BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dongeng merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran atau moral atau bahkan sindiran (James Danandjaja, 1984:83).

BAB I PENDAHULUAN. buku cerita dongeng sebelum tidur akibat sibuk bekerja.

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan teknologi dan budaya, cerita yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. SD, mulai kelas 1-3 SD, antara umur 5-10 tahun. Selain itu dongeng juga

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Melihat perkembangan dan kemajuan ilmu teknologi yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. permainan modern seperti game on line dan play station. Dongeng dapat

BAB I PENDAHULUAN. tahun yang lalu sudah dikenal dan diterapkan khususnya oleh kaum

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. properti, tata rias, facepainting, body painting, penataan rambut Ratu Jahat. dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. ujian mata kuliah Proyek Akhir yang bertema The Futuristic Of. Ramayana. Yang bertujuan untuk memperkenalkan suatu budaya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Fantasi Tokoh Odette dalam cerita Swan Lake pada pagelaran Fairy Tales Of

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. karakter Tokoh Jafar dalam dongeng Aladin pada pergelaran Fairy Tales Of. Fantasy dapat disimpulkan sebagai berikut:

ABSTRAK. : Antonime, Film Pendek, Film Pendek Bisu, Pantomime, Produser

TOKOH, PENOKOHAN CERITA DONGENG PUTRI CINDERELLA DENGAN BAWANG MERAH BAWANG PUTIH DAN PERBANDINGANNYA (SUATU TINJAUAN STRUKTURAL DAN DIDAKTIS) OLEH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. tema Fairy Tales of Fantasy, maka dapat disimpulkan:

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yakni prosa (fiksi), puisi, dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. diolah secara fantasi, dengan menggunakan potongan three pieces menggunakan tiga

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dan pembahasan proyek akhir pada pagelaran Tata Rias

RIAS FANTASI TOKOH PUTRI SALJU DALAM CERITA SNOW WHITE AND SEVEN DWARFS PADA PERGELARAN TUGAS AKHIR FAIRY TALES OF FANTASY PROYEK AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi para desainer untuk mengembangkan kreatifitasnya dalam. menciptakan desain busana wanita.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Fairy Tales Of Fantasi, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Tata Rias Fairy Tales Of Fantasy, maka dapat disimpulkan:

BAB III KONSEP RANCANGAN. tegas dan warna yang mewakili sifat. 1. Penerapan Unsur dan prinsip desain pada make up. unsur desain sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia sangat dikenal oleh masyarakat dunia dari segi budaya serta

CERITA FAIRY DAN BUSANA JURUSAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan industri perfilman di Indonesia mempunyai sisi kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Pertunjukan drama merupakan sebuah kerja kolektif. Sebagai kerja seni

BAB I PENDAHULUAN. cerita rakyat buatan Indonesia, masyarakat juga dibanjiri oleh cerita-cerita dari

BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam meningkatkan hal tersebut,

TATA RIAS DAN BUSANA TARI PADMA MUSTIKANING KRIDA

TATA RIAS PANGGUNG TOKOH JASMINE DALAM DONGENG ALADIN DI PERGELARAN TATA RIAS FAIRY TALES OF FANTASY PROYEK AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB

RIAS FANTASI TOKOH PANGERAN FERDINAND DALAM CERITA SNOW WHITE DI PERGELARAN FAIRY TALES OF FANTASY PROYEK AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Tema dan Karya Alasan Pemilihan Tema

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia lekat dengan cerita rakyat. Salah satu cerita rakyat yang

BAB I PENDAHULUAN. sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari. gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi juga untuk menyalurkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. gagak dalam dongeng Swan Lake pada pergelaran Fairy Tales of Fantasy

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah fenomena kemanusiaan yang kompleks, ibarat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reggi Juliana Nandita, 2015

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

GAMBAR 3 TATA RIAS WAJAH PENARI PRIA DAN WANITA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. yang modern, membuat seorang kreator film akan lebih mudah dalam

BAB I PENDAHULUAN. Oxford University, 1997), Dieter Mack, Apresiasi Musik Musik Populer (Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusatama,

Disusun oleh: PUSPA IMANINGRUM

PERANCANGAN VISUAL PUBLIKASI BUKU ILUSTRASI ANAK ASAL USUL KOTA DUMAI DAN PUTRI TUJUH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lain termasuk teknologi, adat-istiadat, dan bentuk-bentuk pengungkapan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan yang akan dicapai dalam Tugas Akhir ini adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi telah menjadi bagian terpenting dalam pembuatan film

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kehidupan manusia, Bagi manusia, busana merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penelitian ini mengambil judul Perancangan Buku Referensi Karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. (2001: 289), bercerita merupakan salah satu bentuk tugas kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan

HASIL DAN PEMBAHASAN Menyikapi Kompetensi Dasar tentang Drama pada Kurikulum 2013

BAB I PENDAHULUAN. kearifan. Tradisi Mesatua di Bali lambat laun semakin tergerus dengan roda

BAB I PENDAHULUAN. bangsawan serta orang kaya di Eropa pada masa itu (Haviland, 1988:228).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Larasita Puji Daniar, 2014 Legenda Ciung Wanara Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

TATA RIAS FANTASI RAMPAK PUTRI PENARI PADA PERGELARAN TATA RIAS THE FUTURISTIC OF RAMAYANA PROYEK AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

KRITIK SENI BUSANA LIKU DMA TARI ARJA

I. PENDAHULUAN. nasionalisme, menumbuh kembangkan kecintaan kepada Bahasa Indonesia

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. Karya poster film yang akan dikerjakan oleh penulis terlebih dahulu harus

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan kebutuhan aktifitas atau peran, bahkan profesi tertentu. Oleh

Disusun oleh: PUSPA IMANINGRUM

BAB II PERKEMBANGAN TEATER CASSANOVA DAN MEDIA PERSENTASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

Program Studi Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Syiah Kuala *

SILABUS PEMBELAJARAN

MENDONGENG DI SEKOLAH Oleh: Eko Santosa

Monolog/Dongeng PERTEMUAN KE-5. > Berbicara dalam kegiatan monolog/dongeng - Konsep monolog/dongeng - Persiapan monolog/dongeng

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sesuatu yang dapat dirasakan, dipikirkan, dan dihayati, dalam seni

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (blackberry massanger), telepon, maupun jejaring sosial lainnya. Semua itu

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa pergaulan dalam kehidupan sehari-hari selain Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. zaman/waktu. Baik itu seni bahasa atau sastra, seni gerak (acting), seni rias

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibahas. Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Konsep diri merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya kosmetik yang tersedia. Spesifikasi produk kosmetik juga menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. Peneliti mengambil penelitian dengan judul Resepsi mahasiswa Jurusan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini banyak kebudayaan yang sudah mulai ditinggalkan, baik kebudayaan daerah dan luar negeri. Karena suatu Negara akan lebih dikenal dari salah satu ciri kebudayaanya. Luasnya daya imajinasi sehingga melahirkan banyak ragam karya-karya yang diciptakan oleh kreatifitas masyarakat yang kemudian dikenal namanya oleh seluruh dunia. Kebudayaan dan berbagai unsur cerita juga merupakan kepercayaan adat yang pastinya berbeda-beda, baik luar negeri maupun dalam negeri. Sebagaimana dijelaskan bahwa setiap masyarakat yang mempunyai kepercayaan dan keyakinan masing-masing. Contohnya dengan cerita dongeng yang akan diangkat pada pembahasan yang akan dijelaskan dan dibahas secara mendalam. Dongeng merupakan cerita karangan fiktif dan tidak pernah terjadi sebelumnya. Sedangkan legenda adalah sebuah cerita yang pernah terjadi di zaman dahulu. Mengapa cerita dongeng zaman dahulu kurang diminati, karena cerita dongeng pada zaman dahulu kurang menarik, ceritanya terbilang terlalu berat untuk dicerna oleh jalan pemikiran seorang anak-anak. Tidak adanya unsur humor, efek suara-suara yang tidak menarik, dan jalan cerita yang sedikit dewasa. Cerita dongeng dunia zaman dahulu kurang bisa dikenal pada zaman sekarang karena kurangnya penyampaian di media cetak 1

2 (komik/koran) maupun media elektronik contohnya TV, dan hilangnya cerita dongeng dunia pada zaman sekarang karena sudah jarangnya kebiasaan seorang ibu yang menceritakan dongeng pengantar tidur pada anaknya. Alasan mengapa anak-anak zaman sekarang lebih menyukai cerita baru tentang dunia anak. Karena anak-anak zaman sekarang lebih menyukai cerita yang banyak mengandung unsur humor, efek suara-suara yang menarik dan lucu juga jalan cerita yang lebih singkat. Sehingga cerita dongeng zaman dahulu kurang diminati oleh anakanak. Pada tugas akhir ini, yang akan diangkat adalah cerita dongeng atau kisah dari luar negeri yang berjudul Snow White and Seven Dwarfs (Putri Salju). Mengangkat cerita dongeng Snow White and Seven Dwarfs karena ingin memperkenalkan kepada masyarakat kisah dongeng luar negeri yang berasal dari German dan dikemas lebih menarik dalam sajian fantasi. Riasan wajah Putri Salju pada cerita klasik kurang menarik, sehingga generasi muda kurang menyukai cerita klasik Snow White And Seven Dwarfs. Fairy Tales of Fantasy yang akan dikembangkan dan memiliki arti dari sifat tokoh asli yang diimajinasikan dan difantasikan. Melalui sebuah perwujudan menjadi sebuah rias fantasi. Alasan memilih tema Fairy Tales of Fantasy karena ingin menggangkat 7 cerita dongeng yang dikemas menjadi 1 pertujukan dengan penampilan yang berbeda/lebih modern agar penonton dan generasi muda tidak jenuh dengan penampilan yang klasik. Juga ingin mengembangkan dan mewujudkan imajinasi fantasi juga kreatifitas mahasiswa.

3 Pergelaran dari tugas akhir yang akan diselenggarakan selain memiliki tema fantasi, disisi lain juga menyajikan dan menyuguhkan pergelaran drama musikal. Drama musikal adalah pertunjukan yang menampilkan gerak, dialog dan iringan musik yang senada, penonton juga dapat menikmati alur musik yang dapat memberikan rasa rileks pada pikiran. Dimana pergelaran dengan tema drama musikal akan menjadi suatu kesatuan yang sangat menarik untuk ditampilkan. Memilih tema pergelaran Fairy Tales of Fantasy dengan menyatukan drama musikal memiliki keuntungan yaitu suatu pertunjukan yang berlangsung tidak membosankan. Juga mengharapkan dapat menarik minat para masyarakat untuk menyaksikan pergelaran Fairy Tales of Fantasy. Pergelaran yang akan diselenggarakan ditujukan untuk kalangan menengah ke atas dan menengah ke bawah. Dengan mempertimbangkan penampilan yang akan disajikan contohnya penataan rambut dan rias wajah fantasi. Dalam tugas akhir ini penyusun mengambil kisah dongeng Snow White and Seven Dwarfs di dalam tema Fairy Tales of Fantasy. Seiring berjalannya waktu Putri Salju tersebut telah berubah dari versi aslinya menjadi bentuk cerita yang syarat dengan muatan lokal dimana cerita itu berkembang. Dari cerita Snow White and Seven Dwarfs yang sanggat menarik dan membuat penulis ingin mengangkat dan memilih cerita itu karena sifat Sang Putri yang sangat penyayang, penolong yang baik hati juga periang, mudah bergaul, tidak suka memilih teman, ramah, dan memiliki hati yang bersih. Yang memiliki ciri kostum baju gaun yang panjang, indah, anggun,

4 girly, dan ceria. Dengan mengunakan aksesoris pita merah pada bagian rambut. Kisah dongeng Snow White and Seven Dwarfs yang menceritakan tentang perjalanan Putri Salju yang di selamatkan oleh pemburu yang diutus ibu tiri, karena sang pemburu sayang pada Putri sehingga perintah dari ibu tiri untuk membunuh sang Putri tidak di laksanakan. Putri Salju hanya diminta tingggal dan bersembunyi di dalam hutan agar hidupnya aman dari ancaman ibu tiri yang mengingginkan Putri Salju mati, karena ibu tiri sanggat iri dengan kecantikan Putri Salju. Amanah atau pesan moral yang dapat diambil dari kisah dongeng Snow White and Seven Dwarfs adalah sebuah kisah cinta, dimana cinta dan kecantikan lebih kuat dari kejahatan. Janganlah mudah iri atau dengki dengan apa yang dimiliki orang lain, karena iri dan dengki adalah perbuatan yang tidak baik dan tercela. Kejahatan dan keserakahan dapat menghancurkan diri sendiri, sedangkan kebaikan dan cinta kasih akan membawa kebahagiaan. Untuk keperluan pergelaran, teknik riasan yang digunakan adalah rias wajah fantasi. Rias wajah fantasi adalah rias wajah yang lebih tebal dan tahan lama, juga memperhatikan kenyamanan tata rias wajah agar pemain tidak terganggu saat bergerak. Warna-warna riasan pada mata juga lebih tajam, dengan tetap melakukan koreksi pada bagian wajah. Warna-warna yang akan digunakan juga harus diperhitungkan dan dipertimbangkan dengan keadaan cahaya lampu, karena bila tidak diperhitungkan maka warna-warna yang digunakan pada riasan wajah tidak terlihat jelas dan tidak sesuai dengan yang

5 diharapkan. Prinsip tersebut diterapkan karena, agar riasan wajah di atas panggung dapat terlihat dari jarak penonton terjauh dari panggung. Teknik riasan panggung yang tahan lama atau disebut waterproof (tahan air/ keringat) karena gerakan para pemain yang aktif dan dinamis juga dukungan cahaya lampu yang cenderung panas, maka akan memicu banyaknya keluar keringat dari kulit terutama pori-pori pada wajah. Apabila banyak keringat yang keluar dari pori-pori wajah maka akan sangat menggangu kinerja para pemain dan riasan mudah luntur. Maka untuk riasan wajah dipilih kosmetik yang waterproof, agar para pemain saat berada di atas panggung senantiasa bergerak leluasa tanpa perlu menghawatirkan riasan pada wajah. Karena bila riasan wajah luntur, maka akan menganggu gerak dan juga akan membuat pemain tidak nyaman. Pemilihan kosmetik juga harus tepat, agar tidak timbul iritasi pada kulit pemain. Konsep tatanan rambut yang dibuat tidak menganggu gerak pemain, harus dipasang dengan kuat dan tetap rapi. Begitu juga dengan aksesoris yang digunakan sebaiknya dibuat tidak menganggu gerak pemain saat berada diatas panggung. Karena bila hal itu tidak dipikirkan matang-matang maka akan terjadi resiko, misalnya sanggul lepas, ataupun berubah bentuk tatanan. Hal itu akan sangat menganggu gerak dan tari para pemain menjadi tidak leluasa. Pembuatan konsep bentuk sanggul dan ornament sebaiknya terlihat dari jarak penonton, misalnya pada sanggul diberi tambahan bentuk dan warna, apabila pada bagian rambut tidak diberi aksen warna lain, maka bentuk sanggul yang akan terlihat dari jarak penonton adalah polos hanya

6 warna hitam, dan terkesan sanggul yang tidak berbentuk. Pembuatan bentuk sanggul juga harus disesuaikan dengan tema, dan karakter dari tokoh yang akan diperankan. Panggung yang akan digunakan adalah panggung yang posisinya berada di bagian depan, sedangkan para penonton menghadap tepat di depan panggung. Posisi panggung seperti ini dipilih karena pada saat pentas berlangsung tidak ada penonton yang mendapatkan bagian punggung pemain. Posisi panggung yang berada di depan adalah sangat tepat karena memberikan banyak keuntungan. Misalnya penonton akan selalu menyimak perjalanan cerita yang ditampilkan, pada saat cerita di atas panggung dimulai gerak/bloking pemain tidak akan membelakangi penonton. B. Identifikasi masalah Berdasarkan Latar Belakang dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan ilmu teknologi cerita dongeng Snow White and Seven Dwarfs kurang diminati oleh anak-anak. 2. Anak-anak zaman sekarang kurang menyukai dan tidak tahu cerita tentang Snow White And Seven Dwarfs. 3. Kostum tokoh Putri Salju dalam cerita Snow White And Seven Dwarfs pada zaman dahulu kurang menarik dari segi bentuk dan perpaduan warna. 4. Riasan wajah Putri Salju pada cerita klasik kurang menarik, sehingga generasi muda kurang menyukai cerita klasik Snow White And Seven Dwarfs.

7 5. Bentuk tatanan rambut yang ada pada buku cerita dan film kartun Snow White And Seven Dwarfs kurang bervariatif. C. Batasan Masalah Berdasarkan dari latar balakang dan identifikasi masalah maka dibatasi pada permasalahan pengembangan merias wajah, penataan rambut, dan kostum dari tokoh Putri Salju yang disesuaikan dengan tema dalam memperhatikan jarak dari panggung ke penonton juga pencahayaan. D. Rumusan Masalah 1. Bagaimana mendesain dan menata kostum yang diperankan pada tokoh Putri Salju dalam pergelaran Fairy Tales of Fantasy? 2. Bagaimana mendesain dan mengaplikasikan rias wajah fantasi pada wajah pada tokoh Putri Salju dalam pergelaran Fairy Tales of Fantasy? 3. Bagaimana mendesain, mengaplikasikan tatanan rambut, dan memilih aksesoris rambut yang akan digunakan pada tokoh Putri Salju dalam pergelaran Fairy Tales of Fantasy? 4. Bagaimana mempergelarkan tokoh Putri Salju dalam pergelaran Fairy Tales of Fantasy? E. Tujuan Pagelaran 1. Dapat membuat desain dan menata kostum pada tokoh yang diperankan pada tokoh Putri Salju dalam pergelaran Fairy Tales of Fantasy. 2. Dapat membuat desain dan mengaplikasikan rias wajah pada tokoh Putri Salju dalam pergelaran Fairy Tales of Fantasy.

8 3. Dapat membuat desain, mengaplikasikan tatanan rambut dan memilih aksesoris rambut yang digunakan pada tokoh Putri Salju dalam pergelaran Fairy Tales of Fantasy. 4. Dapat mempergelarkan dan menampilkan tokoh Putri Salju dalam pergelaran Fairy Tales of Fantasy. F. Manfaat Pagelaran Beberapa manfaat proyek akhir adalah sebagai berikut : 1. Bagi Mahasiswa a. Memperoleh pengalaman nyata dalam mengemas pertunjukan pagelaran proyek akhir. b. Mampu mengukur tingkat kemampuan dalam kompetensi diri. c. Dapat mengekspresikan diri dalam keahlian yang dimiliki dan menciptakan suatu riasan dalam tokoh Putri Salju. d. Mengetahui perkembangan dalam dunia tata rias dan penataan rambut. e. Sebagai media untuk menyatukan bakat dan potensi diri dalam menuangkan ide baru. 2. Bagi Universitas a. Mengetahui perkembangan mahasiswa selama mengikuti perkuliahan Tata Rias dan Kecantikan ke dalam Tugas Akhir. b. Mengetahui kreatifitas mahasiswa. c. Melahirkan ahli kecantikan muda profesional dan mampu bersaing dalam dunia mode kecantikan.

9 3. Bagi Masyarakat a. Mengenal Program Studi Tata Rias dan Kecantikan Jurusan Teknik Boga dan Busana Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. b. Mengetahui berbagai macam rias karakter dari tokoh Putri Salju dalam cerita Snow White and Seven Dwarfs yang dapat disaksikan dalam sebuah pertunjukan pergelaran drama musical Fairy Tales of Fantasy. c. Memperoleh referensi atau informasi tentang kualitas kompetensi lulusan untuk rekruitmen tenaga kerja.