BAB II LANDASAN TEORI. Pada standart IEEE terminologi dari distribution system adalah sistem

dokumen-dokumen yang mirip
Journal of Control and Network Systems

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan hotspot. Batas hotspot ditentukan oleh frekuensi, kekuatan pancar

BAB II LANDASAN TEORI. pribadi melalui jaringan publik, seperti internet. Disebut virtual karena

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer

BAB III METODE PENELITIAN. sebelumnya yang berhubungan dengan VPN. Dengan cara tersebut peneliti dapat

Teknologi Streaming Streaming

BAB II DASAR TEORI. Teknologi TCP/IP adalah hasil penelitian dan pengembangan protocol

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat software dan hardware untuk mendukung dalam penelitian analisis

BAB II DASAR TEORI. Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi

Agenda. Protokol TCP/IP dan OSI Keluarga Protokol TCP/IP

TRAFFIC MANAGEMENT (Quality of Service & Congestion Control) Definisi Traffic Management

TRANSPORT LAYER DEFINISI

TRANSPORT LAYER. Aplikasi dan Operasi pada TCP dan UDP

Transport Layer. Oleh : Akhmad Mukhammad

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN

KUALITAS LAYANAN. Budhi Irawan, S.Si, M.T

TCP DAN UDP. Budhi Irawan, S.Si, M.T

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pentingnya Efisiensi Energi pada Perangkat Komunikasi Bergerak

BAB 2 DASAR TEORI. Iklan berasal dari sebuah kata dalam bahasa melayu, yaitu i lan atau i lanun

JARINGAN KOMPUTER Layanan Dari TCP dan UDP Protocol

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Kinerja Protocol SCTP untuk Layanan Streaming Media pada Mobile WiMAX 3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

7.1 Karakterisasi Trafik IP

BAB I PENDAHULUAN. IMPLEMENTASI DAN ANALISIS PERFORMANSI ETHERNET OVER IP (EoIP) TUNNEL Mikrotik RouterOS PADA LAYANAN VoIP DENGAN JARINGAN CDMA 1

REVIEW MODEL OSI DAN TCP/IP

1. Menggunakan model OSI dan TCP/IP dan protokol-protokol yang terkait untuk menjelaskan komunikasi data dalam network. 2. Mengidentifikasi dan

Fungsi Lapis Transport

Memahami cara kerja TCP dan UDP pada layer transport

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS)

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi data. router dengan kabel Unshielded Twisted Pair sebagai (UTP) Topologi jaringan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu

STUDI ANALISIS EFEK PERBEDAAN LOKASI TERHADAP PERFORMANSI VIDEO STREAMING PADA JARINGAN W-LAN INDOSAT. Said Atamimi 1, Arie Budi Prasojo 2 1,2

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW

Arsyad Dwiyankuntoko Pendahuluan. Lisensi Dokumen:

Bab 5: Lapisan Transport

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. multicast menggunakan perangkat-perangkat sebagai berikut:

Bab I PENDAHULUAN. Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu

BAB III METODE PENGEMBANGAN

Performance Analysis of VoIP-SIP using RSVP on a Proxy Server

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Dari penelitian yang dilakukan oleh Cristian Wijaya (2014) mengenai

TK 2134 PROTOKOL ROUTING

BAB I PENDAHULUAN. multimedia memasuki dunia internet. Telepon IP, video conference dan game

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS)

MODUL 2 WIRESHARK Protokol TCP

TUGAS AKHIR. ANALISA QUALITY OF SERVICE (QoS) PADA JARINGAN IPTV DENGAN ROUTING BERBASIS LINK-STATE

Fungsi Lapis Transport

TASK V OBSERVING TCP/IP, PORT USING COMMAND PROMPT AND WIRESHARK

ANALISA PERBANDINGAN KINERJA LAYANAN VIDEO STREAMING PADA JARINGAN IP DAN JARINGAN MPLS. Disajikan Oleh :David Sebastian Kelas :P4 NPM :

diperoleh gambaran yang lebih baik tentang apa yang terjadi di jaringan dan dapat segera diketahui penyebab suatu permasalahan.

ANALISIS KINERJA JARINGAN RSVP MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET

WIRELESS DISTRIBUTION SYSTEM

Lapisan Transport. Menjamin komunikasi yang handal antara dua buah komputer yang terhubung Terdiri atas :

dalam bentuk analog. Munculnya digital IC (Integrated Circuit) dan membutuhkan. Pengguna atau user memerlukan player, yaitu aplikasi khusus

QoS & PROTOKOL JARINGAN MULTIMEDIA

Sejarah TCP/IP TCP/IP

A I S Y A T U L K A R I M A

Bab 2. Tinjauan Pustaka

BAB 3 Metode dan Perancangan 3.1 Metode Top Down

Materi 7 Layer 4 Transport

BAB 2: INTRODUCTION TCP/IP

Gambar 11. Perbandingan Arsitektur OSI dan TCP/IP

Lapisan ini merupakan lapisan yang akan melakukan transmisi data antara perangkat-perangkat jaringan yang saling berdekatan di dalam sebuah wide area

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI

JARINGAN KOMPUTER JARINGAN KOMPUTER

CARA MENJALANKAN PROGRAM

Overview. Tujuan. Pengantar. Pengantar 12/10/2016. Pertemuan ke 10

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK. Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus

Analisis Packets dengan aplikasi Wireshark

BAB III ANALISIS METODE DAN PERANCANGAN KASUS UJI

Pertemuan 3 Dedy hermanto/jaringan Komputer/2010

BAB II LANDASAN TEORI. dihubungkan untuk berbagi sumber daya (Andi Micro, 2011:6). Jaringan Komputer

Mengenal Mikrotik Router

MODUL 2 WIRESHARK Protokol TCP

IP Addressing. Oleh : Akhmad Mukhammad

Materi Mata Kuliah Jaringan Komputer Universitas Indo Global Mandiri

Layer Transport OSI. Network Fundamentals Chapter 4. ITE PC v4.0 Chapter Cisco Systems, Inc. All rights reserved.

Penelusuran Data Melalui Jaringan Internet

Cara kerja Ethernet Card berdasarkan broadcast network yaitu setiap node dalam suatu jaringan menerima setiap transmisi data yang dikirim oleh suatu

ANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI

MODEL REFERENSI OSI & TCP/IP. Budhi Irawan, S.Si, M.T

BAB I PENDAHULUAN. yang mengarah pada Next Generation Network (NGN) yang kemungkinan besar

Mengenal Komunikasi Data Melalui Layer OSI & TCP/IP

lapisan-lapisan pada TCP/IP tidaklah cocok seluruhnya dengan lapisan-lapisan OSI.

BAB I PENDAHULUAN. dengan permintaan pasar untuk dapat berkomunikasi dan bertukar data dengan

BAB I PENDAHULUAN. Layanan World Wide Web (WWW), yang begitu populer sebagai sarana

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar untuk kemajuan dunia telekomunikasi. Di dalam dunia

BAB III METODE PENELITIAN

Refrensi OSI

TRANSPORT LAYER. Oleh : Reza Chandra

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka

TCP dan Pengalamatan IP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS KINERJA TRANSMISSION CONTROL PROTOCOL PADA JARINGAN WIDE AREA NETWORK

Rancang Bangun RTP Packet-Chunk De-encapsulator Data AV Stream Format RTP Sebagai Terminal Access Multi-Source Streaming Server

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Wireless Distribution System Pada standart IEEE 802.11 terminologi dari distribution system adalah sistem yang saling terhubung dinamakan Basic Service Set (BSS). BSS lebih baik jika dibandingkan dengan Cell yang dikendalikan oleh akses poin tunggal. Sehingga Distribution System menghubungkan antar cell yang bertujuan untuk membangun jaringan luas sebagai dasar pemikiran dan memungkinkan pengguna perangkat mobile dapat berpindah-pindah serta tetap terhubung ke sumber jaringan yang tersedia. Satu aspek penting dari WDS (skema ini berbeda dengan koneksi wireless antar AP sebelumnya yang digunakan oleh instansi untuk pemasangan di luar ruangan) sebenarnya adalah single laptop card pada AP dapat mengasumsikan peran ganda pada waktu yang sama. Hal ini dapat mengendalikan cell (seperti pada jaringan kabel yang menghubungkan antar AP), dan seperti infrastruktur yang menghubungkan klien secara wireless, serta dapat mempertahankan hingga enam koneksi wireless yang berbeda ke AP lainnya. Sehingga memungkinkan operasional (frekuensi) kanal harus sesuai dengan cell yang dikendalikan oleh AP dan untuk wireless link ke AP yang lain (ORINOCO Technical Bulletin, 2002). 2.2. Cara Kerja WDS (pengalamatan) Perangkat local area network (LAN) (termasuk perangkat wireless LAN) berkomunikasi antar perangkat menggunakan alamat MAC (alamat hardware yang unik diberikan oleh pabrik disetiap perangkatnya). Sehingga setiap wireless 6

7 personal computer (PC) card memiliki alamat MAC yang digunakan oleh sistem untuk mengirimkan data frame. Jika perangkat LAN mengirimkan data, maka akan menambahkan alamat MAC-nya sendiri untuk menunjukkan kepada penerima darimana frame berasal. Secara singkatnya semua frame data yang dikirimkan melalui LAN diberi header berisi alamat MAC sumber dan tujuan. Jika data frame dikirimkan maka hanya memerlukan dua alamat MAC tersebut. Ketika data frame yang tidak terhubung ke segmen LAN yang sama ditransmisikan di antara ujung ke ujung LAN, maka perangkat penghubung diperlukan untuk menghubungkan frame dari satu segmen ke segmen yang lain. Akses poin adalah perangkat yang juga dikenal sebagai bridge, yang memiliki kemampuan untuk menyampaikan lalu lintas dari satu segmen ke segmen yang lain. Ia melakukan tugas ini dengan menggunakan "table bridge", di mana alamat MAC disimpan. Lalulintas antar perangkat LAN nirkabel yang sesuai dengan standar IEEE 802.11 membutuhkan 4 alamat MAC bukan 2. Ketika perangkat nirkabel saling terhubung ke AP maka akan selalu di arahkan ke lalulintas tersebut ke AP dengan menggunakan alamat MAC yang terdapat pada PC card pada AP sebagai alamat tujuan langsung. Alamat MAC dari stasiun akhir yang terdapat pada frame yang akan dikirimkan termasuk dengan header frame, sehingga PC card pada AP dapat mengetahui kemana frame tersebut dikirimkan. Pada akhirnya stasiun pengirim menggunakan alamat MAC sendiri di dalam frame sebagai alamat sumber. Sehingga total mempunyai tiga alamat yang digunakan (ORINOCO Technical Bulletin, 2002). Ketika jalur WDS diaktifkan diantara dua AP, maka terdapat empat alamat

8 yang tersedia pada header MAC yang digunakan antara lain: Alamat MAC dari pengirim, Alamat MAC dari tujuan akhir, Alamat MAC dari PC card pada AP, dan Alamat MAC dari PC card penerima pada AP yang berbeda. 2.3. Komponen WDS Komponen dan struktur dari WDS dapat dilihat pada Gambar 2.1 Gambar 2.1 Struktur komponen WDS Sumber : https://www.mikrotik.co.id Berikut adalah komponen dari WDS. WDS Master Merupakan AP yang mengaktifkan WDS dan bertugas untuk menghubungkan jaringan dengan server (Yoga, 2005). WDS Slave Mode WDS slave ini berfungsi sebagai pemancar atau AP sekaligus

9 penerima (station) atau disebut sebagai repeater (Yoga, 2005). 2.4. Jenis WDS WDS mempunyai 2 tipe konfigurasi antara lain WDS bridging dan WDS repeater. WDS bridging penghubung antara client ke AP menggunakan kabel sebagai penghubungnya namun penghubung antar AP menggunakan jalur WDS. WDS repeater penghubung antara client ke AP dan AP ke AP semua tidak menggunakan kabel. Berikut adalah penjelasan tentang kedua tipe WDS: 2.4.1. Bridging WDS Gambar 2.2 WDS Bridge WDS pada Gambar 2.2 diatas disebut konfigurasi wireless bridge, karena memungkinkan untuk mengakses dua LAN di link layer. Pada Gambar 2.2 diatas AP bertingkah seperti brige pada umumnya yang meneruskan paket antar WDS link (link yang terhubung antar AP) dan port Ethernet. Seperti bridge pada umumnya, AP mempelajari alamat MAC hingga 64 wireless dan atau total 128 perangkat jaringan menggunakan kabel dan nirkabel, yang terhubung ke masingmasing port Ethernet untuk membatasi data yang akan diteruskan. Hanya data

10 yang ditunjukkan untuk stasiun yang berada pada link Ethernet, data multicast atau data dengan tujuan yang tidak diketahui perlu di teruskan ke AP yang lain melalui link WDS. Sebagai contoh frame 802.3 Ethernet dikirimkan melalui kabel dari stasiun 1 (Sta1) ke Sta3 pada gambar 2.2, frame membutuhkan translasi ketika frame melanjutkan melalui WDS link antara AP1 dan AP2. Ketika AP1 menerima frame 802.3, frame tersebut akan di tranlasikan ke standar IEEE 802.11 dengan frame format empat alamat sebelum dikirimkan ke WDS link. Pada format empat alamat, alamat MAC AP2 dan MAC Sta3 semuanya dimasukkan ke dalam header frame 802.11, dan data frame sama seperti frame Ethernet pada umumnya. Berdasarkan informasi format frame empat alamat, AP2 akan membangun ulang frame Ethernet 802.3 ketika frame diteruskan ke LAN2. Jika algoritma keamanan yang dikonfigurasi pada perangkat AP, maka akan dienkripsi dan didekripsi format frame empat alamat tersebut sebelum frame tersebut diteruskan. Dari sudut pandang Sta3, fungsi bridging merupakan transparan, frame yang diterima sama seperti jika Sta1 dan Sta3 pada LAN yang sama (Packard, 2004).

11 2.4.2. Repeater WDS Gambar 2.3 WDS Repeater Pada Gambar 2.3, AP2 digunakan untuk memperluas jangkauan infrastruktur wireless dengan meneruskan lalulintas antara yang menghubungkan antara stasiun wireless dan repeater yang lain atau AP yang terhubung dengan kabel LAN. Perlu diperhatikan bahwa dalam mode ini lalu lintas Ethernet lokal tidak diteruskan. Lalu lintas antara Sta3 dan Sta4 tidak meneruskan WDS link, maupun lalu lintas antara Sta5 dan Sta6. Seperti mode wireless bridge, perangkat AP beroperasi pada mode wireless repeater membutuhkan untuk translasi kedalam format frame yang berbeda ketika frame tersebut dilanjutkan diantara koneksi nirkabel dan WDS link, format frame empat alamat 802.11 yang digunakan oleh link yang terhubung ke stasiun wireless, selama format frame empat alamat 802.11 digunakan pada WDS link yang terhubung pada AP yang lain. Algoritma enkripsi atau dekripsi yang juga diminta jika AP dikonfigurasi agar aman. Kantor yang terhubung dengan AP wireless 11a/b/g dapat berfungsi sebagai

12 wireless repeater atau wireless bridge jika WDS linkyang dikonfigurasi antar AP yang terhubung secara tepat. Sebuah WDS link menetapkan sepasang alamat MAC antar AP yang terhubung. Untuk membuat WDS link diantara dua kantor yang terhubung dengan AP wireless 11a/b/g, mencantumkan alamat MAC AP yang lain pada masing-masing AP melalui daftar WDS. Sebagai tambahan, pastikan semua konfigurasi AP WDS bekerja dalam kanal radio yang sama. Semenjak WDS link dapat beroperasi pada kanal radio 2,4 GHZ atau 5,4 GHZ, tidak disarankan menggunakan pemilihan kanal secara otomatis (Packard, 2004). 2.5. Quality of Service Quality of Service (QoS) adalah kemampuan suatu jaringan untuk menyediakan layanan yang baik dengan menyediakan kapasitas jaringan, mengatasi packet loss, delay dan throughput (Langi, 2011). Sedangkan menurut Rahayu, (2013) kualitas layanan atau QoS adalah kemampuan sebuah jaringan untuk menyediakan layanan yang lebih baik bagi trafik. QoS merupakan sebuah sistem arsitektur end-to-end dan bukan merupakan sebuah feature yang dimiliki oleh jaringan. QoS suatu network merujuk ke tingkat kecepatan dan keandalan penyampaian berbagai jenis beban data di dalam suatu komunikasi. QoS dirancang untuk membantu pengguna menjadi lebih produktif dengan memastikan bahwa pengguna mendapatkan kinerja yang handal dari aplikasi aplikasi berbasis jaringan. QoS mengacu pada kemampuan jaringan untuk menyediakan layanan yang lebih baik pada trafik jaringan tertentu melalui teknologi yang berbeda beda. QoS merupakan suatu tantangan yang besar dalam jaringan berbasis IP dan internet secara keseluruhan (Langi, 2011)

13 QoS dapat dilihat dari tingkat kecepatan dan keandalan dalam mengelola penyampaian data dalam suatu informasi dengan jenis beban yang beragam. Terdapat beberapa parameter yang digunakan untuk mengukur tingkat kecepatan dan keandalan satu jaringan, diantaranya latency (delay), packet loss dan troughput. 2.6. Parameter parameter Quality of Service QoS mempunyai beberapa parameter namun berikut adalah parameter parameter yang digunakan: 2.6.1. Delay Delay merupakan akumulasi berbagai waktu tunda dari ujung ke ujung pada jaringan. Waktu tunda mempengaruhi waktu tempuh paket untuk mencapai tujuan (Langi, 2011). 2.6.2. Packet Loss Paket hilang (packet loss) merupakan penyebab utama pelemahan audio dan video pada multimedia streaming. Paket hilang dapat disebabkan oleh pembuangan paket di jaringan (network loss) atau pembuangan paket di gateway/terminal sampai kedatangan terakhir (late loss). Network loss secara normal disebabkan kemacetan (router buffer overflow), perubahan rute secara seketika, kegagalan link, dan lossy link seperti saluran wireless. Kemacetan atau kongesti pada jaringan merupakan penyebab utama dari paket hilang (Langi, 2011). 2.6.3. Throughput Throughput merupakan rate (kecepatan) transfer data efektif, yang diukur dalam bit per second (bps). Throughput merupakan jumlah total kedatangan paket

14 yang sukses yang diamati pada destination selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval waktu tersebut (Langi, 2011). 2.7. Definisi alamat Internet Protocol Alamat internet protocol (IP) terdiri atas 32 bit angka, pada umumnya ditulis dalam notasi dotted-decimal. Decimal merupakan istilah yang berasal dari setiap byte (8 bit) pada 32 bit alamat IP yang di konversi kedalam desimal. Dari keempat angka desimal yang dihasilkan tertulis didalam urutan, dengan dots, atau titik yang memisahkannya dinamakan dotted-decimal. Setiap angka decimal pada alamat IP disebut octet. Istilah octet digunakan secara umum bukan byte. Ukuran angka desimal disetiap oktetnya berkisar antara 0 hingga 255. (Odom, 2004). 2.7.1. Jenis Alamat Pada tulisan memorandum yang ditulis oleh insinyur dan ilmuan komputer tentang metode, perilaku, penelitian, atau inovasi yang berlaku untuk kinerja internet dan sistem yang tersambung ke internet (RFC 790) mendefinisikan protokol IP, termasuk beberapa perbedaan kelas dari sebuah jaringan. IP didefinisikan kedalam tiga bagian kelas jaringan yang berbeda yaitu A, B, dan C, yang digunakan oleh host. 2.7.2. Kelas IPv4 Setiap jaringan kelas A, B, dan C mempunyai perbedaan ukuran sebagai identifikasi jaringan : 1. Kelas A adalah alamat jaringan yang mempunyai panjang 1 byte untuk jaringan. 3 bytes sisanya untuk bagian host. 2. Kelas B adalah alamat jaringan yang mempunyai panjang 2 bytes untuk

15 jaringan. 2 bytes sisanya untuk bagian host. 3. Kelas C adalah alamat jaringan yang mempunyai panjang 3 bytes untuk jaringan. 1 bytes sisanya untuk bagian host. 2.8. User Datagram Protocol (UDP) UDP menyediakan layanan aplikasi untuk saling bertukar pesan. Tidak seperti TCP, UDP merupakan connectionless, no reliability, no windowing, dan tanpa melakukan penataan kembali data yang diterima. Akan tetapi UDP memberikan beberapa fungsi dari TCP, seperti pengiriman data, segmentasi, dan multiplexing yang menggunakan angka port, dan juga melakukan dengan byte lebih sedikit dari yang disediakan dan sedikit pemrosesan. Multiplexing pada UDP akan menggunakan angka port untuk identitas sama seperti pada TCP. Satu satunya perbedaan dalam soket UDP bahwa, sebagai gantinya menunjuk seperti halnya protokol transport pada TCP, UDP adalah protokol transport. Suatu aplikasi dapat membuka identitas angka port pada host yang sama namun menggunakan TCP dalam satu kasus dan disisi lain menggunakan UDP itu jarang terjadi, tapi hal tersebut tentunya diperbolehkan. Jika suatu layanan tertentu mendukung transport UDP atau TCP, akan menggunakan nilai port yang sama angka port TCP dan UDP. Data transfer UDP berbeda dengan data transfer pada TCP bahwa tidak ada penataan kembali. Penggunaan aplikasi UDP mentoleransi terjadinya kehilangan data, atau mempunyai suatu mekanisme untuk mendapatkan kembali data yang hilang.

16 Sumber : https://microchip.wdfiles.com Gambar 2.4 Header TCP dan UDP. Pada Gambar 2.4 menunjukkan format header dari TCP dan UDP. Perhatikan kedua source port dan destination port pada header TCP dan UDP, pada UDP tidak ada sequence number dan acknowledgement. UDP tidak membutuhkan bagian tersebut karena hal tersebut membuatnya tidak adanya penomoran data untuk acknowledgements atau sequencing. UDP mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan TCP dengan tidak adanya acknowledgement dan sequence. Keuntungan yang paling jelas dari UDP adalah memiliki lebih sedikit byte dari yang disediakan. Tidak jelas seperti sebenarnya UDP tidak perlu menunggu acknowledgement atau menahan data di memori hingga setelah acknowledgment. Dengan demikian aplikasi UDP tidak diperlambat dengan proses acknowledgement, dan memorinya terbebas sehingga lebih cepat (Odom, 2004). 2.9. Mikrotik Mikrotik adalah sistem operasi dan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk menjadikan komputer menjadi router network yang handal, mencakup

17 berbagai fitur yang dibuat untuk IP network dan jaringan wireless, cocok digunakan oleh ISP dan provider hotspot. Untuk instalasi Mikrotik tidak dibutuhkan piranti lunak tambahan atau komponen tambahan lain. Mikrotik didesain untuk mudah digunakan dan sangat baik digunakan untuk keperluan administrasi jaringan komputer seperti merancang dan membangun sebuah sistem jaringan komputer skala kecil hingga yang kompleks sekalipun (Sinaga, 2013). 2.9.1. Router Mikrotik Router Mikrotik mempunyai produk routerboard yang kecil dan diperuntukkan untuk di dalam rumah. Memiliki 4 buah port ethernet 10/100, dengan prosesor baru Atheros 400MHz. Gambar 2.5 Router Mikrotik 941 haplite 2.10. Layanan RTSP dan RTP Real time transmission protocol (RTP) merupakan protokol standar internet untuk pengiriman data real time, termasuk audio dan video. Protokol ini dapat digunakan untuk media on demand dan juga layanan interaktif seperti telepon internet. RTP telah dikembangkan oleh Internet Engineering Task Force (IETF) dan digunakan secara luas. Sebenarnya standar RTP mendefinisikan sepasang protokol yaitu RTP dan real time transport control protocol (RTCP).

18 RTP digunakan untuk pertukaran data multimedia, selama RTCP mengontrol sebagian dan digunakan secara periodik termasuk mengontrol feedback informasi mengenai kualitas transmisi yang berhubungan dengan data flow. RTP berjalan diatas protokol UDP/IP namun upaya yang dilakukan membuatnya menjadi transport independence sehingga hal tersebut seharusnya digunakan diatas protokol lain. RTP yang berhubungan dengan RTCP menggunakan port transport layer secara berturut turut, ketika digunakan pada UDP. Internet merupakan sebuah sistem yang terdiri atas komputer-komputer yang didesain untuk dapat berbagi sumber daya, berkomunikasi, dan dapat mengakses informasi. Tujuannya agar setiap bagian dari jaringan komputer dapat meminta dan memberikan layanan. Ada beberapa layanan untuk media pengiriman seperti real time streaming protocol (RTSP). Seperti yang telah dideskripsikan oleh RFC 2326, pada layer aplikasi protokol RTSP memungkinkan untuk mengontrol melalui data yang dikirimkan dengan real time dari sebuah IP. Termasuk seperti mengontrol pausing playback, memposisikan playback, mempercepat atau mengembalikan playback. RTSP bukan bertipe mengirimkan media secara terus menerus, meskipun demikian RTSP menyisipkan media streaming secara terus - menerus dengan sebisa mungkin mengendalikan streaming. RTSP adalah protokol presentasi multimedia antar client dan server. Sehingga tidak ada notion pada koneksi RTSP. Sebagai gantinya, server mengelola identifikasian sesi label. Pada sesi RTSP protokol transport tidak terikat. Selama sesi RTSP terjadi, RTSP client akan membuka dan menutup agar koneksi pada transport reliable untuk request RTSP kepada server. Hal tersebut

19 mungkin sebagai alternatifnya menggunakan protokol transport connectionless seperti UDP. RTSP didesain untuk bekerja dengan protokol tingkat dasar seperti real time protocol (RTP) atau resource reservation protocol (RSVP) untuk memberikan servis streaming secara komplit pada internet. Hal tersebut berarti untuk memilih kanal pengiriman (seperti UDP, multicast UDP dan TCP), dan mekanisme pengiriman berdasarkan RTP. Pesan RTSP dikirimkan melalui pita media streaming. RTSP bekerja untuk multicast audien yang besar seperti halnya single viewer unicast (Durresi, 2005). 2.11. Network Monitoring Monitoring jaringan dibutuhkan untuk melakukan pengawasan pada jaringan yang dilakukan, agar jaringan tersebut selalu terkontrol dan apabila terputus dapat diketahui langsung oleh user. Pada tugas akhir ini software yang digunakan untuk monitoring jaringan yaitu Wireshark. 2.11.1. Wireshark Wireshark merupakan salah satu tool monitoring jaringan yang berfungsi untuk mengawasi lalu lintas pada jaringan komputer dan dapat menganalisa keseluruhan jaringan computer (Cahyaningtyas, 2013). Logo wireshark dapat dilihat pada Gambar 2.6 Gambar 2.6 Logo Wireshark Sumber: http://www.wireshark.org Wireshark dapat melihat dan meyimpan informasi mengenai paket keluar dan

20 masuk dalam jaringan yang terkirim dan diterima. 2.11.2. Tujuan dan Manfaat Wireshark Manfaat dari software Wireshark, sebagai berikut : Menangkap informasi yang dikirim dan diterima, Mengetahui aktivitas dalam jaringan komputer, Mengetahui dan menganalisa kinerja jaringan computer, Mengamati keamanan jaringan komputer (Cahyaningtyas, 2013).