I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia mempunyai wilayah yang sangat luas dan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya masalah ekonomi itu adalah tentang bagaimana manusia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas

BAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri, seperti tercermin dari terdapatnya kegiatan ekspor dan impor (Simorangkir dan Suseno, 2004, p.1)

I. PENDAHULUAN. B. Belanja Negara (triliun Rupiah)

I. PENDAHULUAN. Bank Indonesia sebagai otoritas moneter atau bank sentral mempunyai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis dampak..., Wawan Setiawan..., FE UI, 2010.

1 Universitas indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak sumber daya alam dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)

I. PENDAHULUAN. perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan

ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan

BAB I PENDAHULUAN. dalam penggerakan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional.

I.PENDAHULUAN. Meningkatnya peran perdagangan internasional dibandingkan dengan. perdagangan domestik merupakan salah satu ciri yang menandai semakin

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. akumulasi modal yang diperlukan untuk pembangunan perekonomian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia. Fluktuasi kurs rupiah yang. faktor non ekonomi. Banyak kalangan maupun Bank Indonesia sendiri yang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap negara membutuhkan modal untuk membiayai proyek

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral,

Universitas Sumatera Utara

Skripsi ANALISA PENGARUH CAPITAL INFLOW DAN VOLATILITASNYA TERHADAP NILAI TUKAR DI INDONESIA OLEH : MURTINI

BAB 1 PENDAHULUAN. lintas devisa bebas, telah mengarah kepada semakin terintegrasinya sistem keuangan

BAB I PENDAHULUAN. tidak ada hambatan. Hal tersebut memberi kemudahan bagi berbagai negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Serikat Periode 2004Q.!-2013Q.3

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

Indeks Nilai Tukar Rupiah 2000 = 100 BAB 1 PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai

BAB 1 PENDAHULUAN. dan liberalisasi perdagangan barang dan jasa semakin tinggi intensitasnya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

BAB I PENDAHULUAN. makro adalah pandangan bahwa sistem pasar bebas tidak dapat mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Penanaman modal yang sering disebut juga investasi merupakan langkah

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan

IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dimana kebutuhan ekonomi antar negara juga semakin saling terkait, telah

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan ekonomi internasional yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah alat bagi seorang investor untuk meningkatkan nilai aset

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif

1. Tinjauan Umum

I. PENDAHULUAN. atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. terbukanya perekonomian negara emerging marketseperti Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena

Mekanisme transmisi. Angelina Ika Rahutami 2011

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Di era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin

BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, arah dan besarnya pergerakan pasar modal menjadi topik yang

BAB I PENDAHULUAN. modal terutama terjadi dari negara-negara yang relatif kaya modal yaitu umumnya

I. PENDAHULUAN. Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh

BAB I PENDAHULUAN. terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan

Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3%

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. cenderung mengakibatkan gejolak ekonomi moneter karena inflasi akan

BAB I PENDAHULUAN. belahan dunia lainnya. Pasar modal memiliki peran besar dalam perekonomian

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

BAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang. Kondisi ini antara lain didorong oleh adanya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan

VII. SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. mengejar ketertinggalan pembangunan dari negara-negara maju, baik di kawasan

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut, atau pada saat yang sama, investasi portofolio di bursa

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. nasional sangatlah diperlukan untuk mengejar ketertinggalan di bidang ekonomi

BAB V. Simpulan dan Saran. sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Gambaran Tingkat Suku Bunga, Jumlah Uang Beredar dan Indeks

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB I PENDAHULUAN. tujuan akhir meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat,

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian, baik di dalam negeri maupun di tingkat dunia internasional. Semakin terintegrasinya berbagai aspek perekonomian suatu negara dengan perekonomian dunia mengakibatkan terjadinya peningkatan arus perdagangan barang maupun uang serta modal antar negara. Meningkatnya mobilitas arus modal, terutama yang mengalir ke negara negara berkembang, merupakan dampak langsung dari integrasi keuangan yang semakin tinggi di negara berkembang. Hal tersebut tentu banyak dimanfaatkan dan dijadikan kesempatan terutama untuk melakukan kegiatan pembangunan. Setiap negara yang akan melakukan pembangunan memerlukan modal untuk pembiayaan. Sumber-sumber pembiayaan atau modal dapat berasal dari dalam negeri dan luar negeri. Secara umum, sumber dana pembangunan (modal) berasal dari dalam negeri bersumber dari tabungan masyarakat, tabungan pemerintah, dan pajak. Sedangkan dana pembangunan yang berasal dari luar negeri dapat dibedakan dari dua jenis, yaitu bantuan luar negeri dan penanaman modal asing. Indonesia merupakan sebuah negara yang besar dan sebagai salah satu negara berkembang membutuhkan dana yang cukup besar untuk melaksanakan pembangunan nasional. Kebutuhan dana yang besar untuk pembangunan tersebut terjadi karena upaya untuk menyetarakan kedudukan dengan negara-negara lain terutama negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global. Dana dari dalam negeri (investasi dalam negeri) dirasakan tidak mencukupi untuk

2 melakukan pembangunan sehingga pemerintah berupaya untuk menarik dana yang berasal dari dalam maupun luar negeri (Lumbanraja, 2006). Adanya aliran modal masuk asing ini secara tidak langsung dapat menggerakkan perkembangan sektor keuangan untuk tumbuh lebih maju dan pada akhirnya akan memacu pertumbuhan ekonomi. Menurut Edwards (2000), terdapat tiga bentuk modal asing yang bergerak dalam lalu lintas modal internasional, yaitu investasi langsung (foreign direct investment), investasi portofolio (portofolio investment), dan aliran bentuk modal lain (other types of flows). Investasi langsung merupakan bentuk investasi asing (foreign direct investment) jangka panjang yang pada umumnya bergerak di sektor riil. Investasi portofolio (portofolio investment) merupakan investasi yang bersifat jangka pendek dan mempengaruhi pasar keuangan domestik dengan bentuk transaksi berupa saham dan obligasi, sedangkan aliran modal bentuk lain meliputi kredit perdagangan dan pinjaman pemerintah. Upaya pemerintah dalam meningkatkan modal asing dimulai dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing yang kemudian diubah dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1970. Perubahan tersebut karena startegi dari UU PMA Nomor 1/1967 dalam menarik modal asing masih dirasakan memberatkan investor asing karena memerlukan modal awal yang besar dan birokrasi yang panjang. Dalam periode selanjutnya, revisi terhadap UU PMA terus dilakukan hingga diperoleh UU PMA Nomor 25/2007 yang diharapkan dapat menciptakan iklim penanaman modal yang kondusif di Indonesia. Strategi UU PMA ini dalam menarik investor asing yaitu dengan memberikan perlakuan yang sama kepada semua investor baik investor

3 domestik maupun asing dan juga memungkinkan pemulangan modal tanpa adanya suatu hambatan (Hilman, 2011). Hady (2003) menguraikan bahwa arus modal yang masuk, terutama modal swasta selama paruh pertama dasawarsa 1990-an, terjadi peningkatan luar biasa. Pada akhir dasawarsa 1980-an, arus modal swasta bersih baru berkisar US$ 400 juta per tahun. Akan tetapi, arus masuk modal swasta melonjak hingga melampaui US$ 5 miliar pada tahun 1993 dan melebihi US$ 10 miliar pada tahun 1995-1996. Sementara itu, arus masuk modal pemerintah bersih mengalami penurunan akibat pembayaran pokok pinjaman yang terus meningkat. Selama periode 1986 2010, Indonesia mengalami keluar-masuknya aliran modal asing khususnya aliran modal masuk swasta. Jumlah aliran modal masuk asing ke Indonesia mengalami defisit yang meningkat akibat krisis moneter tahun 1997 dari defisit US$ 2,12 miliar pada tahun 1998 menjadi defisit US$ 6,46 miliar pada tahun 2000. Berbeda dengan kasus krisis moneter tahun 1997, jumlah aliran modal masuk asing tahun 2009 meningkat tinggi sebesar 150,13 persen pasca krisis keuangan global 2008 dan terus menunjukkan peningkatan pada tahun 2010 (Tabel 1.1). Peningkatan jumlah aliran modal masuk asing yang cukup besar tersebut diduga dikarenakan stabilitas perekonomian Indonesia yang terus membaik di mata dunia internasional dan lambannya pertumbuhan ekonomi negara maju pasca krisis keuangan global sehingga Indonesia masih menjadi salah satu negara yang menarik bagi pemilik modal asing untuk menanamkan modalnya. Di tambah tingginya arus modal asing yang masuk disebabkan

4 kenaikan peringkat surat hutang Indonesia menjadi Investment Grade oleh lembaga pemeringkat investasi Fitch dan Moody s. 1 Tabel 1.1. Jumlah Capital Inflow Indonesia Tahun 1995-2010 (US$) Tahun Capital Inflow di Indonesia 1995 7,843,000,000 1996 10,599,000,000 1997 1,867,000,000 1998-2,118,800,000 1999-3,657,970,963 2000-6,461,085,479 2001-3,221,194,295 2002 1,366,935,489 2003 1,654,367,283 2004 2,897,238,926 2005 9,460,842,729 2006 6,465,074,993 2007 7,819,410,000 2008 5,182,974,868 2009 12,964,477,810 2010 23,908,316,805 Sumber : World Development Indicator (2011) Semakin pesatnya jumlah aliran modal asing ke negara berkembang khususnya Indonesia merupakan dampak adanya penghapusan terhadap pembatasan aliran modal serta berkembangnya teknologi informasi. Selain itu besarnya aliran modal asing yang masuk ke suatu negara juga disebabkan oleh faktor penarik (pull factors) dan faktor pendorong (push factors). Faktor penarik merupakan faktor-faktor yang diciptakan suatu negara (host country) agar dapat 1 Nikky Sirait, Berita Positif The Economist Akan Dorong Capital Inflow Makin Deras. http://jaringnews.com/ekonomi/umum/9185/berita positif the economist akan dorong capitalinflow makin deras, pada tanggal 19 April 2012

5 membangkitkan serta mondorong minat modal asing masuk ke negaranya. Faktorfaktor tersebut antara lain stabilitas dibidang sosial, politik dan ekonomi, iklim usaha investasi yang menarik, dan ketersediaan prasarana dan sarana investasi. Sedangkan faktor pendorong berasal dari negara asal modal (home country) seperti kebijaksanaan perekonomian, perkembangan ekonomi dan moneter, serta perubahan/pergeseran orientasi pembangunan di negara asal modal itu. Rezim nilai tukar pada bulan Agustus 1997 oleh Bank Indonesia diubah dari sistem mengambang terkendali (managed-floating exchange rates system) menjadi sistem mengambang bebas (free-floating exchange rates system) (Perwitasari, 2008). Nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing (khususnya US$) ditentukan melalui mekanisme pasar. Hal ini terkait dengan penarikan modal asing secara besar-besaran keluar dari Indonesia akibat kondisi internal Indonesia yang buruk saat itu sehingga terjadinya aliran modal keluar (capital outflow). Nilai tukar rupiah mengalami depresiasi yang sangat tajam, dari Rp 2909 / US$ tahun 1997 menjadi Rp. 10260 / US$ pada tahun 1998, dan sedikit menurun pada tahun 1999. Implikasi dari diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang bebas tersebut cukup mendasar bagi perekonomian Indonesia. Hal itu ditempuh sebagai reaksi pemerintah dalam menghadapi besarnya gejolak dan cepatnya pelemahan nilai tukar rupiah pada sekitar Juli-Agustus 1997 yang mendorong investor asing menarik dananya secara besar-besaran dari Indonesia. Menurut Edwards (2000) pada sistem nilai tukar mengambang bebas, capital inflow secara besar-besaran akan mendorong apresiasi nilai tukar nominal dan juga nilai tukar riil. Begitu pun

6 menurut Calvo, Liedermant dan Reinhart (1993) yang menyatakan bahwa aliran modal berkontribusi atas akumulasi cadangan devisa dan apresiasi nilai tukar. Analisis pengaruh capital inflow terhadap nilai tukar rupiah diperlukan karena nilai tukar mencerminkan perekonomian suatu negara. Fluktuasi nilai tukar yang terlalu tinggi akan mengganggu kegiatan ekonomi baik dari sektor riil maupun sektor moneter. Suatu manajemen nilai tukar yang baik diperlukan agar pergerakan nilai tukar menjadi stabil sehingga fluktuasinya dapat diprediksi dan perekonomian dapat tetap berjalan dengan baik. Berdasarkan pemikiran tersebut, maka perlu dilakukan penelitian mengenai pergerakan nilai tukar rupiah yang dilihat dari adanya perubahan pada capital inflow di Indonesia. 1.2. Perumusan Masalah Keterbukaan sistem ekonomi dunia dan semakin terintegrasi telah mendorong terjadinya pergerakan aliran modal antar negara. Adanya aliran modal tersebut menyebabkan permintaan dan penawaran terhadap mata uang asing dan domestik turut mengalami perubahan. Perubahan permintaan dan penawaran terhadap mata uang asing dan domestik tersebut berpengaruh terhadap nilai tukar mata uang yang diperdagangkan. Jika permintaan terhadap mata uang domestik mengalami peningkatan karena adanya aliran modal asing yang masuk berupa pembelian aset-aset perusahaan dan pembelian aset finansial, maka hal tersebut dapat menyebabkan nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang asing mengalami apresiasi. Semakin banyaknya capital inflow yang masuk khususnya modal masuk swasta diindikasikan sebagai salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

7 pergerakan nilai tukar rupiah. Arus modal asing yang masuk mengalami banyak perubahan nilai dan arahnya sebelum dan setelah krisis ekonomi terjadi. Perubahan tersebut dapat dilihat dalam Gambar 1.1. Juta US $ 25 20 15 10 5 0 5 10 Perkembangan Capital Inflow 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Tahun capital inflow Sumber : World Development Indicators (diolah), 2011 Gambar 1.1. Perkembangan Capital Inflow Indonesia 1986 2010 Selama periode 1986 hingga 2010, Indonesia mengalami keluar - masuknya aliran modal asing. Perkembangan capital inflow cenderung bergerak dalam keadaan stabil dari tahun 1986 dan mulai meningkat pada tahun 1990, dapat dilihat pada Gambar 1.1. di mana trend-nya naik pada periode 1990 hingga 1996 akibat kebijakan yang dilakukan oleh bank sentral dengan menaikkan suku bunga. Akan tetapi trend-nya terhenti dan mulai turun drastis pada pertengahan 1997 dimana capital inflow sempat mencapai nilai yang cukup tinggi yaitu US$ 10,59 miliar kemudian turun menjadi US$ 1,86 miliar atau mengalami penurunan sebesar 82,43%. Hal tersebut dikarenakan menurunnya minat investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia karena terkait resiko yang tinggi untuk berinvestasi akibat krisis ekonomi yang terjadi saat itu. Tahun-tahun setelah krisis

8 ekonomi, pergerakan capital inflow berada pada tingkat yang defisit dengan pergerakan dari waktu ke waktu menunjukkan pola yang tidak stabil. Pasca krisis global 2008-2009, aliran modal masuk (capital inflows) negara berkembang (emerging markets/em) seperti Indonesia meningkat sangat besar. Peningkatan aliran modal masuk didorong baik oleh ekses likuiditas global dan lambatnya pemulihan ekonomi negara maju maupun laju pertumbuhan ekonomi di negara berkembang, perbedaan suku bunga yang besar, dan ekspektasi apresiasi nilai tukar. Derasnya aliran modal masuk asing didorong juga oleh langkah lanjutan pelonggaran Bank Sentral AS (the Fed) dan Bank Sentral Jepang (BOJ) yang menambah likuiditas global. 2 Perubahan pada capital inflow ikut memiliki andil dalam mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.2. dimana terjadinya pergerakan indeks nilai tukar dan capital inflow masa sebelum dan setelah krisis. 300 250 200 150 100 50 0 50 100 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 exchange rate indeks capital inflow indeks Sumber : World Development Indicators (diolah), 2011 Gambar 1.2. Indeks Nilai Tukar Rupiah / US$ dan Indeks Capital Inflow di Indonesia Periode 1986 2010 (2005=100) 2 Anggito Abimanyu, Fenomena Modal Masuk Asing. Kompas online, diakses 15 Februari 2012

9 Gambar 1.2. menunjukkan bahwa pergerakan nilai tukar rupiah dan capital inflow sebelum krisis cenderung stabil. Pada masa sebelum krisis moneter, Indonesia belum menerapkan sistem nilai tukar mengambang bebas dimana pergerakan nilai tukar rupiah masih di intervensi oleh pemerintah. Kemudian saat krisis moneter 1997, terlihat bahwa nilai tukar rupiah terdepresiasi akibat adanya arus modal yang keluar, dimana keluarnya arus modal menyebabkan permintaan terhadap valas semakin tinggi sehingga menyebabkan rupiah mengalami depresiasi. Seiring dengan penurunan nilai modal asing akibat krisis di Indonesia, nilai tukar rupiah mengalami depresiasi yang sangat tajam, dari Rp 4650 / US$ tahun 1997 menjadi Rp. 8025 / US$ pada tahun 1998, dan sedikit menurun pada tahun 1999. Pada tahun-tahun selanjutnya, nilai tukar masih terus berfluktuasi. Penyebab fluktuasi nilai tukar rupiah ini berdasarkan penyebabnya digolongkan menjadi faktor fundamental ekonomi dan faktor non fundamental ekonomi. Dari fundamental ekonomi dapat berupa capital flows, inflasi, GDP, suku bunga, trade opennes dan lainnya, sedangkan dari non fundamental ekonomi disebabkan oleh situasi politik keamanan yang tidak kondusif yang berdampak pada resiko dalam menanamkan modal. Berkaitan dengan aliran modal asing yang masuk cukup deras, maka akan mempengaruhi stabilitas perekonomian Indonesia dari aspek eksternal berupa gejolak nilai tukar rupiah setiap saat. Hal ini tercermin ketika terjadi capital reserve secara mendadak dalam jumlah besar pada periode krisis akibat menurunnya kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia (Wijaya,

10 2007). Claessens, Dooley, dan Warner (1995) menyatakan bahwa volalitas aliran modal dapat menimbulkan volalitas nilai tukar. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Apakah capital inflow mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai tukar rupiah? 2. Bagaimana pengaruh shock variabel capital inflow terhadap perubahan nilai tukar rupiah? 3. Bagaimana pengaruh variabel makroekonomi yang lain (inflasi, GDP, suku bunga, dan trade opennes) terhadap nilai tukar rupiah? 4. Bagaimanakah saran kebijakan yang berkenaan dengan pengelolaan capital inflow terhadap nilai tukar rupiah? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menganalisis pengaruh capital inflow terhadap nilai tukar rupiah. 2. Menganalisis pengaruh shock/guncangan capital inflow terhadap perubahan nilai tukar rupiah. 3. Menganalisis pengaruh variabel lain dalam model (inflasi, GDP, suku bunga, dan trade opennes) terhadap nilai tukar rupiah. 4. Menganalisis implikasi kebijakan yang berkaitan dengan pengelolaan capital inflow terhadap nilai tukar rupiah.

11 1.4. Manfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka manfaat yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah : 1. Memberikan pengetahuan dan pemahaman yang lebih luas mengenai pengaruh capital inflow terhadap nilai tukar rupiah. 2. Diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan ekonomi terutama ekonomi pembangunan sehingga dapat memperkaya penelitian sejenis yang telah ada dan juga bahan perbangdingan untuk penelitian selanjutnya. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini memiliki ruang lingkup penelitian dalam batasan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar yang dipengaruhi oleh capital inflow serta beberapa variabel makroekonomi dalam model seperti GDP, inflasi, suku bunga, dan trade openness. Data capital inflow yang digunakan merupakan data aliran modal masuk asing yang diproksi dari penanaman modal langsung (FDI) dan investasi portofolio di Indonesia. Periode penelitian yang digunakan adalah dari tahun 1986 hingga tahun 2010. 1.6. Keterbatasan Penelitian Meskipun hipotesis yang diajukan penelitian ini telah teruji secara signifikan, namun sebagai dasar pengambilan keputusan bagi para akademisi maupun para praktisi, peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih mengandung beberapa keterbatasan. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah bahwa

12 penelitian ini membahas pengaruh capital inflow serta variabel makroekonomi seperti inflasi, GDP, suku bunga, dan trade openness. Padahal faktor yang mempengaruhi nilai tukar rupiah masih cukup banyak, seperti: perubahan teknologi, jumlah uang yang beredar, net ekspor, dll. Keterbatasan lain dari penelitian ini adalah variabel inflasi seharusnya tidak perlu digunakan lagi dalam model ini karena variabel suku bunga yang digunakan sudah dalam bentuk data riil sehingga akan menyebabkan terjadi dua kali perhitungan. Akan tetapi karena setelah variabel inflasi tidak dimasukkan hasil olahan data menjadi kurang baik. Untuk itu, tetap digunakan variabel inflasi dalam model ini agar hasil estimasi yang diperoleh lebih baik. Selain itu periode pengamatan yang digunakan oleh penulis hanya 25 tahun. Sehingga estimasi parameter akan lebih baik apabila tahun observasinya lebih banyak.