BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Maksudnya,

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Budaya adalah cermin suatu bangsa dan bangsa yang besar ialah bangsa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu upaya untuk meningkatkan keterampilan siswa di sekolah yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan pengajaran adalah suatu proses yang sadar tujuan. Maksudnya,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menurut istilah paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang

BAB I PENDAHULUAN. dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan jenjang pendidikan. Semuanya berkaitan dalam suatu sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan menjadi kompetensi bekal untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang kompleks dan berjangka panjang. Berbagai aspek yang tercakup dalam

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan model pembelajaran untuk membentuk kurikulum (rencana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menurut istilah paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan

I. PENDAHULUAN. (Langeveld, dalam Hasbullah, 2009: 2). Menurut Undang-Undang Republik. Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mencakup tingkat SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kundari Agustianingsih, 2013

II. KAJIAN TEORI. 2.1 Belajar dan Pembelajaran Pengertian Belajar dan Pembelajaran. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

PEMBELAJARAN TARI MELINTING MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI SMAN 10 BANDAR LAMPUNG (JURNAL) Oleh FATIMAH AZZAHRAH

BAB I PENDAHULUAN. konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan. Indonesia, khususnya generasi muda sebagai generasi penerus.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dihadapkan terhadap hal baik ekonomi, sosial, budaya maupun politik.

II. TINJAUAN PUSTAKA. hasil pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungannya. Dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang memiliki pengaruh atau akibat yang ditimbulkan, manjur, membawa hasil dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan musik di dunia pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengaplikasikan materi ajar yang didapatnya di kelas ke dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Proses pendidikan tak dapat dipisahkan dari proses pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kegiatan proses belajar mengajar harus menghasilkan keluaran (output) yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda untuk mengembangkan generasi muda yang berkualitas sehingga

I. PENDAHULUAN. kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT

I. PENDAHULUAN. pendidikan terutama ditentukan oleh proses belajar mengajar yang dialami siswa. ditandai dengan adanya perubahan seperti di atas.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku kecakapan, keterampilan dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan zaman. Persiapan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan unsur atau bagian dari kebudayan yang hidup di

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan moralitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Budaya

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Perkembangan teknologi saat ini telah berkembang pesat, dimana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. (2012:5) guru berperan aktif sebagai fasilitator yang membantu memudahkan

BAB I PENDAHULUAN. atau jalan yang harus dilalui dalam pembelajaran. Ketepatan dan kesesuaian. pengembangan strategi pembelajaran yang akan digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. SMA Negeri 9 Bandar Lampung pada awalnya merupakan SMPP 51. (Sekolah Menengah Perintis Pembangunan), yang mulai melaksanakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat menuntut sumber

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

I. PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat serta dalam pembentukan manusia Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA. dalam memecahkan masalah bersama. Pembelajaran kooperatif adalah

616 Seminar Nasional dan Launching ADOBSI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan karya bersama yang berlangsung dalam. suatu pola kehidupan insan tertentu serta pendidikan merupakan tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan, terutama dinegara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu menunjukan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. terus belajar dan dilakukan tanpa beban. manusia dalam mengembangkan potensi diri sehingga mampu menghadapi

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

I. PENDAHULUAN. yakni berbeda-beda tetapi tetap satu. Maknanya meskipun berbeda-beda namun

BAB I PENDAHULUAN A. LATARBELAKANG

I. PENDAHULUAN. SMA Negeri 12 Bandar Lampung terletak di jalan H. Endro Suratmin

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seorang atau. kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Permendikbud No. 67 tahun 2013, kurikulum 2013 dirancang

BAB I PENDAHULUAN. secara beragam, bergantung pada sudut pandang masing-masing dan teori yang

BAB I PENDAHULUAN. menuntut kita untuk mengimbangi dengan ilmu pengetahuan yang modern. Dalam

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu modal awal proses menuju pembangunan bangsa, karena

I. PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu (Sanjaya, 2008:26). Menurut Amri dan Ahmadi. (2010:89) bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru harus memahami

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan Indonesia sangat beragam, hal ini dikarenakan suku-suku dan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses aktualisasi peserta didik melalui berbagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seorang guru tidak hanya dituntut berdiri di depan kelas untuk berceramah

I. PENDAHULUAN. Menurut Hasbullah (2009:2). Kegiatan pokok dalam keseluruhan proses pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mulia, keterampilan untuk hidup mandiri, mengikuti pendidikan lebih lanjut.

III. METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu pembelajaran yang ada di sekolah adalah pembelajaran Ilmu

Ratih Rahmawati Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Besar. Proses pembelajaran yang dilakukan selama ini masih monoton dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kepada metode pembelajaran dengan siswa dari tingkat kemampuan yang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran siswa dapat memahami konsep yang dipelajarinya. mengingat dan membuat lebih mudah dalam mengerjakan soal-soal

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut. Upaya peningkatan kualitas manusia harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

oleh : YOGI RAHAYU NPM : P

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan kutipan dari Kathleen K. Reardon dalam buku Interpersonal

TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk

BAB I PENDAHULUAN. Nur Syarifah, 2013

LANDASAN TEORI. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu lembaga pendidikan dimana para siswa (peserta

I. PENDAHULUAN. Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang terus

I. PENDAHULUAN. waktu. Model-model pembelajaran konvensional kini mulai ditinggalkan

BAB I PENDAHULUAN. adalah lembaga formal yang kita kenal dengan sekolah. guru sesuai dengan disiplin ilmu yang dikuasainya.

I. PENDAHULUAN. dan psikomotor dimana terdapat grafik peningkatan dalam masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), merupakan muatan wajib

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) pengertian pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Maksudnya, pendidikan harus mampu menuntut segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu agar mereka, sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat, dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya (Sofan, 2013: 241). Pembelajaran merupakan suatu proses menciptakan kondisi yang kondusif agar terjadi interaksi komunikasi belajar mengajar antara guru, peserta didik, komponen pembelajaran lainnya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi : tujuan, materi, metode, dan evaluasi.

2 Keempat komponen tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam memilih dan menentukan media, metode, strategi, dan pendekatan apa yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran (Hosnan, 2014: 18). Mengajar diartikan sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses belajar. Mengajar sebagai upaya menciptakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar bagi para siswa. Kondisi itu diciptakan sedemikian rupa sehingga membantu perkembangan anak secara optimal baik jasmani maupun rohani, baik fisik maupun mental (Sardiman, 2014: 48). Upaya-upaya guru dalam mengatur dan memberdayakan berbagai variabel pembelajaran, merupakan bagian penting dalam keberhasilan siswa mencapai tujuan yang direncanakan. Karena itu, pemilihan metode, strategi dan pendekatan dalam mendesain model pembelajaran yang berguna dalam mencapai iklim PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) adalah tuntutan yang harus diupayakan oleh guru (Sofan, 2013: 2). Model pembelajaran adalah pedoman berupa program atau petunjuk strategi mengajar yang dirancang untuk mencapai suatu pembelajaran. Pedoman itu memuat tanggung jawab guru dan merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran (Eggen dan Kauchak dalam Ho snan, 2014: 234). Pembelajaran kooperatif ( cooperative learning) adalah suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri atas 4 sampai 8 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen (Slavin dalam Hosnan, 2014: 235).

3 Pembelajaran kooperatif model jigsaw ini merupakan model belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang secara heterogen dan siswa bekerja sama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri (Johnson dalam Hosnan, 2014: 249). Penerapan Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam proses mengajar yang yang dapat menumbuhkan tanggung jawab siswa sehinggga mereka terlibat langsung secara aktif dalam memahami suatu persoalan dan menyelesaikan secara kelompok. Siswa dapat berinteraksi dengan teman sebayanya dan guru sebagai pembimbing. Guru berperan sebagai fasilitas yang mengarah dan memotivasi siswa untuk belajar mandiri dan menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam berdiskusi (Hosnan, 2014: 248). Hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti, diperoleh data bahwa pembelajaran tari Melinting di kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kotagajah ini menggunakan model pembelajaran kooperatif jigsaw. Guru tidak sepenuhnya melakukan tahap pembelajaran tipe jigsaw, tetapi guru menggunakan tahap pembelajaran yang berbeda. Model kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran tari Melinting dengan menggunakan metode demontrasi. Dalam proses pembelajaran tari Melinting siswa di bagi kelompok diskusi. Kegiatan pembelajaran di awali dengan guru mendemontrasikan ragam gerak tari Melinting dan selanjutnya guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan menentukan kelompok ahli dan kelompok asal. Kelompok ahli akan kembali bergabung dalam kelompok asal untuk saling bekerjasama menganalisis konsep,

4 teknik dan prosedur tari Melinting. Kompetensi dasar 3.1 yang harus dicapai yaitu menganalisis konsep, teknik, dan prosedur dalam proses berkarya tari. Terdapat penelitian yang mempunyai kesamaan judul yaitu skripsi Yuliana dengan judul Penerapan model kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran tari Bedana di Kelas X MAN 1 Model Bandar Lampung. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan penggunaan model kooperatif tipe jigsaw dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tari Bedana pada pembelajaran di kelas X MAN 1 Model Bandar. Perbedaan penelitian Yuliana dengan penelitian pembelajaran tari Melinting menggunakan model pembelajaran kooperatif jigsaw di kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kotagajah terdapat pada tempat penelitian dan subjek penelitian. Tempat penelitian yaitu SMA Negeri 1 Kotagajah. Subjek penelitian adalah Erna Budiwati, S.Pd selaku guru seni tari dan siswa kelas XI IPS yang mengikuti kegiatan pembelajaran seni tari di SMA Negeri 1 Kotagajah. Jadi penelitian ini bersifat non partisipan yaitu mengamati aktivitas guru seni tari Erna Budiwati S.Pd dalam melakukan pembelajaran tari Melinting menggunakan model kooperatif tipe jigsaw dan mengamati aktivitas siswa. Sedangkan penelitian Yuliana bersifat yaitu memberikan materi pembelajaran tari secara langsung kepada siswa dan melakukan pengamatan kepada siswa pada saat proses pembelajaran.

5 Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini dianggap lebih efektif untuk proses pembelajaran tari Melinting. Menumbuhkan rasa tanggung jawab siswa bekerja sama dalam kelompok. Oleh sebab itu, peneliti ingin mendeskripsikan bagaimana pembelajaran tari Melinting menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Banyak tarian tradisional yang dimiliki bangsa Indonesia, di setiap provinsi yang ada memiliki tarian tradisional yang beragam dan mempunyai keunikan masing-masing. Salah satu tarian yang dimiliki, yaitu tari Melinting yang berasal dari provinsi Lampung. Tari Melinting merupakan tari kelompok tradisional yang dimiliki masyarakat Lampung merupakan tarian adat yang dimainkan pada acara adat (begawi) pada saat menyambung tamu-tamu agung dan penarinya adalah keluarga Ratu atau bangsawan Melinting (Idil, 2012: 14). Tari Melinting adalah salah satu kesenian tradisional yang hidup di kabupaten Lampung Timur. Tari Melinting adalah tarian berpasangan, tarian ini ditarikan oleh sepasang muda mudi Lampung atau dalam bahasa Lampung sering disebut muli meghanai. Tarian ini ditarikan secara berpasangan, yang dahulu tarian ini hanya boleh ditarikan oleh keturunan keratuan Melinting. Sekarang tarian ini dapat ditarikan oleh siapa saja (tidak hanya keturunan keratuan Melinting) dan dalam acara apapun, baik dalam upacara adat, perwakilan, maupun dalam proses pembelajaran disekolah asalkan tetap memakai gerakan khas Melinting (Idil, 2012: 56). Proses pembelajaran tari Melinting ini terdapat kelas XI SMA Negeri 1 Kotagajah.

6 Melalui tari Melinting siswa diharapkan dapat mengembangkan pribadinya dan menumbuhkan rasa estetis serta kecintaan terhadap budaya melalui kegiatan tari. Pembelajaran tari Melinting ini bertujuan untuk memotivasi adanya siswa laki-laki yang mengikuti pembelajaran seni tari, maka di pilihlah tari Melinting atau tari berpasangan dalam pembelajaran kelas XI SMA Negeri 1 Kotagajah. Tetapi pembelajaran tari Melinting di kelas XI IPS hanya terdapat siswa perempuan sehingga hanya ragam gerak putri yang pelajari. Pembelajaran tari dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw tari Melinting dapat membuat siswa lebih aktif, menumbuhkan kerjasama siswa, dan meningkatkan keterampilan berkomunisasi siswa. SMA Negeri1 Kotagajah mengajarkan dua cabang seni yaitu seni tari dan seni musik. Siswa-siswi kelas XI dibebaskan untuk memilih bidang seni yang akan diikutinya, baik seni tari dan seni musik memiliki peranan yang penting untuk mengembangkan bakat. SMA Negeri 1 Kotagajah merupakan salah satu sekolah unggulan di Kabupaten Lampung Tengah Provinsi Lampung. Karena sudah banyak memiliki prestasi di bidang seni tari. Pada tahun 2012 SMA Negeri 1 Kotagajah ini mewakili Propinsi Lampung untuk Festival Lomba Seni Tari Nasional (FLS2N). Hal ini telah membuktikan bahwa seni tari di SMA Negeri 1 Kotagajah cukup maju dan berkembang. Cabang seni tari di kelas XI SMA Negeri 1 Kotagajah menerapkan pembelajaran tari Melinting di sekolah, dengan alasan inilah peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada proses pembelajaran tari Melinting di SMA Negeri 1 Kotagajah.

7 Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan, peneliti ingin meneliti pembelajaran tari Melinting di SMA Negeri 1 Kotagajah dengan mengamati langsung aktivitas guru dan siswa, maka peneliti mengangkat sebuah judul penelitian yaitu pembelajaran tari Melinting menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di kelas XI SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah. Peneliti berharap model pembelajaran ini dapat mempermudah siswa dalam mempelajari tari, khususnya tari Melinting. Selain itu dapat juga dijadikan sebagai referensi bagi calon pendidik dan menambah variasi model pembelajaran tari. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah terurai di atas, masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut. Bagaimana pembelajaran tari Melinting menggunakan model kooperatif tipe jigsaw di kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat dijelaskan tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Untuk mendeskripsikan proses pembelajaran tari Melinting menggunakan model kooperatif tipe jigsaw di kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah.

8 2. Untuk mendeskripsikan hasil pembelajaran tari Melinting menggunakan model kooperatif tipe jigsaw di kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki dua manfaat, yaitu manfaat berkaitan dengan hal-hal berikut : 1. Untuk memberikan informasi kepada guru dalam penggunaan model pembelajaran dapat meningkatkan pembelajaran yang berkualitas dan bervariasi, untuk mencapai hasil belajar yang optimal. 2. Untuk memotivasi siswa dalam belajar, tidak verbalisme, serta mencapai berhasil belajar yang optimal. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian 1. Subjek penelitian ini adalah Erna Budiwati, S.Pd selaku guru seni tari dan siswa kelas XI IPS yang mengikuti kegiatan pembelajaran seni tari di SMA Negeri 1 Kotagajah. Jumlah 20 siswi. 2. Objek penelitian pembelajaran tari Melinting mengunakan Model Kooperatif tipe jigsaw.

9 3. Tempat penelitian adalah SMA Negeri 1 Kotagajah. 4. Waktu penelitian adalah tahun pelajaran 2014-. Tabel 1.1. Jadwal Penelitian Pertemuan Hari, Tanggal Keterangan 1 Selasa, 20 Januari 2 Kamis, 22 Januari 3 Selasa, 27 Januari 4 Kamis, 29 Januari 5 Selasa, 3 Februari 6 Kamis, 5 Februari 7 Selasa, 10 Februari 8 Kamis, 12 Februari Observasi hasil belajar siswa Observasi hasil belajar siswa