TUGAS AKHIR RC

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh: Dewinta Maharani P. ( ) Agusti Nilasari ( ) Bebby Idhiani Nikita ( )

PENGARUH SIKLUS PENGERINGAN DAN PEMBASAHAN TERHADAP SIFAT FISIK, MEKANIK DAN DINAMIK PADA TANAH TANGGUL SUNGAI BENGAWAN SOLO CROSS SECTION

STUDI PERUBAHAN KARAKTERISTIK FISIK, MEKANIK DAN DINAMIK TANAH TERHADAP SIKLUS PEMBASAHAN DAN PENGERINGAN PADA TANAH PERMUKAAN LERENG NGANTANG MALANG

STUDI PERUBAHAN KARAKTERISTIK FISIK, MEKANIK DAN DINAMIK TERHADAP SIKLUS PEMBASAHAN PADA TANAH LERENG DENGAN KEDALAMAN 5-20M DI NGANTANG MALANG

C I N I A. Karakteristik Fisik Dan Mekanik Tanah Residual Balikpapan Utara Akibat Pengaruh Variasi Kadar Air

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

Oleh : FATZY HERDYANTO TUTUP HARIYADI PONCO.W

Dosen pembimbing : Disusun Oleh : Dr. Ir. Ria Asih Aryani Soemitro,M.Eng. Aburizal Fathoni Trihanyndio Rendy Satrya, ST.

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA KESTABILAN LERENG GALIAN AKIBAT GETARAN DINAMIS PADA DAERAH PERTAMBANGAN KAPUR TERBUKA DENGAN BERBAGAI VARIASI PEMBASAHAN PENGERINGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung/tanah liat dari YosoMulyo,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN ANALISIS

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA PEMANFAATAN KLELET ( LIMBAH PADAT INDUSTRI COR LOGAM ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT PADA BETON KEDAP AIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENAMBAHAN AIR DIATAS KADAR AIR OPTIMUM TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG YANG DICAMPUR ABU TERBANG

Bab 1. Pendahuluan Pengaruh variasi kepadatan awal terhadap perilaku kembang susut tanah lempung ekspansif di Godong -Purwodadi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Pengambilan sampel tanah lempung dan pasir. 2. Persiapan alat. Pengujian Pendahuluan (ASTM D422-63)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-7 1

METODE PENELITIAN. Lampung yang telah sesuai dengan standarisasi American Society for Testing

kelompok dan sub kelompok dari tanah yang bersangkutan. Group Index ini dapat

BAB III PERALATAN DAN PEROSEDUR PERCOBAAN

PENGARUH KADAR LEMPUNG DAN KADAR AIR PADA SISI BASAH TERHADAP NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG KEPASIRAN (SANDY CLAY)

III. METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah

DOSEN KONSULTASI : Dr.Ir. RIA ASIH ARYANI SOEMITRO, M.Eng. TRIHANYNDYO RENDY, ST.MT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN SERAT PLASTIK TERHADAP NILAI DAYA DUKUNG TANAH

BAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah berbutir halus yang. diambil dari Desa Yoso Mulyo, Kecamatan Metro Timur, Metro.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 4. HASIL DAN ANALISIS PENYELIDIKAN TANAH

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

TINJAUAN PENURUNAN KONSOLIDASI DAN TEKANAN PENGEMBANGAN TANAH BELUK BAYAT KLATEN

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang. diambil dari Desa Yosomulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro.

Pengaruh Siklus Basah Kering terhadap Kekuatan Geser dan Ekspansivitas Campuran Kaolin Montmorillonit - Pasir

PERBAIKAN SIFAT MEKANIK LEMPUNG EKSPANSIF DENGAN TETES TEBU DAN KAPUR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

BAB III METODOLOGI. terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung Rawa Sragi,

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

BAB 3 METODE PENELITIAN

PENGARUH SEMEN DAN CUACA TERHADAP KEMAMPUAN KEDAP AIR TANAH EKSPANSIF TERCAMPUR NANOMATERIAL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

THE INFLUENCE OF WETTING AND DRYING CYCLE TO EXPANSIVE CLAY WITH HIGH SWELLING SHRINKAGE POTENTIAL OF UNCONFINED COMPRESSION STRENGHT VALUE (qu)

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Sampel tanah yang digunakan adalah tanah lempung yang berasal dari

KORELASI KEPADATAN LAPIS PONDASI BAWAH JALAN RAYA DENGAN KADAR AIR SPEEDY TEST DAN OVEN TEST. Anwar Muda

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. yang berasal dari daerah Karang Anyar, Lampung Selatan yang berada pada

BAB III METODOLOGI. langsung terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi. Teweh Puruk Cahu sepanajang 100 km.

PENGARUH PEMBASAHAN DAN PENGERINGAN TERHADAP KUAT TEKAN BEBAS TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU CANGKANG KELAPA SAWIT

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova

BAB 3 METODE PENELITIAN

TINJAUAN VARIASI DIAMETER BUTIRAN TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG KAPUR (STUDI KASUS TANAH TANON, SRAGEN)

2. Kekuatan Geser Tanah ( Shear Strength of Soil ), parameternya dapat diperoleh dari pengujian : a. Geser Langsung ( Direct Shear Test ) b.

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung


PEMANFAATAN LIMBAH PLASTIK UNTUK STABILITAS LERENG

HASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak

PENAMBAHAN LEMPUNG UNTUK MENINGKATKAN NILAI CBR TANAH PASIR PADANG ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

KORELASI CBR DENGAN INDEKS PLASTISITAS PADA TANAH UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 HASIL ANALISIS PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PROSES PEMBASAHAN TERHADAP PARAMETER KUAT GESER c, ϕ DAN ϕ b TANAH LANAU BERPASIR TAK JENUH ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

Perbandingan Metode Kompaksi. Summary of Standard Proctor Compaction Test Specifications (ASTM D-698, AASHTO)

III. METODE PENELITIAN. paralon sebanyak tiga buah untuk mendapatkan data-data primer. Pipa

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung

KORELASI ANTARA HASIL UJI KOMPAKSI MODIFIED PROCTOR TERHADAP NILAI UJI PADA ALAT DYNAMIC CONE PENETROMETER

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

PENGUKURAN SUCTION PADA BETON DENGAN MENGGUNAKAN KERTAS FILTER WHATMAN NO.42 DI LABORATOIUM

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN DENGAN KOMPOSISI 75% FLY ASH DAN 25% SLAG BAJA PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : GIOVANNI RAMADHANY GINTING

PENGARUH KAPUR TERHADAP TINGKAT KEPADATAN DAN KUAT GESER TANAH EKSPANSIF

Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

PEMANFAATAN KAPUR DAN FLY ASH UNTUK PENINGKATAN NILAI PARAMETER GESER TANAH LEMPUNG DENGAN VARIASAI LAMA PERAWATAN

TUGAS AKHIR STABILISASI TANAH ORGANIK DENGAN PENAMBAHAN FLY ASH (STUDI KASUS : JALAN STADION, KOTA KENDAL)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

EFEKTIFITAS SEMEN PADA STABILISASI LEMPUNG DENGAN KAPUR AKIBAT PERCEPATAN WAKTU ANTARA PENCAMPURAN DAN PEMADATAN

KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG YANG DITAMBAHKAN SEMEN DAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI SUBGRADE JALAN. (Studi Kasus: Desa Carangsari - Petang - Badung)

KONTRIBUSI PENAMBAHAN ZAT ADDITIVE (SEMEN) TERHADAP TANAH LOKAL UNTUK MENINGKATKAN NILAI CBR SEBAGAI LAPIS PONDASI ATAS BAMBANG RAHARMADI

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR

Transkripsi:

TUGAS AKHIR RC 09.1380 PENGARUH SIKLUS PEMBASAHAN-PENGERINGAN BERULANG TERHADAP PROPERTI DINAMIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TIDAK JENUH YANG DISTABILISASI DENGAN FLY ASH MENGGUNAKAN ALAT UJI ELEMEN BENDER Penyusun : Tommy NRP 3109 105 003 Rano Adex NRP 3109 105 012 Dosen Pembimbing : DR. Ir. Ria Asih Aryani Soemitro, M.Eng Ir. Sudjanarko S, M.Eng Tri Hanindyo Rendy, ST.MT

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG Secara geografis Indonesia terletak di daerah tropis, dimana pada musim hujan akan terjadi curah hujan yang tinggi dan pada musim kemarau akan terjadi cuaca yang panas. Perubahan cuaca mengakibatkan terjadinya siklus pembasahan dan pengeringan secara berulang-ulang, sehingga tanah akan mengalami perubahan volume tanah akibat perubahan kadar air. Hal ini menyebabkan perubahan tekanan air pori dan perubahan kekuatan geser. Pada tanah lempung ekspansif, siklus pembasahan dan pengeringan mempunyai peranan besar dalam peristiwa pengembangan dan penyusutan, yang menyebabkan terjadinya penurunan setempat.

PERUMUSAN MASALAH Bagaimana pengaruh siklus dan jumlah pengulangan siklus pembasahanpengeringan terhadap nilai properti indeks dan properti dinamik (modulus geser), tekanan air pori negatif pada tanah lempung ekspansif tidak jenuh natural dan yang distabilisasi dengan fly ash pada kondisi awal tanah dipadatkan (w i = w opt ).

BATASAN MASALAH 1. Tanah lempung ekspansif yang dipakai dalam penelitian ini adalah campuran tanah lempung Citra Raya (Perumahan Citra Raya Barat) dengan Bentonit sehingga didapatkan nilai w L = 198% (Panjaitan, 2000). 2. Benda uji dibuat dalam kondisi yang dipadatkan statik (disturbed) sesuai dengan hasil pemadatan Proctor standar (w i = w opt ) dan pengujian elemen bender dalam kondisi tidak jenuh. 3. Kadar fly ash sebagai bahan stabilisasi adalah 15%, yaitu berdasarkan hasil pengujian efektifitas pemakaian kadar fly ash yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya. 4. Pengukuran tekanan air pori negatif (pf) menggunakan kertas filter tipe Whatman no. 42 karena selain sederhana dan cukup akurat, juga memliki kisaran nilai air pori negatif yang tinggi. 5. Alat yang digunakan untuk menentukan properti dinamik tanah adalah dengan alat uji elemen bender di laboratorium Mekanika Tanah, Jurusan Teknik Sipil, ITS, Surabaya. Benda uji untuk elemen bender berbentuk silinder, berdiameter ± 3,81 cm dan tinggi ± 3,0 cm.

TUJUAN PENELITIAN Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh siklus dan jumlah siklus pembasahan-pengeringan terhadap nilai properti indeks, properti dinamik (modulus geser), tekanan air pori negatif pada tanah lempung ekspansif tidak jenuh natural dan yang distabilisasi dengan fly ash untuk kondisi tanah yang dipadatkan (w i = w opt ).

MANFAAT PENELITIAN Jika dari hasil penelitian ini sesuai dengan yang diharapkan, maka akan memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Mengetahui pengaruh siklus pembasahan-pengeringan yang terjadi secara alami pada tanah terhadap kekuatan tanah berdasarkan nilai properti dinamiknya dengan alat uji elemen bender, sehingga dapat diperkirakan kondisi kritis yang terjadi di lapangan. 2. Membuktikan bahwa penambahan fly ash dengan kadar tertentu pada tanah ekspansif, dapat mempengaruhi sifat-sifat dinamiknya.

METODOLOGI PENELITIAN

1. Persiapan benda uji Benda uji yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Runi Asmaranto (2001) dan Yus Yudhyantoro (2001). Benda uji diambil dari lokasi di Perumahan Citra Raya (Surabaya Barat). 2. Pengujian sifat fisik tanah - Indeks Konsistensi a. Kadar air (water content, w c ) b. Batas cair (liquid limit, l L ) c. Batas plastik (plastic limit, p L ) d. Batas susut (shrinkage limit, s L ) - Distribusi ukuran butiran dan analisa hidrometer - Pengujian berat jenis

3. Pengujian pemadatan (Proctor standar) Uji pemadatan dengan pengujian proctor standar dilakukan dengan memakai standar uji ASTM D 698-70. Data dari pengujian ini digunakan untuk menggambarkan kurva hubungan antara kepadatan kering dengan kadar air. Berdasarkan kurva pemadatan tersebut, harga kepadatan kering maksimum (maximum dry density, MDD) dan kadar air optimum (optimum moisture content, OMC) dapat ditentukan. Harga MDD dan OMC tersebut merupakan kondisi inisial benda uji (w i = w opt dan γ di = γ dmax ) yang akan digunakan dalam pengujian elemen bender dan tegangan air pori negatif.

Tanah Lempung Citraland (TLC) + Bentonite + Air (wl = 198%) Uji sifat-sifat tanah dan batas-batas konsistensi TLC + Bentonit + Air + Fly Ash kadar 0% TLC + Bentonit + Air + Fly Ash kadar 15% Pemeraman Benda Uji 2 hari Uji pemadatan dengan Standar Proctor Perhitungan nilai ϒd maks dan w opt Nilai ϒd maks dan w opt untuk TLC + Bentonit + Air + Fly Ash kadar 0% Nilai ϒd maks dan w opt untuk TLC + Bentonit + Air + Fly Ash kadar 15% Dengan kertas filter Tanpa kertas filter Pemeraman benda Uji (dicapai kesetimbangan benda uji) Proses Drying dengan siklus 1x, 2x, 4x, 6x Proses Wetting dengan siklus 1x, 2x, 4x, 6x Gambar A Gambar B Gambar. Diagram alir tahapan dan jenis pengujian yang dilakukan

4. Proses Pengeringan-Pembasahan Proses pengeringan dan pembasahan dilakukan secara bertahap berdasarkan persentase pengurangan kadar air. Persentase pengurangan dan penambahan air ditentukan dari fungsi selisih antara kadar air (w f ) dengan kadar air awal (w i ) atau w f - w i. Pada proses pengeringan, benda uji dengan kondisi awal (initial condition) dijenuhkan (inundation) hingga mencapai kadar air 100%, kemudian dikeringkan dengan tahapan pengurangan air yaitu 25%(w f w i ), 50%(w f w i ), 75%(w f w i ) hingga akhirnya sama atau mendekati kadar air awalnya. Sedangkan pada proses pembasahan, benda uji dengan kondisi inisial dijenuhkan secara bertahap dengan penambahan air 25%(w f w i ), 50%(w f w i ), 75%(w f w i ), hingga mencapai jenuh 100% (inundation). Penelitian ini menggunakan siklus pengeringan-pembasahan 1x, 2x, 4x dan 6x. Perlakuan tersebut diterapkan pada benda uji yang digunakan untuk pengujian elemen bender dan pengukuran tegangan air pori negatif sehingga jumlah total benda uji pada tahapan ini adalah 156 buah.

Gambar. Diagram alir proses pengeringan (A) dan proses pembasahan (B)

5. Pengukuran Tegangan Air Pori Negatif Nilai tegangan air pori negatif diperoleh dari grafik kolerasi antara kadar air kertas filter tipe whatman no. 42 dengan nilai suction setelah diberikan kalibrasi yang diberikan pada gambar dibawah ini. Gambar. Grafik kalibrasi kertas filter (dari : Fredlund dan Rahardjo, 1993) Setiap benda uji yang akan dilakukan pengukuran tekanan air pori negatif, dipasang dengan 2 (dua) buah kertas filter, berukuran 1,5 x 1,5 cm2. Pada masing-masing kertas filter tipe whatman tersebut dilapisi dengan kertas filter biasa pada lapisan atas dan bawahnya dengan tujuan untuk menghindari supaya tidak rusak atau kotor.

6. Pengujian Properti Dinamik Tanah Elemen bender menggunakan prinsip kecepatan gelombang geser (shear wave velocity) untuk memperoleh modulus geser tanah (G). Penjelasan tentang prosedur kerja dilaboratorium sejak dari cara penyiapan benda uji sampai dengan pengolahan data hasil pengujian, akan disajikan sebagai berikut: Instalasi Alat Uji dan Kalibrasi Untuk memperoleh akurasi hasil pengujian dilakukan dengan beberapa kalibrasi, yang pertama adalah kalibrasi terhadap beberapa komponen elektronik, kalibrasi yang kedua dilakukan dengan meng nol kan alat, sedangkan kalibrasi yang ketiga dilakukan dengan eksperimen menggunakan media bentonite hasil perumusan Marcuson & Wahls (1972). Hasil yang di peroleh di perlihatkan dalam Gambar di bawah.

Gambar. Kalibrasi Alat dengan Meng NOL kan alat (tanpa benda uji) Gambar. Pembacaan waktu delay time delay akibat adanya benda uji

Alat uji elemen bender terdiri atas beberapa komponen utama, meliputi: sonic delay analyzer module, transmit sensor, receive sensor, dan oscilloscope. Gelombang geser di bangkitkan oleh sonic delay analyzer module yang disalurkan melalui transmit sensor, kemudian menjalar melalui benda uji yang akan di tangkap oleh receive sensor di ujung yang lain. Sebuah oscilloscope di hubungkan pada sonic delay analyzer module untuk membaca waktu tempuh gelombang geser. Adapun spesifikasi alat dan masing-masing komponennya adalah sebagai berikut: Sensor: Frekuensi natural Mode transmisi Desain elemen Material casing Transmitter: HV Pulse Pulse rate Receiver: Charge amplifier gain : 0 75 db Coupling : RC Main: Calibration delay : 0 20 µs Trigger delay : 0 100 µs Temperature range : 15 55 0 C : 500 khz : Shear (X dan Y) dan Pressure (Z) : Triaxial piezzo ceramic : Diamagnetic stainless steel : 10 250 V internal adjustable : 25 150 Hz continue

Prosedur Pengujian Elemen Bender Proses pengujian parameter dinamik di awali dengan instalasi alat elemen bender dan dilanjutkan dengan kalibrasi alat (pengenolan alat). Skematik dari alat uji bender elemen seperti terlihat pada gambar 3.8. Langkah berikutnya adalah penyiapan benda uji, secara lengkap proses pengujian adalah sebagai berikut: 1. Periksa system alat-alat elektronik, komponen-komponen sonic delay analyzer module, transmit sensor, receive sensor, dan oscilloscope dalam keadaan terpasang sempurna. 2. Hidupkan system alat-alat elektronik tersebut sampai terbaca gelombang geser di layar oscilloscope. Lakukan setting konfigurasi oscilloscope (penge nol an) sebelum pembacaan uji elemen bender dimulai. 3. Benda uji yang telah dikondisikan kemudian diberi vaselin pada kedua ujungnya. Oleskan vaseline setipis-tipisnya pada permukaan tanah sampai permukaan tanah benar-benar rata (tebal ± 1 mm). Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya rongga antara alat dan permukaan tanah. Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai vaselin adalah bentonite murni sesuai dengan penelitian Mourinho (1995).

Gambar 3.6 Benda uji yang telah diberi Vaseline pada kedua ujungnya 4. Letakkan secara perlahan tanah yang akan di uji pada sensor pengirim gelombang geser. Kemudian pasang pada sisi tanah yang lain sensor penerima gelombang. Proses pemasangan dilakukan pada posisi vertikal, apabila benda uji telah berada pada posisi yang benar, letakkan sensor dan benda uji pada meja yang telah di sediakan. Gambar 3.7 Posisi Benda uji dalam proses pengukuran

5. Setelah benda uji diletakkan pada posisi yang benar dan alat telah di setting dengan sempurna, lakukan pengukuran perambatan gelombang geser. Waktu tempuh gelombang geser akan terlihat di monitor pada layar oscilloscope. Dengan mengetahui waktu tempuh (Δ t ), maka kecepatan rambat gelombang pada benda uji dapat di tentukan, selanjutnya modulus geser (G maks ) dapat dihitung. Gambar. Proses pengukuran rambatan gelombang geser

SEKIAN DAN TERIMAKASIH