BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guna meningkatkan minat dan bakat siswa, khususnya siswa Sekolah

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. sesuai dengan penegasan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi,

KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SEBAGAI SALAH SATU JALUR PEMBINAAN KESISWAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ery Nurkholifah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berakar pada kebudayaan Indonesia berdasarkan Pancasila

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia seutuhnya baik secara jasmani maupun rohani seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan dan usaha untuk

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. mengetengahkan tanggung jawab sebagai pendidik. Dimana pendidik adalah

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI. kelas dan ruang serbaguna yang memiliki luas 324 m 2.

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

Ditulis oleh Administrator Rabu, 08 Desember :34 - Terakhir Diperbaharui Selasa, 29 Januari :00

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan nasional memiliki tujuan untuk mencerdaskan dan. memiliki pengetahuan, keterampilan, sehat jasmani dan, rohani,

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS INDONESIA Sekretariat: Gedung Fakultas Farmasi UI,

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI STIMULUS ALAM SEKITAR DI SDN TERSANA BARU KABUPATEN CIREBON

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. inggris perpustakaan dikenal dengan nama library. Library berasal dari bahasa Latin

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

I. PENDAHULUAN. Nasional RI No. 20 Tahun 2003 adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) A. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SATUAN PENDIDIKAN (SKL-SP)

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

BAB I PENDAHULUAN. sekelilingnya. Menurut Oemarjati dalam Milawati (2011: 1) tujuan pembelajaran

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

ANALISIS TUJUAN MATA PELAJARAN Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam. Ranah Kompetensi K A P

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fakhry Brillian Hidayat, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan

PENDAHULUAN. seperti dirumuskan dalam Undang Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong kemajuannya dengan kekreatifan guru dan murid. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. Sastra tumbuh, hidup, dan berkembang seiring dengan kemajuan peradaban

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. alat berkomunikasi dan berinteraksi. Fungsi utama bahasa sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ada sejak adanya manusia, dalam arti sejak adanya manusia telah ada pula usahausaha

Contoh Makalah Pengaruh Perpustakaan Sekolah terhadap Mutu Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang penting dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

BAB I PENDAHULUAN. harkat dan martabat manusia Indonesia. diri dan berhasil dalam kehidupan di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. baik merupakan dasar dari pendidikan. Menurut Suryosubroto (2010:16),

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah kunci perubahan karena mendidik adalah memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi pembangunan bangsa dan negara. Berdasarkan Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan lemahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Seni Tari

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan.peningkatan kualitas pendidikan

SOP Bidang Kemahasiswaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan pilar utama penentu kemajuan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan setiap individu menjadi warga negara yang berkepribadian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan musik merupakan proses sosial yang didalamnya dapat menggali

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

I. PENDAHULUAN. keadaan tertentu kesuatu keadaan yang lebih baik. Pendidikan sebagai pranata

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

2013 PENGGUNAAN MEDIA LAGU UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA DALAM MENULIS PUISI

2016 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PERMAINAN EFTOKTON TERHADAP JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BULUTANGKIS

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Diajukan Oleh: WAHYUSIH WARDANI A

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran sastra merupakan pembelajaran yang dapat memperkaya

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Masyarakat Indonesia. dengan laju pembangunannya masih menghadapi masalah pendidikan

Transkripsi:

6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengelolaan Pengelolaan pada dasarnya adalah pengendalian dan pemanfaatan semua sumber daya yang menurut suatu perencanaan diperlukan untuk penyelesaian suatu tujuan kerja tertentu. Pengelolaan menurut Rohman dan Amri dalam Banani, U.A (2014: 8) yaitu proses pengintegrasian sumbersumber manusiawi dan material ke dalam suatu sistem keseluruhan untuk mencapai tujuan tertentu. Pendapat Rohman senada dengan pendapat Moh. Rifai dalam Koswara, D dan Suryadi (2007: 3) yang menjelaskan bahwa pengelolaan segala kegiatan yang perlu dijalankan untuk dapat mencapai suatu tujuan tertentu yang telah dicanangkan sebelumnya secara efektif dan efisien. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengelolaan merupakan proses dalam suatu kegiatan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien, serta berusaha mengembangkan segala upaya dalam mendayagunakan sumber daya manusia dan sarana prasarana. Pengelolaan pada kegiatan ini merupakan proses pelaksanaan dalam melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler majalah dinding. 6

7 B. Ekstrakurikuler 1. Pengertian Ekstrakurikuler Surat Keputusan Mendikbud Nomor 060/U1993 dan Nomor 080/U1993 menjelaskan bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diselenggarahkan diluar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah. Hernawan, A.H (2011: 12.5) menyatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilaksanakan diluar jam pelajaran yang bertujuan untuk menunjang keberhasilan program kurikuler, berbeda dengan Suryosubroto dalam Putra (2013: 239) yang menyatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan di luar jam struktur program dilaksanakan diluar jam pelajaran biasa, agar bisa memperkaya dan memperdalam wawasan pengetahuan dan kemampuan siswa. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah suatu wadah untuk mengembangkan minat, bakat, dan daya kreativitas siswa yang dilaksanakan diluar jam pelajaran sekolah, yang pada akhirnya dapat mendukung keberhasilan program pengajaran. Ekstrakurikuler majalah dinding siswa dapat menyalurkan minat, bakat, dan kreativitasnya. 2. Prinsip Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Prinsip pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler menurut Hernawan, AH (2011: 12.24-12.25) meliputi:

8 a. Orientasi pada tujuan Prinsip ini memiliki arti yang sangat penting untuk perkembangan kepribadian siswa secara utuh, oleh karena itu kegiatan ekstrakurikuler memiliki tujuan yang ingin dicapai, maka perlu dirancang alat evaluasi sebagai alat untuk menentukan keberhasilan pelaksanaan program untuk mencapai tujuan. b. Sosial dan kerjasama Siswa adalah makhluk sosial, maka melalui kegiatan ekstrakurikuler harus ditumbuhkan sikap sosial dalam arti bekerja sama dalam kelompok secara harmonis, saling membantu, saling menghargai, bersikap toleran, dan sebagainya. c. Motivasi Keberhasilan program ekstrakurikuler sangat membutuhkan motivasi, baik kepala sekolah terhadap guru, maupun guru terhadap siswa. d. Pengkoordinasian dan tanggung jawab Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab pada orang yang terlibat dalam kegiatan tersebut sangat diperlukan untuk efektivitas dan efisiensi kegiatan, untuk memberdayakan potensi Sumber Daya Manusia yang tersedia dengan mempertimbangkan bakat, kemampuan, dan pengalaman-pengalaman yang pernah dilaluinya.

9 e. Relevansi Kesesuaian kegiatan ekstrakurikuler dengan program kurikuler dan kesesuaian kegiatan ekstrakurikuler dengan kondisi dan tuntunan lingkungan sekitar. 3. Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler Beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan ekstrakurikuler menurut Hernawan, A.H (2011: 12.16-12.17) antara lain: a. Memperluas, memperdalam pengetahuan dan kemampuan/ kompetensi yang relevan dengan program kurikuler. b. Memberikan pemahaman terhadap hubungan antar mata pelajaran c. Menyalurkan minat dan bakat siswa d. Mendekatkan pengetahuan yang diperoleh dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. e. Melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya dalam arti membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti, memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mandiri serta memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan. C. Majalah Dinding 1. Pengertian Majalah Dinding Majalah dinding atau yang lebih dikenal dengan singkatan mading merupakan salah satu jenis media atau sarana penyimpanan informasi dan penyaluran minat dan bakat. Tompkins dan Hoskinson (1995) dalam jurnal

10 Zubaiddah, E dan B. Saptono (2004: 36) mading adalah singkatan dari Majalah dinding (Bulletin board), yaitu salah satu jenis media komunikasi yang dipajang di dinding. Nursisto (2005: 1) menyebutkan bahwa: Majalah dinding atau yang diakronimkan menjadi mading adalah salah satu media komunikasi tulis yang paling sederhana. Disebut majalah dinding karena prinsip dasar majalah terasa dominan di dalamnya, sementara itu penyajiannya biasanya dipampang pada dinding atau sejenisnya. Penyajian majalah dinding berwujud tulisan, gambar, atau kombinasi dari keduanya. Prinsip-prinsip dasar bentuk kolom-kolom, bermacam-macam hasil karya yang disusun secara variatif dan secara harmonis sehingga keseluruhan perwajahan majalah dinding tampak menarik. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa majalah dinding majalah dinding merupakan salah satu media massa di sekolah yang berperan penting sebagai media informasi dan pendidikan di sekolah. Majalah dinding berfungsi sebagai wahana pengembangan kreativitas siswa dalam bidang jurnalistik. Majalah dinding disajikan secara visual seperti puisi, artikel, gambar, foto, dan lain-lainnya. Majalah dinding dikembangkan melalui potensi kreativitas yang dimiliki siswa. 2. Isi Majalah Dinding Isi majalah dinding menurut Nursisto (2005: 67-69), secara garis besar lembar mading mengandung tiga unsur utama, yaitu: a. Nama Majalah Dinding Nama majalah dinding dimaksud untuk melengkapi identitas yang disertai logo majalah dinding. Pemilihannya didasarkan atas pertimbangan semisal bagi penyusunan majalah dinding. Majalah

11 dinding sering menyertakan semboyan atau motto, antara nama majalah dinding dan motto mempunyai keterpaduan yang jauh. b. Materi Sajian Majalah Dinding Majalah dinding sekolah biasanya berisikan hal-hal yang sehubungan dengan kegiatan siswa di sekolah. Tulisan yang dimuat biasanya atau kebanyakan berasal dari para siswa sendiri. Beberapa naskah ditulis sendiri oleh pengelola majalah dinding seperti: laporan utama, tajuk, dan opini. c. Susunan Redaksi Susunan redaksi adalah daftar pengelola mading, lengkap dengan rinciannya. Susunan redaksi harus tertulis dengan jelas. Kejelasan ini berkaitan dengan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hal-hal yang berkaitan dengan keberesan hasil kerja secara tim. 3. Manfaat Majalah Dinding Mading memiliki banyak manfaat. Manfaat majalah dinding menurut Nursisto (2005: 2-8) yaitu sebagai berikut: a. Media Komunikasi Mading adalah media komunikasi termurah untuk menciptakan komunikasi antarpihak dalam lingkup tertentu. Mading yang dipasang di tempat umum, seperti balai desa, sekolah, tempat ibadah, dan tempat umum lainnya membuktikan bahwa pemasangan dengan cara itu membuat komunikasi dan dijalin dengan praktis.

12 b. Wadah Kreativitas Menumbuhkan dan meningkatkan kreativitas siswa adalah salah satu hal penting yang harus diperhatikan oleh kalangan pendidik. Pendidik tidak cukup hanya dengan pengetahuan saja, tetapi perlu ditunjang dengan usaha-usaha untuk menumbuhkan kemampuan siswa. Siswa pada umumnya memiliki kreativitas dalam berbagai kegiatan, misalnya olahraga, kesenian, keterampilan, permainan, dan juga aktivitas ekspresi tulis. c. Menanam Kebiasaan Membaca Kebiasan membaca akan mendukung siswa dalam berimajinasi karena pengetahuan mereka pun bertambah, untuk itu kegemaran membaca harus ditanamkan. Mading dalam hal ini mempunyai peran yang cukup besar. Mading dapat diterbitkan oleh siapa saja dalam jangka waktu yang relatif bebas tergantung pembacanya. d. Pengisi Waktu Siswa dapat mengisi waktu luangnya untuk membaca mading, dan kemudian berlatih menulis di sekolah. Apabila hasil tulisan siswa ditampilkan dalam mading, tentu akan bermanfaat bagi perkembangan dan pertumbuhan jiwanya. Mading juga bermanfaat bagi pihak lain (pembaca). e. Melatih Kecerdasan Berpikir Sangat mungkin sajian-sajian mading belum seutuhnya dapat memenuhi selera pembaca. Hal ini akan menjadikan mading sebagai

13 perangsang bagi pembacanya untuk mencari bahan bacaan lain yang lebih lengkap. Kebiasaan membaca akan menambah pengetahuan seseorang dalam berbagai bidang. Secara tidak langsung hal itu akan menjadi pendorong bertambahnya kecerdasan. Mading menjembatani lahirnya pengetahuan, ketangkasan berpikir dan terbentuknya kecerdasan. f. Melatih berorganisasi Mading merupakan hasil kerja tim atau kerja kelompok yang menuntun semua pihak di dalamnya untuk berorganisasi. Dalam penerbitan mading, penyelenggara harus menyiapkan perencanaan-perencanaan yang matang dan harus ada kerja sama dalam pengelolaannya. Kerja sama yang baik antara berbagai pihak yang terkait diharapkan dapat menghasilkan sajian mading yang berkualitas. Dengan demikian, secara langsung atau tidak, mading menempatkan kekompakan kerja sebagai modal dasar setiap tumbuhnya organisasi. g. Sebagai Media untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Melalui majalah dinding, setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk melatih diri dalam membuat tulisan. 4. Fungsi Majalah Dinding Keberadaan majalah dinding di sekolah terkadang dianggap kurang penting dan juga tidak terurus, padahal majalah dinding mempunyai

14 banyak fungsi bagi siswa. Fungsi majalah dinding menurut Kanis Barung dalam jurnal ilmiah Enny dan Bambang (2004: 37) yaitu sebagai berikut: a. Majalah dinding sebagai sarana komunikasi dan penyampaian informasi b. Majalah dinding sebagai media hiburan yang murah dan sederhana, meskipun sifat dan isinya tidak harus murahan dan sederhana c. Majalah dinding sebagai sarana untuk menjalin tali persaudaraan dan kekeluargaan diantara sesama anggota komunitas tertentu. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan yang memiliki edukatif sangat tinggi yang di kelola oleh siswa dan guru. Kegiatan tersebut memiliki fungsi sebagai sarana komunikasi dan penyampaian informasi, media hiburan. Manfaat kegiatan tersebut sebagai media komunikasi, wadah kreativitas, menanam kebiasaan membaca, pengisi waktu, melatih kecerdasan berpikir, melatih berorganisasi, sebagai media untuk meningkatkan keterampilan menulis. D. Pengelolaan Ekstrakurikuler Majalah Dinding di Sekolah Pengelolaan ekstrakurikuler majalah dinding agar dapat mencapai efisiensi serta efektivitas dalam pengelolaan, maka segala tindakan perlu dipertimbangkan secara rasional. Pengelolaan menurut Koswara, D dan Suryadi (2007: 23) dapat dirumuskan menjadi beberapa fungsi yaitu perencanaan, pelaksanaan dan penilaian/ evaluasi.

15 Pengelolaan majalah dinding meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Kegiatan tersebut menjadi penting dalam melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler majalah dinding di sekolah. 1. Perencanaan Perencanaan menurut Sudjana, D (2004: 57) yaitu merupakan proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang. Disebut sistematis karena perencanaan dilaksanakan dengan menggunakan prinsip-prinsip tertentu. Prinsip-prinsip tersebut mencakup proses pengambilan keputusan, penggunaan pengetahuan dan teknik secara ilmiah, serta tindakan atau kegiatan yang terorganisasi, berbeda dengan Koswara, D dan Suryadi (2007: 24) perencanaan merupakan persiapan yang harus dilakukan sebelum suatu usaha dilaksanakan. Rencana adalah persyaratan dalam usaha apapun. Rencana merupakan landasan untuk mengadakan penilaian di kemudian hari. Perencanan yang baik sangat memudahkan tugas pengelola. Perencanaan dalam pembuatan majalah dinding menurut Nursisto (2005: 40-41) meliputi: a. Perencanaan Isi Perencanaan isi dipersiapkan dalam kaitannya dengan usaha menampilkan mading yang berwawasan ke depan dengan

16 mempertimbangkan penerbitan yang lampau. Perencanaan isi bertujuan agar penerbitan majalah dinding tidak monoton, statis, apalagi lebih jelek dibandingkan penerbitan yang lampau. b. Perencanaan Tata Letak Perencanaan tata letak pun berusaha agar pada penerbitan yang akan datang lebih baik. Pengaturan tata letak pada penerbitan sebelumnya harus diingat kembali. c. Perencanaan Grafis Perencanaan grafis berkaitan dengan karakterisasi isi tulisan yang akan ditampilkan. d. Perencanaan Waktu Perencanaan waktu menyangkut ketepatan terbitnya majalah dinding sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. e. Perencanaan Biaya Majalah dinding tidak mungkin lepas dari biaya. Perencanaan biaya dilakukan untuk mempersiapkan keperluan yang berkaitan dengan majalah dinding, misalnya alat tulis, kertas, dan bahan penunjang lainnya. Berdasarkan beberapa pengertian yang sudah dijelaskan dapat disimpulkan bahwa perencanaan merupakan suatu rangkaian kegiatan yang akan dikerjakan pada waktu yang akan datang. Perencanaan juga merupakan fungsi manajemen, dalam pengelolaan wajib melaksanakan perencanaan sebagai pedoman dalam kegiatan untuk mencapai tujuan.

17 Perencanaan dalam pembuatan majalah dinding yaitu perencanaan isi, perencanaan tata letak, perencanaan grafis, perencanaan waktu, dan perencanaan biaya. 2. Pelaksanaan Koswara dan Suryadi (2007: 35-37) menjelaskan bahwa pelaksanaan dalam pengelolaan pendidikan mengandung makna bahwa setelah perencanaan ditetapkan dalam bentuk rencana, maka untuk mengimplementasikan rencana tersebut perlu diusahakan secara efektif dan efisien. Proses implementasi ini terbagi menjadi beberapa fungsi yaitu sebagai berikut: a. Pengorganisasian Pengorganisasian menurut Koswara, D dan Suryadi (2007: 35) yaitu merupakan suatu gerakan langkah menuju ke arah pelaksanaan perencanaan rencana yang yang telah disusun sebelumnya. Pelaksanaan pengorganisasian harus dapat menghasilkan suatu organisasi yang dapat bergerak dengan suatu kesatuan yang bulat. Sudjana, D (2004: 53) menjelaskan pengorganisasian adalah kegiatan mengidentifikasi dan memadukan sumber-sumber yang diperlukan dalam kegiatan yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Suryosubroto (2004: 16) pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan menetapkan pada orang yang terlibat dalam kerja sama. Karena tugas yang banyak dan tidak dapat diselesaikan oleh satu orang saja, maka tugas dibagi untuk dikerjakan masing-masing organisasi.

18 Berdasarkan dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian merupakan langkah untuk menetapkan, menggolongkan, dan mengatur berbagai macam kegiatan serta menetapkan tugas dan wewenang tanggung jawab yang diberikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengorganisasian dalam kegiatan ini yaitu menghimpun dan menyusun semua sumber daya manusia yang terlibat dalam kegiatan majalah dinding. Pengorganisasian dalam pengelolaan majalah menurut Nursisto (2005: 25) yaitu merupakan kerja tim atau kerja kelompok, karena unsur yang terkait didalamnya cukup banyak maka dalam upaya menyiapkan majalah dinding perlu adanya kerja sama, dengan kerja adanya sama yang baik antara berbagai faktor yang terkait, diharapkan dapat menghasilkan sajian majalah dinding yang berkualitas. Contoh bentuk organisasi pengelolaan majalah dinding menurut Nursisto (2005: 26-27) yaitu: 1) Kepala Sekolah Bertugas untuk mengawasi segala kegiatan pengelolaan ekstrakurikuler majalah dinding serta bertugas untuk mengevaluasi kegiatan 2) Guru Pembina Bertugas untuk membina dan bertanggung jawab dalam kegiatan ekstrakurikuler majalah dinding. 3) Ketua Redaksi Bertugas untuk mengatur dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan penerbitan majalah dinding.

19 4) Dokumentasi Betugas untuk menyimpan semua naskah yang masuk ke ketua redaksi. 5) Reportase Bertugas menyiapkan materi tulisan yang proses penyiapannya dapat dilakukan dengan bantuan seksi dokumentasi, atau mencari bahan sendiri untuk ditulis sebagai hasil reportase. 6) Penulisan/ tim editing Bertugas untuk menyusun tulisan berdasarkan bahan yang disampaikan oleh reportase dan menyunting/memperbaiki tulisan yang akan diterbitkan. 7) Produksi tata letak/ tim grafis Bertugas untuk merancang tata letak, perwajahan, dan bentuk grafis tulisan majalah dinding yang akan diterbitkan. b. Mengomunikasikan Mengomunikasikan berarti menyalurkan informasi, ide, penjelasan, perasaan, pertanyaan dari orang yang satu kepada orang yang lain atau dari kelompok yang satu kepada kelompok yang lain. Tanpa adanya komunikasi tujuan yang telah disepakati bersama itu tidak akan dapat dipahami dan diterima oleh para anggota organisasi. Bila komunikasi berjalan sesuai dengan yang semestinya tujuan-tujuan tadi mungkin akan dipahami oleh semua atau sebagian anggota organisasi itu. c. Pengkoordinasian Mengkoordinasikan adalah serangkaian kegiatan untuk mempersatukan sumbangan dan saran dari para anggota organisasi, bahan dan sumber-

20 sumber lain yang terdapat dalam organisasi itu ke arah pencapaian tujuan-tujuan yang telah disepakati bersama. Pengkoordinasian menurut Suryosubroto (2004: 25-26) merupakan usaha untuk menyatupadukan kegiatan dari berbagai individu atau unit sekolah agar kegiatan mereka berjalan selaras dengan anggota atau unit lainnya dalam usaha mencapai tujuan Merujuk dari beberapa pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa pelaksanaan kegiatan majalah dinding melalui beberapa tahapan yaitu: a. Menghimpun dan menyusun semua sumber daya manusia yang terlibat dalam kegiatan majalah dinding b. Melakukan komunikasi c. Melakukan pengkoordinasian untuk menyatupadukan kegiatan dari berbagai individu. 3. Evaluasi Evaluasi menurut Purwanto, M.N (2012: 22) yaitu aktivitas untuk meneliti dan mengetahui sampai mana pelaksanaan yang dilakukan di dalam proses keseluruhan organisasi mencapai hasil sesuai dengan rencana atau program yang telah ditetapkan dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. Adapun dari segi istilah, sebagaimana yang dikemukakan oleh Edwin Wandt dan Gerald W. Brown (1997) dalam Sudijono, A (2012: 1) evalution refer to the act or process to determining the value of something. Dari penjelasan tersebut dapat dijelaskan bahwa evaluasi itu menunjuk kepada atau mengandung pengertian suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.

21 Tujuan dilaksanakan evaluasi menurut Sudjana, D (2004: 254-259) yaitu: a. Memberikan masukan untuk perencanaan program b. Memberikan masukan untuk keputusan tentang kelanjutan perlusan atau penghentian program c. Memberikan masukan untuk modifikasi atau perbaikan program d. Memberikan masukan yang berkaitan dengan faktor pendukung dan penghambat program e. Memberikan masukan untuk memahami landasan keilmuan bagi evaluasi Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah kegiatan menilai keberhasilan tujuan telah tercapai. Evaluasi dalam kegiatan ini merupakan proses yang meliputi fungsi majalah dinding yang diarsipkan bisa dalam bentuk kliping. Pihak sekolah dapat memberikan masukan kepada tim pengelola dalam memperbaiki pengelolaan majalah dinding, pihak sekolah memperoleh informasi pendukung dan penghambat majalah dinding. E. Hasil Penelitian Relevan Beberapa penelitian telah dilakukan sebelumnya terkait majalah dinding. Penelitian oleh Santoso, H (2011) dengan judul Majalah Dinding tentang Media untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Siswa dan Budaya Baca Siswa. Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan oleh Hari, bahwa

22 majalah dinding memiliki peran yang cukup tinggi dalam upaya pembinaan dan pembentukan siswa, baik dalam aspek pengetahuan, kemampuan/ keterampilan, bakat dan minat maupun sikap. Majalah dinding memiliki sejumlah fungsi, yaitu: (1) informatis, (2) komunikatif, (3) rekreatif, (4) kreatif. Secara garis besar majalah dinding meliputi: (1) rubrik tajuk rencana atau editorial (2) rubruk pemberitaan, (3) rubrik karya ilmiah atau featurue, (4) rubrik kreatif sastra, dan (5) rubrik umum. Majalah dinding memiliki manfaat, yaitu: (1) sebagai media komunikasi, (2) sebagai media kreativitas, (3) sebagai media untuk meningkatkan keterampilan menulis, (4) sebagai media untuk membangun kebiasaan membaca, (5) sebagai pengisi waktu, (6) sebagai media untuk melatih kecerdasan berpikir, (7) sebagai media untuk melatih berorganisasi. Penelitian oleh Zubaiddah, E dan Saptono (2004) tentang Pengelolaan Majalah Dinding di Sekolah menunjukan hasil bahwa majalah dinding atau biasa disebut mading adalah salah satu media komunikasi yang ditempel di dinding. Mading merupakan media komunikasi dan informasi yang mudah dan murah. Kemudahan tersebut karena mading dapat dibuat oleh siapa saja yang mempunyai kemampuan dan kemauan untuk itu, terutama bagi siswa dan guru di sekolah. Kemudahan terjadi karena mading memang mudah dibaca tanpa harus mengeluarkan biaya. Itulah yang disebut dengan Mading Sekolah. Mading sekolah diciptakan tentulah memiliki fungsi dan tujuan tertentu, yaitu sebagai sarana informasi, media hiburan, menjalin tali

23 persaudaraan, mengembangkan kreativitas, menumbuhkan sikap kritis terhadap mata pelajaran tertentu, dan meningkatkan wawasan sosial. Penelitian oleh Jayanti, Artawan dan Artika (2014) dengan judul tentang Pembinaan Ekstrakurikuler Majalah Dinding Se-Kecamatan Negara menunjukan hasil bahwa masing-masing sekolah sudah dapat menerbitkan majalah dinding secara berkala sesuai dengan keadaan dan kondisi sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler majalah dinding secara keseluruhan sudah dapat menerbitkan majalah dinding yang dapat memberikan informasi kepada pembaca di kalangan sekolah dan dapat menambah wawasan siswa dalam dunia jurnalistik, tidak adanya struktur organisasi pada saat pembuatan majalah dinding. Proses pembinaan ekstrakurikuler majalah dinding se- Kecamatan Negara memiliki proses yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi keadaan sekolah masing-masing, dalam proses pembinaan didampingi oleh guru pembina yang berperan dalam kegiatan tersebut. Guru pembina dan siswa bersama-sama membuat, dari menentukan tema, membuat rubrik, tata letak sampai pada penerbitan. Berdasarkan simpulan dari tiga penelitian relevan di atas ada beberapa persamaan dan perbedaan dari penelitian yang akan peneliti laksanakan. Persamaan dari beberapa penelitian dengan penelitian ini yaitu mengenai majalah dinding untuk meningkatkan minat, bakat, mengembangkan kreativitas, sebagai media untuk melatih berorganisasi. Hal yang membedakan adalah bahwa penelitian ini dilakukan di beberapa sekolah sebagai lokasi penelitian.

24 F. Kerangka Pikir Kegiatan ekstrakurikuler majalah dinding merupakan salah satu wadah pembinaan siswa untuk menyalurkan potensi minat dan bakat siswa sehingga mereka dapat meningkatkan kreativitas dalam bidang menulis maupun dalam bidang lainnya. Pengelolaan ekstrakurikuler majalah dinding di sekolah baiknya dilakukan oleh siswa dan dibimbing oleh pihak sekolah ataupun guru, sehingga siswa mampu mengelola sendiri majalah dinding di sekolah. Kegiatan ini perlu dikelola secara efektif, karena ada beberapa pertimbangan yang mendasarinya di antaranya: 1. Mampu memupuk dan mengembangkan aspek kognitif, efektif, dan psikomotor siswa. 2. Majalah dinding dapat digunakan sebagai salah satu media untuk menyalurkan aspirasi maupun kreativitas siswa. 3. Majalah dinding bisa dijadikan sebagai sarana untuk melatih menulis. 4. Melalui majalah dinding dapat menanamkan kebiasaan membaca. Pengelolaan majalah dinding meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Kegiatan tersebut menjadi penting dalam melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler majalah dinding di sekolah. Apabila salah satu kegiatan tidak jalan secara baik maka akan berpengaruh dengan kegiatan lainnya sehingga tujuan majalah dinding tidak akan tercapai secara maksimal. Adanya pengelolaan yang baik, meliputi perencanaan,

25 pelaksanaan, dan evaluasi dalam kegiatan majalah dinding merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam pembuatan majalah dinding. Pengelolaan majalah dinding sekolah dilakukan oleh siswa dan dibimbing langsung oleh guru sehingga kegiatan majalah dinding dapat berjalan dengan efektif dan efisien dan dapat menghasilkan majalah dinding yang berkualitas, baik dari segi isi dan bentuk penampilannya. Kerangka pikir pengelolaan eksrakurikuler majalah dinding dapat ditunjukan pada Gambar 2.1 Pengelolaan Ekstrakurikuler Majalah Dinding Perencanaan Pelaksanaan Evaluasi 1. Perencanaan isi 2. Perencanaan tata letak 3. Perencanaan grafis 4. Perencanaan waktu 5. Perencanaan biaya 1. Pengorganisasian 2. Mengomunikasikan 3. Pengkoordinasian 1. Evaluasi dan masukan 2. Pengarsipan 3. Faktor pendukung dan faktor Penghambat Gambar 2.1 Kerangka Pikir Pengelolaan Ekstrakurikuler Majalah Dinding