BAB I PENDAHULUAN. berbagai program yang relevan. Peningkatan kualitas lingkungan terdiri dari berbagai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunaan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan enam

KUISIONER FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUNG APUNG RT10/01 KELURAHAN KAPUK JAKARTA BARAT

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang banyak dan terbesar ke-4 di dunia dengan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. mengabaikan pentingnya menjaga lingkungan hidup. Untuk mencapai kondisi

BAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomis. Masyarakat berperan serta, baik secara perseorangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Limbah padat atau sampah padat merupakan salah satu bentuk limbah

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang tentu saja akan banyak dan bervariasi, sampah, limbah dan kotoran yang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Laporan terbaru berjudul What a Waste: A Global Review of Solid Waste

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya penelitian ini terkait dengan permasalahan-permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Volume sampah setiap harinya terus bertambah banyak sampah begitu saja di

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP),

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sampah yaitu dari paradigma kumpul angkut buang menjadi pengolahan yang

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan cara yang efektif untuk memutuskan rantai penularan penyakit,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

ADITYA PERDANA Tugas Akhir Fakultas Teknik Perencanaan Wilayah Dan Kota Universitas Esa Unggul BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN. Sakinah, 2 Erna, 3 Marta 1,2,3. STIKes Prodi IKM Prima Korespondensi penulis :

DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN DI DESA SUKOSARI KECAMATAN JUMANTONO KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. dan kualitas sampah yang dihasilkan. Demikian halnya dengan jenis sampah,

Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam menjalani aktivitas hidup sehari-hari tidak terlepas dari

PENDAHULUAN Latar Belakang

A. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya

I. PENDAHULUAN. Amartya Sen, peraih Nobel Ekonomi tahun 1998, menyatakan bahwa. bersama akan maksimal, dengan demikian kemakmuran sebuah bangsa dapat

PERATURAN DESA SEGOBANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA SEGOBANG,

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Penduduk dan Timbulan Sampah di Provinsi DKI Jakarta Tahun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan mutlak. Peran penting pemerintah ada pada tiga fungsi utama, yaitu fungsi

BAB I PENDAHULUAN. yang hidup dalam lingkungan yang sehat. Lingkungan yang diharapkan adalah yang

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk dan aktivititas masyarakat di daerah perkotaan makin

BAB I PENDAHULUAN. ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang

Kata Kunci: Evaluasi, Masa Pakai, Reduksi, Pengomposan, Daur Ulang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia, karena pada

3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah

BAB I PENDAHULUAN. kurang tepat serta keterbatasan kapasitas dan sumber dana meningkatkan dampak

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kajian Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Secara Terpadu Di Kampung Menoreh Kota Semarang. Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sampah merupakan limbah yang dihasilkan dari adanya aktivitas manusia.

UPAYA PENGELOLAAN SAMPAH MELALUI APLIKASI SWAT OLEH DINAS KEBERSIHAN DAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA SURABAYA

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

dan bertambah kembali menjadi 204,78 juta jiwa pada tahun Jika tingkat pertumbuhan

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN

INVENTARISASI SARANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA PURWOKERTO. Oleh: Chrisna Pudyawardhana. Abstraksi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan Kota

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari semua pihak, karena setiap manusia pasti memproduksi sampah, disisi lain. masyarakat tidak ingin berdekatan dengan sampah.

EVALUASI PENGELOLAAN SAMPAH PASAR JOHAR BERDASARKAN PERSEPSI PENGELOLA DAN PEDAGANG SERTA ARAHAN PENGELOLAANNYA TUGAS AKHIR (TKP 481)

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya

BAB I PENDAHULUAN. volume sampah berkorelasi dengan pertambahan jumlah penduduk dan upaya untuk

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberadaan sampah tidak lepas dari adanya aktivitas manusia di

BAB I PENDAHULUAN. yang dianggapnya sudah tidak berguna lagi, sehingga diperlakukan sebagai

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Permukiman Sehat Yang Bersih Dari Sampah

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas kehidupan masyarakat di perkotaan, menyebabkan bertambahnya volume

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. seutuhnya sudah tentu tidak lepas dari tujuan agar kehidupan manusia itu terdapat

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE. Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1992

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat. Selain itu, pemerintah daerah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. tahun 2012 memiliki total jumlah penduduk sebesar jiwa (BPS, 2013).

KOTA TANGERANG SELATAN

BAB IV INVENTARISASI STUDI PERSAMPAHAN MENGENAI BIAYA SPESIFIK INVESTASI

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

TUJUAN DAN KEBIJAKAN. 7.1 Program Pembangunan Permukiman Infrastruktur Permukiman Perkotaan Skala Kota. No KOMPONEN STRATEGI PROGRAM

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP Sampah rumah tangga. Raperda. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan Hidup menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 23

BAB I PENDAHULUAN. Kebersihan lingkungan merupakan salah satu hal yang sangat penting

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

Potensi Penerapan Pengelolaan Sampah Permukiman Berbasis 3R di Kelurahan Tunjungsekar Kota Malang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini upaya peningkatan kualitas lingkungan telah dilaksanakan oleh sebagian besar Pemerintah Daerah dan kota di Indonesia melalui pencanangan berbagai program yang relevan. Peningkatan kualitas lingkungan terdiri dari berbagai aspek, salah satu aspek yang sangat berpengaruh adalah aspek pengelolaan sampah dilingkungan pemukiman. Menurut Wibowo dan Darwin (2006), Persampahan telah menjadi agenda permasalahan utama yang dihadapi oleh hampir seluruh perkotaan di Indonesia. Sampah sudah menjadi masalah nasional dan global, bukan hanya lokal. Masalah sampah timbul dengan adanya peningkatan timbunan sampah sebesar 2-4 % per tahun, namun tidak diimbangi dengan dukungan sarana dan prasarana penunjang yang memenuhi persyaratan teknis sehingga banyak sampah yang tidak terangkut. Selama ini, pengelolaan sampah masih diserahkan kepada pemerintah daerah.selain itu terbatasnya anggaran pengelolaan sampah menjadi suatu permasalahan klasik juga selalu menjadi kendala. Salah satu alasannya karena masih rendahnya investasi swasta dalam pengelolaan sampah. Masalah sampah juga diperparah oleh paradigma bahwa sampah merupakan limbah domestik rumah tangga atau industri yang tidak bermanfaat.selama ini peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaan sampah perkotaan sangat rendah. Konsep pengelolaan sampah 3R(Reduce, Reuse, Recyle),juga masih belum dapat diterapkan di masyarakat karena berbagai keterbatasan (Sabartiyah, 2008). Sampah domestik yang tidak tertangani dengan baik akan berdampak kepada kesehatan manusia, kondisi ekonomi dan tingginya biaya pengelolaan atau perbaikan 1

lingkungan dan infrastruktur atau menimbulkan biaya eksternalitas (Suparmoko, 2000). Jika masalah persampahan tidak ditangani sebagaimana mestinya, maka dapat menimbulkan berbagai masalah, sampai pada resiko bagi kesehatan manusia serta makhluk lainnya. Berdasarkan laporan profil kabupaten atau kota pada tahun 2012 angka penyakit yang diakibatkan oleh sampah yaitu salah satunya diare menunjukan bahwa penderita diare di Indonesia mencapai 74.689 kasus hal ini menunjukan bahwa setiap tahunnya, jumlah penderita diare cukup tinggi (Depkes,2012). Undang-undang Nomor 18 tahun 2008 mengenai Pengelolahan Sampah, yang kemudian dilengkapi dengan Peraturan Pemerintah Nomor 81 tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Keluarga dan Sampah Sejenis Sampah Keluarga merupakan tonggak sejarah pengelolaan sampah di Indonesia, karena mencakup regulasi tentang hak dan kewajiban semua pemangku kepentingan terkait dengan pengelolaan sampah. Sampah haruslah dikelola dengan metode yang sesuai dan teknik pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan sehingga tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan. Menurut Kementrian Lingkungan Hidup, bidang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun, dan sampah tahun 2014. Bahwa dalam laporan Bank dunia yang berjudul What a Waste: A Global Review of Solid Waste Management, mengungkapkan jumlah sampah padat di kota-kota dunia akan terus naik sebesar 70% hingga tahun 2025, dari 1,3 miliar ton per tahun menjadai 2,2 miliar ton per tahun. Mayoritas kenaikan terjadi di kota-kota negara berkembang.berdasarkan data statistik persampahan domestik Indonesia tahun 2008 total timbunan sampah seluruh Indonesia mencapai 38,5 juta ton/tahun hanya 13,6 ton/tahun sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Permasalahan persampahan yang sudah mengemuka secara nasional, secara umum didominasi oleh wilayah perkotaan yang 2

memiliki keterbatasan lahan TPA (Tempat Pembuangan Akhir) sehingga berdampak terhadap pencemaran lingkungan. Jumlah timbunan sampah rata-rata harian di kota metropolitan seperti Jakarta setiap harinya sebesar 0,8kg per individu.sementara dari sisi sumbernya yang paling dominan adalah rumah tangga sebanyak 48%, pasar tradisional 24%, kawasan komersial sebesar 9% dan sisanya dari fasilitas publik, sekolah, kantor, jalan dan sebagainya. Perilaku manusia merupakan penyebab paling besar terhadap kerusakan lingkungan.ketidakpedulian penduduk bumi terhadap bencana.perilaku tersebut kemungkinan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mempermudah (pendidikan, pendapatan, pengetahuan, sikap) faktor pendukung (ketersedian sarana) dan faktor pendorong (pelayanan kesehatan) (Notoatmodjo, 2005). Menurut penelitian Rahma, tahun 2009 di dapatkan bahwa adanya hubungan faktor ketersedian sarana dengan perilaku masyarakat dalam membuang sampah Sebanyak 70,1% responden tidak mempunyai sarana pembuangan sampah, hal tersebut memicu adanya sampah berserakan dan mendorong masyarakat untuk membuang sampah sembarangan. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Siagian tahun 2012 bahwa adanya hubungan faktor sikap dengan perilaku masyarakat terhadap pengelolaan sampah, dikatakan sebanyak 87,5 % masyarakat memiliki sikap yang kurang terhadap pengelolaan sampah. Kampung Apung, salah satu pemukiman warga yang terletak di daerah Jakarta Barat.Kampung ini dahulunya seperti kampung pada umumnya, anak-anakbermain di tanah, dimana terlihat pula hewanternak yang merumput.kondisi lingkungan yang dahulunya tanah daratan, sekitartahun 1990-anmulai terendam air, dan sejak awaltahun 2000-an keberadaan air tersebut justru menjadi permanen, dan tidak kering kembali seperti sediakala. Sebelum terjadi abrasi, dan ditambah banyaknya 3

pembangunan perumahan, dan Industri yang tidak membangun fasilitas resapan air, membuat kampung ini menjadi "KampungApung". Dahulu kampung ini merupakan tempat pemakaman umum. Namun sudah tidak lagi berfungsi karena sudah tertimbun oleh air dan tertutup oleh rawa-rawa di sekitar area tersebut. Dengan jumlah penduduk 562 warga yang tinggal di wilayah itu dengan 212 KK, kawasan pemukiman di wilayah ini memiliki segi konstruksi bangunan rumah yaitu konstruksi panggung yaitu rumah yang berdiri diatas air. Sampah domestik yang diproduksi oleh masyarakat dibuang secara sembarangan disekitar lingkungan perumhanan atau lahanlahan kosong sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap. Pola pengelolaan sampah dengan melibatkan masyarakat sebagai aktor yang dapat berperan aktif dalam mengurangi volume sampah merupakan keputusan yang tepat dalam mengantisipasi peningkatan jumlah volume sampah perkotaan yang terus meninkat akibat penningkatan jumlah penduduk. Peran aktif masyarakat atau individu dapat dimulai dengan melaksanakan perilaku positif dalam mengelola sampah seperti pengumpulan, pemwadahan, pemilahan dan melakukan daur ulang sampah untuk mengurangi volume dan persebaran sampah. Keberadaan Kampung Apung di Jakarta merupakan sebuah contoh wilayah pemukiman padat yang mengalami degradasi lingkungan akibat sampah. Sampah domestik yang diproduksi oleh masyarakat dibuang secara sembarangan di sekitar lingkungan perumahan dan terlihat menumpuk di lahan lahan kosong dan adapula sampah yang berserakan dijalan. Persebaran timbunan sampah yang hampir merata di setiap lahan- lahan kosong yang ada dan di sudut sudut gang rumah warga ini, merupakan gambaran umum kondisi pemukiman ini. Berdasarkan kondisi tersebut, maka peneitian ini akan dilakukan untuk mengetahui kondisi persampahan di wilayah Kampung Apung, khususnya penelitian terhadap Faktor-Faktor yang Mempengaruhi 4

Perilaku Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah di Kampung Apung RT10/01, Jakarta Barat. Penelitian terhadap perilaku tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran yang utuh terhadap fenomena masyarakat Kampung Apung dalam mengelola sampah pemukimannya, sehingga dengan diketahuinya bentuk faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat dalam mengelola sampah akan menjadi masukan terhadap penanganan sampah yang tepat atau kontekstual dengan kondisi lingkungan masyarakat di Kampung Apung. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan terhadap 30 responden pada tanggal 27 April 2016 oleh peneliti di wilayah Kampung Apung. Didapatkan hasil bahwa 25% responden tidak membuang sampah pada tempatnya, Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu antara lain70% responden mempunyai pengetahuan yang kurang mengenai pembuangan sampah yang benar, selain hal tersebut terdapat sebanyak 55% responden tidak mempunyai tempat sampah yang memadai. Untuk itu peneliti ingin meneliti tentang Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah di Kampung Apung RT10/01 Kelurahan kapuk, Jakarta Barat. 1.3 Pembatasan Masalah Penulis juga menyadari adanya keterbatasan pengetahuan, kemampuan, waktu, biaya, dan tenaga untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam. Oleh sebab itu, penulis akan memabatasi ruang lingkup penelitian sebatas tentang faktor faktor yang memepengaruhi perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah yang meliputi faktor (pendidikan, pengetahuan, sikap, dan ketersedian saran) 5

Untuk keyakinan tidak dilteliti karena terdapat kesulitan untuk mengukur nilai dari keyakinan tersebut.kemudian faktor pendapatan tidak diteliti, karena untuk pendapatan rata-rata masyarakat sekitar bekerja sebagai buruh pabrik. 1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum Mengetahui gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah di Kampung Apung RT10/01, Kelurahan Kapuk Jakarta barat. 1.4.2 Tujuan Khusus A. Untuk mengidentifikasi tingkat pendidikan masyarakat di Kampung Apung, RT10/01 Kelurahan KapukJakarta barat. B. Untuk mengidentifikasi pengetahuan masyarakat di Kampung Apung, RT10/01 Kelurahan Kapuk Jakarta barat tentang pengelolaan sampah C. Untuk mengidentifikasi sikap masyarakat di Kampung Apung, RT10/01 Kelurahan Kapuk Jakarta barat, tentang pengelolaan sampah. D. Untuk mengidentifikasi ketersedian sarana pengelolaan sampah di Kampung ApungRT10/01 Kelurahan Kapuk Jakarta barat. E. Untuk menganalisis hubungan antara pendidikan dengan perilaku pengelolaan sampah di Kampung Apung, RT10/01 Kelurahan Kapuk Jakarta Barat. F. Untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan dengan perilaku pengelolaan sampah di Kampung Apung, RT10/01 Kelurahan Kapuk Jakarta Barat. G. Untuk menganalisis hubungan antara sikap dengan perilaku pengelolaan sampah di Kampung Apung, RT10/01 Kelurahan Kapuk Jakarta Barat. 6

H. Untuk menganalisis hubungan antara ketersedian sarana dengan perilaku pengelolaan sampah di Kampung Apung, RT10/01 Kelurahan Kapuk Jakarta Barat. 1.5 Manfaat penelitian 1.5.1 Bagi Peneliti Sebagai pengetahuan bagi penulis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampahdi wilayah kampung apung RT 10/01 Kelurahan KapukJakarta Barat. 1.5.2 Bagi Masyarakat Memberikan informasi serta panduan terhadap masyarakat mengenai perilaku mengelola sampah dengan aturan yang benar agar tidak mencemari lingkungan. 1.5.2 Bagi Fikes Dapat menambah bahan bacaan dan melengkapi kepustakaan khususnya mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah di masyarakat. 7

1.6 Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang kesehatan, khususnya kesehatan masyarakat. Penelitian ini di uji dengan kuantitatif deskriptif menggunakan cross sectional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah di Kampung Apung, RT 10/01 Kelurahan Kapuk Jakarta Barat. Kampung Apung merupakan pemukiman padat penduduk yang mengalami degradasi lingkungan akibat sampah yang diproduksi masyarakat di buang sembarangan ke lahan-lahan kosong. Penelitian ini telah dilaksanakan pada september 2016. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data skunder. Data primer yang digunakan diperoleh dari observasi lapangan secara langsung menggunakan media kamera, dan lembar kuisioner. Sedangkan untuk data skunder didapatkan dari informasi ketua RT setempat dan dokumentasi. Analisa data dalam penelitian ini meliputi analisa univariat dan analisa bivariat. 8