BAB I PENDAHULUAN. tercermin dari banyaknya perusahaan yang melakukan Initial Public Offering

dokumen-dokumen yang mirip
kinerja keuangan, diperlukan tolak ukur tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pendapatan Nasional Per Kapita berinvestasi pada saham yang dapat memberikan penghasilan (return) yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sudah baik. Jika dinilai kinerja kurang baik maka diharapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. waktu lama dengan dengan harapan mendapat keuntungan dimasa yang akan

BAB I PENDAHULUAN. finansial (financial assets) dan investasi pada aset riil (real assets). Investasi pada

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh perusahaan dapat diperoleh di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang terjadi saat ini tidak dapat dihindari oleh perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin ketatnya persaingan usaha di Indonesia mendorong perusahaan untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. investasinya tersebut akan mampu memberikan tingkat pengembalian (rate of return)

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat dunia usaha menjadi lebih kompetitif. Sehingga dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal. Dengan adanya pasar modal para investor dapat melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Efek Indonesia (Kristiana dan Sriwidodo, 2012). Pasar modal merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi kerja yang dapat meningkatkan kualitas pekerjaan bagi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jumlah perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO)

BAB I PENDAHULUAN. penjualan saham di pasar modal (go public). Pasar modal mempertemukan calon

ANALISIS PENGARUH RETURN ON EQUITY, DIVIDEND PAYOUT RATIO, EARNING PER SHARE, RETURN ON INVESTMENT DAN LEVERAGE TERHADAP RETURN SAHAM

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan Price Earning Ratio (PER),

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk penggalangan dana publik. Bagi investor, pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi yang semakin berkembang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan yang secara sederhana adalah tingkat keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan jangka panjang dari sebuah perusahaan adalah meningkatkan nilai

) TERHADAP HARGA SAHAM DI BEI SELAMA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan tersebut, salah satunya menggunakan laporan keuangan. Pengguna

perusahaan adalah menghasilkan laba yang sebesar-besarnya. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan (return) saham bagi investor, karena return saham

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tingkat kompetisi bisnis pada masa ini semakin ketat dikarenakan adanya

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi di masa yang akan datang. (Jones, 2004). Tujuan kegiatan investasi

BAB 1 PENDAHULUAN. antara perusahaan perusahaan yang ada di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bursa Efek Indonesia telah menjadi penting dari berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. penurunan keuntungan, yang mengakibatkan turunnya tingkat return saham. Grafik LQ45 Periode sampai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sentano Kertonegoro (1995 ; 3)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian di Indonesia mengalami krisis moneter yang sempat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang salah satu kegiatan operasionalnya

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, dunia investasi bukan lagi merupakan kegiatan baru di dunia

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan perusahaan dan merupakan salah satu sumber informasi yang

PENGARUH EVA DAN RASIO-RASIO PROFITABILITAS TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG GO PUBLIK DI BEI PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia telah menjadi salah satu alternatif pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mengetahui hal-hal yang mempengaruhi harga saham.

BAB I PENDAHULUAN. dipakai oleh perusahaan-perusahaan di negara lain.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya pasar keuangan ( financial market) merupakan. pendek, dapat melakukan pada pasar uang ( money market), karena

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... viii

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat terjadi krisis moneter banyak perusahaan yang mengalami penurunan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana untuk melakukan investasi yaitu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Financial Intermediary, menjadi semakin dibutuhkan dalam perekonomian,

BAB I PENDAHULUAN. saham yang meningkat menggambarkan bahwa nilai perusahaan meningkat atau

BAB I PENDAHULUAN. yang memberikan pilihan jenis-jenis investasi serta perantara untuk berinvestasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi pada masa yang akan datang. Tujuan utama kegiatan investasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. informasi perusahaan di Indonesia sangat sulit didapatkan, sekalipun perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana untuk melakukan investasi yaitu memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. alternatif bagi perusahaan (Lubis, 2006). Dari sudut pandang ekonomi, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Demi menjaga kelangsungan hidup usahanya, perusahaan harus menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam penentuan kebijakan investasi, pemilik, manajer dan

BAB I PENDAHULUAN. dan memegang peranan penting bagi perekonomian di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. diawali oleh perubahan sistem ekonomi komunis ke sistem ekonomi pasar.

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam bentuk saham mempunyai tingkat risiko yang tinggi karena sifatnya

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam bentuk aktiva keuangan yang dapat diperjual-belikan dipasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis di Indonesia saat ini semakin ketat. Perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Telah melakukan penelitian yang berjudul Analisis Perbandingan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh tingkat keuntungan (return) yang tinggi. Tinggi rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan di masa yang akan datang bagi investornya secara

BAB I PENDAHULUAN. memang mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Hal ini ditandai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Fenomena berinvestasi dalam bentuk jual-beli saham akhir-akhir ini menjadi topik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini, persaingan dalam dunia bisnis sudah semakin ketat. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. tempat untuk memperoleh modal tersebut adalah melalui pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. Selain untuk mencari keuntungan, tujuan dari kegiatan bisnis juga untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan industri manufaktur merupakan jenis industri

BAB I PENDAHULUAN. melalui investasi pada suatu perusahaan dinilai prospektif atau menguntungkan. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian di indonesia pada waktu ke waktu terus

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan suatu perekonomian diikuti juga dengan. bisnis perusahaan. Untuk mendapatkan modal yang besar dan terikat dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan selalu membutuhkan dana untuk menunjang kelancaran

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian, memacu perusahaan untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan. Investasi pada sekuritas juga bersifat likuid (mudah dirubah). Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. bersumber dari dalam negeri misalnya tabungan luar negeri, tabungan pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan seperti mengakibatkan para manajer perusahaan berusaha. meningkatkan keuntungan dengan berbagai cara, dan hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. satu cara dalam memudahkan perusahaan maupun investor untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang

penurunan, mendorong tiap-tiap perusahaan untuk lebih berhati-hati dalam

BAB I PENDAHULUAN. menjadi semakin ketat dan kompetitif. Kondisi ini menuntut sebuah

EMA SUNDARI Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Anita Wasutiningsih, MM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sentanoe Kertonegoro

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu lembaga resmi yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. memperjualbelikan sekuritas, atau secara formal pasar modal dapat juga

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aktivitas perekonomian Indonesia selalu mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Perkembangan aktivitas perekonomian Indonesia dapat dilihat dari beberapa faktor, salah satunya dari peningkatan aktivitas pasar modal yang dapat tercermin dari banyaknya perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO). Walaupun menurut data dari PT Kustodian Efek Indonesia (KSEI) pada www.ksei.co.id, jumlah perusahaan yang melakukan IPO dalam kurun waktu 5 tahun terakhir (2007-2012) menunjukkan angka yang fluktuatif setiap tahunnya (berkisar antara 13-26 perusahaan per tahun), namun hal itu menunjukkan bahwa setiap tahun secara konsisten pasti ada perusahaan yang melakukan IPO. IPO ini dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh tambahan dana yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan dana jangka panjang seperti membiayai pengembangan dan perluasan kegiatan usahanya di luar kegiatan operasi perusahaan (membangun pabrik dan membuka cabang baru di tempat lain yang dipandang sangat strategis). Pengembangan dan perluasan kegiatan usaha ini dilakukan untuk meningkatkan produksi perusahaan, yang diharapkan dapat turut meningkatkan laba perusahaan. Namun dalam usahanya meningkatkan laba, perusahaan harus bersaing dengan kompetitornya. Dengan semakin ketatnya persaingan yang terjadi untuk mendapatkan laba tersebut, perusahaan harus tepat dan akurat dalam menganalisa

tuntutan pasar. Banyaknya tuntutan pasar tersebut membuat perusahaan harus bisa mengelola sumber daya yang dimilikinya agar mampu memuaskan kebutuhan dari pasar tersebut. Salah satu sumber daya yang harus dikelola dengan baik adalah sumber permodalan. Pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk memperoleh dana dari pihak yang memperoleh kelebihan dana dan hendak mengalokasikannya kepada pihak lain. Setiap perusahaan yang ingin mendapatkan tambahan modal untuk kegiatannya diharuskan menyusun dan memberikan laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku di Indonesia. Penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi ini bertujuan agar masyarakat umum yang memiliki kepentingan dapat memahami isi dari laporan keuangan tersebut. Paling sedikit satu kali dalam setahun perusahaan publik berkewajiban menerbitkan laporan keuangan tahunan kepada investor yang ada di bursa. Bagi investor, laporan keuangan tahunan merupakan sumber berbagai macam informasi khususnya neraca dan laporan laba rugi perusahaan. Oleh karena itu, publikasi laporan keuangan perusahaan (emiten) merupakan saat-saat yang ditunggu oleh para investor di pasar modal karena dari publikasi laporan keuangan itu para investor dapat mengetahui perkembangan emiten, yang digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk membeli atau menjual saham-saham yang dimiliki. Dalam memutuskan sebuah investasi, seorang investor harus memilih dengan benar saham-saham yang diperkirakan akan menguntungkan dan dengan memperhitungkan risiko yang kemungkinan akan timbul. Salah satu asumsi penting dalam perhitungan risiko adalah pada dasarnya setiap orang berpikir

secara rasional atau merupakan risk averter. Pola berpikir yang demikian dapat tercermin dari sikap para investor yang menginginkan return yang tinggi untuk setiap kenaikan dari risiko yang terdapat di dalam saham. Menurut Hartono (2008), return saham adalah tingkat pengembalian saham atas investasi yang dilakukan oleh investor. Return saham sendiri dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dilihat dari jumlah dividen yang dibagikan dan dilihat dari jumlah capital gain yang akan diperoleh investor. Kedua jenis return saham tersebut tidak hanya penting bagi investor, namun juga bagi perusahaan. Return saham bagi investor jelas memiliki arti penting, karena memang itulah target utama dari seorang investor yang menanamkan dananya di sebuah perusahaan. Sedangkan bagi perusahaan, return saham juga penting dan perlu perhatian yang khusus sebab apabila perusahaan ingin menarik perhatian investor maka dividen dan capital gain yang akan diperoleh investor haruslah tinggi nilainya. Welch (2009) mengemukakan pentingnya sebuah diversifikasi dalam melakukan investasi. Maksud dari diversifikasi tersebut adalah mengkombinasikan beberapa bentuk aset ke dalam suatu portofolio yang dapat mengurangi dampak dari masing-masing aset terhadap keseluruhan portofolio. Welch (2009) juga mengambil sebuah perumpamaan, diversifikasi berarti tidak meletakkan semua telur yang dipunya ke dalam satu keranjang. Apabila satu komponen investasi turun nilainya, investasi yang lain terkadang akan naik atau tetap. Salah satu informasi terpenting yang harus diketahui oleh investor adalah informasi kinerja keuangan perusahaan emiten. Bahan pertimbangan dalam

menganalisis dan menilai posisi dan informasi keuangan, kemajuan serta potensi sebuah perusahaan di masa mendatang diantaranya adalah informasi mengenai kemampuan perusahaan dalam mengelola perusahaan untuk menghasilkan laba (profitabilitas). Informasi lainnya yaitu informasi mengenai pertumbuhan saham perusahaan (nilai pasar). Rasio keuangan suatu perusahaan mencerminkan kinerja keuangan perusahaan dan dapat dipergunakan oleh para stakeholders dengan kepentingannya masing-masing. Alat ukur finansial yang sering digunakan untuk mengukur tingkat laba adalah Return on Assets (ROA). Analisis ROA dalam analisis laporan keuangan merupakan analisis yang menyeluruh (komprehensif) dan lazim digunakan untuk menilai efektivitas keseluruhan investasi perusahaan. Analisis rasio ini menghubungkan antara keuntungan yang diperoleh perusahaan melalui kegiatan usahanya dengan total aset yang dimiliki perusahaan. Analisis ROA ini dapat menunjukkan seberapa efektif aset yang dimiliki perusahaan digunakan dalam menghasilkan pendapatan dari kegiatan operasional perusahaan. Semakin besar nilai dari ROA maka kinerja perusahaan yang tercermin dari pendapatan usahanya semakin baik. Dengan semakin besar pendapatan usaha, maka investor akan melihat bahwa perusahaan tersebut memiliki kemampuan untuk membayar dividen kepada para pemegang sahamnya. Selanjutnya hal itu akan berdampak, pada tingginya tingkat permintaan pasar terhadap saham dari perusahaan, yang otomatis akan menaikkan harga saham dikemudian hari. Tingginya harga saham dikemudian hari akan berdampak pada tingginya capital gain yang akan diterima investor.

Namun, penggunaan alat ukur terhadap laba akuntansi seperti ROA memiliki kelemahan yaitu tidak memperhatikan risiko yang dihadapi perusahaan dengan mengabaikan adanya biaya modal dan hanya memperhatikan hasilnya sehingga sulit untuk mengetahui perusahaan tersebut telah berhasil menciptakan nilai perusahaan atau tidak. Untuk mengatasi kelemahan tersebut dikembangkan suatu konsep baru yaitu Economic Value Added (EVA) agar perusahaan dapat menghitung pertambahan nilai dari modal yang ditanamkan oleh investor. Pendekatan ini dicetuskan pertama kali oleh G. Bennet Steward pada tahun 1990. Dasar pengukuran pendekatan EVA lebih memfokuskan pada penciptaan nilai perusahaan yaitu menghasilkan return yang lebih besar dari biaya modalnya. EVA merupakan selisih dari laba operasi setelah pajak (Net Operating Profit After Tax atau NOPAT) dengan biaya modal (Cost of Capital) (Iramani, 2005). EVA yang bernilai positif menandakan perusahaan berhasil menciptakan nilai bagi pemilik modal karena perusahan mampu menghasilkan NOPAT yang melebihi biaya modalnya. Dengan tingginya nilai NOPAT, berarti ada indikasi bahwa perusahaan akan mampu membayar biaya modalnya yaitu dividen. Dengan adanya indikasi tersebut, akan mendorong ketertarikan dari para investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan. Tingginya permintaan dari para investor ini, tentu akan mendorong harga saham perusahaan menjadi lebih tinggi, yang kemudian akan mendatangkan capital gain yang tinggi bagi investor. Sebaliknya EVA yang negatif menunjukkan bahwa nilai perusahaan menurun karena NOPAT yang lebih rendah dari biaya modalnya, sehingga perusahaan terindikasi tidak mampu untuk membagikan dividen kepada investor.

Dalam hal investasi, EVA mampu mendorong manajer berpikir untuk memilih investasi yang memaksimalkan pengembalian dengan biaya modal yang minimum sehingga nilai perusahaan bisa ditingkatkan. Selain itu, faktor biaya modal yang terdapat dalam EVA mendorong manajer untuk berhati-hati dalam menentukan kebijakan struktur modal perusahaannya. Dengan penghitungan EVA diharapkan dapat memperoleh hasil perhitungan pada upaya penciptaan nilai perusahaan yang lebih realistis (Pinangkaan, 2012). Sebagai tolak ukur kinerja yang baik, EVA seharusnya mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kekayaan pemegang saham di dalam perusahaan, sebagaimana tolak ukur kinerja yang lain. Rasio nilai pasar adalah rasio yang mengukur bagaimana perkembangan nilai pasar dari saham suatu perusahaan yang selanjutnya dibandingkan dengan nilai rata-rata pada industri yang sama. Rasio nilai pasar dapat diukur dengan menggunakan model matematis persamaan Price Earning Ratio (PER). Menurut Ang dan Bekaert (2004), pendekatan PER merupakan rasio antara tingkat harga per lembar saham dibandingkan dengan pendapatan per lembar saham yang diterima oleh perusahaan. Penggunaan PER dalam perusahaan memberikan peranan yang sangat penting sebagai alat ukur pertumbuhan dividen di masa yang akan datang dan memiliki kemampuan dalam menghitung return saham. Bagi pihak perusahaan, dampak PER mencerminkan indikator yang baik untuk menentukan return saham di masa yang akan datang, dimana jika semakin tinggi PER maka semakin tinggi pula harga per lembar saham suatu perusahaan, sehingga saham perusahaan tersebut termasuk saham yang blue chip dalam pasar

modal. Sedangkan bagi investor, justru sebaliknya mereka justru lebih menyukai PER saham yang rendah, dengan harapan apabila mereka membeli saham yang harganya saat ini murah akan mendatangkan return saham yang lebih tinggi jika kemudian harganya kembali naik. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Sunardi (2010). Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu: 1. Penelitian ini menggunakan variabel independen Return on Assets (ROA), Economic Value Added (EVA), dan Price Earning Ratio (PER). Sunardi (2010) dalam penelitiannya menggunakan variabel independen berupa Return on Investment (ROI) dan Economic Value Added (EVA), yang kemudian variabel ROI tersebut diganti dengan variabel ROA. Sedangkan untuk variabel independen Price Earning Ratio (PER) diambil dari penelitian Margaretha (2008) yang memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham; 2. Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sedangkan dalam penelitian Sunardi (2010) objek penelitian yang digunakan adalah perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia (BEI); 3. Penelitian ini mengambil data pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2012. Sedangkan dalam penelitian Sunardi (2010) menggunakan data pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2008. Berdasarkan uraian tersebut, maka judul dari penelitian ini adalah Analisis Pengaruh Return on Assets (ROA), Economic Value Added (EVA), dan Price

Earning Ratio (PER) terhadap Return Saham pada Perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia. B. Batasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada masalah terhadap tingkat return saham yang dimiliki oleh perusahaan pertambangan di Indonesia yang telah listed di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010-2012 yang pada dasarnya memiliki beberapa faktor yang mempengaruhinya. Namun dalam penelitian ini mengambil 3 faktor, yaitu Return on Assets (ROA), Price Earning Ratio (PER) dan Economic Value Added (EVA). C. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Apakah Return on Assets (ROA) berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan pertambangan? 2. Apakah Economic Value Added (EVA) berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan pertambangan? 3. Apakah Price Earning Ratio (PER) berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan pertambangan? 4. Apakah ROA, EVA, dan PER secara simultan berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan pertambangan?

D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitan ini adalah. 1. Memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh Return on assets (ROA) yang terhadap return saham pada perusahaan pertambangan; 2. Memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh Economic Value Added (EVA) yang terhadap return saham pada perusahaan pertambangan; 3. Memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh Price Earning Ratio (PER) yang terhadap return saham pada perusahaan pertambangan; 4. Memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh ROA, EVA, dan PER secara simultan terhadap return saham pada perusahaan pertambangan. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut: 1. Bagi peneliti. Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pasar modal terutama dalam hal kinerja keuangan dan return saham pada perusahaan pertambangan. 2. Bagi investor. Memberikan acuan kepada investor dan atau calon investor dalam pengambilan keputusan investasi saham dengan menggunakan alat ukur ROA, EVA, dan PER untuk menilai kinerja perusahaan pertambangan;

3. Bagi perusahaan a) Menambah kepustakaan terutama di bidang investasi dan memberikan tambahan pengetahuan bagi perusahaan mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi return saham; b) Menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan manajemen terutama yang berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan; 4. Bagi peneliti selanjutnya. Menjadi bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan mengambil topik yang sama. F. Sistematika Penulisan Untuk memperoleh gambaran yang sistematis terhadap penelitian ini, maka sistematika penulisan yang digunakan adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi mengenai latar belakang masalah yang akan diteliti, batasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan yang terakhir sistematika penulisan. BAB II TELAAH LITERATUR Bab ini berisi tentang kajian pustaka yang berisi teori-teori dan menjadi landasan serta penunjang penelitian ini, serta hipotesis yang merupakan hasil dari kerangka berpikir.

BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai metode yang digunakan dalam penelitian, yang terdiri dari gambaran umum objek penelitian, metode penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengambilan sampel dan teknik analisis data. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini memaparkan hasil penelitian beserta pembahasannya yang diawali dengan penjelasan atau deskripsi, kemudian dilanjutkan dengan analisis data dan pembahasan atas analisis data. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi simpulan mengenai hasil penelitian dan diuraikan pula keterbatasan penelitian serta saran-saran untuk penelitian selanjutnya.