BAB V SIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN. Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan

2015 DEUTSCHE AFRIKA KORPS

BAB III PERANG DUNIA II

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pendekatan monodisipliner sejarah, peristiwa netralnya

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN. Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II bukanlah sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SMP kelas 9 - SEJARAH BAB 1. Perang Dunia IIlatihan soal 1.2

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nurhidayatina, 2013

I. PENDAHULUAN. kota Grozny, ibu kota Chechnya, setelah mendengar kabar Uni Soviet berada

BAB I PENGANTAR. Sejarah militer menorehkan catatan panjang tentang betapa pentingnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

Semua yang terjadi di Mesir tak lepas dari kepentingan Amerika. Hubungan militer Mesir dan Amerika sangat erat.

KISI-KISI PENULISAN SOAL ULANGAN TENGAH SEMESTER GENAP XI TAHUN SMA ISLAM AL AZHAR BSD

BAB I PENDAHULUAN. II ( ) pada umumnya memiliki sudut pandang Sekutu sentris, dengan kata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah

PANZERKORPS Divisi Lapis Baja Jerman ( )

2015 PERANAN SOUTH WEST AFRICA PEOPLE ORGANIZATION (SWAPO) DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN NAMIBIA

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

I. PENDAHULUAN. pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pendekatan monodisipliner sejarah, peristiwa invasi Jerman

BAB IV PENUTUP. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008

BAB V KESIMPULAN. dasawarsa terakhir ini dengan dilumpuhkannya beberapa pemimpin-pemimpin dictator

BAB I PENDAHULUAN. negara di pesisir Atlantik, yang kemudian diarahkan oleh satu Konstitusi

jumlah tentara FFL jauh lebih kecil dari jumlah tentara Sekutu dan tidak memadai untuk membebaskan Paris tanpa bantuan Sekutu.

2015 KETERLIBATAN AUSTRALIA DALAM PERANG VIETNAM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yofa Fadillah Hikmah, 2016

PENGGUNAAN STRATEGI POWER PLAY DALAM PERTANDINGAN FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

36 Strategi Perang Sun Tzu

membuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun.

II. TINJAUAN PUSTAKA. historis. Kata tinjauan memiliki arti yaitu hasil meninjau, pandangan, pendapat

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada

BAB I PENDAHULUAN. berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas

Disusun Oleh : Kelompok 5. 1.Alma Choirunnisa (02) 2.Anjar Kumala Rani (03) 3.Sesario Agung Bagaskara (31) 4.Umi Milati Chanifa (35) XI MIPA 5

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN

2016 PERANG ENAM HARI

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Omet Rasyidi, 2014

Pengantar Wawasan Nusantara

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN. Islam, telah membawa pengaruh dala etnis dan agama yang dianut.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses menurut Koentjaraningrat (1984:24) adalah berlangsungnya pristiwa dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju

BAB IV KESIMPULAN. Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab. sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan

I. PENDAHULUAN. mengenal menyerah dari seluruh lapisan masyarakat. Pada awal tahun 1946

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia di Desa Panggungrejo sebagai berikut: 1. Perlawanan Terhadap Belanda Di Lampung ( )

SMP Kelas 3 Semester 1 BAB II. Pertemuan ke 2

BAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra.

DUKUNGAN ARAB SAUDI TERHADAP PEMERINTAHAN ALI ABDULLAH SALEH DALAM REVOLUSI RAKYAT YAMAN RESUME

Pantang Menyerah. Nasution 1. Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011

BAB 1 PERANG DUNIA I

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

Kungfu Indonesia Harimau Besi

BAB III ORGANISASI MILITER DAN SIASAT GERILYA TII. Pada tanggal 15 Januari 1950, pihak NII telah berhasil mengubah dan

Usaha pendudukan yang dilakukan Pemerintahan Militer Jepang untuk menguasai

Mengapa HT terus mendesak pemerintah mengirimkan tentara perang melawan Israel?

PERANG SAUDARA DI RUSIA

2015 DAMPAK PERANG AUSTRO-PRUSIA TERHADAP HUBUNGAN POLITIK AUSTRIA DAN HONGARIA

BAB I PASUKAN KAMIKAZE DALAM SEJARAH MILITER JEPANG PADA PERANG DUNIA II

BAB I PENDAHULUAN. bidang yang sangat pantas dijadikan referensi nomor wahid sepanjang masa. bahkan setan pun tak ingin berpapasan dengannya di jalan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan.

KEKUATAN AFIRMASI. By J. Donald Walters

PENDAHULUAN. Jepang dan Italia melawan Sekutu membawa pengaruh terhadap perubahan situasi negara-negara

Bab 4 Kelembagaan Lembaga Tata Ruang Pertama di Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Perang Dunia II. Perang Dunia II

2017, No Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169); 2. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Te

sanksi terhadap intensi Kiev bergabung dengan Uni Eropa. Sehingga konflik Ukraina dijadikan sebagai instrumen balance of power di Eropa Timur.

Benteng Fort Rotterdam

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

DUA BELAS FAKTA DAN KEKELIRUAN TENTANG KONVENSI MUNISI TANDAN (Convention on Cluster Munitions)

BAB V KESIMPULAN. evaluasi kegagalan dan keberhasilan kebijakan War on Terrorism dapat disimpulkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdasarkan posisi geografisnya Aceh berada di pintu gerbang masuk

SEJARAH PEPERANGAN ABAD MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai U-boat pasti akan berkaitan dengan suatu konsep

I. PENDAHULUAN. dan peri-keadilan (MPR RI, 2012: 2).

Trainers Club Indonesia Surabaya Learning Forum episode 28. Rabu 29 Juli 2009 WILLEM ISKANDAR

BAB I PENDAHULUAN. Cikal bakal lahirnya TNI (Tentara Nasional Indonesia) pada awal

BAB II KETERLIBAT JEPANG DALAM PERANG DUNIA II

I. PENDAHULUAN. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rinrin Desti Apriani, 2013

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RESUME. Amerika Latin merupakan salah satu wilayah di dunia. yang mengalami dinamika sosial-politik yang menarik.

Transkripsi:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Bagian ini merupakan bagian yang membahas kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan yang diambil merupakan intisari jawaban pada Bab IV yang didasarkan kepada rumusan masalah dan pertanyaan penelitian yang telah diajukan pada Bab I. Untuk menjawab rumusan masalah yang diajukan, yaitu Bagaimana Peranan Field Marshal Erwin Rommel dalam Perang Dunia II di Afrika Utara?, penulis menurunkannya menjadi empat pertanyaan penelitian. Pertama, bagaimana latar belakang keterlibatan Jerman dalam pertempuran di Afrika Utara 1941-1943?. Kedua, apa yang melatarbelakangi Jerman menunjuk Field Marshal Erwin Rommel untuk memimpin Deutsche Afrika Korps?. Ketiga, bagaimana proses pertempuran yang dipimpin Field Marshal Erwin Rommel di Afrika Utara 1941-1943?. Keempat, bagaimana akhir dari pertempuran Jerman pada Perang Dunia II di Afrika Utara 1941-1943?. Latar belakang keterlibatan Jerman dalam pertempuran di Afrika Utara dikarenakan Afrika Utara mempunyai arti penting bagi Jerman dalam memperluas sayapnya ke wilayah Afrika. Afrika Utara ini memiliki Terusan Suez dan Selat Gibraltar yang keduanya berarti penting di mata Hitler. Terusan Suez yang merupakan pintu masuk menuju perdagangan Asia dan menghubungkan Samudera Atlantik dan Samudera Hindia ini memiliki peran penting bagi perdagangan internasional. Kemudian Selat Gibraltar yang merupakan pintu masuk Laut Tengah sama halnya seperti Terusan Suez memiliki arti penting. Oleh karena itu Jerman berkeinginan untuk menguasai derah tersebut sehingga harus terlibat dalam pertempuran di Afrika Utara. Selain itu juga kerjasama antara Jerman dan Italia menjadikan Jerman harus terlibat dalam pertempuran di Afrika Utara ini. Kerjasama Jerman dan Italia berdasarkan Pakta Baja dan Pakta Tripartit bahwa kedua belah pihak harus mendukung dalam berbagai aspek selama Perang Dunia II berlangsung khususnya

93 kekuatan militer masing-masing pihak. Kedua negara ini tergabung dalam blok poros sehingga harus saling membantu dalam kebelangsungan Perang Dunia II. Italia di bawah pimpinan Mussolini yang menyatakan terlibat dalam Perang Dunia II langsung berinisiatif merebut wilayah Inggris di Afrika Utara. Italia mulai menyiapkan serangan untuk merebut wilayah Mesir dari Inggris di bawah komando Graziani, akan tetapi perbedaan kualitas dan kuantitas menjadikan pasukan Italia mengalami kekalahan. Meskipun Italia berhasil mencapai perbatasan Mesir tetapi Inggris berhasil memukul mundur Italia kembali ke Tripoli. Kekalahan Italia ini membuat Jerman harus turun tangan dan tidak membiarkan Italia dipermalukan di Afrika Utara. Maka Hitler mengirim tentaranya ke Afrika Utara kemudian membentuk Deutsche Afrika Korps yang akan mengubah total arah pertempuran di Afrika Utara ini. Deutsche Afrika Korps ini di komando oleh Field Marshal Erwin Rommel. Adapun alasan Jerman menunjuk Field Marshal Erwin Rommel untuk memimpin Deutsche Afrika Korps adalah bagaimana pengalaman Erwin Rommel ketika Rommel sebelum mendarat di Afrika Utara. Hitler tentunya melihat track record panglimanya sebelum ditugaskan untuk memimpin pasukannya. Sebenarnya Jerman memiliki jenderal-jenderal yang hebat ketika Perang Dunia II ini. Di antaranya Jenderal Erich von Manstein yang merupakan salah satu sosok yang memiliki strategi militer terbaik di Jerman. Kemudian ada Heinz Wilhelm Guderian yang merupakan salah satu perancana serangan kilat atau Blitzkrieg dan merupakan bapak panzer Jerman. Selain itu juga ada Albert Kesselring yang merupakan salah satu jenderal populer di Jerman dan Field Marshal Luftwaffe terkenal Jerman. Akan tetapi Hitler cenderung memilih Erwin Rommel untuk memimpin Deutsche Afrika Korps. Alasan Hitler memilih Rommel adalah bahwa Hitler tahu betul bahwa Rommel pandai sekali dalam menginspirasi pasukannya. Kepercayaan Hitler terhadap Rommel inilah yang memutuskan Hitler memilih Rommel untuk memimpin Deutsche Afrika Korps. Proses pertempuran yang dipimpin Field Marshal Erwin Rommel dimulai ketika Rommel tiba di Tripoli pada 13 Februari 1941 untuk menahan pasukan

94 Inggris menguasai Libya dan membantu Italian yang sedang kewalahan di Afrika Utara. Setelah itu tak lama kemudian Rommel berhasil memukul mundur pasukan Inggris menuju perbatasan Libya-Mesir. Rommel dihadapkan dengan berbagai operasi yang dilancarkan Sekutu di antaranya Operasi Brevity sebagai Operasi terbatas yang bertujuan untuk merebut Sollum, celah Halfaya dan Fort Capuzzo berlanjut ke Sidi Aziez sebagai upaya pembebasan Tobruk. Operasi selanjutnya adalah operasi Battleaxe yang merupakan operasi lanjutan setelah gagalnya operasi Brevity dengan tujuan yang sama yaitu membebaskan Tobruk. Kemudian operasi Crusader yang berhasil membuat Rommel mundur ke Libya sebelum akhirnya berhasil membalikkan keadaan dengan kembali merebut wilayah yang sebelumnya dikuasai Inggris. Dalam proses pertempuran ini Rommel menggunakan strategi dan taktik yang jenius di antaranya Rommel menempatkan Flak 18 mm di dalam formasi berbentuk huruf U. Meriam ini ditempatkan dalam lubang yang sangat dalam untuk menutupi kelemahan berupa tingginya meriam. Lubang juga berfungsi sebagai kamuflase lantaran tidak ada kantong pasir yang cukup untuk melindungi meriam tersebut. Lubang begitu dalam sehingga laras meriam hanya berjarak 30-60 cm di atas permukaan tanah. Jarak antar meriam juga dipasang tenda yang mirip dengan gundukan pasir. Dengan begitu banyaknya gundukan pasir di Afrika Utara, pihak Inggris tidak curiga sama sekali ada senjata Jerman yang disamarkan seperti itu. Rommel kemudian memancing Inggris dengan menggunakan tank ringannya untuk melakukan serangan tipuan terhadap posisi lawan. Tank Inggris Crusader yang ringan dan cepat itu menjadi sasaran empuk jika mengejar panzer Jerman dan masuk ke dalam jebakan formasi meriam 88 mm yang berbentuk huruf U. Strategi lainnya yang dilakukan Rommel adalah ia memerintahkan untuk mengikat sejumlah batang kayu dan semak dengan tali. Ikatan tersebut kemudian dipasangkan dan disereti oleh truk-truk logistik serta beberapa tank Italia. Tank Italia bergerak maju terlebih dahulu, baru kemudian diikuti oleh truk-truk tersebut. Ikatan batang kayu dan semak itu menimbulkan awan debu yang sangat banyak sehingga pasukan Inggris mengiranya serangan besar-besaran. Pasukan Inggris bukan saja mundur tetapi berbalik ke arah yang keliru. Pada saat itulah

95 Rommel melancarkan serangan dari arah lain dengan divisi panzer dan pasukan lawan berhasil dikalahkan. Hal ini dilakukan karena Rommel sadar bahwa jumlah panzernya tidak seimbang dengan lawan. Strategi lainnya lagi yang dilakukan Rommel adalah membuat panzer kayu untuk menyeimbangkan jumlah panzer dengan milik lawan. Dengan adanya panzer kayu ini diperlukan untuk mengelabui pasukan Inggris. Seperti biasa tank sungguhan bergerak terlebih dahulu dan panzer kayu mengikuti di belakang. Sehingga dilihat dari manapun juga terlihat ada banyak panzer menyerang. Dalam penyerangan biasanya panzer-panzer kayu ini turut serta namun berada dalam posisi paling belakang dan menimbulkan kesan merupakan serangan besarbesaran. Akhir dari pertempuran Jerman di Afrika Utara adalah Jerman harus mengakui keberhasilan Sekutu dalam pertempuran akhir di El Alamein. Jerman menderita kekalahan di El Alamein dan merupakan titik balik bagi Sekutu karena kemenangan di El Alamein ini merupakan kemenangan ofensif terbesar pertama setelah Perang Dunia II dimulai. Faktor-faktor yang menyebabkan Jerman mengalami kekalahan dalam pertempuran di Afrika Utara ini di antaranya karena Artileri sekutu yang berperan dominan khususnya dalam pertempuran El Alamein, meskipun kekuatan lapis baja Jerman lebih baik dibanding sekutu dikarenakan sekutu masih menganut mental kavaleri terhadap tanknya. Kemudian dukungan angkatan udara Jerman Luftwaffe dan Regia Aeronautica yang hanya sedikit sekali membantu angkatan darat dan kebanyakan bertempur dalam pertarungan di udara. Sebaliknya angkatan darat sekutu RAF cukup banyak membantu angkatan daratnya. Pasukan dan peralatan yang dimiliki oleh kedua pihak yang bertempur ini sangat tidak seimbang. Kemenangan Rommel diraih semata-mata karena taktik yang jenius diterapkan Rommel dalam pertempuran. Sebaliknya sekutu yang akhirnya memenangkan pertempuran diraih oleh banyaknya suplai yang tidak henti-hentinya berdatangan ke Mesir untuk membantu pertempuran. Sehingga faktor logistik merupakan faktor utama kekalahan Jerman di Afrika Utara.

96 Oleh karena angkutan atau tranportasi logistik yang dikirim dari pusat sangat kurang sekali. Hal ini sering kali mengganggu jalannya pertempuran Jerman di Afrika Utara yang menyebabkan Jerman harus berhati-hati dalam melakukan tindakan. Suplai ini pun sangat dibutuhkan Jerman terutama di pertempuran terakhir mereka di El Alamein. Saran Skripsi yang berjudul Deutsche Africa Korps: Peranan Field Marshal Erwin Rommel dalam Perang Dunia II di Afrika Utara 1941-1943 ini diharapkan bisa memberikan kontribusi yang berarti bagi beberapa pihak antara lain sebagai berikut : 1. Bagi Lembaga Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA). Bagi lembaga pendidikan kajian dalam skripsi ini diharapkan dapat memberikan sumbangan materi khususnya pada tingkat Sekolah Menengah Atas, karena penelitian yang dilakukan merupakan pengembangan dari Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar kelas XI program IPS (peminatan) semester II yang meliputi Materi pokok : Perang Dunia dan Pembentukan Kelembagaan, dan KD : Menganalisis pengaruh PD I dan PD II terhadap kehidupan politik, sosialekonomi dan hubungan internasional (LBB, PBB), pergerakan nasional dan regional. Semoga, dengan adanya penelitian ini siswa di lingkungan Sekolah Menengah Atas (SMA) mampu memperluas wawasannya untuk mendalami sejarah bangsa lain. 2. Bagi Penelitian Selanjutnya Kajian pustaka yang digunakan dalam menyusun skripsi ini salah satunya adalah dengan mengkaji penelitian terdahulu berupa skripsi-skripsi lain yang memiliki sedikit kesamaan dalam tema yang diangkat. Oleh sebab itu, skripsi ini pun penting untuk peneliti selanjutnya dalam menulis tentang sejarah kawasan Afrika khususnya Afrika Utara pada masa Perang Dunia II.

97 3. Bagi Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia Bagi Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), skripsi ini diharapkan dapat memperkaya tulisan mengenai sejarah Afrika khususnya Afrika Utara pada masa Perang Dunia II. Karena sejauh ini, skripsi yang meneliti tentang sejarah Afrika Utara ini masih jarang ditemukan di Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).