BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe / Jenis Penelitian Jenis penelitian ini yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian desktiptif hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Deskriptif diartikan melukiskan variabel demi variabel satu demi satu. Penelitian deskriptif bukan saja menjabarkan (analitis), tetapi juga memadukan.bukan saja melakukan klasifikasi, tetapi juga organisasi (Rakhmat, 2009: 25). 3.2 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.metode kualitatif merupakan metode yang pada gilirannya menghasilkan data deskriptif dalam bentuk kata-kata, baik tertulis maupun lisan. Penelitian kualitatif tidak sematamata mendeskripsikan, tetapi yang lebih penting adalah menemukan makna yang terkandung di baliknya (Ratna, 2010: 94). Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Dalam penelitian kualitatif, identitas dan peran informan serta informasi-informasi yang disampaikan menjadi hal-hal yang berharga sehingga harus memiliki tanggung jawab untuk memperlakukan identitas diri dan informasi yang disampaikan oleh informan. 3.3 Teknik Pengumpulan data Teknik pengumpulan data merupakan bagian integral dari desain penelitian. Ada banyak metode pengumpulan data, masing-masing dengan kelebihan dan kekurangannya.metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan periset untuk mengumpulkan data. Masalah yang diteliti dengan penggunaan metode yang tepat sangat meningkatkan nilai penelitian. Teknik pengumpulan yang dilakukan penelitian ini yaitu melalui data primer (wawancara dan observasi) dan melalui data sekunder. 27
28 3.3.1 Data Primer Data primer mengacu pada informasi yang diperoleh dari tangan pertama yang berkaitan dengan variabel minat untuk tujuan spesifik studi (Sekaran & Bougie, 2010: 61). Data primer penelitan ini menggunakan hasil wawancara dengan narasumber berupa rekaman dan catatan dan observasi langsung atau pengamatan langsung peneliti selama bekerja praktek di media online FreeCybers.com. A. Wawancara Salah satu metode pengumpulan data adalah mewawancara responden untuk memperoleh informasi mengenai isu yang diteliti (Sekaran& Bougie, 2010:225). Wawancara bisa terstruktur atau tidak terstruktur, dan dilakukan secara tatap muka, melalui telepon, atau online. Wawancara terstruktur dipilih dalam penelitian ini. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang diadakan ketika diketahui pada permulaan informasi apa yang diperlukan. Pewawancara memiliki daftar pertanyaan yang direncanakan untuk ditanyakan kepada responden, entah secara pribadi, melalui telepon, atau media PC.Pertanyaan besar kemungkinan difokuskan pada faktor-faktor yang mengemuka selama wawancara tidak terstruktur dan dianggap relevan dengan masalah. Saat responden menyampaikan pandangan mereka, peneliti akan mencatatnya (Sekaran& Bougie, 2010: 70). Tujuan dari wawancara ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan. Alasan memilih wawancara terstruktur adalah karena dibutuhkan pertanyaan yang mendalam dalam setiap jawaban dari narasumber. Wawancara dilakukan lebih mendalam (in depth interview), karena penelitian akanlebih dipahami dan dapat lebih dimengerti dengan baik. Wawancara di lakukan selama kurang lebih satu jam. Ada lima teknik bertanya dalam wawancara (Sekaran & Bougie, 2010: 75-76), yaitu: 1. Corong, disaranakan untuk mengajukan pertanyaan terbuka untuk memperoleh ide yang luas.
2. Pertanyaan tidak bias, denting untuk mengajukan pertanyaan dalam cara yang akan menjamin bias yang sedikit dalam respons. 3. Mengklarifikasi persoalan, disarankan untuk menyatakan atau mengucapkan kembali informasi pentung yang diberikan oleh responden. 4. Membantu responden untuk memikirkan keseluruhan persoalan, bila responden tidak dapat memverbalkan persepsinya, peneliti sebaiknya mengajukan pertanyaan secara lebih sederhana atau mengulanginya. 5. Membuat catatan, membuat catatan pada saat berlangsungnya wawancara. Wawancara dilakukan secara langsung dengan subyeknya dan bukan pihak lain untuk diberikan pertanyaan. Pertanyaan tersebut ditujukan kepada : 1. Pemimpin Redaksi 2. Web Developer 3. Users(pengguna)dari FreeCybers.com B. Observasi Observasi melibatkan tiga objek sekaligus, yaitu lokasi tempat penelitian berlangsung, para pelaku dengan peran-peran tertentu, dan aktivitas para pelaku yang dijadikan sebagai objek penelitian (Ratna, 2010: 220).Dalam penelitian ini khusus digunakan observasi partisipan dimana disini lebih memungkinkan untuk mengamati kehidupan individu atau kelompok dalam situasi nyata, dimana terdapat pengaturan yang nyata tanpa dikontrol atau diatur secara sistematis. Metode ini juga memungkinkan untuk memahami apa yang terjadi serta interaksi yang terjadi di tempat observasi. Beberapa informasi yang didapatkan dari hasil observasi adalah ruang (tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa dan waktu. Penelitian dilakukan dengan melihat dan memperhatikan cara kerja di FreeCybers.com dalam mengimplementasikan mekanisme terjadinya knowledge sharing sebagai hasil proses komunikasi di FreeCybers.com. Observasi ini dilaksanakan kurang lebih tiga bulan terhitung dari 1 Maret 2014 hingga 1 Juni 2014. Lokasi penelitian berada di PT. Bursa Media Komunika dengan alamat perusahaan di Gedung DBS Bank Tower 28/F, Ciputra World One Jl. Prof. Dr.Satrio Kav.3 5 Kuningan, Jakarta 12940 Indonesia.
30 3.3.2 Data Sekunder Data sekunder merupakan data pendukung data primer. Data sekunder diperoleh secara tidak langsung (melalui media perantara). Data sekunder berupa bukti, catatan, laporan historis yang disusun menjadi arsip yang dipublikasikan atau tidak dipublikasikan.data sekunder mengacu pada informasi yang dikumpulkan oleh seseorang, dan bukan peneliti yang melakukan studi mutakhir. Data tersebut bisa berupa internal atau eksternal organisasi dan diakses melalui internet, penelusuran dokumen, atau publikasi informasi (Sekaran & Bougie, 2010: 65). Data sekunder yang diambil adalahdata-data perusahaan yang berkaitan dalam penelitian, yaitu: a. Pustaka Internet Dalam penelitian ini, menggunakan internet untuk memperkuat data yang telah diperoleh penulis dari sumber lain. Sumber dari pustaka internet ini adalah situs resmi dari media online FreeCybers.com. b. Pustaka Buku Dalam penelitian ini, menggunakan referensi dari berbagai buku dan jurnal yang memuat berbagai teori berkaitan yang dibutuhkan untuk mendukung penelitian yang dilakukan. c. Data dari perusahaan Dalam penelitian ini, memperoleh data-data resmi dari perusahaan sebagai penunjang dalam melakukan penelitian ini. 3.4 Teknik Penentuan Informan Teknik Penentuan informan pada penelitian ini dilakukan secara purposive sampling. Tipe desain pengambilan sampel ini disebut pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling) yaitu informan yang diwawancarai dalam penelitian ini adalah orang-orang yang memiliki wawasan dan pengetahuan mengenai topik penelitian sehingga dapat memberikan informasi yang selengkap-lengkapnya, di samping informasi yang dijadikan subjek penelitian dapat dipertanggungjawabkan. Pengambilan sampel dalam hal ini terbatas pada jenis orang tertentu yang dapat memberikan informasi yang diinginkan, entah karena mereka adalah satusatunya yang memilikinya, atau memenuhi beberapa kriteria yang ditentukan oleh peneliti (Sekaran & Bougie, 2010: 136).
Penentuan informan berfungsi untuk mendapatkan informasi yang maksimum, karena itu orang yang dijadikan sampel atau informan sebaiknya menguasai, memahami dan juga terlibat langsung pada penelitian. 3.5 Teknik Analisis Data Analisis data adalah aktivitas mendengarkan suara-suara orang lain, dalam hubungan ini meliputi keseluruhan data, baik yang diperoleh melalui sumber promer maupun sekunder, yang kemudian digabungkan dengan pemahaman dan penjelasan peneliti, sebagai proses interpretasi, sehingga menghasilkan makna-makna yang baru (Ratna, 2010: 303). Ada empat tahapan dalam proses analisis data (Ratna, 2010: 310), yaitu : a) Pengumpulan data. Proses pertama ini dilakukan melalui berbagai cara, seperti observasi, wawancara, rekaman, dokumen, yang secara keseluruhan merupakan kata-kata. b) Reduksi data. Proses kedua dimaksudkan sebagai penyerdehanaan data sehingga lebih mudah dianalisis. Penyerdehanaan pada umumnya dilakukan dengan mengklasifikasikannya sesuai dengan tujuan penelitian. Reduksi data perlu untuk menyeleksi, penfokusan, dan transformasi data mentah yang telah ditulis dalam catatan lapangan. c) Penyajian data. Proses ketiga ini adalah deskripsi terstruktur. Melibatkan langkah-langkah mengorganisasikan data, yakni menjalin (kelompok) data yang satu dengan (kelompok) data yang lain sehingga seluruh data yang dianalisis benar-benar dilibatkan dalam satu kesatuan karena dalam penelitian kualitatif data biasanya beraneka ragam perspektif dan terasa bertumpuk maka penyajian data pada umumnya diyakini sangat membantu proses analisis. d) Penarikan kesimpulan, sebagai akhir proses analisis simpulan pada umumnya disertai dengan saran. Kesimpulan final tidak pernah dapat dirumuskan secara memadai tanpa menyelesaikan analisis seluruh data yang ada. Kesimpulankesimpulan yang telah dibuat masih harus dipertajam, bahkan direvisi.
32 3.6 Teknik Keabsahan Data Keabsahan data harus dipastikan benar-benar tepat dalam suatu penelitian kualitatif. Salah satu pemeriksaan keabsahan data adalah dengan cara triangulasi. Triangulasi merupakan salah satu cara terpenting dalam menguji keabsahan data. (Ratna, 2010: 243) lebih spesifik menjelaskan teknik triangulasi menghindarkan terjadinya kesalahan interpretasi dengan cara memanfaatkan persepsi yang beragam, mengidentifikasi cara pandang yang berbeda-beda. Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : A. Triagulasi data Data pertama tidak harus dianggap sebagai sudah bersifat valid, tetapi justru harus diragukan kebenarannya, sehingga perlu diuji melalui data lain dengan sumber yang berbeda, demikian seterusnya, sehingga data yang diperoleh benar benar dapat dianggap objektif. Triangulasi peneliti berfungsi untuk menguji apakah seorang peneliti sudah bersikap objektif. Dalam hubungan ini (Ratna, 2010: 242) menunjukkan empat cara untuk menguji validitas data, yaitu; pertama, membandingkan hasil wawancara, pengamatan, dan dokumen yang diperoleh; kedua, membandingkan pengakuan seorang informan secara pribadi dengan pernyataan-pernyataannya di depan umum, atau pada saat dilangsungkan diskusi kelompok; ketiga, perbandingan pendapat pada saat dilakukan penelitian (sinkronis) dengan situasi yang pernah terjadi sepanjang sejarah (diakronis); Ke-empat, membandingkan pendapat antara orang biasa, berpendidikan, dan birokrat.