit

1 HALAMAN JUDUL UNIVERSITAS UDAYANA ANALISIS KEMAMPUAN DAN KEMAUAN MEMBAYAR PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM PURI RAHARJA DENPASAR TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, yang ditunjang dengan perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban tenaga keperawatan profesional (Depkes RI, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Pada jaman modern sekarang ini kemajuan dunia kesehatan semakin baik.

ANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEGIATAN JASA RAWAT INAP DI RSU TIDAR MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini dunia berada pada kemajuan jaman yang sangat pesat. Karenanya setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. padat modal dan padat teknologi, disebut demikian karena rumah sakit memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. konsumen menjadi salah satu sumber informasi mengenai produk yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan baik dalam lingkup nasional maupun global.hal ini

7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari pembangunan nasional

ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. konsumen atas suatu produk (Bustami, 2011). Dalam pelayanan kesehatan, mutu pelayanan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan zaman yang begitu pesat, diera globalisaasi

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

BAB I PENDAHULUAN. penting dari pembangunan nasional. Tujuan utama dari pembangunan di bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. membangun sistem pemberian pelayanan yang efektif, termasuk kualitas pelayanan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kualitas pelayanan yang ditawarkan kepada konsumen dalam. merasakan kepuasan terhadap kualitas yang ditawarkan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis, sarana pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. produk barang atau jasa yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan

BAB I PENDAHULUAN. meliputi kebijakan manajerial, kebijakan teknis serta pengembangan standar dan

BAB I PENDAHULUAN. kritis terhadap hal-hal yang sangat vital (Pelle,2013:375).

PENGARUH PERSEPSI KUALITAS JASA PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN DI RSU SARAS HUSADA PURWOREJO. Skripsi

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan investasi sumber daya manusia. Dengan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pesatnya teknologi kedokteran serta kondisi sosial ekonomi masyarakat, kesadaran

BAB I PENDAHULUAN. dengan tingkat keberadaan perusahaan tersebut di tengah-tengah masyarakat.

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT CUT MUTIA KABUPATEN ACEH UTARA

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui proses pertukaran. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. kinerja produk atau hasil yang pasien rasakan dengan harapannya. Dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

BAB 1 PENDAHULUAN. tanpa mengabaikan mutu pelayanan perorangan (Depkes RI, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya yang dinilai mempunyai peranan cukup penting adalah penyelenggara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan beberapa tahun terakhir masih

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit dalam menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan rawat jalan, rawat

PENGARUH PELAYANAN, FASILITAS, DAN TARIF TERHADAP KEPUTUSAN PASIEN UNTUK MEMILIH RUMAH SAKIT TELOGOREJO SEMARANG

1. PENDAHULUAN. Persaingan ini muncul karena semakin banyaknya perusahaan yang menawarkan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang sangat pesat secara tidak langsung telah merubah pola hidup dan pola pikir

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, pelayanan prima merupakan elemen utama di rumah

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, telah terjadi pertumbuhan yang sangat pesat di berbagai sektor industri,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Persaingan tersebut tidak hanya persaingan bisnis dibidang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara mengakui bahwa kesehatan menjadi modal terbesar untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. individu, keluarga, masyarakat, pemerintah dan swasta. Upaya untuk meningkatkan derajat

BAB I PENDAHULUAN. yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan mensyaratkan rumah sakit memberikan pelayanan berkualitas sesuai

PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Study Kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten)

Transkripsi:

6 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan rumah sakit di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dalam kurun 5 tahun terakhir, jumlah rumah sakit meningkat sebesar 26.32% dari 1.292 unit rumah sakit pada tahun 2006 menjadi 1.632 unit rumah sakit pada tahun 2010 (Depkes, 2010). Pertumbuhan yang begitu pesat menggambarkan bahwa kini rumah sakit dipandang sebagai sebuah peluang bisnis yang cukup menjanjikan. Besarnya potensi pengembangan rumah sakit ditunjukkan dengan meningkatnya kebutuhan akan pelayanan kesehatan akibat masih rendahnya derajat kesehatan masyarakat. Hal ini membuat pemerintah mulai memperbanyak jenis pelayanan kesehatan terutama rumah sakit. Namun terbatasnya dana pemerintah membuat pemerintah membuka diri terhadap pihak swasta untuk mengembangkan bisnis mereka di Indonesia termasuk di bidang jasa kesehatan (Azhary, 2009). Munculnya rumah sakit swasta sebagai pesaing rumah sakit pemerintah berdampak pada persaingan yang kompetitif untuk menawarkan berbagai produk pelayanan kesehatan dengan menampilkan keunggulan yang dimiliki. Hal ini membuat masyarakat dihadapkan dengan berbagai pilihan produk kesehatan sehingga semakin kritis dalam memilih pelayanan kesehatan untuk berobat (Firdaus, 2009). Rumah sakit merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang mempunyai peran penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat (Lita, 2003). Sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan diharapkan rumah sakit 1

2 mampu memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Kondisi ini membuat rumah sakit memerlukan suatu pengelolaan yang profesional dalam mengelola dan mengatur seluruh kegiatan operasional yang dijalankan baik dalam hal penentuan sumber daya manusia, fasilitas dan rancangan pelayanan yang akan diberikan kepada konsumen. Penentuan rancangan pelayanan yang disediakan sangat penting mengingat rumah sakit dalam kesehariannya selalu berhubungan dengan pasien/konsumen. Konsumen merupakan salah satu faktor penting karena dengan adanya konsumen maka perusahaan mampu memasarkan produk pelayanan. Disamping itu konsumen merupakan satu satunya sumber pendapatan yang diperoleh rumah sakit khususnya rumah sakit yang dikelola oleh swasta. Oleh sebab itu rumah sakit harus mampu untuk mengenali dan memahami kebutuhan dan keinginan konsumen yang menjadi segmen pasar sasarannya (Kotler & Gary, 2006). Setiap konsumen memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda terhadap pelayanan kesehatan yang disediakan. Kebutuhan dan keinginan konsumen akan mempengaruhi perilaku konsumen untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan yang disediakan yaitu perilaku dalam menentukkan keputusan. Keputusan konsumen dalam melakukan pembelian terhadap suatu jenis pelayanan kesehatan yang disediakan dipengaruhi oleh berbagai faktor (Hadiyanti, 2010). Salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam melakukan pembelian yaitu kemampuan dan kemauan membayar. Kemampuan dan kemauan membayar konsumen merupakan salah satu pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam penetapan tarif di rumah sakit selain tarif pesaing dan unit cost (Mukti, 2003). Tarif yang ditetapkan nantinya akan menunjukkan kesediaan konsumen untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan yang dimiliki oleh rumah sakit.

3 RSU Puri Raharja merupakan salah satu rumah sakit yang berada di Kota Denpasar (Profil Rumah sakit Puri Raharja, 2012). RSU Puri Raharja selalu berusaha menyediakan pelayanan kesehatan yang terjangkau dan berkualitas bagi konsumen sehingga diharapkan mampu meningkatkan jumlah kunjungan masyarakat ke rumah sakit. Semakin meningkatnya jumlah kunjungan konsumen ke rumah sakit maka rumah sakit akan memperoleh pendapatan yang cukup untuk mampu menjalankan kegiatan operasionalnya dan pengembangan rumah sakit tersebut. Adapun jumlah pendapatan RSU Puri Raharja dari tahun 2007 sampai tahun 2011 dapat digambarkan pada grafik sebagai berikut. Grafik 1.1 Jumlah Pendapatan RSU Puri Raharja dari Tahun 2007 sampai Tahun 2011 Sumber: Laporan Keuangan Tahunan RSU Puri Raharja dari Tahun 2007 sampai Tahun 2011 Berdasarkan grafik 1.1, jumlah pendapatan yang dimiliki oleh RSU Puri Raharja mengalami fluktuatif dalam kurun lima tahun terakhir. Jumlah pendapatan yang dimiliki oleh RSU Puri Raharja meningkat dari tahun 2007 sampai tahun 2010 tetapi menurun secara drastis dari tahun 2010 ke tahun 2011. Dari tahun 2007 jumlah pendapatan yang dimiliki oleh RSU Puri Raharja yaitu sebesar Rp 22.514.548.675,

4 tahun 2008 sebesar Rp 27.730.054.660, tahun 2009 sebesar Rp 30.032.736.088 dan tahun 2010 sebesar Rp 32.498.172.582. Sedangkan tahun 2011 jumlah pendapatan menurun cukup drastis yaitu sebesar Rp 29.144.249.972 dari tahun 2010. Penurunan jumlah pendapatan akan berdampak pada penetapan tarif yang dilakukan pihak rumah sakit. Tarif rumah sakit sangat penting diperhatikan baik oleh rumah sakit swasta maupun rumah sakit pemerintah. Bagi rumah sakit swasta, penetapan tarif akan berpengaruh terhadap pendapatan yang berdampak pada kelangsungan operasional rumah sakit. Bagi rumah sakit yang dikelola oleh pemerintah, tarif masih ditetapkan oleh pemerintah melalui keputusan Menteri Kesehatan. Hal ini tercermin pada UU No. 44 Tahun 2009 mengenai Rumah Sakit yang dijelaskan bahwa penetapan tarif rumah sakit harus berdasarkan pola tarif nasional yaitu ditetapkan berdasarkan komponen biaya satuan pembiayaan dan dengan memperhatikan kondisi regional. Hal tersebut menunjukkan bahwa masih adanya kontrol yang ketat dari pemerintah terhadap penetapan tarif rumah sakit pemerintah. Berdasarkan tarif yang ditetapkan oleh rumah sakit, konsumen dapat menilai apakah mutu pelayanan yang diberikan sebanding dengan besaran tarif yang ditetapkan atau tidak. Selain itu, dalam Kepmenkes RI No. 560/Menkes/SK/IV/2003 menyebutkan bahwa tarif rumah sakit diperhitungkan atas dasar unit cost dari setiap jenis pelayanan kesehatan dan kelas perawatan yang perhitungannya memperhatikan kemampuan ekonomi masyarakat, standar biaya dan atau bench marking dari rumah sakit yang tidak komersil. Kondisi ini menunjukkan bahwa salah satu pertimbangan dalam penetapan tarif rawat inap adalah kemampuan ekonomi masyarakat yakni kemampuan dan kemauan membayar. Kemampuan dan kemauan membayar penting karena tanggapan konsumen terhadap perubahan harga akan mempengaruhi tingkat pemanfaatan pelayanan

5 kesehatan yang disediakan dan pendapatan yang akan diterima (Hartono dkk, 2005). Makin tinggi tingkat pemanfaatan maka makin tinggi juga pendapatan yang diperoleh sebaliknya makin rendah pemanfaatan rumah sakit maka makin rendah juga pendapatan yang diperoleh rumah sakit. Pendapatan yang rendah membuat rumah sakit tidak mampu menjalankan kegiatan operasionalnya sehingga tidak mampu lagi menyediakan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Selama ini pihak RSU Puri Raharja belum pernah melakukan analisis kemampuan dan kemauan membayar pada pasien rawat inap. Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk meneliti Analisis Kemampuan Dan Kemauan Membayar Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Puri Raharja Tahun 2012. 1.2 Rumusan Masalah RSU Puri Raharja merupakan salah satu rumah sakit yang menghadapi persaingan yang ketat dalam menarik minat konsumen. Penurunan tingkat pendapatan akan membuat rumah sakit kesulitan dalam menyediakan pelayanan kesehatan yang lebih baik sehingga tidak akan mampu bersaing dengan rumah sakit yang ada sekarang. Persaingan yang ketat menuntut rumah sakit untuk mampu menerapkan strategi pemasaran yang tepat yakni dalam hal penetapan tarif dengan memperhatikan kemampuan dan kemauan membayar pasien sehingga diharapkan mampu memperoleh pendapatan yang cukup untuk menjalankan kegiatan operasional rumah sakit. Oleh sebab itu perlu dianalisis mengenai kemampuan dan kemauan membayar pasien rawat inap di RSU Puri Raharja yang belum pernah dianalisis sampai sekarang yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam penetapan tarif.

6 1.3 Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimanakah kemampuan membayar pasien rawat inap di RSU Puri Raharja pada tahun 2012? 2. Bagaimanakah kemauan membayar pasien rawat inap di RSU Puri Raharja pada tahun 2012? 1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui kemampuan dan kemauan membayar pasien rawat inap di RSU Puri Raharja pada tahun 2012 1.4.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui besarnya kemampuan membayar pasien rawat inap di RSU Puri Raharja pada tahun 2012 2. Untuk mengetahui besarnya kemauan membayar pasien rawat inap di RSU Puri Raharja pada tahun 2012 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Praktis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi pihak RSU Puri Raharja mengenai kemampuan dan kemauan membayar pasien rawat inap terhadap tarif yang telah ditetapkan dan juga pedoman yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam penetapan tarif rawat inap.

7 1.5.2 Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi pembaca terutama yang berkaitan dengan bidang ilmu manajemen rumah sakit. 1.6 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini tergolong ke dalam ruang lingkup manajemen rumah sakit khususnya ilmu perilaku konsumen yang membahas mengenai kemampuan dan kemauan membayar pasien. Penelitian ini dilakukan pada pasien rawat inap di unit rawat inap RSU Puri Raharja Tahun 2012. Penelitian ini membahas mengenai kemampuan dan kemauan membayar pasien rawat inap di RSU Puri Raharja Tahun 2012. Penelitian ini menggunakan kuesioner dengan wawacara langsung terhadap pasien rawat inap. Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif melalui pendekatan deskriptif. Rancangan penelitian yang digunakan yaitu crossectional.