BAB IV ANALISIS FAKTOR MINAT MASYARAKAT MENJADI MUZAKKI DI LAZ MASJID AL AKBAR SURABAYA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan yang sering dihadapi oleh negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. mengendalikan tujuan perusahaan. Good Corporate Governance yang. seringkali digunakan dalam penerapannya di perusahaan-perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan yang sering dihadapi oleh negara. problematika tersebut perlu adanya sebuah kebijakan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. diwajibkan oleh Allah SWT untuk diberikan kepada mustahik yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Menciptakan. Manifestasi dari kesadaran tersebut, bagi manusia akan tercapai

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya

PERSETUJUAN PEMBIMBING

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad M. Saefuddin, Ekonomi dan Masyarakat dalam Perspektif Islam, (Jakarta: CV Rajawali, 1987), h.71.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dituntut untuk memiliki transparansi dan akuntabilitas. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Badan Perencana Pembangunan (Bappenas) menyatakan bahwa jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam perannya pada aspek sosial-ekonomi yang sangat besar.

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA SOSIAL PADA YAYASAN AL-JIHAD SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu serta menjadi unsur dari Rukun Islam, sedangkan Infaq dan Shodaqoh

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan salah satu ibadah kepada Allah SWT setelah manusia

BAB I PENDAHULUAN. akademis serta bermunculannya lembaga perekonomian islam di Indonesia. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghilangkan kesenjangan sosio-ekonomi masyarakat. 1

BAB IV STRATEGI MANAJEMEN BAZ KOTA MOJOKERTO DALAM MENJAGA LOYALIYAS MUZAKKI< A. Urgensi Loyalitas Muzakki> Pada BAZ Kota Mojokerto

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pemerintah bersama masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Zakat merupakan salah zatu dari rukun Islam, seornag mukmin

BAB I PENDAHULUAN. dunia sehingga memiliki potensi zakat yang cukup besar. melansir

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang pemilihan judul

BAB I PENDAHULUAN. sedikit umat yang jatuh peradabannya hanya karena kefakiran. Karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan juga berarti akses yang rendah dalam sumber daya dan aset produktif untuk

BAB I PENDAHULUAN. warga non-muslim agar memeluk agama Islam. Hal ini diperlukan tujuan

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG,

BAB I PENDAHULUAN. 90-an dan setelah tahun 90-an memiliki beberapa perbedaan yang mendasar. Pada

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI MANAJERIAL, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN UNTUK PENELITIAN SELANJUTNYA

BAB I PENDAHULUAN. Yusuf Qaradhawi, Spektrum Zakat, Zikrul Hakim Jakarta, 2005, hlm. 24

BAB I PENDAHULUAN. Zakat Center Thoriqotul Jannah (Zakat Center) merupakan salah satu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerimaan dan penyaluran dana zakat, infak, sedekah yang telah dilakukan oleh

BAB VI PENUTUP. 1. Pengelolaan zakat mal di BAZIS desa Slumbung dan LAZ Desa Bedug.

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban dan tanggung jawab moral umat Islam dalam upaya menghapus

BAB V PEMBAHASAN. 1. Pemberdayaan Zakat oleh BAZNAS dalam Upaya Pengentasan Kemiskinan di. KabupatenTulungagung

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan bagian dari kedermawanan

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kemiskinan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk kesejahteraan masyarakat, selain itu juga dapat berupa shodaqoh

BAB I PENDAHULUAN. di dunia dan di akhirat. Disamping itu, Islam juga mengajarkan kepada

BAB I PENDAHULUAN. pada Al-Qur an dan Hadist. Dana zakat yang terkumpul akan diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Zakat sebagai sistem jaminan sosial bagi penanggulangan kemiskinan sangat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam memahami zakat masih sedikit di bawah shalat dan puasa.

BAB I PENDAHULUAN. yang berlawanan dengan semangat dan komitmen Islam terhadap. yang sejahtera dan baik yang menjadi tujuan utama mendirikan Negara.

ABSTRAK EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL PEMBERDAYAAN ZAKAT PRODUKTIF DALAM UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. muslim dengan jumlah 88,1 persen dari jumlah penduduk indonesia

BUPATI MERANGIN, Menimbang : a.

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN ZAKAT PRODUKTIF DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN MUSTAHIQ. A. Manajemen Zakat Produktif di Lembaga Amil Zakat Masjid Al-Akbar

Ditulis oleh Prof. Dr. DUSKI SAMAD, M.Ag./ Dekan dan Guru Besar Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Imam Bonjol Padang Rabu, 06 Agustus :11

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini makin sering terdengar ungkapan ya ng mengatakan. bahwa dunia moder n sudah memasuki era informasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemiskinan merupakan bahaya besar bagi umat manusia dan tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Secara umum Badan Lembaga Agama mempunyai tujuan untuk mencapai

BAB IV ANALISIS PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT DALAM PROGRAM PENUMBUHAN WIRAUSAHA BARU. kesejahteraan masyarakat terutama untuk mengentaskan masyarakat dari

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan adalah kurangnya atau terbatasnya barang-barang dan jasa-jasa yang

BAB V PEMBAHASAN. berpengaruh terhadap minat membayar zakat di Badan Amil. Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Gresik.

BAB V PEMBAHASAN. A. Pola Manajemen Pengelolaan Dana Zakat di Lembaga Amil Zakat Baitul. Maal Hidayatullah dan Al-Haromain Kabupaten Trenggalek

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SHADAQAH

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 38,4 juta jiwa (18,2%) yang terdistribusi 14,5% di perkotaan dan 21,1% di

BAB I PENDAHULUAN. hal Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani, 2002,

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan permasalahan bagi setiap negara, golongan,

BAB 1 PENDAHULUAN. itu juga berfungsi sebagai dana masyarakat yang dimanfaatkan untuk kepentingan

tidak dapat memilih untuk membayar atau tidak. (Nurhayati, 2014)

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pengembangan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan, pengembangan. serta bantuan lainnya (Depag RI, 2007 a:1)

I. PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan sebuah fenomena umum yang terjadi pada negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. Namun, pada kenyataannya, masih ada yang tidak mendapat bagian. Inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. harta dan dilarang untuk memubazirkan dan menyia-nyiakannya, karena

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan tindakan-tindakan kriminal. Oleh karena itu, untuk. mengatasi problematika tersebut perlu adanya sebuah kebijakan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan namanya harta. Harta merupakan titipan dari Allah kepada

BAB I PENDAHULUAN. Al-Amin (dapat dipercaya). Rasulullah mewajibkan kepada kita untuk dapat selalu

BAB I PENDAHULUAN. yang fitrah. Sedangkan universalitas Islam menunjukkan bahwa Islam merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dijauhi. Diantara perintah-perintah tersebut adalah saling berbagi - bagi

BAB I PENDAHULUAN. ingin berkembang. Indonesia yang merupakan Negara berkembang tentunya

BAB I PENDAHULUAN. secara layak. Menurut Siddiqi mengutip dari al-ghazali dan Asy-Syathibi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS PENDAYAGUNAAN DANA WAKAF MASJID DAN WAKAF QUR AN DI YAYASAN DANA SOSIAL AL FALAH SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. tempat berdakwah menyampaikan risalah dari Nabi Muhammad SAW kepada

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH UNTUK PENGEMBANGAN DAKWAH PADA BADAN AMIL ZAKAT (BAZ) KECAMATAN PEDURUNGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Permasalahan kemiskinan senantiasa menarik dikaji karena merupakan masalah serius

BAB I PENDAHULUAN. oleh seluruh bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Salah satu problematika

BAB IV ANALISIS DATA. dibentuk masyarakat dan dikukuhkan oleh pemerintah untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 238 Juta Jiwa. Dengan jumlah mayoritas muslim mencapai

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DI KJKS BMT ISTIQLAL PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Secara demografik dan kultural, bangsa Indonesia, khususnya masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. 1 Agama Islam

PEMERINGKATAN (RATING) LPZ DI INDONESIA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

Sambutan Presiden RI pada Pencanangan Gerakan Nasional Wakaf Uang, 8 Januari 2010 Jumat, 08 Januari 2010

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

1.1 Latar Belakang Masalah

kewajiban zakat adalah urusan dengan Allah (vertical ),namun dalam menunaikan

BAB I PENDAHULUAN. zakat sebagai salah satu rukun Islam (Al-Ba'ly, 2006:1). Hakzakat di berikan

Di dalam al-quran telah disebutkan bahwa zakat diperuntukkan kepada 8 as{na>f, sebagaimana surah al- Taubah ayat 60 berikut;

BAB 1 PENDAHULUAN. Tahun 2000, perwakilan dari 189 negara termasuk Indonesia menandatangi

BAB I PENDAHULUAN. disebut didalam Al-Quran, salah satunya pada surah Al-Baqarah ayat 43 : yang rukuk. (QS. Al-Baqarah Ayat 43)

yang diwajibkan Allah kepada orang-orang yang berhak. mensucikan orang yang mengeluarkannya dan menumbuhkan pahala. Sedangkan

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengelolaan Dana Zakat, Infaq dan Sedekah Dalam Pengembangan Usaha. Mikro di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sebagai sebuah pengabdian terhadap agama. 1 Agama berasal dari. pergi, tetap ditempat atau diwarisi secara turun-temurun.

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Key Success Factor BAZNAS

Dr. Mulyaningrum Bakrie School of Management Jakarta, Indonesia

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

83 BAB IV ANALISIS FAKTOR MINAT MASYARAKAT MENJADI MUZAKKI DI LAZ MASJID AL AKBAR SURABAYA A. Analisis Faktor Minat Masyarakat Menjadi Muzakki Di LAZ Masjid Al Akbar Surabaya Pembayaran zakat, infaq, dan sedekah sebagai sarana untuk mempersempit jurang perbedaan pendapatan dalam masyarakat, sehingga tidak terjadi kesenjangan sosial yang dapat berpotensi konflik dan mengganggu keharmonisan dalam bermasyarakat. Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan hidup umat terutama dari golongan yang berhak menerima zakat, infaq dan sedekah. Sehingga mereka bisa hidup dengan layak dan mandiri tanpa menggantungkan kepada orang lain. 1 Zakat yang diberikan kepada mustahiq akan berperan sebagai pendukung peningkatan ekonomi mereka apabila dikonsumsikan pada kegiatan produktif. Pendayagunaan zakat produktif sesungguhnya mempunyai konsep perencanaan dan pelaksanaan yang cermat seperti mengkaji penyebab kemiskinan, ketidakadaan modal kerja, dan kekurangan lapangan kerja, dengan adanya masalah tersebut maka perlu adanya perencanaan yang dapat mengembangkan zakat bersifat produktif tersebut. 1 Nasrudin Rozak, Dienul Islam, (Bandung: Al Ma'arif, 1985), 197. 83

84 Pengembangan zakat bersifat produktif dengan cara dijadikannya dana zakat sebagai modal usaha, untuk pemberdayaan ekonomi penerimanya, dan supaya fakir miskin dapat menjalankan atau membiayai kehidupannya secara konsisten. Dengan dana zakat tersebut fakir miskin akan mendapatkan penghasilan tetap, meningkatkan usaha, mengembangkan usaha serta mereka dapat menyisihkan penghasilannya untuk menabung. Oleh karena itu, zakat memiliki peranan yang sangat strategis dalam upaya pengentasan kemiskinan atau pembangunan ekonomi. Berbeda dengan sumber keuangan untuk pembangunan yang lain, zakat tidak memiliki dampak balik apapun kecuali ridha dan mengharap pahala dari Allah SWT semata. Namun demikian, bukan berarti mekanisme zakat tidak ada sistem kontrolnya. Perbedaan keinginan dan minat masyarakat mempunyai keinginan membayar zakat karena kepercayaan pada lembaga amil zakat Masjid Al Akbar Surabaya bahwa dana yang di salurkan sapai kepada yang berhak menerima dengan cara mendayagunakan program-program dari LAZ Masjid Al Akbar Surabaya dan juga lembaga tersebut sangat transparan terhadap donatur sehingga minat masyarakat lebih banyak karena hal tersebut menjadi sebuah kunci dari keberlangsungan sebuah lembaga. Minat masyarakat juga di pengaruhi oleh beberapa hal serta tujuan yang berbeda, antara percaya dan tergerak untuk menyalurkan dana zakat, infaq atau sedekah pada LAZ Masjid Al Akbar, karena sebagian

85 masyarakat mengetahui bahwa di masjid Al Akbar terdapat LAZ dari sering di adakannya kajian d}uha secara rutin, dari kajian tersebut para jamaah di tarik untuk berinfaq di LAZ oleh karena itu para donatur sebelumnya tidak pernah mengetahui LAZ tersebut karena salah satu program dari LAZ Masjid Al Akbar adalah bimbingan Manasik Haji. Sebuah minat sesorang dalam menentukan sebuah pemilihan lembaga amil zakat di pengaruhi oleh beberapa unsur antara lain yaitu: (psikologi remaja) Pengamatan kegiatan (mengamati sebuah kegiatan tersebut menarik perhatian dan menarik seseorang ingin mengikutinya), sehingga mengeluarkan sebuah pernyataan oleh seseorang yang mengamatinya (pernyataan dari seseorang sangat mempengaruhi karena dari pernyataan tersebut menyatakan bahwa lembaga tersebut dapat di percaya dan memiliki program-program untuk donatur). Dari pernyataan tersebut menimblkan rasa keingintahuan yang lebih dalam melalui membaca apa saja yang mencakup lembaga tersebur, (membaca dari surat kabar, brosur atau majalah yang di keluarkan oleh lembaga yang mencakup tentang apa saja kegiatan lembaga), Laporan mengenai apa saja yang diminati. Jadi minat merupakan karunia terbesar yang dianugerahkan Allah SWT kepada kita semua. Namun demikian bukan berarti kita hanya berpangku tangan dan minat tersebut dapat berkembang dengan sendirinya. Ketidak percayaan ataupun kurang percaya masyarakat terhadap lembaga amil zakat membuat sebagian masyarakat lebih

86 memilih menunaikan ibadah zakat langsung kepada mustahiq zakat dari pada ke lembaga zakat. Dalam teori perilaku konsumen menyataan bahwa faktor yang mempengaruhi sebuah minat Antara lain faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis. 2 Namun dalam kenyataan yang mempengaruhi minat masyarakat membayar zakat,infaq dan sedekah di LAZ Masjid Al Akbar Surabaya adalah kepercayaan dan tingkat religiusitas masyarakat yang tinggi mempengaruhi seberapa banyak kepercayaan yang dimiliki seseorang untuk orang yang dipercaya. Kepercayaan melibatkan keingintahuan melampaui harapan-harapan yang dijamin oleh dasar pemikiran dan pengalaman. Untuk membangun sebuah kepercayaan diperlukan beberapa core values, yaitu keterbukaan, kejujuran dan akuntabilitas. Dengan demikian, kepercayaan, dan tingkat religiusitas masyarakat merupakan faktor terpenting dalam menentukan perilaku masyarakat untuk menunaikan zakat di lembaga amil zakat. Pengelolaan dana zakat yang lebih profesional akan menjadikan lembaga amil zakat tersebut sebagai pilihan utama masyarakat dalam berzakat dan mengajak orang lain untuk menunaikan zakat. Dalam sosiologi agama mengatakan Tingkat rligiusitas yang tinggi memberikan pemahaman seseorang terhadap normanorma syari ah, khsusnya terkait dengan kewajiban zakat, sangat mepengaruhi kesadaran 2 Bilson Simamora,Panduan Riset Perilaku Konsumen, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008), 6.

87 seseorang untuk mengeluarkan zakat kepada mustahiq zakat. Sehingga dapat dikatakan bahwa semakin baik sikap seseorang terhadap suatu objek (kewajiban zakat), maka semakin tinggi pula kemungkinan seseorang untuk melakukan hal-hal yang sesuai dengan objek tersebut. B. Analisis Perkembangan Penghimpunan Dana zakat, infaq dan sedekah di LAZ Masjid Al Akbar Surabaya Dalam pelaksanaannya, pengumpulan zakat di Surabaya masih dirasa kurang optimal jika melihat potensinya. Melihat dana yang terkumpul pada LAZ Masjid Al Akbar Surabaya menunjukan bahwa perkembangannya tidak sesuai dengan keadaan masyarakat yang ada. Di lihat dari penghimpunan dana bahwa dari tahun 2011 ke tahun 2012 perolehan dana zakat firah berupa beras mengalami kenaikan 23% dari 477.5 kg menjadi 588 kg sedangkan dana zakat fitrah menujukan kenaikan 43% dari Rp 48.355.100 menjadi Rp 71.074.000. dana fidyah juga mengalami peningkatan 64% dari Rp 8.128.000 menjadi Rp 13.307.000. dana zakat maal yang terkumpul juga mngalami peningkatan Rp 32% dari 250.544.000 menjadi Rp 329.480.000. sedangkan dana infaq dan sedekah juga mengalami peningkatan sampai 105% dari Rp 39.741.900 menjadi Rp 81.553.500. Namun pada tahun 2014 mengalami penurunan beberapa persen dan juga ada dana yang mengalami peningkatan. Diataranya yang mengalami penurunan yaitu dana zakat fitrah dari beras yang dulunya 588 kg menjadi 522 kg turun 11%, sedangkan zakat fitrah berupa uang

88 tunai mneglami penurunan juga dari Rp 71.074.000 menjadi Rp 67.131.000 turun 6%. Selain itu ada juga dana yang mengalami penurunan yaitu dana zakat maal dari Rp 329.480.000 menjadi Rp 276.241.000 turun 16%. Adapun dana yang mengalami peningkatan yaitu dana fidyah mengalami peningkatan 14% dari Rp 13.307.000 menjadi Rp 15.181.000. dana penghimpunan yang meningkat juga yaitu dana infaq dan sedekah mengalami peningkatan 9% dari Rp 81.533,500 menjadi Rp 88.561.000. dengan jumlah donatur yang kurang lebih 400 donatur. Namun hal tersebut menunjukan bahwa kurang optimalnya jumlah zakat yang terkumpul disebabkan oleh beberapa hal antara lain; 1. ketidaktahuan kewajiban membayar zakat. Ada sebagian dari masyarakat yang tidak tahu bahwa dia harus membayar zakat. Mereka hanya tahu bahwa zakat itu hanyalah zakat fitrah di bulan Ramadhan. Bahwa sebenarnya ada kewajiban membayar zakatzakat lainnya yang mereka belum tahu. 2. Ketidakmauan membayar zakat. Terdapat sebagian masyarakat yang enggan untuk membayar zakat. Ada sebagian masyarakat yang berperilaku kikir, mereka merasa harta yang mereka peroleh adalah hasil usahanya sendiri, sehingga mereka merasa tidak perlu mengeluarkan zakat. 3. ketidakpercayaan terhadap lembaga pengelola zakat. 4. Sebagian masyarakat mengeluarkan kewajiban zakatnya langsung kepada mustahiq, karena mereka tidak atau kurang percaya kepada

89 lembaga pengelola zakat yang ada. Selain itu mereka merasa lebih afḍol jika bisa memberikan langsung kepada mustahiq yang bersangkutan. 3 Karena zakat berhubungan dengan masyarakat, maka pengelolaan zakat, juga membutuhkan konsep-konsep manajemen agar supaya pengelolaan zakat itu bisa efektif dan tepat sasaran, maka hal yang perlu di perhatikan dalam sebuah lembaga adalah manajemen. Manajemen itu sendiri mempunyai beberapa istilah antara lain; menyebutkan manajemen adalah satu aktivitas khusus yang menyangkut kepemimpinan, pengarahan dan pengembangan personal, perencanaan, dan pengawasan terhadap pekerjaan yang berkenaan dalam unsur pokok dalam satu kegiatan. 4 Dengan sebuah manajemen yang amanah dan profesional maka masyarakat dapat percaya dengan menyalurkan donasinya ke lembaga tersebut. Hal tersebut akan berdampak pada minat masyarakat membayar zakat infaq dan sedekah melalui LAZ Masjid Al Akbar Surabaya, kerena sebuah manajemen yang baik akan mempengaruhi kepercayaan masyarakat menyalurkan donasinya ke lembaga tersebut. C. Analisis Adanya Kendala Dan Pendukung Dalam Penghimpunan Dana Zakat,Infaq Dan Sedekah Aktifitas pengelolaan zakat yang telah diajarkan oleh Islam dan telah dipraktekkan oleh Rasulullah SAW dan penerusnya yaitu para 3 Hik ayah Azizi Nur Farida, Journal of Islamic Business and Economics, (Yogyakarta: Desember, 2008), vol. 2, 77. 4 Ismail Nawawi, Manajemen Zakat dan Wakaf (Jakarta : VIV Press, 2013), 3.

90 sahabat. Pada zaman Rasulullah SAW dikenal sebuah lembaga yang disebut Baitul Mal yang bertugas dan berfungsi mengelola keuangan negara. Pemasukannya bersumber dari dana zakat, infaq, kharaj, jizyah, ghanimah dan sebagainya. Kegunaannya untuk mustahiq yang telah ditentukan, kepentingan dakwah, pendidikan, kesejahteraan sosial, pembuatan infrastruktur dan sebagainya. Namun saat ini makna Baitul Mal mengalami penyempitan, hanya sebagai lembaga yang menghimpun dan menyalurkan dana zakat, infaq, shadaqah dan wakaf yang dikenal sebagai organisasi pengelola zakat. Zakat wajib dikelola dengan baik oleh sekelompok orang yang berilmu dan berdedikasi tinggi. Kewajiban mengelola zakat adalah fardu kifayah yang berarti jika tidak ada sebagian ummat yang mengelola zakat maka seluruh ummat akan menanggung dosa kelalaian perintah Allah SWT swt.mengurus dana zakat memerlukan manajemen dan pengelolaan secara profesional agar potensi yang besar dapat memberi manfaat bagi kaum d}uafa. Maka bagian terpenting dalam proses manajemen pengelolaan zakat adalah tahap alokasi dan pendistribusian dana zakat. Karena proses inilah yang langsung bersentuhan dengan sasaran penerima zakat. Manajemen suatu organisasi pengelola zakat yang baik dapat diukur dan dirumuskan dengan tiga kata kuci yang dinamakan Good Organization Governance, yaitu: 5 5 Sholahuddin, Ekonomi Islam,(Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2006), 236.

91 1. Amanah amanah merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki oleh setiap amil zakat. Tanpa adanya sifat tersebut maka system akan hancur, sebagaimana sistem perekonomian Indonesia hancur disebabkan rendahnya moral dan tidak amanahnya pelaku ekonomi. Terlebih dana yang dikelola adalah dana umat yang secara esensi milik mustahiq. 2. Prefesional Hanya dengan profesionalitas yang tinggilah maka dana yang dikelola akan menjadi efektif dan efisien. 3. Transparan Dengan transparansi pengelolaan zakat, maka akan menciptakan suatu sistem kontrol yang baik, karena melibatkan pihak intern organisasi dan pihak muzakki maupun masyarakat luas. Dengan transparansi maka rasa curiga dan ketidakpercayaan masyarakat akan dapat diminimalisir. Prinsip tersebut adalah salah satu pendukung dalam penghimpunan dan perkembangan LAZ namun hal tersebut tidak akan berjalan dengan sempurna jika Sumberdaya manusia yang kurang bergitu memahami tentang zakat dan keterbatasan sumber daya manusia. Factor pendukung dalam penghimpunan dana ZIS sangat penting karena demi keberlangsungan LAZ Masjid Al Akbar Surabaya, oleh karena itu factor pendukung dalam penghimpunan zakat di LAZ Masjid Al Akbar

92 Surabaya Antara lain; ketersediaan posko penghimpunan dana ZIS, sumber daya manusia yang memadai dan publikasi tentang pentingnya zakat di berbagai media yaitu melalui media visual maupun teks sangat membantu dalam penghimpunan dana ZIS. Dalam (teori pemasaran) mengatakan bahwa kenyamanyan donatur dalam membayar zakat itu sangat penting, dan mereka harus tahu produk-produk penyaluran yang ada pada LAZ Masjid Al Akbar Surabaya dan cara penyampaian atau publikasi yang rapi dengan cara dakwah dari bulletin jumat. Namun disamping adanya pendukung dalam penghimpunan dana ZIS juga terdapat beberapa kendala. Kendala yang di hadapi LAZ Masjid Al Akbar Surabaya yang paling utama adalah Keterbatasan Sumber daya manusia (SDM) dan kurang begitu berkompetensi dalam mengelola LAZ Masjid Al Akbar Surabaya. Yang keedua Keterbatasan alokasi atau pos dana untuk promosi dan sosialisasi ZIS yang dimiliki LAZ Masjid Al Akbar Surabaya. Sumber daya manusia mempunyai peran penting dalam kelembagaan atau organisasi zakat, karena sebagai objek dan subjek atau pelaksana lembaga zakat, dan yang menentukan keberhasilan aktivitasnya. Sumber daya manusia sebagai penggerak roda lembaga zakat, berkembang, maju dan mampu bersaing yang kompetitif dan sebaliknya mmundur atau macetnya lembaga zakat tersebut di tentukan oleh sumber daya manusia di samping dukungan sumber daya yang lain.

93 Istilah konseptual menurut nawawi (2000) mengemukakan sumber daya manusia adalah manusia yang bekerjadi lingkungan suatu organisasi (disebut personel, tenaga kerja, pegawaiatau karyawan (amil). 6 Oleh karena itu dalam LAZ Masjid Al Akbar Surabaya keterbatasan sumber daya manusia dan kurang berkompeten dalam mengelola zakat membuat masya rakat ragu untuk membayar zakat di LAZ Masjid Al Akbar Surabaya. Karena pada prinsipnya sumberdaya manusia adalah satusatunya yang memiliki tujuan yang sangat bagus, karena sumber daya manusia yang berkualitas dan memahami seluk beluk dalam zakat dan pendistribusiannya sangat berpengaruh dalam sebuah lembaga amil zakat dan begitu juga ber pengaruh pada masyarakat dalam pembayaran zakat. Jadi sumber daya manusia adalah harta yang paling penting yang di miliki oleh organisasi. Karena keberhasilan suatu LAZ mungkin dapat tercapai jika peeraturan atau kebijakan dari prosedur yang berkaitan dalam pencapaian suatu visi dan misi. 6 Ismail Nawawi, Manajemen Zakat dan Wakaf (Jakarta : VIV Press, 2013), 95.