ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN FISIK PERMUKIMAN KECAMATAN PAKUALAMANKOTA YOGYAKARTA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS HUBUNGAN KUALITAS PERMUKIMAN DENGAN KONDISI KESEHATAN MASYARAKAT DI KECAMATAN KOTAGEDE KOTA YOGYAKARTA BERDASARKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

KAJIAN KUALITAS PERMUKIMAN DENGAN CITRA QUICKBIRD DAN SIG DI KECAMATAN SERENGAN KOTA SURAKARTA. Wahyu Tirto Prasetyo¹ dan Sri Rahayu²

ANALISIS SPASIAL KUALITAS LINGKUNGAN PERMUKIMAN DAN KONDISI KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

KAJIAN HUBUNGAN TINGKAT KUALITAS PERMUKIMAN DENGAN KONDISI KESEHATAN MASYARAKAT DI KECAMATAN GONDOKUSUMAN, KOTA YOGYAKARTA

Pemetaan Kualitas Permukiman dengan Menggunakan Penginderaan Jauh dan SIG di Kecamatan Batam Kota, Batam

PEMANFAATAN CITRA QUICKBIRD UNTUK PEMETAAN PERMUKIMAN KUMUH DAN TINGKAT PRIORITAS PENANGANAN DI KECAMATAN SEMARANG UTARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengantar Latar Belakang

Seminar Nasional Pendayagunaan Informasi Geospatial Untuk Optimalisasi Otonomi Daerah 2013 ISBN:

PENGGUNAAN CITRA QUICKBIRD DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN KESEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (Kasus di Kecamatan Rawa Lumbu, Bekasi)

ANALISIS TINGKAT KERAWANAN KEBAKARAN PERMUKIMAN DENGAN PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KECAMATAN PAKUALAMAN, KOTA YOGYAKARTA

ANALISIS KESELARASAN PEMANFAATAN RUANG KECAMATAN SEWON BANTUL TAHUN 2006, 2010, 2014 TERHADAP RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK )

PENGGUNAAN CITRA GEOEYE-1 DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN KUALITAS LINGKUNGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN NGAGLIK, KABUPATEN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN PERMUKIMAN DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI CITRA PENGINDERAAN JAUH TAHUN 2006 DAN2010 DI KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL

PEMANFAATAN CITRA QUICKBIRD DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK ZONASI KERENTANAN KEBAKARAN PERMUKIMAN KASUS DI KOTA BANDUNG BAGIAN BARAT

ANALISIS TINGKAT KERAWANAN KEBAKARAN PERMUKIMAN DENGAN PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KECAMATAN PAKUALAMAN, KOTA YOGYAKARTA

ANALISIS PERSEBARAN KAWASAN PERUMAHAN TIDAK BERSUSUN OLEH PENGEMBANG DI KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN SLEMAN PUBLIKASI ILMIAH

Keyword: Quickbird image data, the residential area, evaluation

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL TAHUN 2006 DAN 2014 BERDASARKAN CITRA QUICKBIRD

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK PERMUKIMAN DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK PENGINDERAAN JAUH DAN SIG (Studi Kasus: Kecamatan Umbulharjo, Yogyakarta)

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Program Studi Geografi

Nisa Riestawati Barandi Sapta Widartono Abstract

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Zidni Farhati Silmi Taufik Hery Purwanto

Interpretasi dan Uji Ketelitian Interpretasi. Penggunaan Lahan vii

LAPORAN PENELITIAN. Oleh: Dyah Respati Suryo Sumunar

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

TINGKAT KEKUMUHAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN TAMBORA JAKARTA BARAT

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya penelitian ini terkait dengan permasalahan-permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KERENTANAN KEBAKARAN PERMUKIMAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KECAMATAN DEPOK KABUPATEN SLEMAN

Identifikasi Permukiman Kumuh Berdasarkan Tingkat RT di Kelurahan Keputih Kota Surabaya

NASKAH PUBLIKASI. Resti Ayu Apsari E FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA

L a p o r a n S t u d i E H R A K a b. T T U Hal. 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

III. METODE PENELITIAN

ESTIMASI POTENSI LIMPASAN PERMUKAAN MENGGUNAKAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI DAERAH ALIRAN SUNGAI SERANG

PUBLIKASI ILMIAH Program Studi Geografi. Diajukan Oleh : Mahayu Istiningtyas Kurniasari NIRM : E

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS PERUBAHAN LAHAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KECAMATAN TEGALREJO DAN KECAMATAN WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KUALITAS LINGKUNGAN PERMUKIMAN DI DAERAH KARST GUNUNGKIDUL

BAB III METODE PENELITIAN. Citra Quickbird untuk menperoleh data variabel penelitian. Digunakan teknik

V. DESKRIPSI LOKASI DAN SAMPEL PENELITIAN. Kelurahan Kamal Muara merupakan wilayah pecahan dari Kelurahan

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

I. PENDAHULUAN. Padatnya penduduk di wilayah perkotaan berdampak terhadap daerah perkotaan

Geo Image 1 (1) (2012) Geo Image.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... 1 HALAMAN PENGESAHAN... II PERNYATAAN... III ABSTRACT... IV INTISARI... V KATA PENGANTAR... VI DAFTAR ISI...

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK KESESUAIAN LAHAN PERMUKIMAN KOTA BEKASI. Dyah Wuri Khairina

Pemetaan Estimasi Volume- (Dyah Novita I)

EVALUASI KUALITAS LINGKUNGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN CIMAHI TENGAH KOTA CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan jumlah penduduk dan urbanisasi merupakan salah satu

Wisnu Widyatmadja Taufik Hery Purwanto

APLIKASI PENGINDERAAN JAUH UNTUK IDENTIFIKASI DEGRADASI LAHAN AKIBAT PERTANIAN HORTIKULTURA DI SEBAGIAN KECAMATAN GARUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan kawasan kawasan permukiman kumuh. Pada kota kota yang

Konsep Hunian Vertikal sebagai Alternatif untuk Mengatasi Masalah Permukiman Kumuh, Kasus Studi Kampung Pulo

IDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EVALUASI PERKEMBANGAN LAHAN PERMUKIMAN BERBASIS PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KOTA MAGELANG DAN SEKITARNYA TAHUN 2015

ANALISIS NILAI LAHAN KECAMATAN GONDOMANAN KOTA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN APLIKASI SIG DAN PENGINDERAAAN JAUH

Analisis Kesesuaian Lahan untuk Lokasi Permukiman Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI. Data spasial direpresentasikan di dalam basis data sebagai vektor atau raster.

ANALISIS PERUBAHAN LAHAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KECAMATAN TEGALREJO DAN KECAMATAN WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk daerah perkotaan di negara-negara berkembang,

Penelitian Untuk Skripsi S-1 Program Studi Geografi. Diajukan Oleh : Mousafi Juniasandi Rukmana E

ANALISIS TINGKAT KERUSAKAN PENGGUNAAN LAHAN AKIBAT BANJIR LAHAR PASCA ERUPSI GUNUNGAPI MERAPI TAHUN 2010 DI SUB DAS KALI PUTIH JURNAL PUBLIKASI ILMIAH

DAFTAR PERTANYAAN (Kepala Lingkungan, Kepala Dusun, Tokoh Masyarakat) Lokasi :... Nama :... Profesi :... Alamat :...

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL TAHUN 2006 DAN 2014 BERDASARKAN CITRA QUICKBIRD

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dalam memenuhi kebutuhan hidup. Oleh sebab itu, dalam

SKRIPSI PEMODELAN SPASIAL UNTUK IDENTIFIKASI BANJIR GENANGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN METODE RASIONAL (RATIONAL RUNOFF METHOD)

SKRIPSI. Diajukan oleh: Disusun oleh : Gani Ahmad Pratama NIM :E

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN INTISARI ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. prasarana lingkungan di kawasan Kelurahan Tegalpanggung Kota Yogyakarta ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

Estimasi Volume Sampah Domestik dan Rekomendasi Rute Pengangkutan Sampah Berdasarkan Analisis Spasial di Kota Surakarta

Rizqi Agung Wicaksono Zuharnen Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ABSTRACT

TOMI YOGO WASISSO E

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2. 1 Pembagian Profil Melintang Sungai Gambar 2. 2 Diagram Kerangka Pemikiran BAB III

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, masalah lingkungan telah menjadi isu pokok di kota-kota

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENJAGA KUALITAS LINGKUNGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN BALEENDAH

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMANFAATAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH UNTUK MONITORING DENSIFIKASI BANGUNAN DI DAERAH PERKOTAAN MAGELANG

HASIL DAN PEMBAHASAN

SUPLEMEN TATACARA PEMUTAKHIRAN DATA BASELINE

PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENGGUNAAN DAN PELESTARIAN AIR DI LINGKUNGANNYA (Studi kasus di Daerah Aliran Sungai Garang, Semarang) Purwadi Suhandini

BAB V ANALISIS. V.1.1 Kualitas Lahan Permukiman. yang telah ditentukan masyarakat bersama. V.1.2 Kapasitas Lahan Permukiman

Sejalan dengan berkembangnya suatu kota atau wilayah dan meningkatnya kebutuhan manusia, infrastruktur jalan sangat diperlukan untuk menunjang proses

ANALISIS POLA PERKEMBANGAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2009 DAN 2016

BAB. II RANCANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PLPBK

Transkripsi:

ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN FISIK PERMUKIMAN KECAMATAN PAKUALAMANKOTA YOGYAKARTA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Geografi Fakultas Geografi Oleh: HANIFA NOOR AWANDA E 100 150 116 PROGRAM STUDI GEOGRAFI FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

i

HALAMAN PENGESAHAN ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN FISIK PERMUKIMAN PERNYATAAN ii

iii

ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN FISIK PERMUKIMAN KECAMATAN PAKUALAMANKOTA YOGYAKARTA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ABSTRAK Perencanaan dan penataan kota merupakan salah satu jalan keluar yang dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas suatu lingkungan permukiman, sehingga diperlukan penilaian kualitas lingkungan permukiman. Tujuan dari penelitian ini yaitu, 1) Mengetahui persebaran kualitas lingkungan fisik permukiman di Kecamatan Pakualaman 2) Mengetahui faktor dominan yang paling mempengaruhi kualitas lingkungan fisik permukiman yang ada di Kecamatan Pakualaman. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu survei dengan metode pengambilan sampel Purposive Sampling serta analisis yang digunakan berupa overlay. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini terbagi atas 6 parameter yang diperoleh dari citra yaitu kepadatan bangunan permukiman, pola permukiman, pohon pelindung, lebar jalan masuk, kondisi jalan masuk dan lokasi permukiman, sedangkan parameter yang diperoleh dari lapangan terdiri dari sanitasi, banjir, ketersediaan air minum, saluran air hujan dan limbah serta tempat pembuangan sampah. Survei yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu berupa survei untuk validasi hasil interpretasi parameter citra dan survei untuk mendapatkan data parameter lapangan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan kualitas lingkungan fisik permukiman di Kecamatan Pakualaman pada kelas baik seluas 19,27% tersebar di sekitar area Puro Pakualaman, kelas sedang seluas 67,46% tersebar pada lokasi yang tidak terhubung langsung dengan jalan utama, kelas buruk seluas 13,25 % tersebar di sekitar area Sungai Code serta dekat dengan pasar dan penjara. Faktor dominan yang mempengaruhi kualitas lingkungan fisik permukiman di Kecamatan Pakualaman berupa banjir dan kepadatan bangunan permukiman. Kata kunci : Kota, Permukiman, Kualitas Lingkungan Fisik Permukiman. ANALYSIS OF THE QUALITY OF THE PHYSICAL ENVIRONTMENT OF THE SETTLEMENT PAKUALAMAN DISTRICT YOGYAKARTA CITY ABSTRACT Planning and structuring city is one of the way to improve quality of the settlements environment, that s why the assessment and measuring quality of the settelments environment is needed. The purpose of this research are,1) Knowing quality of the settelments environment distribution at Pakualaman District 2) Knowing the dominant factors that affect quality of the settelments environment at Pakualaman District. 1

This research using Survey Method with Purposive Sampling as the sampling method and analyzing with overlay. Parameter in this research consist of 6 parameters from satellite imagery, settlement building density, settlement pattern, trees, wide driveways, condition of driveway, settlement location and 5 parameters from field consist of the availibility of drinking water, saniton, sewer flooding and rain water and sewage and garbage dumps. This research using survey for validating satellite imagery interpretation and for collecting field parameter data. The results of this research show that the distribution of good class with 19,27% area located around Puro Pakualaman, intermediate class with 67,46% area located a bit far from main road and bad class with 12,71% area located around Sungai Code, near with traditonal market and jail. Flood parameter and the settlement building density are dominant factors that affect the quality of physical settlement environment at Pakualaman District. Keywords: city, settlement, the quality of the physical environment of the settlement. 1. PENDAHULUAN Perencanaan dan penataan kota merupakan salah satu jalan keluar yang dapat digunakan untuk menentukan kualitas suatu permukiman yang standar untuk lingkungan permukiman. Munculnya permukiman kumuh di dareah perkotaan menjadi masalah serius bagi daerah perkotaan yang dikhawatirkan akan menjadi kawasan yang rawan konflik sosial yang diakibatkan oleh kesenjangan perekonomian dan kebutuhan akan hidup. Penilaian kualitas kondisi permukiman perlu dilakukan kaitannya untuk peningkatan kualitas fisik permukiman kumuh yang ada di daerah perkotaan. Penilaian kepadatan penduduk, kerapatan bangunan, kondisi jalan, sanitasi dan pasokan air bersih dilakukan untuk dasar pengukuran kualitas fisik permukiman. Pengukuran kualitas fisik permukiman dengan cara manual berupa pengukuran terestrial memerlukan waktu yang lama serta biaya yang besar sehingga peran Sistem Informasi Geografis (SIG) serta penginderaan jauh dapat mempercepat dalam pengolahan dan pengambilan data. Citra resolusi tinggi dapat membantu dalam menyadap data fisik permukiman yang diperlukan untuk mengidentifikasi parameter-parameter kualitas fisik permukiman. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, penelitian yang dilakukan diharapkan mampu menjawab tujuan penelitian yaitu 1) Mengetahui persebaran 2

kualitas lingkungan fisik permukiman di Kecamatan Pakualaman dan 2) Mengetahui faktor dominan yang paling mempengaruhi kualitas lingkungan fisik permukiman yang ada di Kecamatan Pakualaman. Kegunaan penelitian ini diharapkan dapat menyediakan data kualitas lingkungan fisik permukiman Kecamatan Pakualaman Tahun 2016 dan sebagai pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang penginderaan jauh dan sistem informasi geografi khususnya dalam studi permukiman kota. 2. METODE PENELITIAN Penilaian kualitas lingkungan fisik permukiman ini dilakukan di Kecamatan Pakualaman, Kota Yogyakarta.Penelitian ini dilakukan dengan memanfaatkan tekonolgi penginderaan jauh dan sistem informasi geografis. Teknologi penginderaan jauh yang digunakan dalam penelitian ini berupa penggunaan Citra Quickbird yang memiliki resolusi spasial tinggi untuk menyadap data-data yang dibutuhkan untuk memperoleh data parameter dari citra berupa data jalan, penggunaan lahan, atap rumah, pohon pelindung dan blok permukiman. Objek penelitian ini berupa permukiman sehingga tahap awal yang dilakukan pada penelitian ini yaitu dengan deliniasi penggunaan lahan permukiman dan non permukiman melalui interpretasi Citra Quickbird. Penentuan blok permukiman pada penelitian ini berdasarkan batas wilayah rukun tetangga atau RT. Setiap blok permukiman kemudian diberi harkat sesuai dengan parameter yang digunakan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu survei dengan metode analisis overlay parameter-parameter yang digunakan untuk mengetahui persebaran kelas kualitas lingkungan fisik permukiman. Metode yang digunakan dalam penentuan sampel kualitas fisik permukiman menggunakan Metode Purposive Sampling. Metode Purposive Sampling yaitu metode penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu yang ditentukan oleh peneliti sesuai dengan syarat dan kriteria sampel yang dibutuhkan. 3

Data parameter yang diperoleh dari citra didapatkan dari hasil interpretasi Citra Quickbird. Data parameter-parameter yang diperoleh dari citra kemudian dioverlay untuk mendapatkan Peta Tentatif Kualitas Lingkungan Fisik Permukiman. Peta tersebut memuat informasi kelas kualitas lingkungan fisik setiap blok permukiman. Peta dan data tentatif tersebut digunakan sebagai dasar untuk pengambilan sampel. Pengambilan sampel untuk parameter yang diperoleh dari citra dan lapangan dilakukan pada blok permukiman yang sama. Survei untuk parameter yang diperoleh dari citra dilakukan untuk memvalidasi hasil interpretasi citra dan survei untuk parameter lapangan dilakukan untuk memperoleh data dari lapangan. Parameter yang diperoleh dari data citra berupa Kepadatan Permukiman, Pola Permukiman, Pohon Pelindung, Lebar Jalan Masuk, Kondisi Jalan Masuk dan Lokasi Permukiman. Data yang tidak dapat disadap melalui citra diperoleh dari data lapangan. Parameter yang diperoleh dari data lapangan berupa Sanitasi, Ketersediaan Air Minum, Banjir, Saluran Pembuangan Air Hujan dan Limbah serta Tempat Pembuangan Sampah. 2.1 Kepadatan Permukiman Kepadatan permukiman dapat diartikan sebagai kerapatan rumah dan penggunaan penutup atap antara rumah yang satu dengan yang lainnya. Klasifikasi kelas kepadatan permukiman dapat ditunjukkan dalam Tabel 1. Perhitungan kepadatan bangunan permukiman dilakukan pada setiap blok permukiman dengan membandingkan luas atap permukiman dengan luas blok permukiman yang dinyatakan dalam rumus sebagai berikut, Kepadatan Permukiman (K P ) Tabel 1 Klasifikasi Harkat Parameter Kepadatan Permukiman No Kepadatan Permukiman Kriteria Harkat 1. < 40% Jarang 1 2. 40% - 60% Sedang 2 3. >60% Padat 3 4

2.2 Pola Permukiman Pola permukiman dapat dinilai berdasarkan pada pola keteraturan permukiman serta keseragaman ukuran setiap bangunan pada suatu permukiman. Bangunan yang relatif sama ukurannya dengan mengikuti pola tertentu akan dikelaskan pada satuan unit yang sama dan dapat dikelaskan menjadi kelas teratur. Klasifikasi kelas pola permukiman dilakukan pada setiap blok permukiman dengan dasar klasifikasi yang ditunjukkan dalam Tabel 2. Tabel 2 Klasifikasi Harkat Parameter Pola Permukiman No Pola Permukiman Kriteria Harkat 1. 50% bangunan tertata teratur Baik 1 2. 25% - 50% bangunan tertata teratur Sedang 2 3. <25% bangunan tertata teratur Buruk 3 2.3 Pohon Pelindung Pohon pelindung pada penialaian kualitas fisik permukiman yaitu sebagai peneduh lingkungan permukiman. Klasifikasi kelas pohon pelindung dapat ditunjukkan dalam Tabel 3. Pengkelasan pohon pelindung dilakukan pada setiap blok permukiman dengan membandingkan luas tutupan pohon pelindung dengan luas blok permukiman perhitungan pohon pelindung adalah sebagai berikut, Pohon Pelindung (P Pl )= Tabel 3 Klasifikasi Harkat Parameter Pohon Pelindung No Pohon Pelindung Kriteria Harkat 1. > 50% memiliki pohon pelindung Baik 1 2. 25% - 50% memiliki pohon pelindung Sedang 2 3. < 25% jalan memiliki pohon pelindung Buruk 3 2.4 Lebar Jalan Masuk Lebar jalan masuk dapat diartikan sebagai lebar rerata badan jalan yang menghubungkan jalan lokal dengan jalan utama pada suatu blok unit permukiman. Klasifikasi kelas dapat ditunjukkan dalam Tabel 4. 5

Tabel 4 Klasifikasi Harkat Parameter Lebar Jalan Masuk No Lebar Jalan Masuk Kriteria Harkat 1. Lebar jalan > 6m, dapat dilalui 2-3 mobil Baik 1 2. Lebar jalan 4 6m, dapat dilalui 1-2 mobil Sedang 2 3. Lebar jalan < 4m Buruk 3 2.5 Kondisi Jalan Masuk Kondisi jalan masuk merupakan kondisi badan jalan yang menghubungkan jalan lokal dengan jalan utama pada suatu blok unit permukiman. Klasifikasi kelas kondisi jalan masuk dapat ditunjukkan dalam Tabel 5. Tabel 5 Klasifikasi Harkat Parameter Kondisi Jalan Masuk No Kondisi Jalan Masuk Kriteria Harkat 1. >50% jalan pada blok permukiman tersebut telah diaspal atau disemen Baik 1 2. 25% - 50% jalan pada blok permukiman tersebut belum diperkeras atau disemen Sedang 2 3. <25% jalan pada blok permukiman tersebut telah diaspal atau disemen Buruk 3 2.6 Lokasi Permukiman Dasar dari penialaian parameter ini adalah jauh dekatnya suatu unit permukiman terhadap pusat atau inti kota, dimana yang pada umumnya menjadi pusat keramaian adalah jalan utama, kawasan perdagangan dan jasa, selain itu jauh tidaknya dengan sumber pencemaran dan polusi. Survei lapangan yang dilakukan pada parameter ini yaitu dengan membandingkan hasil interpreatsi citra dengan keadaan nyata yang nampak di lapangan, apakah dekat atau tidak dengan lokasi sumber pencemar dan polusi. Klasifikasi kelas lokasi permukiman dapat ditunjukkan dalam Tabel 6. Tabel 6 Klasifikasi Harkat Parameter Lokasi Permukiman No Lokasi Permukiman Kriteria Harkat 1. Lokasi permukiman jauh dari sumber polusi (terminal, stasiun, pabrik, pasar) dan masih dekat dengan kota Baik 1 2. Lokasi permukiman tidak terpengaruh secara langsung dengan kegiatan sumber polusi Sedang 2 3. Lokasi permukiman dekat dengan sumber polusi udara maupun suara atau bencana alam Buruk 3 6

2.7 Sanitasi Sanitasi merupakan sarana atau fasilitas penduduk untuk membuang hajat atau air besar pada suatu permukiman. Parameter sanitasi pada penelitian ini yaitu mengenai fasilitas kakus atau WC yang disertai septic tank maupun yang tidak disertai septic tank yang pada setiap blok permukiman. Klasifikasi kelas sanitasi dapat ditunjukkan dalam Tabel 7. Tabel 7 Klasifikasi Harkat Parameter Sanitasi Permukiman No Sanitasi Kriteria Harkat >50% rumah pada blok permukiman memiliki kakus/wc 1. dilengkapi dengan septic tank Baik 1 25%-50% rumah pada blok permukiman memiliki 2. kakus/wc dilengkapi dengan septic tank dan selebihnya Sedang 2 tanpa septic tank <25% rumah pada blok permukiman memiliki kakus/wc 3. dilengkapi dengan septic tank dan selebihnya buang hajat di sungai/selokan Buruk 3 2.8 Banjir Banjir yang dimaksudkan pada penelitian ini, yaitu menggenangnya air secara regular pada musim penghujan. Faktor jarak suatu lingkungan permukiman dengan sungai juga masuk dalam parameter banjir.semakin jauh permukiman dari sungai serta daerah yang terancam banjir, semakin baik pula kualitas lingkungan fisik permukiman.klasifikasi kelas banjir dapat ditunjukkan dalam Tabel 8. Tabel 8 Klasifikasi Harkat Parameter Banjir No Banjir Kriteria Harkat 1. Tidak pernah banjir, jarak sungai > 1 km Baik 1 2. 25% - 50 % wilayah mengalami banjir, jarak sungai 0,5 1 km Sedang 2 3. >50% wilayah mengalami banjir, jarak sungai <0,5 km Buruk 3 2.9 Ketersediaan Air Minum Parameter ketersediaan air minum pada penelitian ini adalah sumber air minum yang digunakan oleh masyarakat dalam suatu blok permukiman. Sumber air minum yang dimaksud dapat berupa dari sumur, Perusahaan Air Minum (PAM) atau sumber lainnya. Klasifikasi kelas ketersediaan air minum dapat ditunjukkan dalam Tabel 9. 7

Tabel 9 Klasifikasi Harkat Parameter Ketersediaan Air Minum No Ketersediaan Air Minum Kriteria Harkat 1. >50% dari jumlah keluarga yang ada pada blok permukiman menggunakan air minum PAM dan sumur sendiri 2. 25%-50% dari jumlah keluarga yang ada pada blok permukiman menggunakan air minum PAM dan sumur sendiri 3. <25% dari jumlah keluarga yang ada pada blok permukiman menggunakan air minum PAM, mempunyai sumur sendiri, atau menggunakan sumber lain Baik 1 Sedang 2 Buruk 3 2.10 Saluran Air Hujan dan Limbah Saluran air hujan berfungsi sebagai pengaturan dari genangan air hujan dari setiap rumah mukim dari suatu unit permukiman yang menuju selokan atau saluran penampung lainnya. Sedangkan saluran limbah adalah saluran pembuangan air yang berasal dari dapur, kamar mandi, air cuci dan lain-lain. Klasifikasi kelas saluran air hujan dan limbah dapat ditunjukkan dalam Tabel 10. Tabel 10 Klasifikasi Saluran Air Hujan dan Limbah No Saluran Air Hujan dan Limbah Kriteria Harkat 1. >50% berfungsi dengan baik Baik 1 2. 25% - 50 % berfungsi dengan baik Sedang 2 3. < 25% berfungsi dengan baik Buruk 3 2.11 Tempat Pembuangan Sampah Parameter pada penelitian ini yaitu sistem pembuangan sampah yang dilakukan oleh penghuni pada suatu blok permukiman, dimana tempat pembuangan sampah merupakan salah satu syarat lingkungan sehat. Parameter tempat pembuangan sampah pada penelitian ini, yaitu jika suatu permukiman mengelola sampahya dengan baik meliputi distribusi pembuangan dan kemana sampah suatu permukiman dibuang.klasifikasi kelas tempat pembuangan sampah dapat ditunjukkan dalam Tabel 11. 8

Tabel 11 Klasifikasi Tempat Pembuangan Sampah No Tempat Pembuangan Sampah Kriteria Harkat >50% membuang sampah pada tempat pembuangan 1. sampah 25% - 50% membuang sampah pada tempat 2. pembuangan sampah 3. <25 % membuang sampah pada tempat pembuangan atau 25% membuang sampah di selokan, pekarangan, tanpa penampungan Baik 1 Sedang 2 Buruk 3 Setiap blok permukiman diisikan data sampel hasil lapangan pada setiap parameter lapangan, untuk daerah yang tidak termasuk sampel dapat dilihat dari kesamaan karakteristik lapangan selama dilakukan survei lapangan. Penilaian kualitas fisik permukiman didasarkan pada harkat setiap parameter kualitas fisik permukiman. Skor total didapatkan dari menjumlahkan setiap seluruh harkat pada setiap parameter pada setiap blok permukiman. Skor Total= Harkat seluruh parameter kualitas fisik permukiman Rumusan tersebut dapat dinyatakan dengan bentuk lain, yaitu sebagai berikut, Skor Total = K P + P PL +P P +L J +K J +A P +S+B+K AM +S AH + T PA Keterangan rumus, Skor K P = Skor KepadatanBangunan Permukiman Skor P PL = Skor Pola Permukiman Skor P P = Skor Pohon Pelindung Skor K J = Skor Kondisi Jalan Skor S = Skor Sanitasi Skor K AM = Skor Kualitas Air Minum Skor T PA = Skor Tempat Pembuangan Sampah Skor L J = Skor Lebar Jalan Masuk Skor A P = Skor Lokasi Permukiman Skor B = Skor Banjir Skor S AH = Skor Saluran Pembuangan Air Hujan dan Limbah Penentuan kelas kualitas fisik permukiman dapat diperoleh dengan permsamaan rumus berikut ini, Keterangan = Ci = Interval kelas R K Ci= = Range/rentang kelas (Skor total minimal skor total maksimal) = Jumlah kelas (3 terdiri atas baik, sedang dan buruk) 9

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Analisis Kualitas Lingkungan Fisik Permukiman Kualitas lingkungan fisik permukiman menunjukkan kondisi fisik permukiman yang diukur berdasarkan suatu standar tertentu. Pengukuran kualitas permukiman menggunakan unit analisis berupa blok permukiman, pada penelitian ini penentuan blok permukiman didasarkan pada batas wilayah rukun tetangga atau RT. Tahap awal pengolahan data yaitu dengan mendelineasi penggunaan lahan berupa permukiman dan non permukiman. Analisis kualitas lingkungan fisik permukiman dilakukan pada penggunaan lahan berupa permukiman saja. Penilaian kualitas lingkungan fisik permukiman dari parameter citra, berupa kelas-kelas kualitas permukiman yang dibagi menjadi tiga kelas, yaitu kelas baik, sedang dan buruk. Distribusi nilai harkat kualitas lingkungan fisik permukiman ini menunjukkan kelas baik dengan rentang harkat 13 sampai 18 yang tersebar di 8 blok dengan persentase 19,27% di Kelurahan Gunungketur. Kelas sedang dengan rentang harkat 19 hingga 23 tersebar di 25 blok dengan persentase 67,46% di Kelurahan Gunungketur dan 31 blok di Kecamatan Purwokinanti. Kelas buruk dengan rentang nilai 24 hingga 28 dengan persentase 13,25%. Distribusi sebaran kualitas lingkungan fisik permukiman kelas baik tersebar di sekitar area Puro Pakualaman, kelas sedang tersebar pada blok permukiman yang tidak terlalu dekat dengan jalan-jalan utama, sedangkan kelas permukiman buruk tersebar di sekitar area Sungai Code, dekat pasar dan penjara. Klasifikasi kualitas lingkungan fisik permukiman di Kecamatan Pakualaman ditampilkan pada Gambar 4.1 dan tabel harkat, kelas, luas dan jumlah blok kualitas lingkungan fisik permukiman di Kecamatan Pakualaman ditunjukkan pada Tabel 12. 10

Tabel 12 Rentang Harkat, Kelas, Jumlah Blok, Persentase Blok, Luas dan Persentase Luas Kualitas Lingkungan Fisik Permukiman Kecamatan Pakualaman Rentang Jumlah Persentase Luas Kelas Harkat (RT) Blok (%) (ha) 13-18 Baik 16 19,27 14,65 19-23 Sedang 56 67,46 31,64 24-28 Buruk 11 13,25 6,65 Sumber : Data Primer Peta kualitas lingkungan fisik permukiman ditampilkan pada Gambar 1 Gambar 1 Peta Kualitas lingkungan Fisik Permukiman 3.2 Faktor yang Paling Mempengaruhi Kualitas Lingkungan Fisik Permukiman Faktor dominan yang mempengaruhi kualitas lingkungan fisik permukiman dapat diketahui dengan menganalisis parameter-parameter kualitas lingkungan fisik permukiman menggunakan grafik frekuensi munculnya parameter yang paling mempengaruhi dalam menentukan kualitas lingkungan fisik permukiman. Analisis yang digunakan untuk menentukan faktor dominan pada penelitian ini yaitu dengan memilih frekuensi harkat yang paling tinggi yaitu merepresentasikan kelas yang buruk. Hal tersebut didasarkan karena faktor tersebut merupakan faktor pemberat yang paling menentukan dan mempengaruhi kualitas suatu permukiman masuk dalam kelas yang buruk, sehingga faktor 11

Frekuensi Harkat 3 tersebut dapat dipertimbangangkan pada suatu permukiman untuk dilakukan perbaikan. Pengolahan data dengan harkat 3 parameter-parameter kualitas lingkungan fisik permukiman di Kecamatan Pakualaman menunjukkan bahwa parameter dengan frekuensi terbanyak munculnya harkat 3 di Kecamatan Pakualaman yaitu parameter banjir dan parameter kepadatan bangunan permukiman. Frekuensi kelas harkat buruk atau harkat 3 ditunukkan pada disajikan pada grafik yang ditampilkan pada Gambar 2. 100 80 60 40 20 0 Parameter-Parameter Kualitas Lingkungan Fisik Permukiman Kepadatan Bangunan Permukiman Pola Bangunan Permukiman Pohon Pelindung Permukiman Lebar Jalan Masuk Permukiman Kondisi Jalan Masuk Permukiman Lokasi Permukiman Sanitasi Ketersediaan Air Minum Banjir Saluran Air Hujan dan Limbah Tempat Pembuangan Sampah Gambar 2 Grafik frekuensi harkat 3 parameter-paremeter kualitas lingkungan fisik permukiman di Kecamatan Pakualaman 4. PENUTUP 4.1 Kesimpulan 1. Distribusi sebaran kualitas lingkungan fisik permukiman kelas baik tersebar di sekitar area Puro Pakualaman dengan luas 19,27%, kelas sedang tersebar pada blok permukiman yang tidak terlalu dekat dengan jalan-jalan utama dengan luas 67,64%, sedangkan kelas permukiman buruk tersebar di sekitar area Sungai Code, dekat pasar dan penjara dengan luas 13,25% ha. 12

2. Faktor yang paling mempengaruhi kualitas lingkungan fisik permukiman di Kecamatan Pakualaman yaitu banjir dan kepadatan bangunan permukiman. 4.2 Saran 1. Bagi jajaran RW dan RT di Kecamatan Pakualaman diperlukan koordinasi untuk menanggulangi banjir yang disebabkan oleh luapan Sungai Code seperti menyiapkan posko pengungsian d Keacamatan Pakualaman jika sewaktu-waktu terjadi banjir. 2. Faktor sosial eknomi dapat mmpengaruhi bangunan fisik permukiman yang ada pada suatu daerah. DAFTAR PUSTAKA Rahardjo, N. 1989. Penggunaan Foto Udara untuk Mengetahui Kualitas Lingkungan Permukiman di Kotamadya Magelang dalam Hubungannya dengan Kondisi Sosial Ekonomi Penghuni. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada. Yunus, Hadi S. 2006. Subject Matter dan Metode Penelitian Geografi Permukiman Kota.Yogyakarta : Fakultas Geografi UGM. Yunus, Hadi S. 2010. Metodologi Penelitian Wilayah Kontemporer. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 13