BAB I PENDAHULUAN. dan siswa. Pola umum ini oleh Lapp et al. (1975) diistilahkan Gaya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. A. Gambaran Secara Umum tentang Variasi Gaya Mengajar Guru, Motivasi Belajar Siswa, dan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI di SMK

2016 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Tinggi rendahnya prestasi yang diperoleh siswa dapat dipengaruhi oleh banyak

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. yang kurang, tetapi karena tidak adanya motivasi belajar, sehingga ia tidak berusaha untuk

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. mengadakan hubungan atau memerlukan bantuan orang lain. Tanpa bantuan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan bagi bangsa Indonesia merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dalam menumbuhkan motivasi, minat, dan disiplin siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan menurut udang-undang No 20 tahun 2003 pasal 1 tentang sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan SD adalah bagian dari sistem pendidikan nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. pendapat Garungan, yang menyatakan bahwa motif adalah merupakan suatu

Desnaeni Dyah Winastiti, Eko Setyadi Kurniawan, Arif Maftukhin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang di butuhkan dalam pembelajaran (Atmosudirdjo dalam Yamin

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dalam berbagai disiplin ilmu serta memajukan daya pikir manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia saat ini, dihadapkan pada berbagai sumber masalah.

I PENDAHULUAN. Pemimpin merupakan orang yang mempunyai kemampuan untuk. mempengaruhi sekelompok orang dalam usaha mencapai tujuan organisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar merupakan kewajiban utama yang harus dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. arti penting dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari ilmu

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu tujuan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Profil Motivasi Belajar Siswa SMA Kelas XI pada Setiap Indikator Motivasi Belajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Santi Apriliani Alifa Tanggamasari SMPN 5 Batu Keywords: Quantum teaching, student s achievement, Convention methode, motivation

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan selanjutnya. Hal ini sesuai dengan Undang-undang RI Nomor 20

BAB V PEMBAHASAN. A. Upaya Guru Meningkatkan Motivasi Ekstrinsik Menghafal Juz Amma. SD Islam Miftahul Huda Plosokandang Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. perangkat media pembelajaran, dan lain-lain. Melalui usaha ini diharapkan proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Kemampuan Pemahaman Matematis. pemahamannya melalui tes. Sedangkan pemahaman (understanding)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang masalah. Pendidikan merupakan sesuatu yang tidak terlepas dan bersifat sangat

BAB I PENDAHULUAN. Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, Bandung, Pustaka Setiya, 2011, hlm. 71. Ibid, hlm

BAB I PENDAHULUAN. Rendahnya mutu lulusan dapat dilihat dari rendahnya daya saing sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II. Kajian Teori dan Kerangka Pemikiran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practice)

Jurnal Swarnadwipa Volume 1, Nomor 2, Tahun 2017, E-ISSN PERAN GURU SEBAGAI MOTIVATOR DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS X SMA N 6 METRO

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan perilaku siswa meliputi tiga ranah yaitu kognitif,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia merupakan perwujudan manusia yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. dilalui setiap individu dalam setiap jenjang pendidikan mereka.

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal perbaikan kehidupan masyarakat. Hal ini karena pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan alat utama untuk memberikan cara berpikir.

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan masyarakat ke arah yang lebih kompleks sehingga

BAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata. mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. tersebut boleh jadi berupa sikap, minat atau nilai.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah

BAB I PENDAHULUAN. oleh mahasiswa. Prestasi adalah hasil dari usaha mengembangkan bakat secara

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI GURU TERHADAP METODE PEMBELAJARAN AKTIF DENGAN MOTIVASI MENGAJAR PADA GURU SMP MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA.

BAB I PENDAHULUAN. di mana-mana baik dilingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat.

I. PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PERSEPSI GURU TERHADAP KEPEMIMPINAN KEPALA SMK SE KECAMATAN LUBUK ALUNG

BAB II KAJIAN TEORI. dan akhiran an menjadi pembelajaran, yang berarti proses, pembuatan, cara mengajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bhakti tri Gunarto, 2015

BAB I PENDAHULUAN. hlm Teacher centered merupakan sebuah pendekatan yang menggunakan pola komunikasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai. Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Diajukan oleh : ARIYANTI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

UMIYATI A

FAKULTAS EKONOMI UNNES

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan bagian pendidikan secara

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri dari input, proses dan

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN GUIDED NOTE TAKING

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah lemahnya proses pembelajaran di sekolah. Pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya saat ini pendidikan anak usia dini. baik dalam aspek fisik-motorik, kognitif, bahasa, moral dan agama, sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 PENGARUH FASILITAS DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KEBIASAAN BELAJAR SISWA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Hasil Pra Bimbingan Kelompok

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Pemerintah Indonesia merumuskan dalam Undang-

I. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam konteks ini, tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah serta sarana dan prasarana sekolah. mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi dalam kegiatan belajar memegang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya dan masyarakat (Anonim 2008). pembelajaran saat pembelajaran berlangsung.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

PRAKTIKUM TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA DIKLAT PENETASAN TELUR DI SMK NEGERI 1 CIKALONGKULON, CIANJUR TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai salah satu komponen dari pendidikan yang eksistensinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia (SDM) yang berkualitas. Manusia harus dapat menyesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang akan disampaikan oleh guru. Jika materi yang disampaikan oleh guru

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

MODEL PEMBERIAN MOTIVASI DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN KELAS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Putria Maharani 1 Yusmansyah 2 Shinta Mayasari 3

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mengajar adalah membentuk suatu kebiasaan, sehingga melalui pengulangan-pengulangan siswa akan terbiasa melakukan sesuatu dengan baik sesuai perilaku yang diharapkan. Dalam praktek, perilaku mengajar yang dipertunjukkan guru sangat beraneka ragam, meskipun maksudnya sama. Aneka ragam perilaku guru mengajar ini bila ditelusuri akan diperoleh gambaran tentang pola umum interaksi antara guru, isi atau bahan pelajaran dan siswa. Pola umum ini oleh Lapp et al. (1975) diistilahkan Gaya Mengajar atau teaching style. Chatib dalam Suparman (2010:63) mengatakan bahwa hakikatnya gaya mengajar yang dimiliki guru adalah strategi transfer informasi yang diberikan kepada anak didiknya. Gaya mengajar menurut Suparman (2010:63) adalah suatu cara atau metode yang dipakai oleh guru ketika sedang melakukan pengajaran. Gaya mengajar yang dimiliki oleh seorang guru mencerminkan pada cara melaksanakan pengajaran, sesuai dengan pandangannya sendiri. Disamping itu landasan psikologis, terutama teori belajar yang dipegang serta kurikulum yang dilaksanakan juga turut mewarnai gaya mengajar guru yang bersangkutan. Gaya mengajar adalah bentuk penampilan guru saat proses belajar mengajar baik yang bersifat kurikuler maupun psikologis. Bersifat kurikuler adalah guru mengajar yang disesuaikan dengan tujuan dan sifat mata 1

pelajaran tertentu. Bersifat psikologis adalah guru mengajar yang disesuaikan dengan motivasi siswa, pengelolaan kelas, dan evaluasi hasil belajar mengajar. Dengan tujuan untuk mengatasi kebosanan siswa dalam belajar sehingga siswa bersemangat, bergairah dan berminat terhadap pelajaran di sekolah (Ali, 1996, http://minhermina.blogspot.com/2010/05/mengenali-gaya-mengajar anda.html). Kepemimpinan menurut Young dalam Kartono (2005:58) adalah bentuk dominasi didasari kemampuan pribadi, yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi khusus. Terry dalam Kartono (2005:57) berpendapat bahwa kepemimpinan merupakan kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok. Oleh karena itu, keberhasilan dalam proses belajar mengajar tidak luput dari peran penting seorang pemimpin dalam hal ini adalah guru. Keberhasilan seorang guru tergantung pada kemampuan untuk bekerjasama dengan siswanya, mengarahkan, menuntun, serta menerima saran-saran yang nantinya dapat dipergunakan untuk menjalin hubungan yang baik dengan siswa agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lebih baik. Untuk itu guru dituntut memiliki kemampuan dalam mengajar sehingga dapat menumbuhkan keterampilan mengajar. Dengan keterampilan sebagai pemimpin tersebut, maka akan berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. 2

Proses belajar mengajar siswa akan berhasil dalam belajar kalau dalam dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar, keinginan atau dorongan inilah yang disebut motivasi. Motivasi menurut Daft dalam Safari (2004:174) adalah dorongan yang bersifat internal atau eksternal pada diri individu yang menimbulkan antusiasme dan ketekunan untuk mengejar tujuan-tujuan spesifik. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktek atau penguatan yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik (Uno, 2010:23). Siswa yang mempunyai motivasi intrinsik kemauan belajarnya lebih kuat karena tidak tergantung pada faktor dari luar dirinya sebaliknya siswa yang mempunyai motivasi ekstrinsik maka kemauan belajarnya tergantung pada faktor dari luar dirinya karena ada rangsangan dari luar yang menyebabkan punya motivasi untuk belajar dan tugas gurulah untuk mengarahkan dan merubah agar siswa belajar bukan karena adanya faktor dari luar tetapi karena kebutuhan akan belajar sehingga hal itu bisa menjadi motivasi intrinsik. Ada banyak faktor yang dapat membangkitkan motivasi belajar siswa yaitu faktor guru sebagai seorang pemimpin dan gaya guru dalam mengajar. 3

Rutinitas yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran tidak jarang seperti masuk kelas, mengabsen kelas, meminta pekerjaan rumah, atau memberikan pertanyaan-pertanyaan yang membuat siswa cenderung bosan dan jenuh. Subyek didik merupakan anak manusia yang memiliki tingkat konsentrasi, sehingga membutuhkan suasana baru yang membuat mereka fresh dan bersemangat untuk melanjutkan kegiatan pembelajaran. Seorang guru atau pengajar yang efisien hendaknya memperhatikan motivasi belajar siswanya, apakah siswa mempunyai minat atau tidak terhadap pelajaran yang diajarkan (Marno dan Idris 2008:159). Siswa seringkali merasa bosan dan malas belajar saat proses belajar mengajar berlangsung. Banyak faktor yang menyebabkan kebosanan siswa terhadap pelajaran, salah satunya adalah guru yang mengajar tanpa menggunakan variasi gaya mengajar, misalnya pada waktu menerangkan materi, guru hanya duduk dikursinya saja dan melihat buku bacaannya, jika ada siswanya bergurau dibiarkan saja, guru hanya memandang kesatu arah atau satu siswa disaat menerangkan, jadi siswa yang lain tidak begitu diperhatikan, hal-hal yang seperti ini yang bisa menjadikan situasi dan suasana kelas tidak kondusif, dengan suasana seperti ini perhatian dan konsentrasi siswa jadi berkurang atau terganggu. Hal ini juga terjadi pada guru SMK Negeri I Salatiga berdasarkan dari observasi PPL dan wawancara SMK Negeri I Salatiga diketahui adanya sebagian guru yang memiliki gaya mengajar yang membuat siswa bosan dan kurang menyenangkan sehingga siswa cenderung melakukan kegiatan yang lain seperti mengobrol, tidur, membaca komik dan 4

bahkan siswa lebih asyik bermain dengan handphone dari pada mendengarkan guru mengajar. Berdasarkan observasi, terlihat bahwa belum semua guru mampu menjalankan perannya sebagai pemimpin di dalam kelas yang bertugas mengatur jalannya proses pembelajaran. Guru yang seharusnya mengelola kondisi kelas agar tertib selama proses pembelajaran sehingga perhatian siswa terfokus pada materi yang diberikan oleh guru ternyata belum sepenuhnya dapat dijalankan. 1.2. Rumusan Masalah Bertolak dari latar belakang penelitian, identifikasi dan masalah tersebut, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian yaitu : 1. Seberapa besar pengaruh gaya mengajar guru terhadap motivasi belajar siswa kelas XII SMK Negeri I Salatiga? 2. Seberapa besar pengaruh kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar siswa kelas XII SMK Negeri I Salatiga? 3. Seberapa besar pengaruh gaya mengajar guru dan kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar siswa kelas XII SMK Negeri I Salatiga? 5

1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh gaya mengajar guru terhadap motivasi belajar di kalangan siswa kelas XII SMK Negeri I Salatiga. 2. Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar di kalangan siswa kelas XII SMK Negeri I Salatiga. 3. Untuk mengetahui pengaruh gaya mengajar guru dan kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar di kalangan siswa kelas XII SMK Negeri 1 Salatiga. 1.4. Signifikansi Penelitian 1.4.1. Signifikansi Teoritis Hasil penelitian ini mendukung pendapat (Ali, 1996, http://minhermina.blogspot.com/2010/05/mengenali-gaya-mengajar anda.html) mengatakan bahwa Gaya mengajar adalah bentuk penampilan guru saat proses belajar mengajar baik yang bersifat kurikuler maupun psikologis. Dengan tujuan untuk mengatasi kebosanan siswa dalam belajar sehingga siswa bersemangat, bergairah dan berminat terhadap pelajaran di sekolah. Pendapat Terry dalam Kartono, (2003) mengatakan bahwa kepemimpinan merupakan kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok. Oleh karena itu, keberhasilan dalam 6

proses belajar mengajar tidak luput dari peran penting seorang guru menjadi pemimpin. 1.4.2. Signifikansi Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan masukan kepada para guru SMK Negeri I Salatiga untuk senantiasa memberikan pembelajaran kepada siswa dengan cara atau gaya mengajar yang dapat merangsang siswa untuk bersikap belajar yang efektif sehingga siswa termotivasi untuk belajar. 7