GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM KOTA SINGKAWANG

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BAKU DI PDAM NANGA PINOH KABUPATEN MELAWI

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat sebagian besar. menggunakan air sungai / air sumur untuk kegiatan sehari-hari seperti

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Perubahan Kualitas Air. Segmen Inlet Segmen Segmen Segmen

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODE PERCOBAAN. - Kuvet 20 ml. - Pipet Volume 10 ml Pyrex. - Pipet volume 0,5 ml Pyrex. - Beaker glass 500 ml Pyrex

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu

TEKNIK PENYEDIAAN AIR MINUM TL 3105 SLIDE 04. Yuniati, PhD

Grand Water Quality Dose To Sand Mining In Timbulun River, Kenagarian Aur Duri Surantih Pesisir Selatan Regency

Promotif, Vol.5 No.2, April 2016 Hal PENGARUH JUMLAH KARBON AKTIF PADA FILTER AIR TERHADAP TEKANAN KELUARAN HASIL FILTER

DESAIN PROTOTIPE INSTALASI KOAGULASI DAN KOLAM FAKULTATIF UNTUK PENGOLAHAN AIR LINDI (STUDI KASUS TPA BAKUNG BANDAR LAMPUNG)

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itu air berperan penting dalam berlangsungnya sebuah kehidupan. Air

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Desa pesisir, air bersih, kekeruhan, total dissolved solid, ph

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010).

PENGOLAHAN AIR BERSIH. PENGOLAHAN UNTUK MENGURANGI KONSENTRASI ZAT Kandungan Fe, CO2 agresif, bakteri yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam cara, tergantung kondisi geografisnya. Sebagian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Water Treatment Air sungai dan Sumur Bor menjadi Air Bersih Proses pengolahan air (water treatment system)

EVALUASI TERHADAP UPAYA PENINGKATAN KUALITAS AIR BERSIH PADA PDAM TIRTA MON PASE INSTALASI MEUNASAH REUDEUP KABUPATEN ACEH UTARA

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR

Uji Model Fisik Water Treatment Bentuk Pipa dengan Media Aerasi Baling-Baling

-disiapkan Filter -disusun pada reaktor koagulasi (galon dan botol ukuran 1.5 Liter) -diambil 5 liter dengan gelas ukur

ANALISIS WARNA, SUHU, ph DAN SALINITAS AIR SUMUR BOR DI KOTA PALOPO

PROSES PENGOLAHAN AIR MINUM DI PDAM KABUPATEN. Saran : Sistem Istalasi Pengolahan Air Minum Lengkap yang sudah ada ABSTRAK

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KUALITAS AIR PROGRAM PAMSIMAS DI DESA LOMULI KECAMATAN LEMITO KABUPATEN POHUWATO. Meiske M. Bulongkot, Lintje Boekoesoe, Lia Amalia 1)

BAB IV METODE PENELITIAN

PENGARUH VARIASI DOSIS KOAGULAN TERHADAP PERUBAHAN PARAMETER FISIKA KIMIA KUALITAS AIR BAKU (Studi Kasus : PDAM Kota Samarinda)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian

Pengaruh Ukuran Efektif Pasir Dalam Biosand Filter Untuk Pengolahan Air Gambut

PEMANFAATAN KITOSAN DARI KERANG SIMPING (Placuna placenta) SEBAGAI KOAGULAN UNTUN PENJERNIHAN AIR SUMUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kajian Efektivitas Aerator dan Penambahan Kapur serta Slow Sand Filter dalam menurunkan kadar Besi air tanah.

BAB I PENDAHULUAN. disebut molekul. Setiap tetes air yang terkandung di dalamnya bermilyar-milyar

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-harinya yang memenuhi

BAB V EVALUASI PENGOLAHAN AIR MINUM EKSISTING KAPASITAS 233 L/det

PROPOSAL PERMOHONAN KERJA PRAKTEK SISTEM PRODUKSI INSTALASI PENGOLAHAN AIR (IPA) PDAM KOTA MALANG

UNIT PENGOLAHAN AIR MINUM 5

PENGOLAHAN AIR GAMBUT DENGAN TEKNOLOGI BIOSAND FILTER DUAL MEDIA

PENGGUNAAN AERATOR, SODA ASH, DAN FILTRASI DALAM MENURUNKAN KADAR FE. Jurusan Kesehatan Lingkungan, Poltekkes Kemenkes Pontianak, Indonesia

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bahan baku produk ataupun air konsumsi. Tujuan utama dari pengolahan air ini

DIAGRAM ALIR 4. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3

BAB I PENDAHULUAN. yang mau tidak mau menambah pengotoran atau pencemaran air (Sutrisno dan

BAB I PENDAHULUAN. Kulit jadi merupakan kulit hewan yang disamak (diawetkan) atau kulit

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa sumber air untuk kebutuhan sehari-hari antara lain sumur dangkal,

BAB III METODOLOGI A. Tahap Penelitian

Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai

BAB I PENDAHULUAN % air. Transportasi zat-zat makanan dalam tubuh semuanya dalam

PENGARUH MEDIA FILTRASI ARANG AKTIF TERHADAP KEKERUHAN, WARNA DAN TDS PADA AIR TELAGA DI DESA BALONGPANGGANG. Sulastri**) dan Indah Nurhayati*)

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Perhitungan kadar Fe metode titrasi sederhana : Pagi, WIB : a. Kadar Fe lantai dasar : Fe = 1000

SEMINAR AKHIR. Mahasiswa Yantri Novia Pramitasari Dosen Pembimbing Alfan Purnomo, ST. MT.

Pengelolaan Air Bersih


KEEFEKTIFAN MEDIA FILTER ARANG AKTIF DAN IJUK DENGAN VARIASI LAMA KONTAK DALAM MENURUNKAN KADAR BESI AIR SUMUR DI PABELAN KARTASURA SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dan semua makhluk hidup butuh air. Air merupakan material

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATANPRAKTIK KERJA LAPANGAN PADA INSTALASI PENGOLAHAN AIR PDAM UNIT 1 CENDANAKOTA SAMARINDA

PENURUNAN TURBIDITY, TSS, DAN COD MENGGUNAKAN KACANG BABI (Vicia faba) SEBAGAI NANO BIOKOAGULAN DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK (GREYWATER)

PENENTUAN KARAKTERISTIK AIR WADUK DENGAN METODE KOAGULASI. ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. industri berat maupun yang berupa industri ringan (Sugiharto, 2008). Sragen

PENINGKATAN KUALITAS AIR BAKU PDAM SIDOARJO MENGGUNAKAN ROUGHING FILTER UPFLOW DENGAN MEDIA PECAHAN GENTENG BETON

PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH PADA IPAL INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT BTIK LIK MAGETAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

Pengolahan Air Gambut sederhana BAB III PENGOLAHAN AIR GAMBUT SEDERHANA

Rahmat Puji Ermawan¹, Tri Budi Prayogo², Evi Nur Cahya²

BAB I PENDAHULUAN. bertahan hidup tanpa air. Sebanyak 50 80% di dalam tubuh manusia terdiri

Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.4 Tahun Batanghari 94

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan komponen utama untuk kelangsungan hidup manusia

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

VI. POLA DAN PERILAKU PENGGUNAAN AIR BERSIH OLEH PENDUDUK. 6.1 Pola Penggunaan Air Bersih oleh Penduduk

EVALUASI EFISIENSI KINERJA UNIT CLEARATOR DI INSTALASI PDAM NGAGEL I SURABAYA

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perkebunan dan domestik (Asmadi dan Suharno, 2012). limbah cair yang tidak ditangani dengan semestinya. Di berbagai tempat

BAB V ANALISA DAN PEMILIHAN UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

RANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR. Oleh DEDY BAHAR 5960

APLIKASI TEKNOLOGI FILTRASI UNTUK MENGHASILKAN AIR BERSIH DARI AIR HASIL OLAHAN IPAL DI RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA

I. Tujuan Setelah praktikum, mahasiswa dapat : 1. Menentukan waktu pengendapan optimum dalam bak sedimentasi 2. Menentukan efisiensi pengendapan

AKUATIK-Jurnal Sumberdaya Perairan 34 Volume 8. Nomor. 2. Tahun 2014 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia (Sunu, 2001). seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat,

IMPLEMENTATION of RAPID SAND FILTER TECHNOLOGY for GROUNDWATER PROCESSING in KULIM TENAYAN RAYA, PEKANBARU

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bohulo. Desa Talumopatu memiliki batas-batas wilayah sebelah Utara berbatasan

BAB VI ANALISIS SUMBER AIR DAN KETERSEDIAAN AIR

PEMANFAATAN LUMPUR ENDAPAN UNTUK MENURUNKAN KEKERUHAN DENGAN SISTEM BATCH HALIFRIAN NURMANSAH

BAB I PENDAHULUAN. keperluaan air minum sangatlah sedikit. Dari total jumlah air yang ada, hanya

PENGARUH WAKTU TINGGAL CAIRAN TERHADAP PENURUNAN KEKERUHAN DALAM AIR PADA REAKTOR ELEKTROKOAGULASI. Satriananda 1 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. demikian, masyarakat akan memakai air yang kurang atau tidak bersih yang

PROSES PENGOLAHAN AIR BAKU MENJADI AIR BERSIH PADA PDAM TIRTANADI IPA DELI TUA

Transkripsi:

GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM KOTA SINGKAWANG Laksmi Handayani, Taufik Anwar dan Bambang Prayitno Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Pontianak E-mail: laksmihandayani6@gmail.com Abstrak: Gambaran Pengolahan Air Bersih di PDAM Kota. Jenis penelitian ini deskriptif yaitu pemantauan langsung yang di lakukan untuk memperoleh data tentang gambaran pengolahan air bersih di PDAM Kota 2016. Hasil penelitian yang didapat sebelum diolah maupun setelah diolah menunjukkan adanya kelemahan dalam pengolahan misalnya adanya kandungan Fe 0,4 mg/l, sedangkan persyaratan kadar Fe 0,3 mg/l, selanjutnya kekeruhan 22,6 mg/l sedangkan persyaratan 5 mg/l, sedangkan untuk ph 7 dan kesadahan 34 mg/l. Pada hasil uji laboratorium ini belum sepenuhnya memenuhi persyaratan kualitas air bersih menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Kata Kunci: Air Bersih, Tingkat Kekeruhan Abstract: The Describe of Clean Water Treatment in PDAM City. This study is descriptive, namely direct monitoring undertaken to obtain data about the describe of clean water treatment in PDAM city 2016. The results of the research were obtained before processing and after processing indicate a weakness in the processing, for example the Fe content of 0.4 mg/l, while the requirement of Fe content of 0.3 mg/l, then the turbidity of 22.6 m/l, while the requirement 5 mg/l, while for ph 7 and a hardness of 34 mg/l. The laboratory test results have not yet fully meet the requirements of water quality according to the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia No. 416/Menkes/PER/IX/1990. Keywords: Clean water, the levels of Turbidity Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan secara berkelanjutan. Penggunaan air bersih sangat penting untuk konsumsi rumah tangga, kebutuhan industri, dan tempat umum. Kebutuhan air bersih di kota dan di desa berbeda, kebutuhan air bersih di desa antara 60-80 liter/orang/hari, sedangkan di kota kebutuhan akan air antara 60-120 liter/orang/hari. Menurut PBB, lebih dari satu miliar orang tidak memiliki akses terhadap air bersih, tiga miliar orang tidak memiliki layanan sanitasi yang memadai, dan angka kematian akibat penyakit menular melalui air yang kurang bersih mencapai tiga juta kematian per tahun. Dikarenakan pentingnya kebutuhan akan air bersih, maka adalah hal yang wajar jika sektor air bersih mendapatkan prioritas penanganan utama karena menyangkut kehidupan orang banyak. Penanganan akan pemenuhan kebutuhan air bersih dapat dilakukan dengan berbagai cara, disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang ada. Di daerah perkotaan, system penyediaan air bersih dilakukan dengan system perpipaan dan non perpipaan. Sistem perpipaaan dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan system non perpipaan dikelola oleh masyarakat baik secara individu maupun kelompok (Sugiharto, 1985). METODE PENELITIAN Penelitian gambaran pengelolaan air bersih di PDAM kota singkawang 2016, termasuk penelitian deskriptif yaitu pemantauan langsung yang di lakukan untuk memperoleh data tentang Gambaran 287

288 Sanitarian, Volume 8 Nomor 3, Desember 2016, hlm.287-291 Pengolahan Air Bersih di PDAM Kota 2016. HASIL dari observasi langsung dilapangan dengan tujuan agar dapat mengetahui bagaimana pengolahan air bersih di PDAM Kota secara keseluruhan. Untuk pengumpulan data dilakukan dengan cara membuat kuesioner dan lembar observasi dalam Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2010 tentang Pendirian PDAM Gunung Poteng Kota. Kadar Kekeruhan, Kesadahan, Fe, ph pada PDAM Kota. Kekeruhan pada tingkat kadar kekeruhan yang sebelum diolah 22,6 NTU, untuk itu perlu dilakukan penyaringan atau sedimentasi. Kesadahan pada tingkat kesadahan yang sebelum diolah 34, dari hasil pengamatan peneliti tidak perlu dilakukan penambahan koagulan. Fe pada tingkat Fe yang sebelum diolah 0,4, untuk itu tidak perlu dilakukan pengolahan karena sudah mendapatkan angka standar mutu air bersih menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor ph pada derajat keasaman pada air baku yang sebelum diolah 7, untuk itu tidak perlu dilakukan penambahan koagulan karena telah memenuhi persyaratan untuk kualitas air bersih antara 6,5-8,5. Proses Pengolahan Air Baku PDAM Kota Sumber Air Baku Sumber air baku berasal dari sumber air permukaan dan mata air gunung yang terbesar di Kota, yaitu: Eria, Hangmoi. Proses Pengolahan Air Screening Air baku disedot dengan mesin pompa, selanjutnya di saring menggunakan jaring- jaring untuk menghilangkan kotorankotoran sampah atau ranting-ranting batang pohon, dengan 85 liter per detik. Koagulasi Kemudian proses koagulan air masuk ke dalam bak dengan luas 20x20 m, dan ada 3 unit bak, dengan kedalaman air 1,5 m. Proses pembentukkan atau pengumpulan partikelpartikel kecil. Flokulasi Pada proses flokulasi mempunyai 3 unit bak penampung. Kemudian larutan tawas tersebut di campurkan dengan air baku yang akan masuk menuju bak flokulasi. Sedimentasi Setelah mengalami proses koagulasi dan flokulas, air masuk ke dalam bak sedimentasi. Kemudian untuk mengendapkan flok-flok yang terbentuk pada proses flokulasi. Sand filter Kemudian air dialirkan ke dalam bak sand filter dengan penyaring pada media pasir kuarsa dan batu kerikil yang berukuran 23, dan ada 6 unit bak untuk proses penyaringan pada air. Desinfeksi Setelah melalui proses koagulasi, flokulasi, sedimentasi, sand filter, air ditampung di dalam penampungan sementara dimana di dalam bak tersebut air ditambahkan bahan kaporit. Reservoir Pada bak reservoir terdapat ukuran bak 22x24 m, dengan kedalaman air 1,5 m. Setelah

Laksmi, dkk, Gambaran Pengolahan Air Bersih... 289 itu air masuk ke bak reservoir sebagai tempat penampungan sementara air bersih Distribusi Setelah dari reservoir, air bersih siap untuk di distribusikan melalui meter induknya dengan berbagai ukuran ke tiap daerah distribusi dan langsung ke masyarakat Kualitas air bersih di PDAM Kota Pengolahan fisik, kimia dan biologi agar hasil yang diperoleh lebih akurat dan tepat yang dilihat dari hasil pengujian yaitu Kekeruhan, Kesadahan, Fe dan ph yang sesuai dengan persyaratan kualitas air minum Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492/MENKES/PER/IV/2010. Yang didapatkan hasil pemeriksaan pada tabel dibawah ini: Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Kekeruhan, Kesadahan, Fe, Ph Sampel I Sampel II No. Jenis Dipersyaratkan baku Distribusi baku Distribusi Air Air Air Air Parameter 1. Kesadahan 500 34 34 17 17 mg/lite r 2. Kekeruhan 5 NTU 22,6 NTU 3,8 NTU 2,7 NTU 0,77 NTU 3. ph 6,5-8,5 7 7 6,5 6,5 4. Fe 0,3 Sumber: Data Primer, 2016 0,4 0,05 0,2 mg/lite r 0,05 Dari tabel 1 didapatkan hasil pemeriksaan kekeruhan pengolahan air bersih sebelum dan sesudah di olah belum memenuhi persyaratan kualitas air bersih, disebabkan adanya benda tercampur atau benda koloid di dalam air, dan perlu dilakukan sedimentasi atau penyaringan cepat. Sedangkan untuk hasil pemeriksaan kesadahan didapatkan pengolahan air bersih yang sebelum dan sesudah di olah sudah memenuhi persyaratan untuk kualitas air bersih. Sedangkan hasil pemeriksaan Fe pengolahan air bersih yang sebelum dan sesudah di olah sudah memenuhi persyaratan kualitas air bersih, karena keberadaan besi dalam air bersifat terlarut. Sedangkan untuk hasil pemeriksaan ph pengolahan air bersih yang sebelum dan sesudah di olah sudah memenuhi persyaratan untuk kualitas air bersih menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor PEMBAHASAN Kadar Kekeruhan, Kesadahan, Fe, ph pada PDAM Kota Kekeruhan Pada hasil pemeriksaan kekeruhan uji laboratorium PDAM Roban, dilakukan pengujian sampel untuk kadar kekeruhan di dapatkan hasil 22,6 NTU air baku sebelum diolah, untuk itu dilakukan dengan pengolahan penyaringan pasir kuarsa dan batu kerikil, disertai dengan pengolahan sedimentasi untuk mengendapkan partikelpartikel koloid dan zat tersuspensi yang mengendap dengan waktu tertentu untuk mendapatkan hasil maksimal yang ditentukan oleh baku mutu air bersih untuk tingkat kadar kekeruhan 5 NTU. Kesadahan Pada hasil pemeriksaan kesadahan uji laboratorium PDAM Roban, dilakukan pengujian sampel untuk kesadahan yang di dapatkan hasil 34 air baku sebelum diolah, untuk itu dilakukan dengan pengolahan penambahan koagulan seperti tawas, setelah diberikan bahan kimia berupa tawas terjadi penurunan pada hasil air yang sesudah diolah 34. Fe Pada hasil pemeriksaan Fe uji laboratorium PDAM Roban, dilakukan pengujian sampel untuk zat besi pada air, didapatkan hasil yang sebelum diolah 0,4, dan sudah memenuhi persyaratan baku mutu air bersih. Karena itu tidak perlu dilakukan penambahan kapur agar untuk meningkatkan ph dan untuk menurunkan kandungan Fe. ph Pada hasil pemeriksaan ph uji laboratorium PDAM Roban, dilakukan pengujian sampel untuk derajat keasaman pada air, didapatkan hasil yang sebelum diolah 7, karena sebelum diolah air

290 Sanitarian, Volume 8 Nomor 3, Desember 2016, hlm.287-291 tersebut telah memenuhi persyaratan baku mutu air bersih yang berkisar 6,5 sampai 8,5 menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Proses Pengolahan Air Baku PDAM Kota Sumber Air Baku Sumber air baku berasal dari sumber air permukaan dan mata air gunung yang terbesar di Kota, yaitu: Eria, Hangmoi. Sistem pelayanan PDAM Kota terdiri dari 5 unit pelayanan, yaitu IPA Tirtasari, Hangmoi, Gunung Poteng, Intake Sejangkung, Intake Sedau. Pengolahan Sistem pengolahan air bersih di PDAM Kota dilakukan dengan proses pengolahan fisik untuk mengetahui suatu tingkat pengolahan yang bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan kotorankotoran yang kasar, penyisihan lumpur dan pasir, serta mengurangi kadar zat-zat organik yang ada dalam air yang akan diubah. Proses pengolahan kimia untuk mengetahui tingkat pengolahan dengan menggunakan zat-zat kimia untuk membantu proses pengolahan selanjutnya. Proses pengolahan bakteriologis untuk mengetahui suatu tingkat pengolahan untuk membunuh atau memusnahkan bakteribakteri yang terkandung di dalam air. Kualitas Air Bersih Pada PDAM Kota Dari hasil pemeriksaan laboratorium PDAM Kota ini untuk parameter kualitas air berupa kadar Kekeruhan, Kesadahan, Fe dan ph air. Seharusnya air tersebut setelah masuk ke bak reservoir di biarkan selama 5-10 menit tujuannya untuk kotoran yang masuk ke bak reservoir akan mengendap. Sedangkan untuk parameter yang lain seperti Kesadahan dengan pemberian bahan kimia berupa tawas, kaporit, dan soda ash dapat memberikan perubahan pada air yang tidak mengandung Kesadahan dan di dapatkan hasil 34 telah memenuhi persyaratan kualitas air bersih. Sedangkan Fe setelah melalui proses pemberian koagulan penurunannya begitu besar yang awal 0,4 menjadi 0,05. Sedangkan ph dengan memberikan koagulan menjadi meningkat sebesar 7, pada ph < 6,5 dan > 8,5 akan mempercepat terjadinya korosi pada perpipaan distribusi air bersih atau minum. Untuk air bersih sudah memenuhi persyaratan kualitas air bersih menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor SIMPULAN Dari hasil survei dan penelitian yang dilakukan di PDAM Kota, dapat disimpulkan sebagai berikut: Dari hasil laboratorium PDAM Roban didapatkan Kekeruhan 34 yang tidak memenuhi persyaratan, sedangkan Kesadahan 34 sudah memenuhi persyaratan, sedangkan Fe 0,4 sudah memenuhi persyaratan, dan ph 7 yang sudah memenuhi persyaratan kualitas air bersih. Proses pengolahan air bersih PDAM Roban sudah memenuhi baku mutu menurut Permenkes No. 416 Tahun 1990 Tentang Peraturan Persyaratan Kualitas Air Bersih, tapi untuk beberapa parameter seperti kekeruhan belum memenuhi persyaratan. Sedangkan untuk kualitas air bersih pengolahan PDAM Roban belum semuanya terpenuhi menurut Permenkes No. 416 Tahun 1990 Tentang Peraturan Persyaratan Kualitas Air Bersih. Bagi PDAM sebaiknya untuk kadar Kekeruhan perlu perbaikan pengolahan dengan air yang sudah diolah masuk ke reservoir dibiarkan selama 5-10 menit agar kotoran dalam air tersebut dapat mengendap. PDAM Kota agar memperhatikan kebutuhan air bersih sesuai dengan kebutuhan perkotaan. DAFTAR PUSTAKA Depkes RI, 1990. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 416/Menkes/Per/IX/1990 Tentang

Laksmi, dkk, Gambaran Pengolahan Air Bersih... 291 Syarat-syarat Pengawasan Kualitas Air Bersih. Jakarta Depkes RI, 2001. Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Jakarta Depkes RI, 2002. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 907/Menkes RI/2002 tentang Syaratsyarat Kualitas Air Minum. Jakarta. Dwijosaputro, 1981. Syarat Utama Bagi Terjaminnya Kesehatan. Jakarta Effendi, Hefni, 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta. Kanisius Ikas, 2013. Studi Jaringan Air Bersih PDAM Di Kecamatan Pontianak Tenggara. Univerrsitas Tanjungpura. Pontianak Sugiharto, 1985. Penyediaan Air Bersih Bagi Masyarakat. Universitas Indonesia. Jakarta Suyono, 1993. Pengelolaan Sumber Daya Air. Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Wardhana, Wisnu Wrya, 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. ANDI. Yogyakarta.