TANGGUNG JAWAB PERDATA DOKTER KEPADA PASIEN DALAM TRANSAKSI TERAPEUTIK

dokumen-dokumen yang mirip
PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP DOKTER YANG MELAKUKAN TINDAKAN MALPRAKTEK DIKAJI DARI KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA INDONESIA

TANGGUNG JAWAB RUMAH SAKIT TERHADAP DOKTER YANG MELAKUKAN KESALAHAN TINDAKAN KEDOKTERAN KEPADA PASIEN

TINJAUAN YURIDIS INFORMED CONCENT BAGI PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa pada uraian dari Bab I (satu) sampai dengan Bab IV. merupakan cangkupan dari bahasan sebelumnya.

vii DAFTAR WAWANCARA

ANALISA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA BAGI DOKTER TERHADAP KASUS EUTHANASIA DITINJAU DARI KUHP YANG BERTENTANGAN DENGAN HAK ASASI MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. terkait dalam bidang pemeliharaan kesehatan. 1 Untuk memelihara kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. continental dan sistem Anglo Saxon. Perkembangan hukum secara. campuran karena adanya kemajemukan masyarakat dalam menganut tingkat

PERTANGGUNGJAWABAN HUKUM TERHADAP HEWAN PELIHARAAN YANG MENYEBABKAN KERUGIAN TERHADAP HEWAN PELIHARAAN LAIN SEBAGAI PERBUATAN YANG MELAWAN HUKUM

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP MALPRAKTEK UPAYA MEDIS TRANSPLANTASI ORGAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN

JURNAL ILMIAH. Oleh : SITI KEMALA ROHIMA D1A

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi dan sebagainya. Setiap orang dianggap mampu untuk menjaga

PEMBERIAN GANTI RUGI SEBAGAI BENTUK PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PASIEN DALAM TINDAK PIDANA DI BIDANG MEDIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa waktu terakhir ini di beberapa media massa seringkali isu

PERLINDUNGAN HUKUM PASIEN PADA PENGOBATAN ALTERNATIF

AKIBAT HUKUM DARI CACAT TERSEMBUNYI PADA BARANG DALAM KEGIATAN TRANSAKSI BARANG BEKAS

JURNAL ILMIAH TANGGUNG JAWAB MEDIS TERHADAP RESIKO AKIBAT OPERASI BEDAH CAESAR

ABSTRAK. Kata Kunci : Informed Consent dalam keadaan darurat, Perlindungan Hukum bagi Dokter

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN PENERBANGAN TERHADAP PENUMPANG

Inform Consent. Purnamandala Arie Pradipta Novita Natasya Calvindra L

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN KESEHATAN DALAM HAL TERJADI MALPRAKTEK. Oleh: Elyani Staf Pengajar Fakultas Hukum UNPAB Medan ABSTRAK

KODE ETIK KEDOKTERAN/MEDICOLEGAL DAN PATIENT SAFETY

PENGATURAN TINGKAT KESALAHAN DOKTER SEBAGAI DASAR PENENTUAN GANTI RUGI PADA PASIEN KORBAN MALPRAKTEK

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN DALAM KONTRAK TERAPEUTIK

KEDUDUKAN HUKUM SUAMI ISTRI DALAM HAL JUAL BELI DENGAN ADANYA PERJANJIAN KAWIN (KAJIAN UNDANG- UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN)

WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN GANTI RUGI. (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Denpasar No.522/Pdt.G/2013/PN.Dps )

TANGGUNG JAWAB KEPERDATAAN BIDAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN

Oleh I Made Erwan Kemara A.A.Gede Agung Dharma Kusuma I Ketut Westra Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

LILIK SUKESI DIVISI GUNJAL HIPERTENSI DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM R.S. HASAN SADIKIN / FK UNPAD BANDUNG

AKIBAT HUKUM TERHADAP PEMBELI YANG MELAKUKAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN SEWA BELI SEPEDA MOTOR

Tanggung Jawab Hukum Dokter Terhadap Pasien. 1. Tanggung Jawab Etis

AKIBAT HUKUM WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN BAKU. Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ASURANSI TERHADAP ASURANSI PEKERJA YANG MENDERITA SAKIT KARENA ADANYA KESENGAJAAN

LARANGAN PENGGUNAAN TENAGA PROFESIONAL KESEHATAN SEBAGAI MODEL IKLAN

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ANGKUTAN TERHADAP KERUSAKAN BARANG YANG DIANGKUT DALAM TRANSPORTASI LAUT

ASPEK LEGALITAS TINDAKAN HEMODIALISIS RULLY ROESLI BANDUNG

AKIBAT HUKUM TERHADAP PELAKU USAHA YANG MENJUAL MAKANAN KADALUWARSA

Abstract. Keywords: Responsibility, contractor, tort, compensation. Abstrak

TANGGUNG JAWAB ANGGOTA DEWAN KOMISARIS DALAM PERSEROAN ATAS KELALAIAN MELAKSANAKAN TUGAS PENGAWASAN

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan berkembang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dalam menunjang kesehatan dari masyarakat. Maju atau

TANGGUNG JAWAB PT. ROYAL EKSPRESS INDONESIA ATAS KERUSAKAN BARANG BERDASARKAN PERJANJIAN PENGIRIMAN BARANG

BAB I PENDAHULUAN. optimal oleh sarana kesehatan dalam hal ini rumah sakit. Dalam kaitannya dengan

HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK DALAM TRANSAKSI JUAL BELI ONLINE

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA APOTEKER DENGAN PEMILIK APOTEK

BAB II PENGATURAN MENGENAI MALPRAKTEK YANG DILAKUKAN OLEH BIDAN. 1. Peraturan Non Hukum (kumpulan kaidah atau norma non hukum)

PEMBUKTIAN MALPRAKTIK

PERLINDUNGAN HUKUM ATAS HAK TERHADAP TERSANGKA DI TINGKAT PENYIDIKAN OLEH KEPOLISIAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terhadap profesi kedokteran di Indonesia akhir-akhir ini makin

KAJIAN YURIDIS KEABSAHAN JUAL BELI SECARA ELEKTRONIK (E-COMMERCE) DENGAN MENGGUNAKAN KARTU KREDIT

BAB I PENDAHULUAN. Kedokteran adalah suatu profesi yang di anggap tinggi dan mulia oleh

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN PRIVASI KONSUMEN DALAM BERTRANSAKSI ONLINE

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN SEBAGAI KONSUMEN JASA DI BIDANG PELAYANAN MEDIS BERDASARKAN KITAB UNDANG- UNDANG HUKUM PERDATA

AKIBAT HUKUM ATAS PELANGGARAN MEREK OLEH PIHAK YANG BUKAN PEMEGANG LISENSI

TANGGUNG JAWAB KETUA DALAM PENYELENGGARAAN ARISAN DITINJAU DARI HUKUM PERJANJIAN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA YANG MENGALAMI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA KARENA MEMPUNYAI IKATAN PERKAWINAN DALAM PERUSAHAAN

AKIBAT HUKUM TERHADAP PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN APABILA TERJADI PEMBATALAN PERJANJIAN

AKIBAT HUKUM YANG DITIMBULKAN DARI WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN AUTENTIK SEWA-MENYEWA TANAH

BAB I PENDAHULUAN. emosi harapan dan kekhawatiran makhluk insani. perjanjian terapeutik adalah Undang undang nomor 36 tahun 2009 tentang

IMPLEMENTASI SURAT IZIN PRAKTIK TERHADAP DOKTER DALAM MELAKUKAN PRAKTIK KESEHATAN DI RS. BHAKTI RAHAYU

BAB I PENDAHULUAN. Justru yang utama dan mendasar ada di dalam Undang Undang Praktek. kelalaian dalam melaksanakan profesi dalam undang-undang praktek

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP LESSEE DALAM HAL OBJEK LEASING MENGANDUNG CACAT TERSEMBUNYI

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA ATAS PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL YANG MENGANDUNG BAHAN KIMIA OBAT

TANGGUNG JAWAB DOKTER DALAM MALPRAKTEK KEDOKTERAN MENURUT HUKUM PERDATA

SAHAM PERSEROAN TERBATAS SEBAGAI OBJEK JAMINAN GADAI

A. Perlindungan Hukum yang dapat Diperoleh Konsumen Terhadap Cacat. Tersembunyi yang Terdapat Pada Mobil Bergaransi yang Diketahui Pada

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Kesehatan merupakan hal yang penting bagi setiap orang. Dalam

BAB V PENUTUP. 1. Perlindungan Hukum Terhadap Pasien Miskin Menurut Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan jo.

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN MODAL VENTURA (VENTURE CAPITAL COMPANY) DALAM HAL PERUSAHAAN PASANGAN USAHA MENGALAMI PAILIT

PENOLAKAN WARIS BERDASARKAN KITAB UNDANG- UNDANG HUKUM PERDATA

Oleh Ni Made Desika Ermawati Putri I Made Tjatrayasa Bagian Peradilan Fakultas Hukum Universitas Udayana

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien, dikenal dengan istilah transaksi terapeutik. Menurut Veronica

TANGGUNG JAWAB DEBITUR TERHADAP MUSNAHNYA OBJEK JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN KREDIT. Oleh : Ida Bagus Gde Surya Pradnyana I Nengah Suharta

KEABSAHAN PERMEN DALAM TRANSAKSI PEMBAYARAN

KEDUDUKAN REKAM MEDIS DALAM

STATUS HUKUM MEMORANDUM OF UNDERSTANDING

PERLINDUNGAN KONSUMEN PENGGUNA TELEPON SELULAR TERKAIT PENYEDOTAN PULSA

I. PENDAHULUAN. maupun tenaga kesehatan yang ada di tempat-tempat tersebut belum memadai

BAB I PENDAHULUAN. nampaknya mulai timbul gugatan terhadap dokter dan rumah sakit (selanjutnya

INFORMED CONSENT ANTARA DOKTER DENGAN PASIEN DALAM MELAKUKAN TINDAKAN MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, karena kesehatan sebagai kebutuhan yang sangat

Jurnal Hukum Bisnis/Vol II/ Nomor 1 /April 2018 E-ISSN

ASPEK LEGAL DAN ETIK DALAM DOKUMENTASI KEPERAWATAN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INFORMASI PRIBADI TERKAIT PRIVACY RIGHT

PENDAHULUAN. unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

TANGGUNG JAWAB MALL YANG MENGADAKAN RENOVASI BANGUNAN TERHADAP PENYEWA (TENANT) BERDASARKAN PERJANJIAN SEWA-MENYEWA

Perlindungan Konsumen Kesehatan Berkaitan dengan Malpraktik Medik

[FIKA ASHARINA KARKHAM,SH]

PROPOSAL TESIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN SEBAGAI KONSUMEN JASA DI BIDANG PELAYANAN MEDIS (SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM PERDATA)

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA AHLI GIGI DALAM MELAKUKAN SUATU MALPRAKTIK DALAM PERSFEKTIF KUHP dan UU NO. 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN.

PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL ANTARA PEKERJA DAN PENGUSAHA

PERTANGGUNG JAWABAN PIHAK RUMAH SAKIT TERHADAP PASIEN TERLANTAR PENGGUNA JASA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ( BPJS ) DI RUMAH SAKIT SANGLAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran,

SYARAT SUBJEKTIF SAHNYA PERJANJIAN MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA (KUH PERDATA) DIKAITKAN DENGAN PERJANJIAN E-COMMERCE

WRAP UP SKENARIO 1 BLOK MEDIKOLEGAL MATA DIOBATI MENJADI BUTA KELOMPOK A-13. Ketua : Amalia Fatmasari ( )

Masalah Malpraktek Dan Kelalaian Medik Dalam Pelayanan Kesehatan. Written by Siswoyo Monday, 14 June :21

PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN SEBAGAI PASIEN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL

TINJAUAN YURIDIS PENERAPAN PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN DIHUBUNGKAN DENGAN MALPRAKTIK DALAM PRAKTIK KEDOKTERAN

Pilihlah satu jawaban yang benar pada pilihan di lembar jawaban.

PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM KEGIATAN TRANSAKSI JUAL BELI ONLINE DI INDONESIA

Transkripsi:

TANGGUNG JAWAB PERDATA DOKTER KEPADA PASIEN DALAM TRANSAKSI TERAPEUTIK Oleh Made Hadi Setiawan A.A.Gede Agung Dharma Kusuma Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT This paper titled Civil Responsibility Doctors To Patients In teraupetik Transaction. This paper on the background of the background by the practice of therapeutic transactions performed by physicians and patients. This paper also aims to determine the responsibility of the doctor to the patient in the therapeutic transaction. In the writing of normative legal research methods to approach legislation. which can pull in this paper is the therapeutic transaction between doctor and patient in the chapters set in the Transaction Therapeutic Responsibility Doctors can generally be divided into 3 namely liability for losses caused by (1) Unlawful acts (Arti cle 1365 of the Civil Code), (2 ) Negligent or inadvertent (Article 1366 Civil Code), (3) Responsibility of superiors to subordinates (Article 1367 Civil Code), and added with number.36 Act of 2009 on health, article 56 paragraph 1, 2, 3, article 57 paragraph 1, 2, article 58 paragraph 1, 2, 3. Keywords: responsibility, Doctor, Patient, Therapeutic Transactions ABSTRAK Tulisan ini berjudul Tanggung Jawab Perdata Dokter Kepada Pasien Dalam Transaksi Teraupetik. Tulisan ini di latar belakangi oleh adanya praktek transaksi terapeutik yang dilakukan oleh dokter dan pasien. Tulisan ini juga bertujuan untuk mengetahui tanggung jawab dokter kepada pasiennya dalam transaksi terapeutik. Di dalam penulisannya menggunakan metode penelitian hukum normatif dengan pendekatan perundang-undangan. yang dapat di tarik dalam tulisan ini adalah transaksi terapeutik antara dokter dengan pasien di atur dalam pasal Pertanggungjawaban Dokter dalam transaksi Terapeutik secara umum dapat dibagi 3 yaitu pertanggungjawaban atas kerugian yang diakibatkan oleh (1) Perbuatan Melawan Hukum (Pasal 1365 KUH Perdata), (2) Lalai atau kekurang hati -hatian (Pasal 1366 KUH Perdata), (3) Tanggungjawab atasan terhadap bawahan (Pasal 1367 KUH Perdata), dan di tambah dengan Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, pasal 56 ayat 1, 2, 3, pasal 57 ayat 1, 2, pasal 58 ayat 1, 2, 3. Kata kunci: Tanggung jawab, Dokter, Pasien, Transaksi Terapeutik I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Istilah transaksi terapeutik digunakan pada peristiwa terjadinya hubungan profesional antara dokter dengan pasiennya, yakni berkaitan dengan usaha untuk memperoleh kesembuhan pasien. Namun, ternyata soal praktek terapeutik ini masih 1

rancu pengertiannya karena berbagai kalangan dokter, pasien/masyarakat maupun pihak terkait lainnya dokter juga harus berhati-hati ketika menggunakan teknik ini, sebab pasien bisa salah mengartikan jika pengulangan ucapan mempunyai arti yang berbeda. Sebagai contoh rancunya pengertian ini dapat di simak dari komentar/tanggapan ketua ikatan dokter indonesia (IDI) cabang bali mengenai kasus penggerebekan seorang dokter di tempat praktik karena melakukan tindak pidana aborsi/pengguguran kandungan. Di katakan bahwa kontrak terapeutik antara dokter dan pasiennya tidak dapat di campuri oleh siapapun, termasuk pihak polisi atau penegak hukum lainnya 1. Dengan demikian, seolah-olah kontrak terapeutik kebal hukum. Tidak jarang pula pihak pasien menuntut dokter itu tidak dapat menyembuhkan penyakit yang di deritanya, walaupun dokter itu telah sekuat tenaga, pengalaman dan pengetahuannya. Hal pertama yang harus di sampaikan dalam konteks praktek terapeutik ialah bahwa negara kita berdasarkan atas hukum menurut kontitusi Undang Undang Dasar 1945 ( UUD 1945). Konsekuensinya, yaitu tidak ada perbuatan atau tindakan dapat dilakukan secara melanggar atau bertentangan dengan hukum yang berlaku. Hubungan profesional dalam bentuk praktek terapeutik pun tetap berada dalam cangkupan pengertian dasar ini. Jelasnya, di depan hukum semua profesi adalah sama karena yang dilihat adalah isi dari perbuatannya, bukan siapa yang melakukannya. Inilah prinsip equality before the law. Di negara kita, segala perjanjian kontrak atau kontrak merupakan suatu perbuatan hukum dan itu di atur dalam pasal-pasal kitab undang-undang hukum perdata (KUHperdata). Dalam hukum sendiri terdapat 2 kategori perjanjian, yakni berdasarkan hasil ( resultaatsverbintenis) dan perjanjian berdasarkan usaha yang sebaik-baiknya (inspanningsverbintenis). Praktek terapeutik dalam hubungan dokter dan pasien tercakup dalam pengertian kedua, yakni objek perjanjian bukanlah sembuh atau tidaknya pasien, melainkan apakah dokter sudah berusaha dengan maksimal untuk menyembuhkan pasien tersebut. 1.2 TUJUAN Tujuan dari susunan tulisan ini adalah untuk mengetahui tanggung jawab perdata dokter kepada pasien dalam transaksi terapeutik. II. ISI MAKALAH 1 Faisal Hilmi, 1996, Kasus Tempat Praktik Aborsi, Kompas, Jakarta h.12 2

2.1 METODE PENELTIAN Tulisan ini menggunakan metode penelitian hukum normatif. Penelitian hukum normatif berarti penelitian hukum yang meletakkan hukum sebagai sebuah bangunan sistem normatif. Penelitian hukum normatif yang datanya di peroleh dari mengkaji bahan-bahan pustaka, yang lazim nya di sebut data sekunder. 2.2 HASIL DAN PEMBAHASAN 2.2.1 HUBUNGAN HUKUM DOKTER DAN PASIEN Hubungan dokter dengan pasien adalah hubungan yang unik, dokter sebagai pemberi pelayanan kesehatan dan pasien sebagai penerima pelayanan kesehatan. Dokter yang pakar dan pasien yang awam, dokter yang sehat dan pasien yang sakit. Hubungan tanggung jawab tidak seimbang itu, menyebabkan pasien yang karena keawamannya tidak mengetahui apa yang terjadi pada waktu tindakan medik dilakukan, hal ini dimungkinkan karena informasi dari dokter tidak selalu dimengerti oleh pasien. Seringkali pasien tidak mengerti itu, menduga telah terjadi kesalahan/kelalaian, sehingga dokter diminta untuk mengganti kerugian yang dideritanya. Yang seringkali menjadi pendapat yang salah adalah bahwa setiap kesalahan atau kelalaian yang diperbuat oleh dokter harus mendapat ganti rugi. Bahkan kadang-kadang kalau ada sesuatu hal yang diduga terjadi malpraktek, maka dipakai oleh pasien sebagai kesempatan untuk memaksa dokter membayar ganti rugi. Pada penentuan bersalah tidaknya dokter dan pembayaran ganti rugi harus dibuktikan terlebih dahulu dan ditentukan oleh hakim di Pengadilan. Masalahnya dokter sangat rentan terhadap publikasi, sehingga seringkali dokter yang enggan menjadi sorotan di media massa, membayar komplain pasien, tanpa melalui proses hukum 2. Kesalahan ini sering disalahgunakan oleh pasien, menyebabkan dokter akan melindungi dirinya dengan berbagai cara untuk menghindari gugatan dari pasien. Salah satu cara yaitu dengan mengalihkan tanggung jawab kepada pihak ketiga yaitu asuransi atau bekerja ekstra hati-hati. Pada gilirannya pasien juga yang rugi, karena biaya pengobatan menjadi lebih besar dan pasien yang harus menanggung beban. Sebenarnya kesalahan atau kelalaian dokter dalam melaksanakan profesi medis, merupakan suatu hal yang penting untuk dibicarakan dan diketahui oleh para dokter 2 Stuart, G.W, 1998, Praktek Dokter Dan Pasien, Balai Pustaka, Jakarta, hal.57. 3

pada umumnya, hal ini disebabkan karena akibat kesalahan dan kelalaian dapat menimbulkan dampak yang sangat merugikan. Selain merusak atau mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap profesi kedokteran juga menimbulkan kerugian pada pasien. Untuk memahami ada tidaknya kesalahan atau kelalaian tersebut, terlebih dahulu kesalahan atau kelalaian pelaksanaan profesi harus diletakkan berhadapan dengan kewajiban profesi di samping memperhatikan aspek hukum yang mendasari terjadinya hubungan hukum antara dokter dengan pasien yang bersumber pada transaksi terapeutik 3. Kalau dilihat dari kaca mata hukum, hubungan antara pasien dengan dokter termasuk dalam ruang lingkup perjanjian ( transaksi terapeutik) karena adanya kesanggupan dari dokter untuk mengupayakan kesehatan atau kesembuhan pasien, sebaliknya pasien menyetujui tindakan terapeutik yang dilakukan oleh dokter tersebut. Perjanjian terapeutik memiliki sifat dan ciri yang khusus, tidak sama dengan sifat dan ciri perjanjian pada umumnya, karena obyek perjanjian dalam transaksi terapeutik bukan kesembuhan pasien, melainkan mencari upaya yang tepat untuk kesembuhan pasien. Perjanjian dokter dengan pasien termasuk pada perjanjian tentang upaya atau disebut ( Inspaningsverbintenis ) bukan perjanjian tentang hasil atau disebut ( Resultaatverbintenis ). Konsep transaksi terapeutik adalah kemampuan atau keterampilan perawat untuk membantu klien beradaptasi terhadap stress, mengatasi gangguan patologis dan belajar bagaimana berhubungan dengan orang lain 4. Ada beberapa unsur transaksi terapeutik yaitu: Ada kesepakatan antara kedua belah pihak, ada keahlian, ada sebab yang legal. 2.2.2. TANGGUNG JAWAB PERDATA DOKTER DALAM TRANSAKSI TERAPEUTIK ANTARA DOKTER DENGAN PASIEN Transaksi Terapeutik adalah sebuah kesepakatan yang dilakukan dalam rangka terapi. Dalam hal ini terapi bukan hanya menyangkut kesehatan saja, tapi juga menyangkut semua aspek kesehatan antara lain promosi, prefensi, pengobatan dan rehabilitasi. Hubungan Dokter Pasien dalam Hukum Kesehatan dikenal sebagai Transaksi Terapeutik (TT) sebagai suatu perjanjian perdata, Transaksi Terapeutik tunduk pada peraturan mengenai hukum perjanjian dalam buku III Kitab Undang- 3 Chrisdiono M.Achadiat, 2006, Dinamika Etika dan Hukum Kedokteran, EGC, Jakarta, h.16 4 Northouse, 1998, transaksi terapeutik, NSC, London, h.167 4

Undang Hukum Perdata(KUH Perdata). Perjanjian Dokter Pasien dilihat dari isinya merupakan perjanjian upaya dan bukan perjanjian hasil. Adanya perjanjian pada Transaksi Terapeutik melahirkan tanggung jawab pada para pihak. Pertanggungjawaban Dokter dalam Transaksi Terapeutik secara umum dapat dibagi 3 yaitu pertanggungjawaban atas kerugian yang diakibatkan oleh (1) Perbuatan Melawan Hukum (Pasal 1365 KUH Perdata), (2) Lalai atau ke kurang hatihatian (Pasal 1366 KUH Perdata), (3) Tanggungjawab atasan terhadap bawahan (Pasal 1367 KUH Perdata), dan diatur juga dalam dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, pasal 56 ayat 1, 2, 3, dan pasal 57 ayat 1, 2, dan pasal 58 ayat 1, 2, 3 yang intinya mengatur dalam pertanggungjawaban tersebut Dokter juga wajib untuk mengikuti Kode Etik Kedokteran Indonesia, Standar Profesi, dan Standar Prosedur Operasional serta ketentuan-ketentuan Hukum Administrasi (surat tanda registrasi dan surat ijin praktek) dalam menjalankan pekerjaannya sebagai dokter. III KESIMPULAN Pertanggung jawaban Dokter dalam Transaksi Terapeutik secara umum dapat dibagi 3 yaitu pertanggungjawaban atas kerugian yang diakibatkan oleh ( 1) Perbuatan Melawan Hukum (Pasal 1365 KUH Perdata), (2) Lalai atau kekurang hati-hatian (Pasal 1366 KUH Perdata), (3) Tanggungjawab atasan terhadap bawahan (Pasal 1367 KUH Perdata), dan di tambah dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, pasal 56 ayat 1, 2, 3, dan pasal 57 ayat 1, 2, dan pasal 58 ayat 1, 2, 3. DAFTAR PUSTAKA Faisal Hilmi., 1996, Kasus Tempat Praktik Aborsi, Kompas, Jakarta. Chrisdiono, M. Achadiat., 2006, Dinamika Etika dan Hukum Kedokteran, EGC, Jakarta. Northouse., 1998, transaksi terapeutik, NSC, London. Stuart, G.W., 1998, Praktek Dokter Dan Pasien, Balai Pustaka, Jakarta. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Burgerlijk Wetboek, Prof.R.Soebekti dan R.Tjitrodikusumo, 2007, Pustaka Yustisia. 5