BAB I PENDAHULUAN. untuk selalu mengembangkan dan merebut pangsa pasar (market share).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menjaga kebersihan dan kesehatan gigi. Kebutuhan akan produk ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. dapat dihindari dengan adanya persaingan maka perusahaan-perusahaan akan

BAB 1 PENDAHULUAN. maka keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan besar pula.

BAB I PENDAHULUAN. yang mengakibatkan persaingan yang ketat dalam dunia usaha. Sejak dibukanya

BAB I PENDAHULUAN. toiletries adalah industri yang memproduksi produk produk konsumen yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing. Menjalankan bisnis

BAB II KAJIAN PUSTAKA. semakin mengembangkan potensinya untuk dapat bersaing dan merebut market

BAB I PENDAHULUAN. pilihan lainnya. Oleh karena itu konsumen sering menghadapi kebingungan untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas

I. PENDAHULUAN. Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa asing masuk ke Indonesia yang memperketat persaingan dunia usaha,

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah penduduk indonesia yang sangat besar menjadi pasar yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan pada lingkungan yang bersifat dinamis. Bentuk persaingan salah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek

BAB I. diwakili oleh merek. Merek merupakan nama, istilah tanda, simbol desain,

I. PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat membuat perusahaan harus berkompetisi

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang sangat kompetitif di era globalisasi sangat sekali memberikan peluang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan macam-macam pilihan dan keistimewaannya. mereka dalam kaitannya menghadapi persaingan yang ketat dengan competitor.

BAB I PENDAHULUAN. Lebih dari itu, merek adalah janji perusahaan secara konsisten memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perusahaan maju dengan pesat, hal ini ditandai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat menyebabkan peran

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), PDB perkapita Indonesia atas dasar

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,

I. PENDAHULUAN. Pemasaran dewasa ini bukanlah sekedar persaingan produk, melainkan juga

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di dalam era globalisasi akan semakin mengarahkan sistem

BAB I PENDAHULUAN. Jaman moderen dengan teknologi yang semakin canggih seperti sekarang ini,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang semakin ketat. Persaingan yang semakin ketat membuat keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang melanda dunia menjanjikan suatu peluang dan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang beroperasi di Indonesia, di satu sisi era globalisasi memperluas

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam skala kecil dan besar, juga adanya berbagai kebebasan dan

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan produk yang mudah dijangkau konsumen, dalam hal ini juga. perusahan. Lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas pasar

ANALISIS PENGARUH BRAND EQUITY

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Aaker dalam Durianto dkk (2001:4), brand equity dapat

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan persaingan bisnis dan meningkatnya era perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi telah banyak merubah dan meninggalkan paradigma lama

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah menuntut adanya perubahan paradigma lama dalam

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini di mana perubahan teknologi dan arus informasi

BAB I PENDAHULUAN. memaksa perusahaanuntuk mencapai keunggulan kompetitif agar mampu

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha

BAB I PENDAHULUAN. memposisikan produknya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar. variabel yang mempengaruhi kepercayaan terhadap produk.

BAB 1 PENDAHULUAN. sama peran brand akan semakin penting. Dengan demikian brand saat ini

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan salah satunya adalah dengan menciptakan brand. Brand suatu produk

BAB I PENDAHULUAN. Di era modernisasi dan globalisasi seperti sekarang ini teknologi komunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar dan mempertahankan konsumen yang sudah ada. Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi ini turut memicu

BAB I PENDAHULUAN. bersaing untuk meningkatkan kualitas produk masing-masing. Perubahan konsep

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut adalah merek. terjadi bukan lagi masalah perang kualitas produk melainkan perang merek

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memperluas pasar produk dari perusahaan di Indonesia. Keadaan ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA). Berbeda

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang. Pada era kompetitif ini, perusahaan menawarkan berbagai jenis pilihan

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi. Dinamika persaingan bisnis di dunia telekomunikasi yang semakin ketat

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat, semua produsen baik barang maupun jasa dituntut untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat persaingan dunia usaha di Indonesia sangat ketat karena setiap

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap produk. Melihat banyaknya produk yang ditawarkan maka

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar industri sejenis maupun tidak sejenis semakin ketat sehingga untuk

BAB I PENDAHULUAN. pertempuran persepsi konsumen dan tidak lagi sekedar pertempuran produk. Bagi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan keuntungan kompetitif yang berkelanjutan. unsur-unsur tersebut yang membantu untuk mengenali produk-produk sebuah

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi berkembang dengan sangat pesat. Setiap golongan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. lama (non-durable consumer goods) sangat ketat. Hal ini disebabkan karena

I. PENDAHULUAN. cukup besar, dengan jumlah penduduk yang cukup besar tersebut Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan tekhnologi didunia bisnis yang begitu pesat menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini persaingan dunia bisnis semakin ketat dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi dan kondisi ekonomi pada saat ini khususnya menjelang era

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia bisnis. Sehingga menimbulkan persaingan-persaingan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi suatu jembatan penghubung antara perusahaan dan customer-nya. Merek

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, masyarakat sudah merasakan

BAB I PENDAHULUAN. memperluas pasar produk dari perusahaan di Indonesia dan di sisi lain, perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. eksistensinya dalam suatu lingkungan bisnis. Pada era sekarang itu bukan lagi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan satu dengan perusahaan lainnya, baik perusahaan yang bergerak di

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bervariasi dan semakin selektif. Melihat hal ini perusahaan pun berlomba

I. PENDAHULUAN. sekarang ini. Perusahaan perusahaan melakukan berbagai cara dalam

BAB I PENDAHULUAN. melalui pengembangan merek perusahaan yang kuat. Namun semakin

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. yang sangat penting untuk di perhatikan adalah pemasaran produk.

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya suatu produk yang dikeluarkan pada masing masing perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Industri pakaian di era modern ini mengalami perkembangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era globalisasi, perusahaan dituntut untuk bersaing secara cermat dan

Bab I. Pendahuluan. Perkembangan Industri Detergen di Indonesia sangat berkembang pesat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan jaman di era modern ini persaingan perusahaan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan unit bisnis nya masing-masing. Salah satu cara mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia bisnis dan usaha di Indonesia saat ini sangatlah berkembang.

KERANGKA PEMIKIRAN. dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran suatu negara. Hal ini dikarenakan dengan pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini persaingan menjadi sangat tajam, baik di pasar domestik

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Masalah Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin ketat untuk selalu mengembangkan dan merebut pangsa pasar (market share). Merek merupakan komponen yang sangat penting untuk memudahkan konsumen mengingat suatu produk dan sebagai pembeda produk tersebut dengan produk saingannya. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, merek memiliki arti yaitu tanda yang dikenakan oleh pengusaha (pabrik, produsen, dan sebagainya) pada barang yang dihasilkan sebagai tanda pengenal (http://kbbi.web.id/). Brand atau merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, desain, ataupun kombinasinya yang mengidentifikasi suatu produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan (Durianto, dkk 2001). Merek perlu mendapatkan perhatian dan pertimbangan sebagai senjata yang tangguh untuk memenangkan persaingan. Penetapan merek menjadi begitu penting sehingga saat ini tidak ada satupun produk yang tidak memiliki merek. Penetapan merek membantu pembeli dalam pengenalan mengenai suatu produk. Seiring dengan kondisi perekonomian dan

2 persaingan yang semakin ketat, suatu perusahaan harus mampu menarik konsumen dengan berbagai cara agar produknya tetap menjadi pilihan bagi konsumen. Menurut Kotler dan Armstrong (2008) merek lebih dari sekedar nama dan lambang. Merek juga merupakan elemen kunci dalam hubungan suatu perusahaan dengan konsumen. Merek memberikan sejumlah keuntungan pada produsen maupun konsumen. Simamora (2002) dalam Trihara (2010) menyatakan dengan adanya merek, masyarakat mendapat jaminan tentang mutu suatu produk yaitu dengan memperoleh informasi yang berkaitan dengan merek tersebut. Nilai yang nyata dari sebuah merek yang kuat adalah kekuatannya untuk menangkap prefensi dan loyalitas konsumen. Menghadapi persaingan yang semakin ketat ini, maka perusahaan harus mampu membangun ekuitas merek dari produk-produk yang dihasilkan. Merek yang kuat adalah merek yang mempunyai ekuitas yang tinggi. Merek dengan ekuitas yang kuat adalah aset yang sangat berharga. Selain itu ekuitas merek yang tinggi memberikan banyak keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Ekuitas merek merupakan aset yang tak berwujud yang penting, yang memiliki nilai psikologis dan keuangan bagi perusahaan (Kotler dan Keller 2008). Ekuitas merek mampu menunjukkan nilai dari suatu perusahaan dan nama merek yang terkenal dengan kesadaran tinggi, kualitas yang dirasakan dan kesetiaan merek yang tinggi. Pembentukan ekuitas merek

3 dilakukan dengan tujuan agar produk yang sejenis memiliki pembeda dengan produk pesaingnya. Dengan adanya merek yang kuat maka akan berdampak baik bagi perusahaan yang hendak melakukan perluasan merek serta meningkatkan loyalitas pelanggan pada suatu merek tertentu yang dapat dilihat dari sejauh mana konsumen melakukan pembelian secara berulang. Pengelolaan merek dapat dilakukan dengan cara menumbuhkan citra merek melalui ekuitas merek yang kuat, sehingga mampu mengembangkan keberadaan merek dalam suatu persaingan merek dengan produk yang sejenis. Semakin kuat ekuitas suatu merek dalam sebuah produk maka semakin kuat daya tarik bagi konsumen untuk membelinya, pada akhirnya akan menimbulkan loyalitas bagi konsumen dan landasan perluasan merek bagi perusahaan. Menurut Rangkuti (2004) dalam Rofiq, dkk (2009) apabila para konsumen beranggapan bahwa merek tertentu secara fisik berbeda dari merek pesaing, citra merek tersebut akan melekat secara terus menerus dan membentuk kesetiaan terhadap merek tertentu yang pada akhirnya akan menciptakan loyalitas pelanggan terhadap merek tersebut. Perluasan yang direncanakan dengan baik dapat memberikan keuntungan bagi pemasar. Keuntungan ini dapat dikategorikan sebagai fasilitas penerimaan produk baru dan menyediakan umpan balik bagi merek dan perusahaan induk. Ekuitas merek dapat dijadikan acuan bagi perusahaan

4 yang hendak melakukan perluasan merek. Perluasan merek dapat menghemat biaya iklan tinggi yang biasanya perlu dilakukan untuk membangun nama merek baru (Kotler dan Armstrong 2008). Kegagalan dalam perluasan merek dapat membahayakan ekuitas merek dan begitu juga sebaliknya. Perusahaan dalam perkembangannya dapat saja melakukan diferensiasi produk dengan menggunakan merek yang sudah ada. Banyak perusahaan yang mulai ingin memerlebar ruang usahanya dengan memproduksi produk kategori baru, tetapi dengan menggunakan merek yang sudah ada sebelumnya karena berbagai pertimbangan. Perluasan merek merupakan strategi yang mulai banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan dalam upaya untuk memerkenalkan produk-produk dengan kategori produk yang berbeda. Alasannya adalah supaya konsumen tidak merasa asing dengan produk-produk baru yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut dikarenakan merek tersebut tidak asing lagi bagi calon konsumen. Salah satu produk yang sangat sering digunakan konsumen, cepat habis, dan cara memerolehnya tidak terlalu sulit adalah produk pewangi dan pelembut pakaian. Banyak cara yang dilakukan seseorang agar pakaian yang digunakannya tetap wangi misalnya saja dengan memakaikan parfum ke baju ataupun menggunakan pewangi sewaktu menyetrika. Bila diklasifikasikan produk konsumsi, maka produk tersebut termasuk produk golongan convenience goods (kebutuhan sehari-hari).

5 Produk pewangi dan pelembut pakaian banyak digunakan setelah mencuci agar pakaian tetap wangi walau dijemur di bawah terik matahari. Salah satu perusahaan yang mengembangkan produknya dengan melakukan perluasan merek yaitu PT. Unilever. PT. Unilever mengeluarkan merek Molto yang sudah mapan mereknya yang juga sebagai pemimpin pasar (market leader) dalam kategori produk pewangi dan pelembut pakaian yang kemudian pada tahun 2010, PT. Unilever melakukan perluasan untuk kategori pelicin pakaian dengan merek Molto Dengan demikian, PT. Unilever telah melakukan perluasan merek terhadap produk pewangi dan pelembut pakaian dengan mengeluarkan produk baru dengan merek yang telah ada sebelumnya untuk kategori produk pelicin pakaian. Keanekaragaman produk untuk kategori pelicin pakaian di Indonesia ada lima merek, dimana Kispray yang diproduksi oleh PT. Herlina Indah menjadi pemimpin pasar sampai pada tahun 2013 ini. Berdasarkan data Top Brand Award pada tahun 2010-2013 menyebutkan bahwa penjualan produk untuk kategori pelicin pakaian dikuasi oleh lima merek teratas yaitu Kispray, Rapika, Trika, Molto Trika, dan So Klin. Untuk setiap tahunnya Kispray dan Rapika selalu mengalami peningkatan, lain halnya dengan merek Trika yang selalu mengalami penurunan dari tahun ke tahun yang disusul dengan merek Molto Pada tahun 2010 persentase Molto Trika sebesar 11,6 % dan selalu mengalami penurunan yang dratis hingga tahun 2013 menjadi 5,2 %. Berdasarkan Tabel 1.1 juga dapat dilihat bahwa untuk setiap tahunnya persentase penjualan produk

6 untuk kategori pelicin pakaian tidaklah sama dan dapat disimpulkan bahwa persaingan produk ini sangatlah ketat. Untuk data selengkapnya dapat dilihat dalam Tabel 1.1. Tabel 1.1 Persentase Penjualan Produk Kategori Pelicin Pakaian Merek 2010 2011 2012 2013 Kispray 35,9 % 37,6 % 42,4 % 47, 4 % Rapika 29,0 % 33,3 % 30,4 % 30,5 % Trika 19,7 % 19,0 % 16,3 % 13,5 % Molto Trika 11,6 % 7,4 % 7,8 % 5,2 % So Klin 2,8 % 2,5 % 2,2 % - Sumber : WWW.TopBrandAward.com tahun 2010-2013 Sementara untuk Molto sebagai produk induk dapat dilihat pada Tabel 1.2. Merek Molto Trika yang merupakan perluasan merek dari produk induk yaitu Molto Pewangi dan Pelembut pakaian bukan menjadi Top Brand seperti produk induknya. Dimana produk induk yaitu Molto dengan kategori pewangi dan pelembut pakaian selalu menjadi pemimpin pasar (market leader) yang dalam setiap tahunnya. Produk-produk sejenis untuk kategori pelembut dan pelicin pakaian pada tahun 2009-2013 ada enam merek yaitu Molto sebagai Top Brand, So Klin sebagai runner up, kemudian Soft and Fresh, My Baby, My Soft, dan yang terakhir adalah Downy yang baru muncul pada tahun 2011. Untuk data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel1.2.

7 Tabel 1.2 Persentase Penjualan Produk Dengan Kategori Pewangi dan Pelembut Pakaian Merek 2009 2010 2011 2012 2013 Molto 64,2 % 75,1 % 78,1 % 74,9 % 74,4 % So Klin 16,7 % 18,0 % 19,2 % 21,2 % 17,5 % Soft & Fresh 0,9 % - 0,6 % - - My Baby - 3,5 % - 1,3 % - Baby Soft - 1,4 % - - - Downy - - - 1,1 % 5,7 % Sumber : WWW.TopBrandAward.com tahun 2009-2013 Berdasarkan data di atas dapat dilihat untuk setiap tahunnya merek Molto mempunyai presentase yang sangat tinggi yaitu tidak pernah kurang dari 50% dan yang paling tinggi pada tahun 2011 mencapai 78,1 %. Dalam kategori pewangi dan pelembut pakaian tidak ada merek yang mempunyai persentase lebih dari 20%, yang berarti bahwa hingga tahun 2013 ini merek Molto masih merupakan merek yang paling terkenal. Perluasan merek dengan kategori produk pelicin pakaian yang dilakukan oleh Molto tidaklah sebaik dengan produk induknya. Untuk itu dalam melakukan perluasan merek, kesadaran, asosiasi, dan persepsi kualitas merek induk haruslah benar-benar kuat tertanam di pikiran konsumen. Kesadaran, asosiasi dan persepsi kualitas yang tinggi dalam suatu merek akan berdampak dan berpengaruh besar terhadap perkembangan suatu merek. Tiga elemen itu dapat dijadikan landasan bagi suatu perusahaan untuk mengembangkan eksistesinya melalui perluasan merek. Dengan adanya kesadaran, asosiasi, dan persepsi kualitas yang tinggi maka tidak hanya

8 berpengaruh bagi perusahaan saja tetapi juga bagi konsumen yang dapat menimbulkan kepuasan konsumen yang berdampak sangat baik dan secara bersamaan dapat menimbulkan loyalitas merek pada suatu produk. Berdasarkan latarbelakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Kesadaran Merek, Asosiasi Merek, Dan Persepsi Kualitas Terhadap Perluasan Merek Dan Loyalitas Merek Pada Produk-Produk Merek Molto (Studi Pada Mahasiswa Kost Di Kampung Baru Kec. Kedaton, Bandarlampung). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalahnya sebagai berikut: 1. Apakah kesadaran merek pada produk induk berpengaruh terhadap perluasan merek pada produk kategori pelicin pakaian Molto Trika? 2. Apakah asosiasi merek pada produk induk berpengaruh terhadap perluasan merek pada produk kategori pelicin pakaianmolto Trika? 3. Apakah persepsi kualitas pada produk induk berpengaruh terhadap perluasan merek pada produk kategori pelicin pakaian Molto Trika? 4. Apakah kesadaran merek pada produk induk berpengaruh terhadap loyalitas merek pada produk kategori pelicin pakaian Molto Trika? 5. Apakah asosiasi merek pada produk induk berpengaruh terhadap loyalitas merek pada produk kategori pelicin pakaian Molto Trika?

9 6. Apakah persepsi kualitas pada produk induk berpengaruh terhadap loyalitas merek pada produk kategori pelicin pakaian Molto Trika? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh kesadaran merek pada produk induk terhadap perluasan merek pada produk kategori pelicin pakaian Molto 2. Untuk mengetahui pengaruh asosiasi merek pada produk induk terhadap perluasan merek pada produk kategori pelicin pakaian Molto 3. Untuk mengetahui pengaruh persepsi kualitas pada produk induk terhadap perluasan merek pada produk kategori pelicin pakaian Molto 4. Untuk mengetahui pengaruh kesadaran merek pada produk induk terhadap loyalitas merek pada produk kategori pelicin pakaian Molto 5. Untuk mengetahui pengaruh asosiasi merek pada produk induk terhadap loyalitas merek pada produk kategori pelicin pakaian Molto 6. Untuk mengetahui pengaruh persepsi kualitas pada produk induk terhadap loyalitas merek pada produk kategori pelicin pakaian Molto

10 1.4 Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara Teoritis Untuk menambah wawasan dalam keilmuan Ilmu Administrasi Bisnis khususnya tentang Perluasan Merek dan Loyalitas Merek dengan harapan dapat dilakukannya berbagai study lebih lanjut di masa yang akan datang. 2. Secara Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi terhadap strategi pengembangan merek dan loyalitas konsumen terhadap suatu merek. Kemudian mampu memberikan informasi guna menciptakan peningkatan kemampuan perusahaan dalam menyusun strategi untuk meningkatkan produk perluasan merek yang berpengaruh besar terhadap kemajuan suatu perusahaan.