ANALISA TINGKAT BAHAYA DAN KERENTANAN BENCANA GEMPA BUMI DI WILAYAH NUSA TENGGARA TIMUR (NTT)

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA TINGKAT RISIKO BENCANA GEMPABUMI DI WILAYAH NUSA TENGGARA BARAT SKRIPSI MELKI ADI KURNIAWAN NIM

ANALISIS RISIKO BENCANA GEMPABUMI DI WILAYAH NUSA TENGGARA BARAT

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

KEGEMPAAN DI NUSA TENGGARA TIMUR PADA TAHUN 2016 BERDASARKAN MONITORING REGIONAL SEISMIC CENTER (RSC) KUPANG

PEMETAAN BAHAYA GEMPA BUMI DAN POTENSI TSUNAMI DI BALI BERDASARKAN NILAI SESMISITAS. Bayu Baskara

PEMETAAN BAHAYA GEMPA BUMI DAN POTENSI TSUNAMI DI BALI BERDASARKAN NILAI SEISMISITAS

Analisis Percepatan Tanah Maksimum Wilayah Sumatera Barat (Studi Kasus Gempa Bumi 8 Maret 1977 dan 11 September 2014)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Sebaran episenter gempa di wilayah Indonesia (Irsyam dkk, 2010). P. Lombok

ANALISIS PROBABILITAS GEMPABUMI DAERAH BALI DENGAN DISTRIBUSI POISSON

Estimasi Nilai Percepatan Tanah Maksimum Provinsi Aceh Berdasarkan Data Gempa Segmen Tripa Tahun Dengan Menggunakan Rumusan Mcguire

ANALISIS PERCEPATAN TANAH MAKSIMUM DENGAN MENGGUNAKAN RUMUSAN ESTEVA DAN DONOVAN (Studi Kasus Pada Semenanjung Utara Pulau Sulawesi)

BAB I PENDAHULUAN. lempeng Indo-Australia dan lempeng Pasifik, serta lempeng mikro yakni lempeng

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan Indonesia termasuk dalam daerah rawan bencana gempabumi

Sulawesi. Dari pencatatan yang ada selama satu abad ini rata-rata sepuluh gempa

PEMANFAATAN DATA SEISMISITAS UNTUK MEMETAKAN TINGKAT RESIKO BENCANA GEMPABUMI DI KAWASAN EKS-KARESIDENAN BANYUMAS JAWA TENGAH

PENENTUAN KOEFISIEN DAN KONSTANTA FORMULA EMPIRIS PERCEPATAN GETARAN TANAH DI DAERAH DENPASAR SKRIPSI. (Bidang Minat Fisika Kebumian)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Seismotektonik dan Periode Ulang Gempabumi.. Bambang Sunardi dkk

tektonik utama yaitu Lempeng Eurasia di sebelah Utara, Lempeng Pasifik di

Analisa Resiko Gempa Kasus : Proyek Pengeboran Minyak Di Tiaka Field. Helmy Darjanto, Ir, MT

ANALISIS PERIODE ULANG DAN AKTIVITAS KEGEMPAAN PADA DAERAH SUMATERA BARAT DAN SEKITARNYA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS ANOMALI UDARA BEBAS DAN ANOMALI BOUGUER DI WILAYAH NUSA TENGGARA TIMUR

ULASAN GUNCANGAN TANAH AKIBAT GEMPA TENGGARA DENPASAR BALI 22 MARET 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. tingkat kepadatan penduduk nomor empat tertinggi di dunia, dengan jumlah

Jurnal Fisika Unand Vol. 4, No. 4, Oktober 2015 ISSN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMETAAN DAERAH RENTAN GEMPA BUMI SEBAGAI DASAR PERENCANAAN TATA RUANG DAN WILAYAH DI PROVINSI SULAWESI BARAT

Pemodelan Tinggi dan Waktu Tempuh Gelombang Tsunami Berdasarkan Data Historis Gempa Bumi Bengkulu 4 Juni 2000 di Pesisir Pantai Bengkulu

Jurnal Gradien Vol. 11 No. 2 Juli 2015:

ANALISIS NILAI PEAK GROUND ACCELERATION DAN INDEKS KERENTANAN SEISMIK BERDASARKAN DATA MIKROSEISMIK PADA DAERAH RAWAN GEMPABUMI DI KOTA BENGKULU

MIKROZONASI GEMPA KOTA BONTANG KALIMANTAN TIMUR TESIS MAGISTER. Oleh: MOHAMAD WAHYONO

Analisis Daerah Dugaan Seismic Gap di Sulawesi Utara dan sekitarnya

RESEARCH ARTICLE. Randi Adzin Murdiantoro 1*, Sismanto 1 dan Marjiyono 2

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS RESIKO GEMPA KOTA LARANTUKA DI FLORES DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBABILISTIC SEISMIC HAZARD

PEMETAAN GROUND ACCELERATION MENGGUNAKAN METODE PROBABILISTIC SEISMIC HAZARD ANALYSIS DI PROPINSI NUSA TENGGARA BARATPADA ZONA MEGATHRUST

MELIHAT POTENSI SUMBER GEMPABUMI DAN TSUNAMI ACEH

Analisis Indeks Kerentanan Tanah di Wilayah Kota Padang (Studi Kasus Kecamatan Padang Barat dan Kuranji)

PEMETAAN TINGKAT RESIKO GEMPABUMI BERDASARKAN DATA MIKROTREMOR DI KOTAMADYA DENPASAR, BALI

Wahana Fisika, 2(2), e-issn :

Analisis Tingkat Resiko Gempa Bumi Tektonik

BAB 1 : PENDAHULUAN Latar Belakang

Analisis Bahaya Kegempaan di Wilayah Malang Menggunakan Pendekatan Probabilistik

STUDI PENGEMBANGAN PETA ZONA GEMPA UNTUK WILAYAH PULAU KALIMANTAN, NUSA TENGGARA, MALUKU, SULAWESI DAN IRIAN JAYA (INDONESIA BAGIAN TIMUR)

ANALISIS TINGKAT KERAWANAN BAHAYA SAMBARAN PETIR DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING DI PROVINSI BALI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat risiko tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di antara tiga lempeng aktif dunia, yaitu Lempeng

KETENTUAN PERANCANGAN KAWASAN PESISIR SEBAGAI MITIGASI TSUNAMI (Studi Kasus: Kelurahan Weri-Kota Larantuka-Kab. Flotim-NTT) TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Tektonik Indonesia (Bock, dkk., 2003)

ANALISIS SEISMISITAS DAN PERIODE ULANG GEMPA BUMI WILAYAH SULAWESI TENGGARA BERDASARKAN B-VALUE METODE LEAST SQUARE OLEH :

MODEL GEOSPASIAL POTENSI KERENTANAN TSUNAMI KOTA PADANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Indo-Australia di selatan, dan lempeng Pasifik di timur laut.

RELOKASI DAN KLASIFIKASI GEMPABUMI UNTUK DATABASE STRONG GROUND MOTION DI WILAYAH JAWA TIMUR

ULASAN GUNCANGAN TANAH AKIBAT GEMPA BARAT LAUT KEP. SANGIHE SULAWESI UTARA

ANALISIS RESIKO BENCANA GEMPA BUMI UNTUK PENATAAN RUANG KABUPATEN BURU SELATAN

Analisis Karakteristik Prakiraan Berakhirnya Gempa Susulan pada Segmen Aceh dan Segmen Sianok (Studi Kasus Gempa 2 Juli 2013 dan 11 September 2014)

Keywords: circle method, intensity scale, P wave velocity

Analisis Peak Ground Acceleration (PGA) dan Intensitas Gempabumi berdasarkan Data Gempabumi Terasa Tahun di Kabupaten Bantul Yogyakarta

Penentuan Pergeseran Tanah Kota Palu Menggunakan Data Mikrotremor. Determination Of Ground Shear Strain In Palu City Using Mikrotremor Data

BAB I PENDAHULUAN. Lempeng Pasifik, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Hindia-Australia yang lazim

BAB I PENDAHULUAN. Kepulauan Indonesia secara geografis terletak di 6 LU - 11 LS dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dari katalog gempa BMKG Bandung, tetapi dikarenakan data gempa yang

BAB 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

RESPONS SPEKTRA GEMPA BUMI DI BATUAN DASAR KOTA BITUNG SULAWESI UTARA PADA PERIODE ULANG 2500 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, lingkungan dan metode yang dapat digunakan untuk mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi geologi Indonesia yang merupakan pertemuan lempeng tektonik

ALGORITMA FLOYD WARSHALL UNTUK MENENTUKAN JALUR TERPENDEK EVAKUASI TSUNAMI DI KELURAHAN SANUR

BAB 1 PENDAHULUAN. Statistika adalah suatu ilmu yang mempelajari data, mulai dari

Time Histories Dari Ground Motion 1000 Tahun Periode Ulang Untuk Kota Surabaya

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMA PERNYATAAN KATAPENGANTAR ABSTRAK ABSTRACT DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL BAB I.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat tinggi. Hal ini karena Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I P E N D A H U L U A N

KATA PENGANTAR KUPANG, MARET 2016 PH. KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI LASIANA KUPANG CAROLINA D. ROMMER, S.IP NIP

NILAI PERCEPATAN MAKSIMUM GERAKAN TANAH DAERAH JAWA BAGIAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. lempeng raksasa, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan

MIKROZONASI PERCEPATAN GETARAN TANAH MAKSIMUM MENGGUNAKAN METODE KANAI (1966) DAN INTENSITAS GEMPABUMI DI KAWASAN JALUR SESAR OPAK

BAB I PENDAHULUAN. Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2008

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 0 15 cm setiap tahunnya. Lempeng Indo-Australia di bagian selatan

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan baik oleh faktor alam dan/ faktor non-alam maupun faktor

Ground Motion Modeling Wilayah Sumatera Selatan Berdasarkan Analisis Bahaya Gempa Probabilistik

MODIFIKASI PETA TINGKAT KERENTANAN AKIBAT BENCANA GEMPA BUMI UNTUK WILAYAH INDONESIA. Yoseph Stevenly NRP :

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KAJIAN PEMANFAATAN LAHAN PADA DAERAH RAWAN BENCANA TSUNAMI DI KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

PEMETAAN TINGKAT RESIKO TSUNAMI DI KABUPATEN SIKKA, NUSA TENGGARA TIMUR (TSUNAMI RISK LEVEL MAPPING IN SIKKA COUNTY, EAST NUSA TENGGARA)

Prakiraan Musim Kemarau 2018 Zona Musim di NTT KATA PENGANTAR

Penyebab Tsunami BAB I PENDAHULUAN

ANALISA RESIKO GEMPA DENGAN TEOREMA PROBABILITAS TOTAL UNTUK KOTA-KOTA DI INDONESIA YANG AKTIFITAS SEISMIKNYA TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. utama, yaitu lempeng Indo-Australia di bagian Selatan, lempeng Eurasia di bagian

Oleh : DAMAR KURNIA Dosen Konsultasi : Tavio, ST., M.T., Ph.D Ir. Iman Wimbadi, M.S

Gempa atau gempa bumi didefinisikan sebagai getaran yang terjadi pada lokasi tertentu pada permukaan bumi, dan sifatnya tidak berkelanjutan.

Transkripsi:

Analisa Tingkat Bahaya Dan Kerentanan Bencana Gempa Bumi Di Wilayah NTT (Ni Made Rysnawati,dkk) ANALISA TINGKAT BAHAYA DAN KERENTANAN BENCANA GEMPA BUMI DI WILAYAH NUSA TENGGARA TIMUR (NTT) Ni Made Rysnawati 1, I Ketut Sukarasa 1, Ida Bagus Alit Paramarta 1 1 Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran, Badung, Bali Indonesia 80361. 2 Instalasi Radioterapi RSUP Sanglah Denpasar Email : ketut_sukarasa@unud.ac.id Abstrak Nusa Tenggara Timur merupakan wilayah di Indonesia yang masuk dalam kategori rawan akan bahaya gempa bumi, karena diapit oleh 2 zona penyebab gempa bumi, (zona subduksi di sebelah selatan dan patahan naik busur belakang di sebelah utara). Wilayah ini juga rentan karena kepadatan penduduk yang tinggi. keadaan ini dapat mengancam keselamatan jiwa serta harta benda penduduk, sehingga perlu adanya penelitian untuk menganalisa tingkat bahaya dan kerentanan gempa bumi di wilayah Nusa Tenggara Timur. Untuk mengidentifikasi tingkat bahaya dan kerentanan bencana gempa bumi dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan 2 faktor : faktor bahaya dengan indikator percepatan getaran tanah maksimum (Peak Ground Acceleration = PGA), faktor kerentanan dengan indikator kepadatan penduduk perkabupaten di provinsi Nusa Tenggara Timur. Perhitungan nilai PGA dilakukan dengan menggunakan fungsi atenuasi Fukushima dan Tanaka. Dari hasil analisa data maka diperoleh tingkat bahaya gempa bumi sangat tinggi berada di Kabupaten Ende dan Alor, sedangkan tingkat kerentanan yang sangat tinggi berada di Kabupaten Sikka, Sumba Barat Daya dan Sabu Raijua. Kata Kunci : fungsi atenuasi, PGA, Kepadatan penduduk, Bahaya, Kerentanan bencana bumi. gempa Abstract East Nusa Tenggara is a region in Indonesia which included in the category of hazard prone to earthquakes, because it is flanked by two earthquakes zones, (subduction zone at the south and back arc trust in the north). It is also vulnerable to earthquake disasters because of high population density. These conditions would threaten the safety of lives and property of the population, so it needs to be research to analyze the level of earthquake hazard and vulnerability in East Nusa Tenggara. For identification of the level of hazard and the vulnerability of the earthquake in this study using two factors: the danger factor with indicator Peak Ground Acceleration, vulnerability factors with indicators of population density districts in East Nusa Tenggara. The calculation of the value of PGA use attenuation function of Fukushima and Tanaka. From the calculation of the data obtained that has a very high earthquake hazard is in Ende and Alor district, while the district has a very high risk of vulnerability is in Sikka, Sumba Barat Daya and Sabu Raijua. Keywords : the attenuation function, PGA, population density, hazzard, vulnerability earthquake disaster. I. PENDAHULUAN Gempa bumi merupakan fenomena alam yang tidak dapat diprediksi dan bisa terjadi kapan saja.gempa bumi terjadi 32 hampir di seluruh belahan dunia termasuk di Indonesia.Nusa Tenggara Timur merupakan wilayah di Indonesia yang masuk dalam kategori rawan gempa. Hal ini dikarenakan

Buletin Fisika Vol 18 No.1 Pebruari 2017 : 32-37 daerah Nusa Tenggara Timur diapit oleh 2 zona penyebab gempa bumi, yaitu wilayah selatan merupakan tempat bertemunya dua lempeng yaitu, lempeng Eurasia dan Indo- Australia secara subduksi, dan dibagian sebelah utara terdapat patahan naik busur belakang (back arc thrust) [3]. Goncangan tanah yang terjadi pada setiap kejadian gempa bumi dapat dianalisis melalui nilai percepatan getaran tanah (PGA) pada suatu tempat. Besar kecilnya nilai percepatan getaran tanah tersebut menjadi faktor yang dapat menunjukkan tingkat bahaya bencana gempa bumi [2]. Faktor untuk menentukan tingkat kerentanan bencana gempa bumi yakni: faktor sosial (kepadatan penduduk). Secara demografi, wilayah NTT memiliki tingkat pertumbuhan penduduk yang pesat yaitu 2,07% per tahun dengan jumlah total kepadatan penduduk 2469 jiwa/km 2.Daerah dengan kepadatan penduduk tinggi berada di Kabupaten Sumba Barat Daya dengan kepadatan penduduk sebanyak 212 jiwa/km 2[5]. Berdasarkan uraian di atas maka wilayah Nusa Tenggara Timur merupakan daerah rawan akan bahaya dan kerentanan bencana gempa bumi, yang dapat mengancam keselamatan jiwa dan harta penduduk di wilayah tersebut. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Bencana 1. Bahaya (hazards) Bahaya adalahfenomena alam atau buatan yang berpotensi merusak kehidupan manusia, kerugian materi, serta kerusakan lingkungan [1]. 2. Kerentanan (vulnerability) Kerentanan (vulnerability) adalah keadaan dari suatu masyarakat yang mengarah pada ketidakmampuan dalam menghadapi suatu ancaman bahaya [1]. 2.2 Percepatan Getaran Tanah Maksimum (Peak Ground Accelaration) Percepatan getaran tanah maksimum adalah nilai terbesar percepatan tanah pada suatu tempat akibat getaran gempa bumi dalam periode waktu tertentu.fungsi atenuasi merupakan fungsi korelasi intensitas gerakan tanah, dan magnitude, serta jarak dari suatu titik dalam daerah radius sumber gempa. Wilayah Indonesia sendiri belum memiliki rumusan yang pasti mengenai persamaan fungsi atenuasi, sehingga dalam penelitian tugas akhir ini digunakan persamaan fungsi atenuasifukushima dan Tanaka(1990)yang telah digunakan oleh para peneliti sebelumnya [4].Model ini diterapkanditerapkan di wilayah Jepang yang ditulis pada Persamaan 2.1. log 10 (PGA) = 0,41Ms log(r + 0,032 10 0.41Ms ) 0,0034R + 1,30 (2.1) Dimana, Ms adalah magnitudo surface, R adalah jarak hiposenter, dan PGA adalah Peak Ground Acceleratian. III. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan beberapa software dalam pengolahannya yaitu, Microsoft word 2013, Microsoft exel 2013, dan Arcview GIS 3.3. Data- data yang digunakan antara lain: data parameter gempa bumi di wilayah NTT tahun 1990 2015 dengan rentang skala 5-7 Ms dan kedalaman 0-100 km. Data jumlah kepadatan penduduk di tiap kabupaten/kota di provinsi NTT tahun 2013. Nilai PGA dihitung terlebih dahulu adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1. Memilih katalog gempa bumi 5,0MS. 2. Membuat peta titik perhitungandi provinsi nusa tenggara timur dengan interval 0,125 o x 0,125 o. 3. Menghitung jarak episenter 4. Menghitung jarak hiposenter 5. Menghitung nilai PGA maksimum dari hasil perolehan nilai percepatan getaran tanah untuk tiap titik pengamatan dengan menggunakan fungsi atenuasi Fukushima dan Tanaka. 6. Pembuatan peta kontur PGA maksimum. Menentukan indikator tingkat bahaya dan kerentanan bencana gempa bumi. 1. Identifikasinya didasarkan pada 2 faktor yaitu: a. Faktor Bahaya (hazard), dengan indikator: percepatan getaran tanah maksimum. 33

Analisa Tingkat Bahaya Dan Kerentanan Bencana Gempa Bumi Di Wilayah NTT (Ni Made Rysnawati,dkk) b. Faktor kerentanan (vulnerability), dengan indikator: kepadatan penduduk. 2. Menghitung nilai rata-rata dan standar deviasi untuk indikator faktor bahaya dan kerentanan. 3. Hitung nilai baku dengan menggunakan model standarisasi Davidson et al (1997: 142). 4. Membuat peta tingkat bahaya dan tingkat kerentanan gempa bumi dengan menggunakanbantuan software Arcview GIS 3.3 IV. HASIL DAN DATA PENGAMATAN 4.1 Identifikasi tingkat bahaya bencana gempa bumi Untuk mendapatkan gambaran secara umum mengenai tingkat bahaya bencana gempa bumi di wilayah NTT, maka dalam penelitian ini digunakan data historis pada tahun 1990 2015. Dengan memilih gempa dengan rentang skala magnitudo 5 MS didapatkan data sebanyak 135 kejadian gempa bumi yang tersebar di wilayah NTT. Data gempa bumi yang didapat tersebut selanjutnya akan dihitung nilai PGA maksimumnya di tiap titik pengamatan. Kemudian nilai PGA maksimum yang diperoleh di tiap titik pengamatan tersebut dibuatkan peta kontur PGA maksimumnya untuk wilayah NTT dengan menggunakan program Arcview GIS 3.3 dengan menggunakan variable data dari hasil perhitungan PGA maksimal. Hasilnya dapat dilihat pada Gambar 4.1. Pada Gambar 4.1 terlihat bahwa nilai PGA maksimum di wilayah NTT berkisar 2,974 340,455 gal. Untuk nilai PGA maksimum tertinggi berada di kabupaten Ende dan Alor. Dari nilai PGA yang diperoleh tersebut selanjutnya dihitung nilai bakunya untuk menentukan indeks bahaya gempa buminya. Kemudian hasil nilai baku tersebut diklasifikasikan menjadi lima kelas yaitu sangat rendah yang memiliki rentang nilai baku antara (0,94 2,73), rendah (2,74 4,52), sedang (4,53 6,31), tinggi (6,32 8,09) dan sangat tinggi (8,10 9,91). Dengan menggunakan bantuan program ArcviewGIS 3.3 dibuatkan peta kontur tingkat bahaya seperti pada Gambar 4.2.. Gambar 4.1 Peta Peak Ground Acceleration Wilayah NTT 34

Buletin Fisika Vol 18 No.1 Pebruari 2017 : 32-37 Sangatrendah Rendah Gambar 4.2. peta tingkat bahaya bencana gempa bumi di wilayah NTT Dari peta tingkat bahaya bencana gempa bumi di atas dapat diketahui bahwa tingkat bahaya gempa bumi tinggi berada di wilayah Pulau Alor kabupaten alor dan Pulau Flores kabupaten ende ( NTT bagian timur) 4.2 Identifikasi tingkat kerentanan bencana gempa bumi Untuk mendapatkan gambaran secara umum mengenai kerentanan bencana gempa bumi, digunakan acuan data kepadatan penduduk di tiap kabupaten/kota di wilayah NTT pada tahun 2013. Tingginya kepadatan penduduk di suatu wilayah akan mengakibatkan semakin banyaknya korban jiwa dan materi yang berjatuhan saat terjadi bencana tersebut. Gambar 4.3 merupakan peta kontur kepadatan penduduk di wilayah NTT tahun 2013. Data kepadatan penduduk perkabupaten/kota yang di dapat selanjutnya dihitung nilai bakunya untuk menentukan indeks kerentanannya. Kemudian hasil nilai baku tersebut diklasifikasikan menjadi lima kelas yaitu sangat rendah yang memiliki rentang nilai baku berkisar antara (0,38 0,51), rendah (0,52 1,56), sedang (1,57 2,33), tinggi (2,34 2,97), dan sangat tinggi (2,96 3,96). dengan menggunakan bantuan program ArcviewGIS 3.3. seperti yang ditunjukan pada Gambar 4.4. 35

Analisa Tingkat Bahaya Dan Kerentanan Bencana Gempa Bumi Di Wilayah NTT (Ni Made Rysnawati,dkk) Gambar 4.3 Peta tingkat kepadatan penduduk provinsi NTT Dari peta kontur tersebut dapat diketahui wilayah di NTT yang mmiliki tingkat kerentanan gempa bumi yang sangat tinggi berada di kabupaten/kota Sikka, Sumba Barat Daya dan Sabu Raijua. Hal ini dikarenakan ketiga kabupaten di atas merupakan daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi. Gambar 4.4 Peta Tingkat kerentanan gempa bumi wilayah NTT 36

Buletin Fisika Vol 18 No.1 Pebruari 2017 : 32-37 V. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisa tingkat bahaya dan kerentanan gempa bumi di wilayah NTT, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Daerah dengan tingkat bahaya bencana gempa bumi paling tinggi berada di bagian timur dan utara NTT dan paling rendah berada di bagian selatan dan barat NTT. 2. Daerah dengan tingkat kerentanan bencana gempa bumi sangat tinggi berada di Kabupaten Sikka, Sumba Barat daya, dan Sabu Raijua dan paling rendah berada di Sumba Tengah dan Kota Kupang. 3. Tingkat bahaya gempa bumi sangat tinggi berada di Kabupaten Ende dan Alor, sedangkan Tingkat kerentanan yang sangat tinggi berada di kabupaten Sikka, Sumba Barat Daya dan Sabu Raijua. DAFTAR PUSTAKA 1. Bakornas PB.2007. Pengenalan Karakteristik Bencana dan Upaya Mitigasi di Indonesia, edisi II. Pelaksanaan Harian Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana, Jakarta. 2. Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BPBN), http://www.bnpb.go.id/pengetahuanbencana/potensi-ancaman-bencana, Diakses pada tanggal 30 Januari 2016. 3. Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah III Denpasar, Gempa Bumi, http://balai3.denpasar.bmkg.go.id/tentanggempa, Diakses pada tanggal 30 Januari 2016. 4. Badan Pusat Statistik (BPS), Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Provinsi NTT, http://ntt.bps.go.id/linktabelstatis/view/id /101, Diakses pada tanggal 16 Februari 2016. 5. Rudi. 2014. Analisa Tingkat Resiko Bencana Gempa Bumi di Wilayah Bali. Skripsi.Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Udayana. 37