FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN METODE ACTIVE LEARNING

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Penerapan Strategi Active Learning Dalam Pembelajaran Akidah Di Pondok Pesantren Islam Darusy Syahadah Simo Boyolali Tahun Pelajaran 2008/2009

EFEKTIVITAS STRATEGI TRUE OR FALSE DAN CARD SORT DALAM PEMBELAJARAN FIQH DI KELAS VIII

IMPLEMENTASI ACTIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PAI KELAS V SD MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2008/2009

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Jurusan Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)

IMPLEMENTASI METODE ACTIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS V DI SD ISLAM AL-AZHAR 28 SOLOBARU.

IMPLEMENTASI METODE ACTIVE LEARNING DALAM PENDIDIKAN AQIDAH DI SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang

PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. manusia yang lebih utama untuk dibina dan dikembangkan secara

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (Rindang, 2004: 2). Situasi dan kondisi sekolah mencerminkan keadaan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. bersifat secara relatif konstan dan berbekas (WS Winkel, 2009: 59).

BAB I PENDAHULUAN. tenaga ahli pendidikan dan visi pendidikan yang tidak jelas. Selain itu masih. Indonesia semakin menurun (Silberman, 2007: xi).

KOMPETENSI GURU BAHASA ARAB DALAM MENINGKATKAN. MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI MTs. MUHAMMADIYAH WARU BAKI SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Jurusan Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)

BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

PENERAPAN KTSP (KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN) DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDIT DARUL FALAH LANGENHARJO SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. dalam setiap kehidupan tersebut, di satu sisi sangat bermanfaat bagi kehidupan

PERENCANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH BERBASIS KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (STUDI KASUS DI SDIT AL- FALAAH SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010/2011).

BAB I PENDAHULUAN. spesifik lagi dalam Islam pendidikan tidak hanya dipandang pada batas

FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING. DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI MTs NEGERI SURAKARTA 1 TAHUN 2007/2008

BAB I PENDAHULUAN. Islam, yang mana telah diketahui bahwa Al-Qur an adalah kalamullah (Firman

BAB I PENDAHULUAN. terbina suatu kepribadian yang utama sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam

BAB III METODE PENELITIAN. research). Penelitian lapangan adalah penelitian yang pengumpulan datanya

PERAN GURU PAMONG DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAMI DI SMP ISALM TERPADU AT-TAQWA KECAMATAN MIRI KABUPATEN SRAGEN

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DAN SOLUSINYA PADA SISWA KELAS VIII DI SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI SKRIPSI

EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE JIGSAW LEARNING DAN TRUE OR FALSE DALAM PEMBELAJARAN FIQH

BAB I PENDAHULUAN. Pesantren merupakan lembaga pendidikan tradisional Islam untuk memahami,

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan yang telah mengalami perkembangan, baik dari segi

BAB 1 PENDAHULUAN. baik penjajahan fisik maupun non fisik atau termasuk ideologi, politik,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Dalam rangka membangun manusia Indonesia yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian merupakan ilmu yang mempelajari tentang metode-metode. penelitian, ilmu tentang alat-alat dalam penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. manajemen pembelajaran.tanpa manajemen pembelajaran yang di dalamnya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses untuk memanusiakan manusia. Artinya. pendidikan dapat membentuk manusia dewasa, dalam arti mandiri dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DAN PEMECAHANNYA

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendidik peserta didiknya untuk meyakini, memahami dan. mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau

BAB III METODE PENELITIAN. tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. 33

BAB I PENDAHULUAN. L.W. Stren (dalam Baharuddin, 2009: 73) mengatakan bahwa bakat dapat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tingkat menengah umum berciri khas Agama Islam yang. diselenggarakan oleh Departemen Agama. Lembaga pendidikan ini telah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dibatasi oleh waktu, kapan pun dan dimanapun disepanjang hayatnya. dan yang terpenting adalah mempunyai akhlak dan moral yang baik.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian field reaserch atau lapangan

IMPLEMENTASI ACTIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN AL-QUR'AN HADIS DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SUKOHARJO KELAS X TAHUN AJARAN 2012/2013

METODE TAHFIDZUL QUR AN PROGRAM IBTIDAIYYAH PONDOK PESANTREN IMAM BUKHARI SURAKARTA 2008/2009

A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi pada diri seseorang yang meliputi tiga aspek

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KLASIKAL DALAM PENGAJARAN MEMBACA AL-QURAN

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sikap, perilaku, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang. serta untuk pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya.

BAB III METODE PENELITIAN

KESIAPAN SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SEKOLAH DASAR ISLAM AL HILAL RAWA LUMBU, BEKASI Tahun Ajaran 2008/2009

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Islam di Indonesia dimulai. Pada tahap awal, pendidikan Islam. muslim atau mubaligh dengan masyarakat sekitar sehingga terbentuklah

BAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat. Setiap orang sejak awal sampai akhir sangat berurusan

SKRIPSI. Oleh: DWI ERNAWATI NIM : G

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi kasus dengan

BAB III METODE PENELITIAN. yang dipilih, yaitu pendekatan penelitian kualitatif. 45 Untuk mendeskripsikan

BAB I PENDAHULUAN. SWT. Kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai salah satu rahmat yang tak

BAB I PENDAHULUAN. anak untuk menyerupai orang dewasa, sebaliknya menurut Jean Piaget bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Arab merupakan bahasa al-qur an, bahasa komunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengembangkan sumber daya yang dimiliki yang dilakukan secara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1

BAB III METODE PENELITIAN. salah satu atau jalan pengaturan atau pemeriksaan sesuatu dengan benar. 2 Dengan

BAB I PENDAHULUAN. ketahun maka sekolah dasar harus dipersiapkan dengan sebaik baiknya. genersi yang unggul dari sekolah dasar.

BAB I PENDAHULUAN. suatu ukuran maju mundurnya suatu bangsa. 1. Pendidikan Nasional pada Bab III Pasal 4 menyebutkan bahwa: Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

MANAJEMEN KEUANGAN SEKOLAH DI SMA MUHAMMADIYAH 1 SIMO TAHUN AJARAN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan tidak kalah pentingnya dari keluarga maupun masyarakat.

MODEL PENDIDIKAN HALAQAH WAHDAH ISLAMIYAH MAKASSAR TAHUN 2008

III. METODE PENELITIAN. sekolah tersebut karena merupakan sekolah yang menerapkan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. secara produktif, efektif dan efisien, sehingga menghasilkan lulusan yang

SURAKAR SKRIPSI. Oleh: SUPARTINII G

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. pada PT Duta Bangsa Mandiri bertempat di JI. Raya Bromo Desa Rejo

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sekunder, melainkan kebutuhan primer. Suatu bangsa tidak akan. bisa maju tanpa didukung kualitas pendidikan yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas dan profesionalitas seorang guru, sehingga ke. segera menjadi kenyataan seperti yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk dihafal. Karena keaslian dan kemurnian Al-Qur'an haruslah tetap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. penulis akan mengemukakan metode penelitian induktif. Metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. nilai-nilai ASWAJA dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di MA NU

BAB III METODE PENELITIAN

1 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R & D, (Bandung:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk menciptakan dunia pendidikan yang adaptif terhadap

Transkripsi:

PELAKSANAAN METODE ACTIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN FIQIH BAGI SISWA KELAS VIII PROGRAM KHUSUS MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI SURAKARTA 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.) Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Oleh : DEWI SUCI UTAMI G 000 060 033 FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari pelaksanaan kurikulum. Baik buruknya pendidikan atau mutu lulusan dipengaruhi oleh mutu kegiatan belajar mengajar. Bila mutu lulusannya bagus, dapat diprediksi bahwa mutu kegiatan belajar mengajarnya juga bagus, atau sebaliknya bila mutu belajar mengajarnya bagus, maka mutu lulusannya juga akan bagus. Proses pembelajaran yang hanya menitikberatkan pada aspek kognitif dan kemampuan teknis semata akan melahirkan manusia tukang dan bukan seorang pemimpin yang kaya dengan inovasi dan memiliki komitmen sosial yang kuat (Silberman, 2001: x). Oleh karena itu, proses pembelajaran yang ideal adalah proses pembelajaran yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik karena akan menjadikan siswa mampu bertindak dan berfikir secara aktif dalam berbagai aktivitas di dalam kelas. Dengan pembelajaran yang demikian, siswa mampu mengalami perkembangan dalam kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik serta hasil belajar dapat dimaksimalkan. Untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran, ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan, yaitu mutu guru dalam mengajar, penggunaan metode, penggunaan alat, media dan sumber pembelajaran. Dengan demikian, penggunaan metode merupakan satu hal yang penting dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran. 1

2 Pada umumnya guru lebih menyukai gaya mengajar dengan menggunakan metode ceramah secara monoton, sementara dengan metode tersebut siswa hanya mendengarkannya saja. Akibat dari pola pembelajaran tersebut, maka siswa tidak dapat mengembangkan potensi yang dimiliki, karena guru hanya menjadikan siswa sebagai penampung informasi. Sementara itu, setiap siswa memiliki perbedaan yang unik. Mereka memiliki perbedaan kekuatan, kelemahan, minat, perhatian, latar belakang keluarga, sosial ekonomi, dan lingkungan yang berbeda-beda. Dengan demikian, setiap siswa mempunyai perbedaan dalam kreativitas, inteligensi dan kompetensinya (Mulyasa, 2005: 27). Beragamnya kreativitas, inteligensi dan kompetensi siswa tersebut menuntut suatu pembelajaran yang mengakomodir berbagai keragaman, termasuk juga dalam pembelajaran Fiqih. Fiqih merupakan salah satu mata pelajaran yang penting, karena membahas tentang masalah-masalah hukum Islam dan peraturan-peraturan yang berhubungan dengan kehidupan manusia, baik yang bersifat individu maupun kolektif. Dalam mata pelajaran Fiqih, terdapat beberapa materi yang apabila disampaikan dengan metode Active Learning, diharapkan siswa dapat memahami materi yang diajarkan dengan baik, karena metode Active Learning lebih menekankan pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik siswa, misalnya untuk materi wudhu, tayamum, shalat, umroh, haji, zakat dan lainnya. Metode Active Learning tampaknya cukup tepat digunakan dalam pembelajaran Fiqih. Jika dibandingkan dengan metode ceramah, yang hanya

3 menekankan pada pelajaran aspek kognitif saja, yang membuat siswa kurang begitu tertarik dengan kegiatan pembelajaran, sementara metode Active Learning lebih bisa menekankan pada pelajaran aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Dengan demikian, pembelajaran Fiqih yang semula dianggap dan dirasa kering menjadi sebuah pembelajaran yang diminati oleh siswa. Berpijak pada paparan di atas, penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh tentang pembelajaran Fiqih, khususnya di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Surakarta 1. Madrasah Tsanawiyah Negeri Surakarta 1 adalah salah satu sekolah menengah pertama yang berstatus negeri dan menitikberatkan pada pelajaran agama Islam. Sekolah ini mempunyai suatu program khusus, yaitu Fullday School di mana siswa memulai aktivitas belajarnya dari pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 15.30 WIB. Pada program ini, sekolah mengutamakan pendidikan agama pada siswa, misalnya dengan mengadakan salat sunnah dhuha berjama ah, tadarus bersama, hafalan juz amma dan masih banyak lagi hal lain yang berkaitan dengan pendidikan ke-islaman. Hal itu bertujuan agar nantinya dapat melahirkan generasi dan cendekiawan muslim yang cerdas dan mampu menghafal Al-Qur an serta dapat mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menjaga kepercayaan masyarakat, maka sekolah ini terus berbenah dalam mutu pendidikan. Wujud upaya peningkatan mutu yang ditempuh oleh MTsN Surakarta 1 di antaranya adalah dengan menerapkan metode Active Learning yang

4 merupakan pengembangan untuk peningkatan mutu pendidikan di Indonesia, khususnya di MTsN Surakarta 1. Pada penelitian ini, penulis meneliti siswa kelas VIII Program Khusus, karena pada umumnya siswa kelas VIII sudah dapat menempatkan dirinya dengan baik, sementara siswa di kelas VII baru berada pada proses pengenalan sekolah. Di samping itu, kelas VIII Program Khusus dipilih karena kelas tersebut berbeda dengan kelas yang lain. Waktu belajar mereka lebih lama dibandingkan kelas yang lainnya, sehingga apabila digunakan metode ceramah secara terus menerus dikhawatirkan mereka akan mengalami kebosanan. Dengan adanya metode Active Learning pada kelas Program Khusus diharapkan dapat menciptakan suasana yang menyenangkan bagi siswa dalam proses pembelajaran, sehingga mereka tidak terlalu atau cepat bosan dengan materi yang diajarkan. Pelaksanaan metode Active Learning dalam kegiatan belajar mengajar di MTsN Surakarta 1 merupakan respon yang baik dalam perkembangan mutakhir pada sistem pendidikan di Indonesia, khususnya dalam pembelajaran Fiqih, yang merupakan mata pelajaran penting sekaligus sebagai pendukung mata pelajaran lainnya. Dengan diterapkannya metode Active Learning di MTsN Surakarta 1 khususnya pelajaran Fiqih, siswa tampak lebih semangat belajar karena dalam proses pembelajaran siswa tidak hanya pasif mendengarkan ceramah dari pendidik, akan tetapi siswa juga terlibat secara lebih aktif dalam proses

5 pembelajaran. Dengan demikian, siswa tampak tidak bosan dan mampu memahami pelajaran dengan baik. Berpijak dari uraian uraian latar belakang di atas, mendorong penulis untuk mengangkat permasalahan tersebut menjadi sebuah skripsi dengan judul: Pelaksanaan Metode Active Learning dalam Pembelajaran Fiqih bagi Siswa Kelas VIII Program Khusus Madrasah Tsanawiyah Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2009/2010. B. Penegasan Istilah Untuk menghindari berbagai macam penafsiran terhadap judul di atas, maka terlebih dahulu penulis perlu menjelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam judul skripsi di atas. 1. Active Learning Yaitu suatu metode pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar secara aktif, mereka secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari mata pelajaran, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam suatu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata (Zaini, 2002: xvi). 2. Pembelajaran Fiqih Menurut Sagala (2003: 61), pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi

6 dua arah, mengajar dilakukan oleh guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid. Sedangkan Fiqih dalam hal ini adalah Fiqih Islam, yaitu pelajaran yang membahas tentang dua hal, pertama: Ibadat, yaitu hukum-hukum yang ditentukan dengan tujuan utamanya untuk mendekatkan diri kepada Allah. Hukum ini telah ditegaskan di dalam nash dan berkeadaan tetap, tidak dipengaruhi oleh perkembangan masa dan perbedaan tempat dan wajib diikuti dengan tidak perlu menyelidiki makna dan maksudnya. Kedua: Adat, yaitu hukum-hukum yang ditetapkan untuk menyusun dan mengatur hubungan perorangan dan hubungan masyarakat, atau untuk mewujudkan kemashlahatan dunia. Hukum-hukum ini dapat dipahami maknanya dan selalu diperhatikan uruf-uruf dan kemashlahatannya sehingga dapat berubah menurut perubahan masa, tempat dan situasi. Oleh karena itu, hukum mengenai adat (mu amalah) ini, kebanyakan hukumnya bersifat keseluruhan berupa kaidah-kaidah yang umum disertai dengan illatillatnya (Ash Shiddieqy, 1993: 21). Hal-hal yang berkenaan di atas tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari, karena seseorang akan selalu berhubungan dengan halhal ibadah dan mu amalah tersebut, sehingga pendidik harus berupaya semaksimal mungkin agar mata pelajaran Fiqih dapat diterima oleh siswa dengan optimal, dan siswa dapat menjalankan ibadahnya dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan Islam.

7 3. Program Khusus Pada program ini, sekolah mengutamakan pendidikan agama bagi siswa. Hal itu bertujuan agar nantinya dapat melahirkan generasi dan cendekiawan muslim yang cerdas dan mampu menghafal Al-Qur an serta dapat mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian yang dimaksud dengan judul Pelaksanaan Active Learning dalam Pembelajaran Fiqih adalah suatu metode pembelajaran yang disengaja oleh pendidik untuk mengajak siswa agar aktif dalam pembelajaran Fiqih di kelas VIII Program Khusus di MTsN Surakarta 1. C. Rumusan Masalah Rumusan masalah ini dimaksudkan agar penelitian tidak melebar permasalahannya, sehingga mudah untuk memahami hasilnya. Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan di atas, maka rumusan masalahnya adalah: 1. Bagaimana pelaksanaan metode Active Learning pada pembelajaran Fiqih bagi siswa kelas VIII Program Khusus di MTsN Surakarta 1? 2. Apa faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan metode Active Learning pada mata pelajaran Fiqih bagi siswa kelas VIII Program Khusus di MTsN Surakarta 1? D. Tujuan Penelitian yaitu: Penelitian ini dilakukan dalam rangka untuk mencapai suatu tujuan,

8 1. Mengetahui pelaksanaan metode Active Learning pada pembelajaran Fiqih bagi siswa kelas VIII Program Khusus di MTsN Surakarta 1. 2. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan metode Active Learning pada pembelajaran Fiqih bagi siswa kelas VIII Program Khusus di MTsN Surakarta 1. E. Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan khazanah keilmuan dalam bidang ilmu pendidikan, khususnya pembelajaran Fiqih. 2. Secara Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat: a. Memberikan kontribusi berupa penyajian informasi ilmiah untuk menyempurnakan pelaksanaan metode Active Learning dalam pembelajaran Fiqih. b. Memberikan sumbangan pemikiran kepada para guru MTsN Surakarta 1 dalam usahanya untuk meningkatkan kualitas proses pengajaran dan pembelajaran siswa, sehingga nantinya dapat melahirkan generasi dan cendekiawan muslim yang mampu mengamalkan ibadah dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan tuntunan agama Islam.

9 c. Memberikan sumbangan ilmiah bagi kalangan akademisi yang mengadakan penelitian, baik meneruskan maupun mengadakan riset baru tentang tema yang sejenis. F. Kajian Pustaka Berdasarkan hasil kajian penulis, penelitian semacam ini juga pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, di antaranya: 1. Ita Isdiyanti (STAIN Surakarta, 2006) dengan judul skripsi Pelaksanaan Metode Active Learning dalam Pembelajaran PAI Kelas III SD Islam Al- Azhar 28 Solo Baru. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pelaksanaan metode Active Learning dalam pembelajaran PAI kelas III SD Islam Al Azhar 28 Solo Baru dilakukan dengan berbagai cara, yaitu: dengan membagi siswa menjadi beberapa kelompok di awal pelajaran, guru memfasilitasi anak dengan mempersiapkan beberapa alat edu game, serta di akhir pelajaran guru selalu memberikan tugas di lembar kerja. Adapun kendala yang dialami adalah ketika kegiatan belajar berlangsung ada beberapa siswa yang membuat keributan, sehingga siswa lain menjadi terganggu, serta tidak semua mata pelajaran dapat disampaikan dengan menggunakan metode permainan. 2. Ahmad Zanin Nu man (UMS, 2007) dengan judul skripsi Metode Active Learning dalam Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Aliyah Keagamaan Darul Falah Sirahan Kecamatan Cluwek Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2006-2007, menyimpulkan bahwa dalam pembelajaran Bahasa Arab di MAK Darul Falah para guru menggunakan metode antara lain Broken Teks (Teks

10 Acak), True or False (Benar atau Salah), Rotating Roles (Permainan Bergilir), Muhadloroh (Latihan Pidato), Mutholaah (Diskusi Kitab) dan Idzaah. Faktor pendukungnya: Lingkungan gedung yang strategis dan nyaman untuk kegiatan belajar mengajar, fasilitas yang cukup memenuhi untuk metode Active Learning, dan guru dari lulusan Tarbiyah sehingga dapat menguasai metode tersebut. Faktor penghambat: Kuatnya pengaruh budaya pola pembelajaran kurikulum lama terhadap siswa, penyediaan alokasi waktu mengajar yang relatif kurang, ada beberapa siswa yang gaduh ketika kegiatan pembelajaran dan kecepatan siswa menerima pelajaran yang tidak sama. 3. Mazir Naser Nahdi (UMS, 2009) dengan judul skripsi Penerapan Metode Active Learning pada Pembelajaran Aqidah Akhlak di Kelas VII Sekolah Menengah Al Firdaus Desa Mendungan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2008-2009, menyimpulkan bahwa proses pembelajaran Aqidah Akhlak di SMP Al Firdaus dilakukan dengan tiga tahap, yaitu tahap membuka pelajaran, tahap menyampaikan materi dan tahap mengakhiri pelajaran. Selanjutnya guru selain menggunakan metode ceramah juga menggunakan metode Active Learning, di antaranya: Tanya jawab, diskusi, dan card sort. Akan tetapi dari beberapa metode Active Learning, para guru lebih banyak menggunakan metode ceramah sehingga tidak maksimal kegiatan belajar mengajar dan hasil tujuan yang dicapai.

11 Dari beberapa hasil kajian pustaka yang dipaparkan di atas, ternyata belum ada peneliti yang meneliti judul tersebut di atas, demikian juga lokasinya. Oleh karena itu penelitian ini memenuhi unsur kebaruan. G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan berada langsung dengan objek, terutama dalam usahanya memperoleh data dan berbagai informasi (Nawawi, 2005: 24). Di samping itu, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang prosedurnya menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang dan pelaku yang diamati (Moleong, 2000: 35). 2. Metode Penentuan Subjek Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang akan meneliti semua elemen dalam suatu wilayah penelitian, maka penelitiannya disebut populasi atau studi sensus (Arikunto, 1993: 102). Dalam penelitian ini, pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, yaitu pemilihan sekelompok subjek didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Marzuki, 2002: 51). Penulis menggunakan purposive sampling karena kelas yang akan diteliti dapat

12 ditentukan dengan mengacu pada latar belakang masalah dan tujuan penelitian. 3. Metode Pengumpulan Data Penulis menggunakan beberapa metode untuk dapat mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, di antaranya: a. Observasi Observasi adalah suatu metode pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan secara sistematis mengenai fenomena yang diselidiki (Hadi, 1995: 136). Metode ini penulis gunakan untuk mengamati, mendengarkan dan mencatat langsung terhadap pelaksanaan metode Active Learning dalam pembelajaran Fiqih, faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan metode-metode tersebut. b. Interview Interview adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (Interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Interviewee) (Arikunto, 1998: 126). Metode ini penulis gunakan untuk mencari data yang berhubungan dengan metode yang digunakan serta usaha lain dalam kegiatan pembelajaran Fiqih yang dalam hal ini dilakukan kepada Kepala Sekolah dan guru Fiqih. c. Dokumentasi Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, surat kabar, majalah, prasasti, notulen,

13 rapat, legger, agenda (Arikunto, 1998: 159). Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang sejarah berdirinya MTsN Surakarta 1, letak geografis, struktur organisasi, visi dan misi, keadaan guru dan karyawan, keadaan siswa, sarana prasarana dan kurikulum. 4. Metode Analisis Data Setelah data terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis data dengan menggunakan metode deskriptif yang sifatnya kualitatif, yaitu perolehan data yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan (Arikunto, 1989: 196). Metode tersebut dilakukan dengan tiga langkah, yaitu (a) reduksi data (data reduction), (b) penyajian data (data display), (c) penarikan kesimpulan atau verifikasi (Miles, 1992: 16). Ketiga langkah tersebut dilakukan secara interaktif. Pada tahap pertama, akan dilakukan kategorisasi dan pengelompokkan data yang lebih penting, yang lebih bermakna dan yang relevan dengan tujuan penelitian, sehingga kesimpulan-kesimpulan akhirnya dapat ditarik kesimpulan dan diverifikasi. Pada tahap kedua, data yang telah direduksi akan disajikan dalam bentuk narasi. Pada tahap ketiga, data yang disajikan pada tahap kedua akan ditarik kesimpulan. Pada penelitian ini penulis menggunakan teknik pengambilan kesimpulan dengan teknik induktif, yaitu suatu cara pengambilan kesimpulan yang didasarkan pada data yang bersifat khusus kemudian digeneralisasikan pada hal-hal yang bersifat umum (Hadi, 1981: 70).

14 H. Sistematika Penulisan Skripsi disusun dalam lima bab, yang secara sistematis dapat dijabarkan sebagai berikut: BAB I Pendahuluan, yang berisi: latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II Metode Active Learning dan pembelajaran Fiqih yang terdiri dari dua bagian, bagian pertama berisi: metode Active Learning yang meliputi pengertian Active Learning, prosedur belajar aktif, karakteristik Active Learning, macam-macam metode Active Learning, kelebihan dan kekurangan metode Active Learning. Bagian kedua berisi: pembelajaran Fiqih yang meliputi pengertian Fiqih, fungsi dan keutamaan Fiqih, pengertian pembelajaran Fiqih, tujuan pembelajaran Fiqih, hukum mempelajari Fiqih, metode pembelajaran Fiqih, dan pokok pembahasan Fiqih. BAB III Pelaksanaan Metode Active Learning dalam Pembelajaran Fiqih di MTsN Surakarta 1 yang terdiri dari dua bagian, bagian pertama berisi: gambaran umum MTsN Surakarta 1 yang meliputi letak geografis, sejarah berdirinya, visi dan misi, struktur organisasi, keadaan guru, karyawan dan siswa, pestasi madrasah. Bagian kedua berisi: pelaksanaan metode Active Learning serta faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan metode Active Learning pada pembelajaran Fiqih di MTsN Surakarta 1.

15 BAB IV Analisis Data, yang berisi: Analisis terhadap pelaksanaan metode Active Learning serta faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan metode Active Learning pada pembelajaran Fiqih di MTsN Surakarta 1. BAB V Penutup, yang terdiri dari: kesimpulan, saran dan kata penutup.