BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN LATIHAN DAN

I. PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang sangat digemari. masyarakat, di desa maupun di kota sering kali dijumpai orang yang

commit to user BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Permainan Sepakbola

BAB I PENDAHULUAN. tua, orang muda, bahkan anak-anak. Banyak diantara anak-anak yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN TEORI. regu, masing masing regu terdiri dari sebelas orang pemain termasuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. Kemampuan ini saling melengkapi satu sama lainnya karena setiap bola yang. dioper harus diterima dan dikontrol oleh rekan seregu.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian Anggi Sugiyono, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Moch.Vichi Fadhli Rachman, 2015 PENGARUH LATIHAN UMPAN KOMBINASI TERHADAP DOMINASI BALL POSSESSION DALAM CABANG OLAHRAGA SEPAK BOLA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kemampuan dan teknik yang tinggi. Dimana dalam sepak bola terdapat. banyak unsur-unsur yang harus dikuasai para pemainnya dari

TEORI DAN METODOLOGI LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Permainan sepakbola yang searah dengan filosofi kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup digemari dan diminati serta seringkali dipertandingkan antar kelas maupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Fitria Dwi Andriyani, M.Or.

II. TINJAUAN PUSTAKA. regu yang saling berhadapan dengan masing-masing regu terdiri dari sebelas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga salah satu cara untuk membina dan mempertahankan kesegaran

Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol. 14 (1) Januari Juni 2015: 24-34

BAB II KAJIAN PUSTAKA Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sampai menjadi permainan sepakbola yang modern seperti sekarang ini.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah passing, dribbling, controlling, dan shooting. Untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum pendidikan jasmani. Upaya meningkatkan keterampilan bermain

BAB II KAJIAN TEORITIS. Sepak bola merupakan olahraga yang paling terkenal di dunia. Lebih dari 200 juta orang

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan manusia untuk bergerak dan melakukan pekerjaan yang dilakukan. Giriwijoyo (2007:23) menjelaskan bahwa:

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS. terbukti hampir diseluruh dunia memainkan olahraga ini. Menurut Sindhu dkk

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. bidang ilmu dan teknologi serta bidang lainnya, termasuk olahraga. Olahraga

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang sepak bola bagi sebahagian orang tidak hanya

KRITIK TERHADAP PENDEKATAN TRADISIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Aji Rasa Kurniawan, 2014 HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN HASIL SHOOTING 8 METER CABANG OLAHRAGA FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, dari anak-anak, dewasa, dan orang tua, pria, maupun wanita. Hakekat sepakbola menurut Sucipto (1999:7) bahwa.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan melalui pembinaan di usia dini baik dari kemampuan teknik taktik dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuda Muhammad Awaludin, 2013

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kebugaran seseorang, semakin kuat juga fisik seseorang tersebut.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. permainan yang cukup cantik dan menarik bagi siapapun.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cabang olahraga yang sangat digemari dan paling populer di

BAB I PENDAHULUAN. khususnya olahraga prestasi. Olahraga prestasi yang dimaksud dalam

MODEL PEMBELAJARAN PASSING SEPAK BOLA DI SD

PENGARUH METODE KOOPERATIF DAN KOMANDO TERHADAP KETERAMPILAN TEKNIK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan terasa kurang lengkap jika tidak ada pendidikan jasmani.

1. PENDAHULUAN. pembinaan warga masyarakat dan peserta didik melalui pendidikan jasmani dan. pembangkitan motivasi harus dimulai pada usia dini.

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang masuk ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. digemari oleh sebagian besar manusia yang ada di bumi ini. Sepak bola. akan tetapi dituntut suatu prestasi yang optimal.

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. kalangan masyarakat dan sekarang ini banyak pemain yang berlomba-lomba

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus manusia untuk mengulangi masalah-masalah yang di hadapi

MOCHAMAD AGUNG JUNIARTO,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan permainan sepakbola saat ini sangat pesat sekali, hal ini bisa

I. PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang banyak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atlet mencapai prestasi yang lebih baik sesuai harapan.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Permainan boleh dilakukan dengan seluruh bagian badan kecuali dengan. menggunakan anggota bandanya, dengan kaki maupun tangan.

2014 PENGARUH METODE LATIHAN MENTAL IMAGERY TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN PASSING DAN STOPPING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PASSING DALAM BERMAIN SEPAKBOLA DENGAN MENERAPKAN PEMBELAJARAN YANG INOVATIF

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. pertandingan tingkat lokal, regional hingga tingkat dunia. Berjuta-juta pasang

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Hakikat Menendang Bola dengan kaki bagian dalam

BAB II KAJIAN TEORITIS. kaki, kepala, dan dada. Hanya penjaga gawang yang disahkan memakai tangan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga sekarang ini telah menjadi kebutuhan setiap individu,

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Penjaskesrek.

BAB I PENDAHULUAN. dalam ruang lingkup Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sepak bola

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

baik dan benar. Para pemain sebaiknya berlatih dengan rutin dan penuh

BAB I PENDAHULUAN. meliputi: ketahanan (endurance), kekuatan (strength) dan kecepatan (speed).

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup sehat yang lebih baik lagi. Olahraga adalah proses sistematik yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tujuan dari olahraga adalah untuk pendidikan, rekreasi, dan

Materi: Konsep Dasar Pendekatan Taktik dalam Permainan Sepakbola. Pembelajaran Pendidikan Jasmani di sekolah masih cenderung dilaksanakan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat, dan

PERBEDAAN EFEKTIFITAS TENDANGAN PENALTI DENGAN MENGGUNAKAN KAKI BAGIAN DALAM DAN PUNGGUNG TIM SEPAK BOLA UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN 2015

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Santoso Giriwijoyo (2012:73 ) Pendidikan jasmani adalah kegiatan

I. PENDAHULUAN. masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain, yang lazim disebut. sebanyak-banyaknya ke dalam gawang lawan dan mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. pemain diberikan teknik-teknik dasar sepakbola yang baik dan benar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Penjaskesrek.

PENGARUH LATIHAN FOOT SPEED LADDER DRILLS TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN MENGGIRING BOLA PADA CABANG OLAHRAGA SEPAK BOLA BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga populer di dunia

I. PENDAHULUAN. regu yang masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain yang. dan mempertahankan gawangnya jangan sampai kemasukan,

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga peserta didik dapat mengalami perubahan yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Permainan Sepakbola Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang sangat digemari oleh seluruh lapisan masyarakat, baik di kota maupun di desa. Perkembangan sepakbola di Indonesia semakin pesat karena pembinaan dilakukan sejak usia dini melalui sekolah-sekolah sepak bola (SSB) yang tersebar di segenap penjuru tanah air. Penguasaan teknik dasar merupakan suatu prasyarat yang harus dimiliki oleh pemain. Faktor yang penting dan berpengaruh yang dibutuhkan dalam permainan sepakbola adalah teknik dasar permainan sepakbola yang harus dikuasai oleh para pemain. Sepakbola merupakan cabang olahraga permainan yang disenangi hampir oleh semua orang. Permainan sepakbola memiliki daya tarik yang berbeda dengan cabang olahraga permainan lainnya. Beltasar Tarigan (2001: 2) menyatakan, Daya tarik permainan sepakbola adalah keterampilan memperagakan kemampuan dalam mengolah bola, penampilan usaha yang sungguh-sungguh penuh perjuangan, gerakan yang dinamis, disertai dengan kejutan-kejutan taktik, yang membuat penonton kagum melihatnya. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, sepakbola merupakan olahraga permainan yang di dalam pelaksanaan permainannya memiliki karakteristik tersendiri, yaitu penampilan seorang pemain sangat bergantung pada kemampuannya dalam memainkan bola, memecahkan masalah yang terjadi di dalam permainan yaitu, memperagakan sebuah teknik yang serasi, ditinjau dari posisi lawan dan kawan, kemampuan fisik dan mental yang baik, kemampuan memperagakan taktik dan strategi permainan baik individu, kelompok maupun tim, usaha yang sungguh-sungguh dan kerjasama yang kompak dalam satu tim untuk memenangkan pertandingan. Kemampuan-

kemampuan tersebut harus didukung penguasaan teknik dasar bermain sepakbola yang baik. 7 a. Tujuan Permainan Sepakbola Menurut Sucipto, Sutiyono. Bambang, Thohir. Indra M, dan Nurhadi (2000: 7) mengatakan bahwa, Sepakbola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain dan salah satunya adalah penjaga gawang. Hampir seluruh permainan dilakukan dengan keterampilan mengolah bola dengan kaki, kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan seluruh anggota badannya dengan kaki dan tangan. Tujuan dari masing-masing kesebelasan adalah berusaha untuk memasukkan bola ke gawang lawan sebanyak mungkin dan berusaha menggagalkan serangan lawan untuk melindungi serangan atau menjaga gawangnya agar tidak kemasukan bola. Dalam permainan sepakbola para pemain dituntut untuk dapat menerapkan berbagai teknik ke dalam pola taktik dan strategi serta kerja sama tim yang kompak agar dapat memperoleh kemenangan. Prinsip dalam sepakbola sederhana sekali yaitu membuat gol dan mencegah jangan sampai lawan berbuat sama terhadap gawang sendiri. Pendapat dikemukakan Beltasar Tarigan (2001: 2) bahwa, Sepakbola adalah pemecahan masalah, bagaimana memperagakan sebuah teknik yang serasi, ditinjau dari posisi lawan dan kawan. Pengetahuan tentang taktik strategi bermain sepakbola sangat penting. Pendapat lain juga dikemukakan oleh Soekatamsi (1988: 12) bahwa, Semua pemain sepakbola harus menguasai teknik dasar dan keterampilan bermain sepakbola, karena orang akan menilai sampai mana teknik dan keterampilan para pemain dalam hal menendang bola, memberikan bola, menyondol bola, menembakkan bola ke gawang lawan untuk mencetak gol. Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, tujuan permainan sepakbola adalah mencapai kemenangan. Untuk mencapai kemenangan dibutuhkan penguasaan teknik, taktik dan strategi yang baik,

8 sehingga mempunyai peluang untuk memasukkan bola ke gawang lawan sebanyak-banyaknya. Selain itu juga, kerja sama yang kompak dalam satu tim juga sama pentingnya untuk memperoleh kemenangan. Sebaik apapun keterampilan yang dimiliki seorang pemain tanpa kerja sama yang baik antar pemain yang satu dengan lainnya dalam satu tim, maka akan sulit memperoleh kemenangan. Dan apa yang dilakukan pemain-pemain secara perorangan harus bermanfaat bagi kesebelasannya. Kesebelasan tanpa koordinasi atau kerjasama dalam satu regu, maka penampilan yang sempurna dari setiap pemain hanya akan mempunyai arti kecil. Menurut Beltasar Tarigan (2001: 3) bahwa, Dalam permainan sepakbola, keterampilan-keterampilan yang dimiliki pemain tidak bisa dipisahkan dari satu kesatuan tim dan tidak akan pernah ia menggunakannya sendiri. Artinya, keterampilan-keterampilan yang dimiliki seorang pemain, tidak pernah merupakan tujuan tersendiri. Berdasarkan penjelasan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa, sepakbola merupakan olahraga permainan beregu yang menuntut kualitas taktik dan teknik serta kerjasama yang kompak dalam satu tim untuk memperoleh kemenangan. Sebaik apapun teknik dan taktik yang dimilki suatu tim, tanpa kerjasama yang kompak akan sulit memenangkan suatu pertandingan. b. Hal Mendasar yang Harus Dikuasai dalam Permainan Sepakbola Sepakbola merupakan olahraga permainan yang memiliki gerakan yang cukup kompleks, sehingga setiap pemain harus memiliki yang baik untuk digunakan dalam permainan dan pertandingan. Kemenangan suatu tim tercipta melalui kerjasama yang kompak dalam satu tim. Beltasar Tarigan (2001: 3) menyatakan, Dalam permainan sepakbola, keterampilanketerampilan yang dimiliki pemain tidak bisa dipisahkan dari satu kesatuan tim dan tidak pernah ia akan menggunakannya sendiri. Artinya, keterampilan-keterampilan yang dimiliki seorang pemain, tidak pernah merupakan tujuan tersendiri.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, kualitas individu atau tim suatu kesebelasan sangat dipengaruhi oleh tingkat penguasaan teknik dasar sepakbola oleh para pemainnya. Ini artinya, faktor yang mendasar dan harus dikuasai seorang pemain sepakbola adalah menguasai teknik dasar bermain sepakbola. Dalam usaha meningkatkan mutu permainan ke arah prestasi, maka masalah teknik merupakan salah satu persyaratan yang menentukan. Menurut Soekatamsi (1988: 20) bahwa, Pemain pertama-tama (permulaan) harus menguasai macam-macam teknik dasar bermain sepakbola. Seorang pemain sepakbola yang tidak menguasai keterampilan teknik dasar bermain sepakbola tidaklah mungkin akan menjadi pemain yang baik. Hal senada dikemukakan Remmy Muchtar (1992: 27) bahwa: Untuk dapat bermain sepakbola dengan baik perlu menguasai teknik dengan baik pula. Tanpa penguasaan teknik yang baik tidak mungkin dapat menguasai atau mengontrol bola dengan baik. Dan tanpa kemampuan menguasai bola dengan baik, tidak mungkin dapat menciptakan kerjasama dengan pemain lain. Sedangkan kerjasama adalah inti dari permainan sepakbola. Menguasai teknik dasar bermain sepakbola merupakan faktor yang mendasar dan harus dilatihkan sejak awal berlatih sepakbola. Dengan menguasai teknik dasar bermain sepakbola dengan baik, maka memberi peluang yang besar untuk memenangkan pertandingan dan meraih prestasi yang optimal. Strategi atau taktik permainan sebaik apapun, jika pemainnya tidak menguasai teknik dasar sepakbola dengan baik, taktik atau strategi tersebut tidak ada manfaatnya. Seperti dikemukakan Josef Sneyers (1990: 24) bahwa, Dilihat dari segi taktis, mutu permainan suatu kesebelasan ditentukan oleh penguasaan teknik dasar. Semakin terampil seorang pemain dengan bola, dan semakin mudah ia dapat (tanpa kehilangan bola) meloloskan diri dari suatu situasi, semakin baik jalannya pertandingan bagi kesebelasannya. Dengan menguasai teknik dasar bermain sepakbola akan dapat mendukung penampilannya baik secara individu maupun tim. Semakin baik 9

seorang pemain menguasai teknik dasar bermain sepakbola, maka ia akan memiliki keterampilan teknik bermain sepakbola yang baik. 10 2. Teknik Dasar Bermain Sepakbola a. Macam-macam Teknik Dasar Bermain Sepakbola Ditinjau dari pelaksanaan permainan sepakbola bahwa, gerakangerakan yang terjadi dalam permainan adalah gerakan-gerakan dari badan dan macam-macam cara memainkan bola. Gerakan badan dan cara memainkan bola adalah dua komponen yang saling berkaitan dalam pelaksanaan permainan sepakbola. Gerakan-gerakan maupun cara memainkan bola tersebut terangkum dalam teknik dasar bermain sepakbola. Seperti dikemukakan oleh Remmy Muchtar (1992: 27) bahwa, Berdasarkan gerakan-gerakan yang terjadi dalam permainan sepakbola, teknik sepakbola dibagi atas teknik badan dan teknik bola. Selain itu Soekatamsi (1988: 34), menyatakan bahwa, Teknik bermain sepakbola dibagi menjadi dua yaitu : (1) Teknik tanpa bola, (2) Teknik dengan bola. Berdasarka dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa teknik dasar bermain sepakbola dibagi menjadi dua macam yaitu teknik tanpa bola (teknik badan) dan teknik dengan bola. Teknik badan atau teknik tanpa bola pada dasarnya bertujuan untuk mengembangkan kemampuan fisik untuk mencapai kesegaran jasmani ( ) agar dapat bermain sepakbola dengan sebaik-baiknya. Menurut Soekatamsi (1988: 34) unsur-unsur teknik tanpa bola terdiri dari : (1) Lari cepat dan mengubah arah, (2) Melompat dan meloncat, (3) Gerak tipu tanpa bola dan, (4) Gerakan-gerakan khusus untuk penjaga gawang. Teknik dengan bola pada dasarnya yaitu semua gerakan-gerakan dengan bola. Kemampuan seorang pemain dalam memainkan bola akan sangat membantu penampilannya dalam bermain sepakbola. Oleh karena itu, setiap pemain harus mempelajari unsur-unsur teknik dengan bola secara seksama. Unsur-unsur teknik dengan bola menurut Remmy Muchtar (1992: 29) terdiri dari :

11 1) Teknik menendang bola. 2) Teknik menahan bola ( ). 3) Teknik menggiring bola ( ). 4) Gerak tipu. 5) Tenik menyundul bola ( ). 6) Teknik merebut bola ( ). 7) Teknik lemparan ke dalam ( - ). 8) Teknik penjaga gawang. Unsur teknik tanpa bola maupun teknik dengan bola pada prinsipnya memiliki keterkaitan yang erat dalam pelaksanaan bermain sepakbola. Kedua teknik tersebut saling mendukung dan saling berhubungan. Kedua teknik dasar tersebut harus mampu diaplikasikan dan dikombinasikan di dalam permainan menurut kebutuhannya. Kualitas dan kemampuan teknik yang baik akan mendukung penampilan seorang pemain dan kerjasama tim. Semakin baik kualitas teknik yang dimiliki, maka penguasaan permainan akan semakin baik, sehingga akan memberikan peluang untuk memenangkan pertandingan. b. Manfaat Teknik Dasar Bermain Sepakbola Baik dan tidaknya penampilan seorang pemain sepakbola sangat bergantung pada penguasaan teknik yang dimiliki. Menurut Josef Sneyers (1990: 24), Dilihat dari segi taktis, mutu permainan suatu kesebelasan ditentukan oleh penguasaan teknik dasar. Sedangkan Remmy Muchtar (1992: 27) berpendapat, Untuk dapat bermain sepakbola dengan baik perlu menguasai teknik dengan baik pula. Tanpa penguasaan teknik yang baik tidak mungkin dapat menguasai atau mengontrol bola dengan baik, dan tanpa kemampuan menguasai bola dengan baik, tidak mungkin dapat menciptakan kerjasama dengan pemain lain. Berdasarkan kedua pendapat tersebut di atas menunjukkan bahwa, menguasai teknik dasar bermain sepakbola mempunyai peran penting terhadap penampilan seorang pemain baik secara individu maupun secara kolektif, serta mendukung penerapan taktik dan strategi dalam permainan. Dengan penguasaan teknik dasar bermain sepakbola yang baik, maka akan

mampu melakukan kerjasama yang kompak dalam satu tim, sehingga akan meningkatkan kualitas permainan untuk memperoleh kemenangan. 12 3. Teknik Dasar Menggiring Bola a. Pengertian Menggiring Bola Keterampilan menggiring bola merupakan salah satu teknik yang sangat besar peranannya dalam permainan sepakbola. Menurut Sucipto dkk (2000: 28) menggiring bola, Menendang terputus-putus atau pelan-pelan. Menggiring bola bertujuan antara lain untuk mendekati jarak ke sasaran, melewati lawan, dan menghambat permainan. Sedangkan menurut Soekatamsi (1988: 158), Menggiring bola diartikan dengan gerakan lari menggunakan kaki mendorong bola agar bergulir terus-menerus di atas tanah. Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa menggiring bola adalah gerakan lari sambil membawa bola dengan kaki, dimana bola didorong dengan bagian kaki agar terus-menerus bergulir di atas tanah secara terputus-putus dengan tujuan untuk mendekati jarak ke sasaran, melewati lawan, dan menghambat permainan atau menahan bola dalam penguasaan. b. Prinsip-prinsip Menggiring Bola Agar menggiring bola tetap dalam penguasaan dan tidak mudah direbut oleh lawan, maka harus memperhatikan prinsip-prinsip menggiring bola. Prinsip-prinsip menggiring bola menurut Soekatamsi (1988: 158) adalah sebagai berikut : 1) Bola di dalam penguasaan pemain, tidak mudah direbut oleh lawan dan bola selalu terkontrol. 2) Di depan pemain terdapat daerah kosong artinya bebas dari lawan. 3) Bola digiring dengan kaki kanan atau kiri, tiap langkah kaki kanan atau kiri mendorong bola ke depan, jadi bola didorong bukan ditendang. Irama sentuhan pada bola tidak merubah irama langkah kaki.

4) Pada waktu menggiring bola pandangan mata tidak boleh selalu tertuju pada bola saja, akan tetapi harus pula memperhatikan situasi sekitar dan lapangan atau posisi lawan. 5) Badan agak condong ke depan, gerakan tangan bebas seperti pada waktu lari biasa. Pendapat lain menurut Joseph A. Luxbacher (2004: 49), yang mengemukakan bahwa keberhasilan menggiring bola dengan cepat ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain : 1) Persiapan : a) Postur tubuh tegak b) Bola di dekat kaki c) Kepala tegak untuk melihat lapangan dengan baik 2) Pelaksanaan : a) Fokuskan perhatian pada bola b) Tendang bola dengan permukaan in step atau out side instep sepenuhnya c) Dorong bola ke depan : a) Kepala tegak untuk melihat b) Bergerak mendekati bola c) Dorong bola ke depan Prinsip-prinsip menggiring bola merupakan bagian-bagian yang tidak boleh dihiraukan yang meliputi penguasaan bola, keadaan pemain yang bebas dari lawan, sentuhan kaki terhadap bola, pandangan mata dan gerakan tubuh yang sesuai dengan alur bola. Dengan memperhatikan prinsip-prinsip menggiring bola tersebut di atas, diharapkan tujuan akan tercapai. Sehingga bola yang digiring kemungkinan akan selalu lengket dengan kaki dan mudah bergerak serta bola tidak mudah direbut oleh lawan. 13 c. Macam-macam Cara Menggiring Bola Dilihat dari perkenaan kaki ke bola, menggiring bola dapat dilakukan bermacam-macam. Menurut Soekatamsi (1988: 159-160) pada prinsipnya menggiring bola dapat dilakukan dengan menggunakan tiga bagian kaki yaitu, (1) menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian dalam, (2) menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian luar, (3) menggiring bola dengan kura-kura kaki penuh. Dari ketiga bagian kaki

baik. Maka dalam pelaksanaannya seringkali terjadi kesalahan, sehingga bola lebih mudah direbut oleh lawan. Menurut Joseph A. Luxbacher (2004: 51), kesalahan yang sering terjadi pada saat menggiring bola antara lain : 1) Bola menggelinding terlalu jauh dari kaki dan berada di luar jangkauan. 2) Bola terselip di sela-sela kaki saat melakukan. 3) Mengubah arah dengan cepat dan menggiring bola ke arah lawan. Selanjutnya cara untuk memperbaiki kesalahan pada saat menggiring bola menurut Joseph A. Luxbacher (2004: 51), sebagai berikut : 1) Jaga bola agar tetap berada di bawah tubuh, serapat mungkin dengan kaki. Dari posisi tersebut mengubah arah dengan cepat dan bola selalu berada di bawah kontrol. Gunakan sentuhan yang halus saat menggiring bola. 2) Jangan terlalu bersemangat atau melakukan terlalu banyak gerakan tubuh yang berbeda. Kuasailah sedikit gerakan saja dan gunakanlah untuk mengalahkan lawan. 3) Jaga agar kepala tetap tegak sesering mungkin saat menggiring bola. Penglihatan lapangan yang baik sama pentingnya dengan mempertahankan kontrol bola yang rapat. 16 Berdasarkan pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa posisi kaki sangat penting dalam melakukan. Selain itu, dalam melakukan menggiring bola yang baik sangat diperlukan kemampuan gerak dasar tingkat tinggi, dengan kemampuan gerak dasar yang rendah maka gerakan-gerakan tersebut mustahil dapat dilakukan dengan baik. d. Kegunaan Menggiring Bola Menggiring bola pada dasarnya bertujuan untuk melewati lawan, menahan bola, dan memberikan operan kepada teman satu tim. Hal terpenting dan harus diperhatikan saat menggiring bola yaitu dilakukan pada situasi yang tepat di daerah pertahanan lawan. Joseph A. Luxbacher (2004: 47) menyatakan, Keterampilan menggiring bola yang digunakan dalam situasi yang tepat dapat merusakkan pertahanan lawan. Menurut Beltasar Tarigan (2001: 70) menyatakan bahwa : Melalui kemampuan yang dimiliki (menggiring bola), biasanya pemain lawan melakukan penjagaan lebih dari satu orang. Akibatnya,

lawan terpaksa keluar dari posisinya untuk mencegah kecepatan dan kelincahan yang sangat berbahaya. Dalam keadaan tersebut, pemain penyerang dengan cerdiknya memberikan umpan kepada temannya yang leluasa untuk menendang bola ke gawang lawan. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa menggiring bola akan memberi manfaat dalam suatu tim jika dilakukan di daerah pertahanan lawan. Pemain yang terampil menggiring bola harus mampu memanfaatkannya dalam situasi yang tepat. Hal ini dikarenakan pemain yang terampil menggiring bola akan mampu membuka atau mengacaukan pertahanan lawan. Seringkali pemain yang terampil menggiring bola dijaga atau dihadang oleh lebih dari satu pemain. Kondisi yang demikian dapat dimanfaatkan untuk mencetak gol ke gawang lawan yaitu dengan cara mengoperkan bola kepada teman setim yang leluasa untuk melakukan tembakan ke gawang lawan. Tetapi pada dasarnya menggiring bola memiliki kegunaan untuk melewati lawan, untuk mencari kesempatan memberikan bola umpan kepada teman dengan tepat, untuk menahan bola tetap dalam penguasaan, menyelamatkan bola apabila tidak terdapat kemungkinan atau kesempatan untuk segera memberikan operan kepada teman. 17 4. Latihan a. Pengertian Latihan Latihan merupakan suatu proses yang harus dilaksanakan oleh seorang atlet untuk mencapai prestasi yang setinggi-tingginya. Berikut ini disajikan pengertian latihan secara umum yang dikemukakan oleeh beberapa ahli, sebagai berikut : 1) Menurut Suharno HP. (1993: 7), latihan adalah suatu proses penyempurnaan atau pendewasaan atlet secara sadar untuk mencapai mutu prestasi maksimal dengan diberi beban-beban fisik dan mental secara teratur dan terarah, meningkat, bertahap dan berulang-ulang waktunya.

18 2) Menurut Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifuddin (1996: 145), latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan serta intensitas latihannya. 3) Menurut A. Hamidsyah Noer (1996: 6), latihan adalah suatu proses yang sistematis dan kontinyu dari berlatih atau bekerja yang dilakukan dengan berulang-ulang secara kontinyu dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan untuk mencapai tujuan. Berdasarkan batasan-batasan di atas dapat disimpulkan bahwa, latihan ( ) merupakan proses kerja atau berlatih yang sistematis dan kontinyu serta berulang-ulang dengan beban latihan dan intensitas latihan yang semakin meningkat. Peningkatan beban dan intensitas latihan ini dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan atlet yang berlatih. Dalam pelaksanaan latihan ada beberapa aspek yang sangat penting untuk mencapai prestasi. Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifuddin (1996: 145) mengemukakan bahwa aspek-aspek yang perlu dilatih dan dikembangkan untuk mencapai prestasi meliputi, (1) latihan fisik, (2) latihan teknik, (3) latihan taktik, dan (4) latihan mental. b. Latihan Teknik Setiap cabang olahraga selalu berisikan teknik-teknik dari cabang olahraga yang bersangkutan. Untuk menguasai teknik dengan baik, diperlukan latihan teknik yang sistematis dan kontinyu. Berikut ini disajikan pengertian-pengertian latihan teknik yang disajikan oleh beberapa ahli, sebagai berikut : 1) Menurut Sudjarwo (1993: 41), latihan teknik bertujuan untuk pengembangan dan pembentukan sikap dan gerak melalui pengembangan motorik dan system persyarafan menuju gerakan otomatis.

19 2) Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifuddin (1996: 127), latihan teknik adalah latihan yang khusus dimaksudkan untuk membentuk dan mengembangkan kebiasaan-kebiasaan motorik dan neuromuskular. Berdasarkan pengertian latihan teknik di atas dapat diambil kesimpulan bahwa latihan teknik merupakan latihan yang bertujuan untuk mengembangkan dan menyempurnakan teknik-teknik gerakan pada cabang olahraga. Suatu teknik dalam cabang olahraga dapat dikuasai dengan baik apabila dilakukan secara sistematis dan kontinyu dengan berpedoman pada prinsip-prinsip latihan yang tepat. c. Prinsip-prinsip Latihan Di dalam pelaksanaan latihan, baik atlet maupun pelatih harus memperhatikan prinsip-prinsip latihan. Dengan memperhatikan prinsip latihan maka diharapkan kemampuan atlet akan meningkat dan mengurangi akibat yang buruk yang terjadi pada fisik maupun teknik atlet. Menurut A. Hamidsyah Noer (1996: 8-11) prinsip-prinsip latihan dalam olahraga meliputi : (1) Latihan-latihan yang dilakukan hendaknya diulang-ulang, (2) Latihan yang dilakukan harus cukup berat, (3) Latihan yang diberikan harus cukup meningkat, (4) Latihan harus dilakukan secara teratur, dan (5) Kemampuan berprestasi. Untuk lebih jelasnya, maka prinsip-prinsp latihan diuraikan sebagai berikut : 1) Latihan harus diulang-ulang Mengulang-ulang terhadap bentuk gerakan yang dipelajari adalah sangat penting untuk menguasai teknik suatu cabang olahraga atau meningkatkan kemampuan fisik. Pengulangan gerakan hendaknya dilakukan dengan frekuensi yang sebanyak-banyaknya. Hal ini bertujuan untuk mempermahir teknik yang dipelajari menuju otomatisasi gerakan yang efektif dan efisien. Seperti dikemukakan oleh Sudjarwo (1993: 44) bahwa, Latihan teknik yang dilakukan secara berulang-ulang bertujuan

20 untuk mengotomatisasikan gerakan sesuai dengan teknik yang dikehendaki. Pada hakekatnya pengembangan teknik merupakan bagian dari usaha meningkatkan keterampilan menuju gerakan cermat, efisien, dan efektif. 2) Latihan yang diberikan harus cukup berat Latihan yang diberikan harus cukup berat maksudnya adalah, latihan yang menekankan pada pembebanan latihan yang semakin berat atau prinsip. Beban latihan yang diberikan harus cukup berat, yaitu di atas ambang rangsang. Jika latihannya terlalu ringan, maka kemampuan tubuh tidak akan meningkat. Dalam hal ini Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifuddin (1996: 131) mengemukakan bahwa, Kalau beban latihan terlalu ringan (di bawah ambang rangsang), walaupun latihan sampai lelah, berulang-ulang dan dengan waktu yang lama, peningkatan prestasi tidak akan mungkin tercapai. 3) Latihan harus cukup meningkat Pemberian latihan harus dilakukan secara bertahap yang tiap hari selalu bertambah jumlah bebannya yang akan memberikan efektifitas kemampuan fisik atau teknik. Peningkatan beban latihan hendaknya disesuaikan dengan tingkat kemampuan atlet serta ditingkatkan bertahap. Apabila latihan diberikan secara cepat dengan peningkatan beban yang cepat pula, maka akan mengakibatkan terjadinya kelainan di dalam tubuh serta munculnya gejala-gejala. Seperti yang dikemukakan oleh Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifuddin (1996: 131), Kalau bebannya terlalu berat, maka perkembangan pun tidak akan mungkin karena tubuh tidak akan dapat memberikan reaksi terhadap beban latihan yang terlalu berat tersebut. Hal ini juga dapat mengakibatkan cedera atau overtraining. 4) Latihan harus dilakukan secara teratur Menurut Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifuddin (1996: 131) bahwa, Sistem faaliah tubuh membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan rangsang-rangsang latihan (adaptasi). Adaptasi adalah

21 penyesuaian fungsi dan struktur organisme atlit akibat beban latihan yang diberikan oleh pelatih. Latihan yang dilakukan secara teratur dan berkelanjutan membuat tubuh dapat menyesuaikan diri kembali dengan alam sekitarnya secara teratur. Dengan adaptasi tubuh terhadap situasi latihan ini maka kemampuan tubuh akan meningkat sesuai dengan rangsangan yang diberikan. 5) Kemampuan berprestasi Kemampuan berprestasi seseorang sangat ditentukan oleh faktor latihan, Pemberian dosis latihan harus direncanakan, disusun dan diprogramkan dengan baik sehingga tujuan dapat tercapai. Kemampuan berprestasi juga dipengaruhi oleh faktor lain, A. Hamidsyah Noer (1996: 11) mengemukakan, Kemampuan berprestasi disamping ditentukan oleh faktor latihan juga ditentukan oleh faktor usia, jenis kelamin, bakat, dan kemauan. d. Komponen-komponen Latihan Setiap kegiatan olahraga yang dilakukan oleh atlet akan mengarah kepada sejumlah perubahan yang bersifat anatomis, fisiologis, biokimia, dan kejiwaan. Menurut Sukadiyanto (2010: 36) bahwa, Komponen latihan yang menentukan proses terjadinya superkompetensi adalah : (1) Volume latihan, (2) Intensitas latihan, (3) Recovery latihan dan (4) Interval latihan. Apabila seorang pelatih merencanakan suatu latihan yang tepat, maka harus mempertimbangkan semua aspek yang menjadi komponen latihan tersebut di atas. Untuk lebih jelasnya komponen-komponen latihan dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut : 1) Volume Latihan Sebagai komponen utama, volume adalah syarat yang sangat penting untuk mendapatkan teknik yang tinggi dan pencapaian fisik yang lebih baik. Bompa (1999: 77) berpendapat bahwa, Volume adalah hal penting prasyarat yang kuantitatif untuk taktis tinggi dan terutama prestasi. Sedangkan repetisi menurut Suharno HP. (1993: 32) adalah

22 Ulangan gerak berapa kali atlet harus melakukan gerak setiap giliran. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut menunjukkan bahwa, volume latihan mencerminkan kuantitas atau banyaknya latihan yang dilakukan pada saat latihan. 2) Intensitas Latihan Menurut Bompa (1999: 79) bahwa, Intensitas adalah fungsi dari kekuatan rangsangan syaraf yang dilakukan dalam latihan, dan kekuatan rangsangan tergantung dari beban kecepatan geraknya, variasi interval atau istirahat di antara tiap ulangannya. Suharno HP (1993: 31) menyatakan bahwa, Intensitas adalah takaran yang menunjukkan kadar atau tingkatan pengeluaran energi atlet dalam aktivitas jasmani baik dalam latihan maupun pertandingannya. 3) Recovery Latihan Sukadiyanto (2010: 40) menyatakan bahwa, Recoveri adalah waktu istirahat yang diberikan pada saat antar set atau antar repetisi. Dengan demikian Recovery berkaitan dengan suatu hubungan yang dinyatakan dalam waktu antara kerja dan pemulihan. Recovery yang mencukupi akan menjamin efisiensi latihan dan menghindarkan atlet dari kelelahan yang berlebihan. Recovery yang cukup akan mengarah kepada pencapaian rasio optimal antara beban latihan dan pemulihan. 4) Interval Latihan Interval adalah pemberian waktu istirahat pada antar aktivitas. Sukadiyanto (2010: 41) menyatakan bahwa, Interval adalah waktu istirahat yang diberikan pada saat antar seri, antar sirkuit, antar sesi per unit latihan. Perbedaan antara waktu recovery dan interval adalah sama yaitu pemberian waktu istirahat pada antar set. Perbedaannya kalau recovery diberikan pada saat antar set antar repetisi (pengulangan), sedangkan interval diberikan pada saat antar seri, antar sirkuit, atau antar sesi per unit latihan. Pada prinsipnya pemberian waktu recovery sellu lebih pendek (singkat) dari pemberian waktu interval.

23 Komponen-komponen latihan yang disebutkan di atas, harus dipahami dan diperhatikan dalam pelaksanaan latihan. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam latihan, maka komponenkomponen di atas harus diterapkan dengan baik dan benar, sehingga tidak terjadi hal-hal yang buruk di dalam latihan. Komponen latihan merupakan kunci atau hal penting yang harus dipertimbangkan dalam menentukan dosis dan beban latihan yang merupakan pedoman dan tolak ukur yang sangat menentukan untuk tercapai tidaknya suatu tujuan dan sasaran latihan yang telah disusun dan dilaksanakan. 5. Latihan Untuk Meningkatkan Kemampuan Menggiring Secara Individu a. Latihan Mengiring Secara Individu Metode latihan individu pada prinsipnya merupakan bentuk latihan yang harus disesuaikan dengan kemampuan setiap individu karena setiap individu mempunyai kemampuan berbeda baik secara fisik maupun psikologis. Seluruh konsep latihan harus direncanakan sesuai dengan karakteristik fisiologis dan psikologis atlet, sehingga tujuan latihan dapat ditingkatkan secara wajar (Bompa, 1999). Kapasitas individu yang harus dipertimbangkan dalam latihan (1) Usia biologis dan kronologis, terutama untuk anak-anak yunior dimana tubuhnya masih belum dewasa. Latihannya jika dibandingkan dengan atlet dewasa, akan lebih luas alami, multilateral dan intensitas moderat. Intensitas tinggi dan beban terlalu berat akan memberatkan struktur anatominya, terutama tulang-tulang (masih belum keras), ligamentum, tendon, dan otot-otot, (2) pengalaman atau usia awal dalam ikut serta kegiatan olahraga. Meskipun kecepatan perkembangan atlet berbeda, pelatih harus tetap hati-hati mengenai beban yang dilakukan. Pelatih tidak boleh salah memprediksi karakteristik dan potensinya, (3) kapasitas kerja dan kemampuan individu. Tidak semua atlet yang mempunyai kemampuan sama akan mempunyai kapasitas kerja yang sama juga. Ada beberapa faktor biologis dan psikologis yang menentukan kemampuan kerja, (4) status latihan dan kesehatan. Ketidaksamaan tingkat

24 perkembangan kekuatan, kecepatan, daya tahan, dan keterampilan akan memberikan alasan memerlukan individualisasi dalam latihan. Selanjutnya, individualisasi secara jelas menyarankan kepada atlet tentang riwayat penyakit atau kecelakaan yang pernah dialami. Jadi, status kesehatan juga menentukan batas kepastian latihan, (5) beban latihan dan nilai waktu pulih asal atlet. Bilamana rencana dan nilai kerja dalam latihan, ada faktor pertimbangan lain di luar latihan yang sangat dibutuhkan atlet. Keterlibatan dalam sekolah, pekerjaan atau keluarga, dan jarak perjalanan ke latihan di sekolah, dapat mempengaruhi nilai waktu pulih asal diantara latihan. Dengan demikian gaya hidup dan keterlibatan emosional akan juga diketahui pelatih. Faktor-faktor tersebut harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh dalam isi latihan dan penekanan dalam latihan, (6) konstruksi tubuh atlet dan jenis sistem syaraf. ini akan berperan penting dalam beban latihan dan kapasitas kemampuan. Karakteristik individu dapat ditentukan melalui tes yang memadai, sebab pelatih dapat meminta seseorang spesialis pembantu yang sesuai. Sesuai dengan pengertian latihan individu, maka latihan menggiring sepakbola disusun dan diatur oleh pelatih dan siswa melakukan tugas sesuai instruksi dari pelatih. Pelaksanaan latihan mengiring sepakbola dengan metode ini yaitu, pelatih mengatur siswa sedemikian rupa agar dalam pelaksanaan latihan menggiring sepakbola semua siswa memperoleh kesempatan melakukan tugas gerak secara merata dan dapat melakukan pengulangan gerakan sebanyak-banyaknya, dan yang ditekankan pada latihan ini adalah setiap siswa mendapat kesempatan menggunakan satu bola untuk satu siswa. Susunan materi latihan menggiring dapat dilakukan dari cara yang lebih mudah atau yang sederhana. Hal terpenting dalam latihan individu yaitu, pelatih menjelaskan pengertian mengiring, teknik pelaksanaan menggiring dan pelaksanaan latihan menggiring.

27 c. Kelebihan dan kelemahan latihan menggiring secara individu Perlu disadari bahwa setiap bentuk latihan tentu memiliki kelebihan dan kelemahan. Berdasarkan latihan yang digunakan dalam pelaksanaan latihan menggiring bola, kelebihan ini dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1) Siswa dapat mengerti dan menguasai teknik menggiring bola yang benar. 2) Kesalahan teknik menggiring bola yang dilakukan siswa akan segera diketahui pelatih dan langsung dapat dibetulkan. 3) Pelatih selalu dapat mengawasi atau pelaksanaan latihan secara cermat. 4) Semua siswa dapat terlibat dalam pelaksanaan latihan. Sedangkan kelemahan latihan sepakbola menggunakan latihan ini di antaranya yaitu : 1) Siswa akan merasa bosan karena latihannya monoton. 2) Siswa hanya mengikuti instruksi pelatih dan tidak mempunyai improvisasi. 6. Latihan Untuk Meningkatkan Kemampuan Menggiring Secara Kelompok a. Latihan Mengggiring Secara Kelompok Latihan secara kelompok merupakan bentuk latihan keterampilan yang divariasikan dari latihan secara individu. Salah satu prinsip latihan yang cukup mendasar diantaranya adalah variasi latihan. Latihan yang dilaksanakan dengan benar biasanya menuntut banyak waktu dan tenaga dari atlet, puluhan bahkan ratusan jam, kerja keras yang dilakukan untuk meningkatkan intensitas kerjanya, untuk mengulang setiap bentuk latihan, dan untuk semakin meningkatkan prestasinya. Oleh karena itu tidak mengherankan kalau latihan yang sering akan menyebabkan rasa bosan pada latihan. Para guru / pelatih diharapkan dapat menciptakan kreasi dan pandai mencari variasi-variasi dalam latihan. Dalam hal ini latihan untuk meningkatkan kemampuan menggiring bola. Harsono (1998 : 121) menjelaskan variasi latihan yaitu: Variasi-variasi latihan yang dikreasi dan diterapkan secara cerdik akan dapat menjaga terpeliharanya fisik maupun

28 mental atlet, sehingga dengan demikian timbulnya kebosanan dalam berlatih dapat dihindari. Atlet membutuhkan variasi latihan. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, metode latihan secara kelompok merupakan cara untuk menghindari timbulnya kebosanan pada siswa pada saat melakukan latihan menggiring. Hal ini artinya, latihan secara kelompok merupakan cara latihan variasi untuk memenuhi rasa senang anak dan bertujuan untuk mencapai tujuan dalam latihan. Latihan menggiring secara kelompok merupakan bentuk latihan menggiring yang dikemas dalam bentuk permainan yang didasari dari variasi latihan yang telah dikreasikan. Melalui permainan siswa menjadi lebih senang dan dapat dijadikan sarana untuk mencapai tujuan dalam latihan. M. Furqon H. (2006: 5) menyatakan, Seringkali guru memberikan permainan untuk menumbuhkan kesenangan anak atau menguatkan keterampilan sosial tertentu. Meskipun hal ini memiliki tujuan yang bermanfaat, maka permainan tidak dipandang sebagai tujuan utama, melainkan sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, latihan secara kelompok atau permainan merupakan cara untuk menumbuhkan rasa senang pada diri siswa dan dapat dijadikan alat untuk mencapai tujuan tertentu. Hal ini artinya, latihan secara kelompok merupakan cara latihan yang dikemas dalam bentuk permainan untuk memenuhi rasa senang anak dan bertujuan untuk mencapai tujuan dalam latihan. Adapun yang dimaksud dengan metode permainan menurut Beltasar Tarigan (2001: 17) bahwa, Pengajaran/latihan melalui permainan adalah meningkatkan kesadaran siswa tentang konsep bermain melalui penerapan teknik yang tepat sesuai dengan masalah atau situasi dalam permainan sesungguhnya. Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, latihan secara kelompok merupakan bentuk latihan yang dikemas dalam bentuk permainan untuk menumbuhkan rasa senang pada diri siswa. Namun demikian didalam metode mempunyai tujuan untuk meningkatkan

31 c. Kelebihan dan Kelemahan Latihan Menggiring Secara Kelompok Perlu disadari bahwa setiap bentuk latihan tentu memiliki kelebihan dan kelemahan. Berdasarkan latihan yang digunakan dalam pelaksanaan latihan menggiring bola, kelebihan ini dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1) Hasrat gerak siswa terpenuhi sehingga dapat menimbulkan rasa senang dan gembira serta motivasi latihan meningkat. 2) Dapat dapat melibatkan banyaknya unsur-unsur kesegaran jasmani siswa, karena siswa selalu bergerak. 3) Dapat meningkatkan kerjasama tim dan memicu siswa untuk berfikir dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam permainan. 4) Gerakan-gerakan menggiring bola dapat dilakukan secara variatif dan meningkatkan improvisasi siswa. Sedangkan kelemahan latihan sepakbola menggunakan latihan ini di antaranya yaitu : 1) Teknik menggiring kurang menjadi perhatian siswa, karena adanya factor-faktor bermain dan tekanan lawan. 2) Pelatih kurang memperhatikan kesalahan-kesalahan menggiring yang dilakukan siswa. 3) siswa sering melakukan teknik selain menggiring dan kesalahan tersebut sering dilakukan. 7. Kelompok Umur Mengingat bahwa kemampuan anak-anak berbeda dengan orang dewasa, karena anak-anak masih mengalami pertumbuhan jasmani dan perkembangan rohani, maka perlu adanya pengelompokan menurut tingkatan umur, Soekatamsi ( 1988: 13 ) : a. Kelompok umur 7-9 tahun (SD kelas I-III). b. Kelompok umur 10-12 tahun (SD kelas IV-VI). c. Kelompok umur 13-15 tahun (SMTP). d. Kelompok umur 16-18 tahun (SMTA). e. Kelompok umur 19 tahun ke atas.

Pembagian kelompok umur ini penting artinya, agar masing-masing kelompok merupakan team berlatih sendiri dan juga berpengaruh untuk menentukan beban intensitas, (Soekatamsi ( 1988: 13 ) : a. Lamanya waktu pelajaran atau latihan. b. Lamanya waktu permainan ( pertandingan ). c. Ukuran lapangan dan alat-alat yang digunakan. Ukuran beban ini sangat berpengaruh terhadap peningkatan prestasi anak. Kelompok umur Lamanya waktu pelajaran atau latihan Lamanya waktu permainan atau pertandingan Ukuran lapangan permainan atau pertandingan 7-9 tahun (SD) 50-60 menit 2 x 20 menit Panjang : 70 m Lebar : 40 m 10-12 tahun (SD) 60-75 menit 2 x 25 menit Panjang : 70 m Lebar : 40 m 32 13-15 tahun (SMP) 16-18 tahun (SMA) 60-75 menit 2 x 30 menit Panjang : 90 m Lebar : 60 m 75-90 menit 2 x 40 menit Panjang : 110 m Lebar : 65 m 16-18 tahun 90-120 menit 2 x 45 menit Panjang : 110 m Lebar : 65 m Tabel 1. Ukuran Beban Latihan ( Soekatamsi, 1988: 14 )

33 B. KERANGKA PEMIKIRAN Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan di atas dapat diajukan kerangka pemikiran sebagai berikut : 1. Latihan Menggiring Secara Individu Metode latihan individu pada prinsipnya merupakan bentuk latihan yang harus disesuaikan dengan kemampuan setiap individu karena setiap individu mempunyai kemampuan berbeda baik secara fisik maupun psikologis. Seluruh konsep latihan harus direncanakan sesuai dengan karakteristik fisiologis dan psikhologis atlet, sehingga tujuan latihan dapat ditingkatkan secara wajar. Latihan menggiring secara individu merupakan cara latihan menggiring yang dalam pelaksanaannya siswa dipandu atau dibimbing oleh pelatih. Segala bentuk kegiatan dalam latihan menggiring siswa melaksanakannya sesuai dengan instruksi dari pelatih. Pelatih selalu selama latihan berlangsung dan melakukan koreksi bila terjadi kesalahan. Dalam latihan secara individu lebih menekankan pada penguasan teknik-teknik menggiring bola agar siswa memiliki keterampilan menggiring yang baik. Penguasaan teknik menggiring bola yang baik akan mendukung keterampilan bermain sepakbola. Latihan menggiring bola secara individu memiliki kelebihan antara lain: siswa dapat menguasai teknik menggiring bola yang baik, semua siswa dapat terlibat dalam pelaksanaan latihan. Kelemahannya antara lain: siswa akan merasa bosan karena latihannya monoton. 2. Latihan Menggiring Secara Kelompok Latihan secara kelompok merupakan bentuk latihan keterampilan yang divariasikan dari metode individu yang diberikan pelatih untuk pemain yang bertujuan untuk mengasah keterampilan menggiring bola, pada prakteknya latihan secara kelompok merupakan bentuk variasi latihan yang diberikan kepada siswa yang dilakukan secara bersama-sama atau mengelompok dan dikemas dalam bentuk permainan. Bentuk latihan ini

34 diberikan agar siswa tidak merasa jenuh saat menerima menu latihan yang diberikan oleh pelatih. Latihan ini dilaksanakan dengan cara siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok dan melakukan menu latihan yang diberikan pelatih secara bersama-sama. Latihan menggiring secara kelompok merupakan bentuk latihan menggiring yang dikemas dalam bentuk permainan atau metode. Melalui permainan siswa menjadi lebih senang dan dapat dijadikan sarana untuk mencapai tujuan dalam latihan. 3. Perbedaan Dan Pengaruh Latihan Menggiring Secara Individu Dan Kelompok. Latihan menggiring secara individu dan kelompok masing-masing memiliki karakteritik yang berbeda. Latihan menggiring secara individu merupakan bentuk latihan yang pelaksanaannya dilakukan secara berulangulang atau secara. Latihan menggiring secara individu merupakan cara latihan menggiring yang dalam pelaksanaannya siswa dipandu atau dibimbing oleh pelatih. Segala bentuk kegiatan dalam latihan menggiring siswa melaksanakannya sesuai dengan instruksi dari pelatih. Pelatih selalu memonitoring selama latihan berlangsung dan melakukan koreksi bila terjadi kesalahan. Dalam latihan secara individu lebih menekankan pada penguasan teknik menggiring bola agar siswa memiliki keterampilan menggiring yang baik. Penguasaan teknik menggiring bola yang baik akan mendukung keterampilan bermain sepakbola. Latihan menggiring bola secara individu memiliki kelebihan antara lain: siswa dapat menguasai teknik menggiring bola yang baik, semua siswa dapat terlibat dalam pelaksanaan latihan. Kelemahannya antara lain:siswa akan merasa bosan karena latihannya monoton. Sedangkan latihan menggiring bola secara kelompok merupakan cara latihan yang dikemas dalam bentuk permainan sepakbola kecil. Metode ini lebih berorientasi pada siswa. Siswa melakukan permainan sepakbola dengan ukuran lapangan dan peraturan yang. Dalam permainan siswa

35 ditekankan untuk memperbanyak melakukan teknik dasar menggiring daripada teknik dasar yang lain. Latihan menggiring bola secara kelompok memiliki kelebihan antara lain: hasrat gerak siswa terpenuhi sehingga dapat menimbulkan rasa senang dan gembira serta motivasi latihan meningkat, dapat meningkatkan kebugaran jasmani siswa, karena siswa selalu bergerak, dapat meningkatkan kerjasama tim dan memicu siswa untuk berfikir dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam permainan, gerakan-gerakan menggiring bola dapat dilakukan secara variatif dan meningkatkan improvisasi siswa. Kelemahannya antara lain: teknik menggiring bola sering diabaikan siswa, karena adanya tekanan lawan, pelatih akan lebih sulit dalam mengamati kesalahan yang dilakukan siswa dan akan sering terjadi kesalahan teknik (siswa sering melakukan teknik selain menggiring). Karakteristik latihan menggiring bola secara individu dan kelompok tersebut, masing-masing cara latihan tersebut akan menimbulkan pengaruh terhadap peningkatan kemampuan menggiring dalam permainan sepakbola. Namun perbedaan karakteristik dari masing-masing metode latihan tersebut tentu akan menimbulkan pengaruh yang berbeda terhadap peningkatan kemampuan menggiring dalam permainan sepakbola. Berdasarkan perbedaan antara latihan secara individu dan kelompok menunjukkan bahwa, masingmasing metode latihan mempunyai pengaruh yang memiliki kelebihan dan kelemahan seperti yang sudah dikemukakan diatas dan dapat mempengaruhi terhadap peningkatan keterampilan menggiring bola. Untuk itu perlu dilakukan tes keterampilan untuk mengetahui latihan secara individu atau latihan secara kelompok dengan tepat untuk meningkatkan kemampuan. C. Hipotesis Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir yang telah dikemukakan di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: 1. Ada perbedaan pengaruh latihan secara individu dan latihan secara kelompok terhadap kemampuan menggiring bola pada kelompok umur 11-12 tahun siswa SSB KFC Sragen.

36 2. Latihan secara individu lebih baik pengaruhnya daripada latihan secara kelompok terhadap kemampuan menggiring pada kelompok umur 11-12 tahun siswa SSB KFC Sragen.