PENGARUH PENGGUNAAN JENIS ALAT PENGGULUNG TERHADAP HASIL PENGERITINGAN RAMBUT DESAIN ANTARA ROTTO DAN MAGIC ROLLER

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG PADA SUB KOMPETENSI PENGERITINGAN DESAIN SELANG SELING PADA SISWA KELAS XI KECANTIKAN SMK AIRLANGGA SIDOARJO

Journal of Beauty and Beauty Health Education

PENGARUH MAKE UP KOREKTIF TERHADAP HASIL RIASAN PADA WAJAH BULAT DAN MATA SIPIT

matematis siswa SMPN 1 Karangrejo Tulungagung Tahun Pelajaran 2016/2017 yang menggunakan model discovery learning lebih baik daripada menggunakan mode

Anneke Endang K Pembimbing PKK, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kaum wanita. Salah satu faktor pendukung berkembangnya. Dengan semakin berkembangnya dunia mode rambut yang sangat maju

e- Journal. Volume 03 Nomer 01 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Februari 2014, hal

Arinil Haq, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani ABSTRACT

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI DASAR PEWARNAAN RAMBUT DI KELAS XI SMK NEGERI 3 BLITAR

Oleh: Maharani Tri Ayu Ratnasari dan M. Nur Rokhman, M.Pd Universitas Negeri Yogyakarta ABSTRAK

ABSTRAK. Kata kunci: Kooperatif, Numbered Heads Together, Student Team Achievement Division, hasil belajar

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN METODE PARTISIPATIF TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA DALAM MATERI GESERAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepanjang sejarah peradaban manusia, rambut selalu menempati

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

e-journal. Volume 02 Nomor 03 Tahun 2013, edisi yudisium periode Oktober 2013, hal 50-55

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Ema Susanti Purwati Kuswarini Suprapto

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

PENGARUH NILAI UJI KOMPETENSI KEJURUAN DAN INFORMASI DUNIA KERJA TERHADAP MINAT BEKERJA SISWA

BAB IV HASIL PENELITIAN

Key words : direct observation, indirect observation, ecosystem. Abstrak

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

Influence of Cooperative Learning Type Snowball Throwing

PENINGKATAN KETERAMPILAN MERIAS WAJAH KARAKTER MELALUI PELATIHAN BAGI SISWA KELAS XI TATA KECANTIKAN RAMBUT SMK NEGERI 1 LAMONGAN

PERAN TUTOR SEBAYA DALAM PELATIHAN LEKAPAN KAIN PADA BUSANA ANAK DI UPT PELATIHAN KERJA JOMBANG

(THE DIFFERENCE OF THE STUDENTS RESULT OF LEARNING PROCESS USE GUIDED INQUIRY MODEL AND FREE INQUIRY ON THE ENVIROMENTAL CHANGES)

Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions

Cooperative Learning Model Group Investigation And Learning Together Type, Students Achievement, Ecosystem.

Siva Fauziah, Purwati Kuswarini Suprapto, Endang Surahman

BAB IV HASIL PENELITIAN

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 8 SIJUNJUNG.

Ulpiyaturahmah, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani ABSTRACT

Disusun Oleh: Lilis Ambar Wiratmi A PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

ANALISIS KERAGAMAN PADA DATA HILANG DALAM RANCANGAN KISI SEIMBANG SKRIPSI

(The Influence of Cooperative Learning Model Type of Question Student Have toward Students Learning Achievement on Excretion System Subject) ABSTRACT

MODEL INQUIRY TRAINING DENGAN SETTING KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

JATI NUSWANTARI DAN ISANA SUPIAH YL. Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta.

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN E-LEARNING PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI SMA AL-ISTIQAMAH SIMPANG EMPAT ABSTRACT

Rahayu Siti Fatonah, Purwati Kuswarini Suprapto, Romy Faisal Mustofa

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN GI (Studi Pada SMA NEGERI 14 BandarLampung)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMAN 6 PADANG

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE WORD SQUARE DENGAN INDEX CARD MATCH

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA YANG MENGGUNAKAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF DAN MEDIA PRESENTASI

READING GUIDE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA

PERBANDINGAN HASIL PENGERITINGAN GANTUNG DENGAN TEKNIK SUMPIT DAN PENGERITINGAN GANTUNG DENGAN TEKNIK IKAT KARET SKRIPSI

PENGARUH PERBANDINGAN FOSFOR DAN RUBBER TERHADAP HASIL JADI SABLON GLOW IN THE DARK PADA GLOSSE SLEEVE BERBAHAN LYCRA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEBAK KATA TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA

Ai Dina, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani

Fashion and Fashion Education Journal

Yusniar Rasjid STKIP Pembangunan Indonesia Makassar Jl. A.P. Pettarani No. 99B Makassar

Nourma Izmi, Purwati Kuswarini Suprapto, Ai Sri Kosnayani ABSTRACT

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP RESUME

BAB III METODE PENELITIAN

(The Influence of Based Inquiry Learning Model Type of Guided Inquiry to The Students Learning Achievement on Ecosystem) ABSTRACT

PENERAPAN LEMBAR KEGIATAN SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR PEMANGKASAN RAMBUT DASAR DIAGONAL KE DEPAN DI SMK NEGERI 2 LUMAJANG

e-journal. Volume 06 Nomor 03 Tahun 2017, Edisi Yudisium Periode Agustus 2017, Hal 67-73

Raisa Rahmawati, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani

PENGARUH PEMAHAMAN WORK PREPARATION SHEET TERHADAP HASIL BELAJAR KERJA BUBUT SISWA SMK N 2 WONOSARI

Pengaruh Permainan Scramble dalam Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Terhadap Hasil Belajar

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

Keywords: Student Result learning, cooperative learning mode, kancing gemerincing type, and talking stick type.

PENERAPAN METODE MIND MAPPING PADA KONSEP SALING KETERGANTUNGAN DALAM EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 16 TASIKMALAYA JURNAL

MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF (GENERATIVE LEARNING) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP ARTIKEL

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesimpulan dan rekomendasi akan diuraikan pada bab ini, yang disusun

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN ADAPTIF MATEMATIS SISWA

Pangesti et al., Pengaruh Penggunaan Media Lingkungan...

Komalasari, Purwati K Suprapto, Ai Sri Kosnayani

HUBUNGAN MANAJEMEN PESERTA DIDIK DENGANKELANCARAN PROSES BELAJAR MENGAJAR

Cici Wijayanti*) Purwati Kuswarini Suprapto*) Faculty of Educational Science and Teacher s Training Siliwangi University ABSTRACT

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NURUL AZMAN GUNUNG PUTRI BOGOR

Tabel 4.1 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN MODUL TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI MEMBUAT POLA DASAR DI SMK N 4 YOGYAKARTA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 2012/2013. SMP Negeri 3 Kaloran terletak 6 KM dari pusat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP TINGKAT INFERIORITAS SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Kata Kunci : Model Problem Based Learning, Model Pembelajaran Langsung, Hasil Belajar Kognitif

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DEVISION (STAD) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Harri Kurnia, Hernawan. Abstract

ABSTRAK. Kata kunci : Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Profesional, dan Hasil Belajar

(The Influence of Cooperative Learning Model Type Structured Numbered Heads on Students Learning Result in Excretion System Material)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MENGGUNAKAN PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING DENGAN KONVENSIONAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 20 PADANG

ISSN SOSIAL HORIZON: Jurnal Pendidikan Sosial Vol. 2, No. 2, Desember 2015

MODEL QUANTUM TEACHING DISERTAI METODE EKSPERIMEN DAN DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP. Winda Ayu Wijayanti, Indrawati, Trapsilo Prihandono

PADA SUB KONSEP SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA

Diajukan Oleh: WINDA ASTUTI A

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KETEBALAN KAIN TAFFETA TERHADAP HASIL JADI LENGAN BELIMBING (STARFRUIT SLEEVE) PADA BOLERO

Kata kunci: umpan balik (feedback), model pembelajaran contextual teaching and learning (CTL), penguasaan konsep.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

VETRI YANTI ZAINAL STKIP PGRI

PERBEDAAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS SISWA MENGGUNAKAN METODE COLLEGE BALL DENGAN METODE CARD SORT PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS VIII SMP NEGERI 2 GALUR

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

ABSTRACT. : Mnemonic learning model students human excretion system subject learning achievement. ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. observasi digunakan oleh peneliti untuk mengamati kondisi sekolah meliputi

Transkripsi:

PENGARUH PENGGUNAAN JENIS ALAT PENGGULUNG TERHADAP HASIL PENGERITINGAN RAMBUT DESAIN ANTARA ROTTO DAN MAGIC ROLLER Lamhot Kurnia K. Simatupang S-1 Pendidikan Tata Rias, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya simatupang_nia@yahoo.co.id Dra. Maspiyah, M.Kes Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya masfiahhh@yahoo.co.id Abstrak Keriting rambut desain adalah proses pengeritingan yang dilakukan dengan menerapkan berbagai teknik penggulungan ataupun dengan menggunakan alat penggulung (rotto), untuk menghasilkan berbagai variasi ikal sesuai dengan desain ikal yang diinginkan. Magic roller adalah alat penggulung rambut terbaru. Penggunaan alat ini lebih mudah dan praktis dari rotto karena tidak perlu melakukan penggulungan. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui hasil pengeritingan rambut desain dengan menggunakan rotto. (2) Mengetahui hasil pengeritingan rambut desain dengan menggunakan magic roller. (3) Mengetahui pengaruh penggunaan jenis alat penggulung terhadap hasil pengeritingan rambut desain antara rotto dan magic roller. Jenis penelitian ini tergolong dalam penelitian eksperimen. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi dan metode dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik t-test dengan taraf signifikan 0,05 menggunakan perhitungan statistik melalui komputer yaitu independent-sample t test dengan program SPSS 16. Hasil penelitian menunjukkan bahwa H a ditolak yakni tidak ada pengaruh penggunaan jenis alat penggulung terhadap hasil pengeritingan rambut desain antara rotto dan magic roller. Dari perhitungan statistik didapat P = 0,903 yang berarti lebih besar dari 0,05 (tidak signifikasi). Dari kedua jenis alat penggulung pengeritingan rambut desain didapat nilai rata-rata untuk rotto 3,36 dan magic roller dengan nilai rata-rata 3,35. Kata Kunci: Alat Penggulung, Rotto, Magic Roller Abstract Designed hair curling is a curling process conducted by applied many rolling technique or by using roller (rotto), in order to resulting many curl variation as desired curl design. Magic roller is newest hair roller. The use of this tool easier and practically more than rotto because it no needed rolling perform. The purposes of this research were (1) To know the result of designed hair curling by using rotto. (2) To know the result of designed hair curling by using magic roller. (3) To know the influence of roller type application toward result of designed hair curling between rotto and magic roller. Type of this research was included in experimental research. Data collecting technique used were observation method and documentation. In this research involved 20 observers. Data analysis used was t-test technique with significance 0.05 using statistic calculation by computer that was independent-sample t-test with SPSS 16. The result show that H a rejected, it means there were no influence of roller type application toward result of designed hair curling between rotto and magic roller. From statistic calculation obtained P = 0.903 which mean more that 0.05 (not significant). From two types of roller designed hair curling obtained mean for rotto 3.36 and magic roller 3.35. Keywords: Hair roller, Rotto, Magic Roller 17

PENDAHULUAN Teknik pengeritingan dalam perkembangannya mengalami kemajuan. Pada zaman dahulu, seorang ingin mengeriting rambutnya dengan menggunakan cara yang sederhana tanpa menggunakan kosmetik pengeritingan dan menggunakan alat yang seadanya. Seiring perkembangan zaman agar pengeritingan dapat bertahan lama diperlukan alat yang baru dan kosmetik / obat keriting yang membuat rambut keriting lebih lama. Menurut Endang (2001) keriting rambut desain adalah proses pengeritingan yang dilakukan dengan menerapkan berbagai teknik penggulungan ataupun dengan menggunakan alat penggulung (rotto), untuk menghasilkan berbagai variasi ikal sesuai dengan desain ikal yang diinginkan. Tujuan dari pengeritingan desain antara lain adalah untuk memperoleh bentuk baru pada rambut dari bentuk lurus menjadi bentuk ikal/keriting sesuai dengan desain yang diinginkan. Semakin berkembangnya mode tata rambut, semakin banyak alat pengeritingan yang dipergunakan. Rotto atau curling roller adalah alat penggulung yang umum dipergunakan pada pelaksanaan pengeritingan. Rotto terbuat dari bahan kanvas atau plastik, berbedabeda ukuran dan bentuknya (Endang, 2001). Magic roller adalah alat penggulung rambut terbaru. Penggunaan alat ini lebih mudah dan praktis dari rotto karena tidak perlu melakukan penggulungan. Dengan cara mengambil setiap sectioning rambut kemudian memasukkannya kedalam magic roller. Magic roller adalah alat penggulung rambut terbaru. Penggunaan alat ini lebih mudah dan praktis dari rotto karena tidak perlu melakukan penggulungan. Dengan cara mengambil setiap sectioning rambut kemudian memasukkannya kedalam magic roller. METODE Jenis penelitian ini tergolong dalam penelitian eksperimen. Menurut Hasan (2009: 10) penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap obyek penelitian serta diadakannya kontrol terhadap objek penelitian serta diadakannya kontrol terhadap variabel tertentu. Penelitian ini dilakukan dengan memberi perlakuan pada variabel-variabel yang satu dengan yang lain. Dalam penelitian ini variabel yang dibandingkan adalah mengetahui pengaruh penggunaan jenis alat penggulung terhadap hasil pengeritingan rambut desain antara roto dan magic roller. a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah jenis alat penggulung pengeritingan rambut desain rotto dan magic roller. b. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil pengeritingan rambut desain antara roto dan magic roller. c. Variabel kontrol dalam penelitian ini meliputi: jenis rambut normal dengan tingkat porositas normal, panjang rambut model, desain pengeritingan, teknik pengeritingan rambut, kosmetik yang digunakan, waktu pengerjaan, alat penggulungan rotto medium dengan ukuran 7 dan magic roller panjang 55 cm dan orang yang mengerjakan pengeritingan dengan menggunakan rotto dan magic roller. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut. a. Metode pengamatan. observasi dengan melibatkan 20 observer, yang terdiri dari 4 dosen dan 16 mahasiswa tata rias yang telah lulus mata kuliah pengeritingan rambut dengan nilai minimal B. b. Metode dokumentasi. Dalam penelitian ini penggumpulan data menggunakan dokumentasi pribadi dengan kamera digital yang dilakukan untuk mendokumentasikan proses penelitian. Intrumen yang digunakan adalah lembar observasi dengan aspek yang diamati sebagai berikut. Porositas rambut, penggunaan waktu, kerapian penggulungan, hasil ikal pengeritingan rambut, tingkat kesukaan responden. Analisis data yang digunakan adalah : a. Analisis deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui hasil pengeritingan desain dengan menggunakan rotto, hasil pengeritingan desain dengan menggunakan magic roller dan pengaruh penggunaan jenis alat penggulung terhadap hasil pengeritingan rambut desain antara rotto dan magic roller. Tabel 1. Tabel Konversi Nilai 3,5-4 Sangat Baik 2,5-3,4 Baik 1,5-2,4 Cukup Baik 0,5-1,4 Kurang Baik b. Analisis statistik digunakan untuk melakukan analisis data dari permasalahan adalah ratarata, yaitu membandingkan nilai rata-rata hasil pengeritingan rambut desain antara rotto dan magic roller, nilai rata-rata yang tertinggi adalah yang lebih baik, yang diolah dan disajikan dalam bentuk angka-angka dengan menggunakan rumus : Σ χ χ = n (Sudjana, 2005 : 69) Keterangan : χ : rata-rata Σ χ : jumlah semua nilai n : banyaknya responden Pada penelitian ini untuk menguji signifikasi perbedaan hasil terhadap obyek dipergunakan rumus t-test dengan taraf signifikasi 5% yang bertujuan untuk mengetahui hasil pengeritingan rambut desain dengan melihat pengaruh terhadap kedua alat melalui komputer yaitu independent-sample t test dengan program SPSS 16. 18

HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang diperoleh selama melakukan penelitian kemudian dianalisis sesuai analisis data yang sebelumnya telah disusun. Uraian hasil perolehan data tersebut adalah sebagai berikut: Hasil Pengeritingan Rambut Desain Menggunakan Rotto Data hasil pengeritingan rambut dengan menggunakan rotto yang telah dilaksanakan dan dilihat dari porositas rambut, penggunaan waktu, kerapian penggulungan, hasil ikal pengeritingan rambut, tingkat kesukaan responden disajikan dalam Gambar 1, berikut : Gambar 1. menggunakan rotto tingkat kesukaan responden dapat dilihat pada Gambar 2. Berdasarkan data pada Gambar 2, dapat dijelaskan bahwa nilai tertinggi pada kerapian penggulungan dengan nilai 3,5 yakni sangat baik karena seluruh rambut tergulung dengan baik. Kriteria porositas rambut dengan nilai 3,15 yakni baik karena rambut model termasuk dalam porositas normal dan belum pernah melakukan proses kimia, penggunaan waktu dengan nilai 3,4 yakni baik karena magic roller tidak perlu di gulung namun hanya memasukkan rambut kedalam magic roller dengan menggunakan stik, hasil ikal pengeritingan rambut dengan nilai 3,4 dinyatakan baik terdapat beberapa ujung rambut yang terlipat, yang mengakibatkan hasil ikal pengeritingan rambut kurang natural. Nilai terendah 3,15 pada kriteria porositas rambut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata keseluruhan aspek adalah 3,35 maka pengeritingan rambut desain dengan menggunakan magic roller kriteria kerapian penggulung adalah baik. Gambar 2. menggunakan magic roller Berdasarkan data dalam Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa nilai tertinggi pada kerapian penggulungan dengan nilai 3,5 yakni sangat baik karena pengambilan sectioning rambut tidak melebihi rotto, dan seluruh rambut tergulung dengan baik, kemudian hasil ikal pengeritingan rambut dengan nilai 3,45 yakni sangat baik karena tidak terdapat ujung rambut yang terlipat. Kriteria porositas rambut dengan nilai 3,35 yakni baik karena rambut model termasuk dalam porositas normal dan belum pernah melakukan proses kimia, penggunaan waktu dengan nilai 3,2 yakni baik rotto waktu penggulungan lebih lama karena rotto digulung mengikuti lingkar rotto, dan tingkat kesukaan responden dengan nilai 3,3 dinyatakan baik. Nilai terendah 3,2 pada kriteria penggunaan waktu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata keseluruhan aspek adalah 3,36 maka pengeritingan rambut desain dengan menggunakan rotto adalah baik. Hasil Pengeritingan Rambut Desain Menggunakan Magic Roller menggunakan magic roller yang telah dilaksanakan dan dilihat dari porositas rambut, penggunaan waktu, kerapian penggulungan, hasil ikal pengeritingan rambut, Data Pengaruh Penggunaan Jenis Alat Penggulung Terhadap Hasil Pengeritingan Rambut Desain Antara Rotto dan Magic Roller Berikut data hasil penggunaan jenis alat penggulung rotto dan magic roller terhadap hasil jadi pengeritingan rambut desain yang meliputi porositas rambut, penggunaan waktu, kerapian penggulungan, hasil ikal pengeritingan rambut, dan tingkat kesukaan responden. Hasil penelitian ditabulasikan dalam bentuk mean (rata-rata) yang tersaji pada Tabel 2 : Tabel 2. Data Mean Hasil Jadi Pengeritingan Rambut Desain Antara Rotto dan Magic Roller Jenis alat penggulung No Aspek yang diamati Magic Rotto Roller 1. Porositas Rambut 3,35 3,15 2. Penggunaan Waktu 3,2 3,4 3. Kerapian Penggulungan 3,5 3,5 19

4. Hasil Ikal Pengeritingan rambut 3,45 3,4 5. Tingkat Kesukaan Responden 3,3 3,3 Mean 3,36 3,35 Perhitungan statistik berdasarkan SPSS dapat dilihat pada Tabel 3. Dari hasil perhitungan manual ataupun dari SPSS, dapat dilihat bahwa rata-rata antara rotto dan magic roller masing-masing sebagai berikut; rotto 67,2 dan magic roller 67 dilihat dari semua aspek dengan nilai standar deviasi rotto 2,388 lebih kecil dibanding magic roller 2,646. Signifikasi dari uji F didapat 0,37. Karena nilai signifikasi > 0,05 (0,37 > 0,05), maka H 0 diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa alat penggulung pengeritingan rambut antara rotto dan magic roller memiliki varian yang sama. Oleh karena itu, uji t menggunakan equal variance assumed. Pengujian hipotesis dilihat berdasarkan t tabel dan signifikasi menggunakan taraf nyata sebesar 0,05 (5%) pada t tabel dengan derajat kebebasan (df) n-2 atau 5 2 = 3. Tabel 3. Data Uji SPSS Pengaruh Penggunaan Jenis Alat Penggulung Hasil Pengeritingan Rambut Desain Antara Rotto dan Magic Roller Hasil yang diperoleh untuk t tabel sebesar 3,182. Karena nilai t hitung < t tabel (0,125 < 3,182) dan signifikasi > 0,05 (0,903 > 0,05) maka H 0 diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh penggunaan jenis alat penggulung terhadap hasil pengeritingan rambut desain antara rotto dan magic roller. PENUTUP Kesimpulan Hasil analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa : Saran a. Hasil pengeritingan rambut desain dengan menggunakan rotto, berdasarkan penilaian observer dilihat dari beberapa aspek. Porositas rambut nilai rata-rata 3,35 yakni baik dikarenakan rambut model memiliki tingkat porositas normal. Penggunaan waktu nilai ratarata 3,2 lebih kecil dari rata-rata magic roller yakni 3,4 dikarenakan penggunaan waktu dengan menggunakan rotto membutuhkan proses penggulungan. Kerapian penggulungan nilai rata-rata 3,5 yakni sangat baik karena ujung rambut terlebih dahulu diberikan kertas keriting, hasil ikal pengeritingan rambut nilai rata-rata 3,45 yakni sangat baik karena hasil ikal pengeritingan dengan rotto terlihat lebih jelas, dan tingkat kesukaan responden dengan nilai rata-rata 3,3 yakni baik. b. Hasil pengeritingan rambut desain dengan menggunakan magic roller, berdasarkan penilaian observer adalah, porositas rambut nilai rata-rata 3,15 yakni baik dikarenakan rambut model memiliki porositas normal. Penggunaan waktu nilai rata-rata 3,4 yakni baik dikarenakan magic roller tidak perlu digulung sehingga mempercepat waktu. Kerapian penggulungan nilai rata-rata 3,5 yakni sangat baik dikarenakan pengambilan sectioning tidak lebih dari panjang magic roller. Hasil ikal pengeritingan rambut nilai rata-rata 3,4 lebih kecil dari rotto dikarenakan hasil ikal magic roller kurang terlihat jelas, dan tingkat kesukaan responden dengan nilai ratarata 3,3 yakni baik. c. Tidak terdapat pengaruh secara signifikasi penggunaan jenis alat penggulung dalam pengeritingan rambut desain antara rotto dan magic roller. Hasil uji statistik didapat P= 0,93 dengan α= 0,05. Dengan taraf signifikan 0,903 > 0,05 maka tidak ada perbedaan dilihat dari porositas rambut, penggunaan waktu, kerapian penggulungan, hasil ikal pengeritingan rambut, dan tingkat kesukaan responden. Setelah dilakukan penelitian dengan hasil yang diperoleh dari uraian sebelumnya bahwa : a. Memastikan bahwa rambut model merupakan jenis rambut dengan porositas normal, agar peresapan kosmetik tidak berbeda antara model yang menggunakan alat penggulung rotto dan magic roller. b. Untuk hasil pengeritingan rambut desain selain menggunakan rotto dapat menggunakan magic roller sebagai alternatif, karena magic roller memiliki hasil ikal yang baik juga. c. Melakukan pengecekan rambut sesudah diberikan solution setiap 10 menit untuk memastikan penyerapan kosmetik pada rambut. Apabila rambut belum berbentuk S maka bisa ditambahkan solution. 20

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Renika Cipta Kusumadewi, dkk. 2001. Pengetahuan dan Seni Tata Rambut Moderen Untuk Tingkat Mahir. Jakarta : PT. Carina Indah Utama Kusumadewi, dkk. 2005. Pelajaran Tata Kecantikan Rambut Tingkat Dasar. Jakarta: PT. Wahanaboga Cakrawala Hotel Puspuyo, Endang. 2001. Petunjuk Praktis Untuk Pengeritingan Desain. Jakarta : Merindo Kites & Gallery Rostamailis, dkk. 2008. Tata Kecantikan Rambut Jilid 3. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah menengah Kejuruan Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Githa, Vstalin. 2012. Belajar Salon. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama 21