Determinan Kunjungan K4 pada Ibu Hamil Trimester III di Poli Kebidanan RSUD Berkah Kabupaten Pandeglang. Susi Irianti *

dokumen-dokumen yang mirip
BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

HUBUNGAN PERILAKU IBU HAMIL DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS ANTANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) antenatal care selama

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

Abstract. Healthy Tadulako Journal 11. Hubungan antara pendampingan persalinan...( Abd. Halim, Fajar, Nur)

TRIMESTER III DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA

Harto P. Simanjuntak 1, Heru Santosa 2, Maya Fitria 2. Abstract

SIKAP IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE PERTAMA (K1) COMPLIANCE WITH THE ATTITUDE OF PREGNANT WOMEN PRENATAL CARE FIRST VISIT

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI KABUPATEN TABANAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE (ANC) K1 IBU HAMIL sdi KECAMATAN POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. akan menghadapi risiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMANFAATAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HARAPAN RAYA PEKANBARU

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

**) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Jl Nakula I N Semarang ABSTRACT

PENDAHULUAN Kehamilan merupakan proses alamiah yang akan dialami oleh setiap wanita. Lama kehamilan sampai aterm adalah 280 sampai 300 hari atau 39

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar

PENGETAHUAN IBU HAMIL DAN MOTIVASI KELUARGA DALAM PELAKSANAAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS UJUNG BATU RIAU

Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Rendahnya Kunjungan (K4) Ibu Hamil di Puskesmas Bambu Apus, Jakarta Timur

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Kartika Dewi Ayusti

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DENGAN PEMANFAATAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS KAMPUNG DALAM PONTIANAK

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN TERHADAP KUNJUNGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2011

FAKTOR PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, PARITAS, DUKUNGAN KELUARGA DAN PENGHASILAN KELUARGA YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL

Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Hiperemesis gravidarum

Volume 2 No. 6 Oktober 2016 ISSN :

FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI TERJADINYA ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS JETIS I BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2013

Frekuensi Kunjungan ANC (Antenatal Care) Pada Ibu Hamil Trimester III

ARTIKEL PENELITIAN. Fahmi. A. Lihu 1) J. M. L. Umboh 2) G. D. Kandou 2) RSUD DR M.M.Dunda Limboto, Kabupaten Gorontalo 2)

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU POSTPARTUM TERHADAP PELAKSANAAN KUNJUNGAN MASA NIFAS DI BIDAN PRAKTIK SWASTA NURACHMI PALEMBANG

Dea Riskha Fitriliana 1 ABSTRACT

BAB 1 PENDAHULUAN. 102/ kelahiran hidup (Visi Indonesia Sehat 2015). Penyebab tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN. bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PRIMIGRAVIDA TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

VOLUME 1 NO. 2 (JULI DESEMBER 2016) P-ISSN: E-ISSN:

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS ANTARA KOTA MAKASSAR

Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TANDA BAHAYA KEHAMILAN DESCRIPTION OF MOTHER KNOWLEDGE ABOUT EARLY DETECTION OF PREGNANCY RISK SIGN

PERSIAPAN PERSALINAN IBU HAMIL DITINJAU DARI JUMLAH PERSALINAN DAN JUMLAH KUNJUNGAN KEHAMILAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN K4 DI PUSKESMAS BAQA KOTA SAMARINDA TAHUN 2016

BAB I NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh: EKA VITRIYANI J

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, STATUS PENDIDIKAN, DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

Sartika Zefanya Watugigir Esther Hutagaol Rina Kundre

LUARAN IBU BERSALIN MENOPOUSE. Outcome Maternal Labor In Menopousal Age

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PONED OLEH IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANJAR 2 KOTA BANJAR

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat

PERILAKU IBU HAMIL TENTANG ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS BAHU KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

HUBUNGAN PARITAS DAN USIA IBU DENGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DI RUMAH SAKIT UMUM INSANI KECAMATAN STABAT KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2014

Darmayanti Wulandatika a Fakultas Kesehatan dan Ilmi Keperawatan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

Jurnal Kesehatan Medika Saintika Volome 8 Nomor 1 jurnal.syedzasaintika.ac.id

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. yang menimbulkan respon ketidaknyamanan bagi ibu hamil (Bartini, 2012).

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

Ratna Feti Wulandari Akademi Kebidanan Pamenang Pare - Kediri

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE (ANC) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AMPEL I BOYOLALI

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERATURAN PEMERIKSAAN ANC PADA IBU HAMIL DI BPM Hj. MARUTI RAHAYU AMd. Keb DESA SUMBERNONGKO NGUSIKAN JOMBANG

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS PALIYAN GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI

Jurnal Ilmiah Permata Medika

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

ANALISIS MULTILEVEL PENYEBAB BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI KABUPATEN TEMANGGUNG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI POLIKLINIK GIGI RSUD KABUPATEN BADUNG

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MASASE FUNDUS UTERI TERHADAP PENGETAHUAN DAN INVOLUSI UTERUS PADA IBU POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT ISLAM SAMARINDA

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

BAB I PENDAHULUAN. atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk. mendapatkan pelayanan ANC. Pada setiap kunjungan ANC, petugas

Penolong Persalinan dan Kejadian Komplikasi Persalinan di Jawa Barat

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN SIKAP IBU HAMIL DENGAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUMPAAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. penyebab kecelakaan atau incidental) (CIA, 2014). AKI (Angka Kematian Ibu)

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

BAB I PENDAHULUAN. khususnya untuk indikator kesehatan ibu (Kementerian Kesehatan RI, 2011).

PERAN SUAMI DENGAN KETERATURAN IBU HAMIL DALAM PEMERIKSAAN ANC DI BPS SITI SUNDARI, S.ST DESA JUGLANGAN KABUPATEN SITUBONDO KUSTANTINA NIM.

HUBUNGAN FREKUENSI ANTENATAL CARE DENGAN PENGETAHUAN TENTANG RESIKO TINGGI KEHAMILAN. Endah Kusumawati, Rosina M Prodi D III Kebidanan ABSTRACT

Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida Tentang Persiapan Menghadapi Persalinan Di Puskesmas Kedawung I Kabupaten Sragen

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENCAPAIAN K4 DI DESA SUMBEREJO WONOAYU SIDOARJO

MENGANALISIS PERBEDAAN KEPATUHAN IBU MEMBAWA BUKU KIA SERTA KELENGKAPAN PENGISIAN BUKU KIA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Aan Hasanah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN DENGAN JUMLAH PERSALINAN DI WILAYAH PUSKESMAS MAMBURUNGAN KOTA TARAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) ini adalah mengacu pada deklarasi Millenium

Transkripsi:

Faletehan Health Journal - Vol. 4 nomor 2, Maret 2017 Determinan Kunjungan K4 pada Ibu Hamil Trimester III di Poli Kebidanan RSUD Berkah Kabupaten Pandeglang Susi Irianti * Abstrak Wanita hamil di Indonesia, sebagian besar dapat mengalami komplikasi selama kehamilan atau persalinannya. Salah satu intervensi yang bertujuan menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir adalah melalui kunjungan K4. Di Kabupaten Pandeglang masih terdapat 34% ibu hamil yang belum melakukan K4. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor faktor yang berhubungan dengan kunjungan K4 ibu hamil di Poli Kebidanan RSUD Berkah Kabupaten Pandeglang. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Sejumlah 84 ibu hamil dengan usia kehamilan 32 minggu yang telah memeriksakan kehamilannya ke Poli Kebidanan menjadi sampel dalam penelitian ini yang diambil secara random. Hasil penelitian menunjukkan hampir sebagian besar kunjungan K4 yang tidak lengkap (54,8%), berusia 20-35 tahun (51,2%), paritas primipara (56,0%), pendidikan rendah (60,7%), pengetahuan kurang baik (52,2%), sikap negatif (53,6%), dan dukungan keluarga tidak mendukung (54,8%). Hasil uji Chi-Square didapatkan hasil bahwa ANC berhubungan secara signifikan dengan pendidikan (nilai P 0,008), pengetahuan (nilai P 0,002), usia (nilai P 0,017), dan paritas (nilai P 0,015), namun tidak berhubungan dengan dukungan keluarga dan sikap. Kesimpulan dari penelitian ini adalah angka kunjungan K4 dipengaruhi oleh pengetahuan, pendidikan, usia, dan paritas responden. Bidan sebagai tenaga kesehatan harus lebih memperhatikan tingkat penddikan dan pengetahuan ibu hamil untuk memotivasi ibu dalam melakukan ANC. Kata Kunci : Kunjungan K4, ibu hamil. Abstract The Most of pregnant women in Indonesia experienced complications during pregnancy or birth. One intervention aimed for reducing morbidity and mortality of mothers and newborns is visit health facilities (K4). In Pandeglang district still have 34% of pregnant women who did not visit health facility. The purpose of this study is to determine the factors associated with pregnancy examination at obstetrics facilities at Pandeglang district. This study used crosssectional design. Counted 84 pregnant women aged 32 weeks gestation who have pregnancy examination in obstetrics facilities taken randomly. The results showed most of the pregnancy examination was less than 4 times (54.8%), respondents ages between 20 to 35 year (51.2%), primiparous parity (56.0%), have low education (60.7% ), have poor knowledge (52.2%), have negative attitude (53.6%), and does not have family support 54.8%. Statistical test results showed that the ANC significantly related to education (P value 0,008), knowledge (P value 0,002), age (P value 0,017), and parity (P value 0,015), but not related with family support also attitude. The conclusion of this study is the number of pregnancy examination depends on knowledge, education, age, and parity. Midwife as health professionals should pay more attention on education level and knowledge of pregnant women to motivate mothers in the ANC. Keyword : Pregnancy examination, pregnancy woman * Prodi Kebidanan STIKes Faletehan Serang (iriantisusi85@yahoo.co.id) 158

Faletehan Health Journal - Vol. 4 nomor 3, Maret 2017 Pendahuluan Pemeriksaan kehamilan sangat dipengaruhi oleh faktor internal ibu hamil. Faktor internal yang mungkin muncul dari seorang ibu hamil terhadap kunjungan K4 ibu hamil antara lain seperti: usia, pendidikan, paritas, pengetahuan, sikap, dan dukungan keluarga 1. Antenatal care (ANC) adalah pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan kepada ibu hamil selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan yaitu minimal 4 kali pemeriksaan selama kehamilan, yaitu 1 kali pada trimester I dan II, 2 kali pada trimester III. Idealnya ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal care sebanyak 12 sampai 13 kali yaitu setiap bulan pada trimester I dan III. Pada usia kehamilan 28 sampai 32 minggu 2 kali dan 4 kali kunjungan pada usia kehamilan 36 minggu 2. Pada tahun 2010 cakupan kunjungan keempat (K4) di Indonesia baru belum ada provinsi yang mencapai target. Secara nasional antenatal care di Indonesia dengan cakupan K4 sebesar (61,4%) 3. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Banten tahun 2014, jumah ibu hamil sebanyak 39,163 orang dengan cakupan K4 sebesar (84,8%) 2. Dampak atau akibat ibu tidak melakukan antenatal care secara teratur adalah: tidak dapat diketahui kelainan-kelainan pada ibu dan janin, tidak dapat diketahui faktor-faktor resiko yang mungkin terjadi pada ibu, tidak dapat mendekteksi secara dini penyakit yang ada pada ibu selama masa hamil 2. Data Profil Kesehatan Dinkes Pandeglang pada tahun 2014 diketahui cakupan kunjungan pertama kali (K1) ke fasilitas kesehatan adalah 90% sedangkan cakupan K4 adalah 66%, ini berarti masih terdapat 34% ibu hamil yang tidak melakukan kunjungan ulang ke fasilitas kesehatan 4. Berdasarkan data yang diambil di RSUD Berkah Kabupaten Pandeglang pada tahun 2014 cakupan K1 jumlah kunjungan sebanyak 1.088 ibu hamil (57%) dan untuk cakupan K4 jumlah kunjungan sebanyak 835 ibu hamil (43%) ini berarti masih terdapat 57% ibu hamil yang tidak melakukan kunjungan ulang ke Poli Kebidanan 5. Upaya pemerintah dalam meningkatkan kunjungan K4 adalah dengan menyediakan tempat pelayanan kesehatan yang dekat dan terjangkau, dan menyediakan program berobat gratis seperti BPJS, Jamkesmas, dan Jamkesda 4. Melihat rendahnya angka kunjungan K4 khususnya di Kabupaten Pandeglang, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kunjungan K4 tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor faktor yang berhubungan dengan kunjungan K4 ibu hamil di Poli Kebidanan RSUD Berkah Kabupaten Pandeglang 5. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan studi analitik dengan menggunakan pendekatan crosssectional. Studi seksional silang adalah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada satu saat (point time approach) 6. Penelitian dilaksanakan di Poli Kebidanan RSUD Berkah Kabupaten Pandeglang bulan Januari-Juni 2015. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu hamil dengan usia kehamilan 32 minggu yang telah memeriksakan kehamilannya pada bulan Januari April ke Poli Kebidanan Kabupaten Pandeglang tahun 2015 sebanyak 517 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah 84 orang yang diambil dengan tehnik simple random sampling. Hasil dan Pembahasan Tabel 1 menunjukkan bahwa berdasarkan usia ibu hamil, 41 responden yang berusia <20 tahun atau >35 tahun sebagian besar responden memiliki ANC tidak lengkap yaitu 28 orang (68,3%), sedangkan responden yang berusia 20 35 tahun sebagian besar memiliki kelengkapan ANC yaitu 25 orang (58,1%). Hasil uji Chi- Square diperoleh nilai p 0,017 (p < α 0,05) yang berarti bahwa terdapat hubungan bermakna antara usia ibu dengan kelengkapan ANC dengan nilai OR 2,991 yang berarti bahwa ibu hamil yang berusia<20 tahun atau >35 tahun berisiko 2,991 lebih besar untuk memiliki kelengkapan ANC tidak lengkap bila dibandingkan dengan ibu hamil yang berusia 20 sampai 35 tahun. Berdasarkan paritas, hasil penelitian juga menunjukkan hampir sebagian besar responden primigravida memiliki ANC lengkap yaitu 27 orang (57,5%) dan sebagian besar responden multigravida memiliki ketidaklengkapan ANC yaitu 26 orang (70,3%). Hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p 0,015 (p < α 0,05) yang berarti bahwa terdapat hubungan bermakna antara paritas ibu hamil dengan kelengkapan ANC. 159

Faletehan Health Journal - Vol. 4 nomor 2, Maret 2017 Tabel 1 juga menunjukkan bahwa dari 51 responden yang pendidikan rendah, sebagian besar responden tidak lengkap dalam pemeriksaan ANC (66,7%) sedangkan dari 33 orang responden yang berpendidikan tinggi, sebagian besar memiliki kelengkapan dalam ANC (63,6%). Hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p 0,008 (p < α 0,05) yang berarti bahwa terdapat hubungan bermakna antara tingkat pendidikan ibu hamil dengan kelengkapan ANC, dengan nilai OR 3,500 yang berarti bahwa ibu hamil yang berpendidikan rendah berisiko 3,5 lebih besar untuk memiliki riwayat pemeriksaan kehamilan yang tidak lengkap bila dibandingkan dengan ibu hamil yang berpendidikan tinggi. Berdasarkan variabel pengetahuan, hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 41 responden yang pengetahuannya baik, melakukan pemeriksaan ANC secara lengkap (63,4%) sedangkan dari 43 responden yang pengetahuannya kurang baik sebagian besar memiliki ANC tidak lengkap (72,1%). Hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p 0,002 (p < α 0,05) yang berarti bahwa terdapat hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan ibu hamil dengan kelengkapan ANC. Berdasarkan sikap, Tabel 1 mengungkapkan responden yang memiliki sikap positif hampir sebagian besar memiliki kelengkapan ANC (53,8%) sedangkan responden yang memiliki sikap negatif sebagian besar memiliki ketidaklengkapan ANC (62,2%). Hasil uji Chi- Square diperoleh nilai p 0,188 (p >α 0,05) yang berarti tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat sikap ibu hamil dengan kelengkapan pemeriksaan kehamilan. Berdasarkan variabel dukungan keluarga, ditemukan dari 38 responden yang mendapatkan dukungan keluarga hampir sebagian besar lengkap melakukan pemeriksaan ANC (55,3%), sedangkan dari 46 responden yang tidak mendapatkan dukungan keluarga sebagian besar tidak lengkap melakukan pemeriksaan ANC (63,0%). Hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p 0,124 (p > α 0,05) yang berarti bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara dukungan keluarga dengan kelengkapan pemeriksaan ANC. Tabel 1: Hubungan Faktor Predisposisi dengan Kelengkapan ANC Di Poli Kebidanan Kabupaten Pandeglang Variabel Predisposisi Kelengkapan ANC Tidak % Lengkap % Jumlah Nilai p OR (CI 95%) Usia 20 atau >35tahun 28 68,3 13 31,7 41 2,991 0,017 20 35 tahun 18 41,9 25 58,1 43 (1,223-7,316) Paritas Primigravida 20 42,5 27 57,5 47 0,313 0,015 Multigravida 26 70,3 11 29,7 37 (0,126-0,780) Pendidikan Rendah 34 66,7 17 33,3 51 3,500 0,008 Tinggi 12 36,4 21 63,6 33 (1,398-8,762) Pengetahuan Baik 15 36,6 26 63,4 41 0,223 0,002 Kurang Baik 31 72,1 12 27,9 43 (0,089-0,561) Sikap Positif 18 46,2 21 53,8 39 Negatif 28 62,2 17 37,8 45 0,188 Dukungan keluarga Mendukung 17 44,7 21 55,3 38 Tidak Mendukung 29 63,0 17 37,0 46 0,124 Jumlah 46 54,8 38 45,2 84 160

Faletehan Health Journal - Vol. 4 nomor 3, Maret 2017 Hubungan Usia Ibu Hamil dengan Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara usia dengan pemeriksaan ANC. Hal ini sesuai dengan teori Notoatmodjo 6, dimana semakin cukup usia, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan, masyarakat yang lebih dewasa akan lebih dipercaya daripada orang yang belum cukup tinggi tingkat kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya. Semakin dewasa seseorang, maka cara berfikir semakin matang dan teratur melakukan antenatal care 6. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Mugiarti 7, dimana hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara usia dengan kelengkapan pemeriksaan kehamilan ANC di kecamatan Batealit Kabupaten Jepara tahun 2008 (p value : 0,02) 7. Dua sikap tradisional mengenai jalannya perkembangan selama hidup semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehinggga menambah pengetahuannya.ibu hamil perlu mengetahui jadwal kunjungan pemeriksaan kehamilan. Pada kunjungan pertama, wanita hamil akan senang diberitahu jadwal kunjungan berikutnya. Untuk memenuhi kebutuhan ibu dibutuhkan kunjungan yang lebih sering. Hal ini tidak sesuai dengan teori Wiknjosastro 9 bahwa wanita hamil yang diprioritaskan untuk mendapatkan perhatian khusus antara lain adalah wanita hamil dengan < 20 tahun dan > 35 tahun. Hal itu disebabkan karena pada ibu hamil dengan usia kurang 20 tahun dan 35 tahun ke atas berisiko lebih besar untuk mengalami komplikasi atau penyulit saat kehamilan maupun persalinan, yang dapat berdampak pada peningkatan angka kematian ibu dan bayi 9. Hubungan Paritas Ibu Hamil dengan Hasil penelitian juga menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara paritas dan pemeriksaan ANC, dimana ibu primigravida memiliki kelengkapan ANC lebih lengkap dibandingkan dengan ibu multigravida. Hasil penelitian Hidayatun 10 di Puskesmas Siwalankerto Kota Surabaya menunjukkan bahwa dari 54 responden sebagian besar adalah primigravida 35% 10. Akan tetapi penelitian ini tidak sesuai dengan pernyataan Wiknjosastro 9 yang menyatakan bahwa ibu hamil dengan paritas yang lebih dari tiga juga perlu mendapat prioritas dalam pelayanan, karena pada paritas yang lebih dari tiga, komplikasi atau penyulit akan lebih mudah muncul bila dibandingkan dengan yang paritasnya kurang dari tiga. Berdasarkan uraian tersebut menggambarkan bahwa masih banyak ibu hamil yang berada di Poli Kebidanan RSU Berkah Kabupaten Pandeglang yang membutuhkan perhatian lebih, sehingga mereka dapat melalui masa kehamilan, persalinan, dan nifasnya dengan nyaman dan aman. Untuk mengantisipasi terjadinya hal yang tidak diinginkan pada ibu maupun bayi yang akan dilahirkannya, maka perlu adanya kegiatan yang lebih intensif berupa penyuluhan tentang kesehatan ibu hamil, pemeriksaan kehamilan, dan keluarga berencana. Hal itu sesuai dengan yang dinyatakan oleh Notoatmodjo 6 yang menyatakan bahwa pendidikan kesehatan penting dilakukan untuk menunjang program-program kesehatan; dalam jangka waktu pendek pendidikan kesehatan menghasilkan perubahan atau peningkatan dalam pengetahuan masyarakat, yang dalam jangka panjang dapat mengubah perilaku masyarakat 6. Hubungan Pendidikan Ibu Hamil dengan Hasil penelitian menujukkan bahwa tingkat pendidikan ibu hamil di Poli Kebidanan masih sangat rendah, sehingga akses informasi menjadi sangat terbatas bagi ibu. Pendidikan yang sangat rendah identik dengan ketidakmampuan ibu dalam menerima informasi karena pada umumnya orang yang berpendidikan rendah daya saingnya rendah, sehingga mereka cenderung tidak dapat bekerja di tempat yang memungkinkan memberikan tingkat kesejahteraan yang baik dan memungkinkan keterbukaan dengan dunia luar sehingga akses informasi dapat berjalan dengan baik. Padahal diketahui bahwa melalui pendidikan, setiap individu akan memperoleh pengetahuan, karena dalam lembaga pendidikan banyak informasi yang diperoleh. Dengan pengetahuan yang lebih baik, maka orang tersebut diharapkan dapat lebih mengembangkan diri, termasuk dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraannya. 161

Faletehan Health Journal - Vol. 4 nomor 2, Maret 2017 Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil dengan Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan dengan kelengkapan ANC. Hal ini sesuai dengan penelitian Nurlaila 11, dimana hasil uji chi square didapatkan p value :0,000 yang menyatakan ada hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan ibu hamil trimester III dalam melakukan ANC di Puskesmas Menes tahun 2013 11. Pengetahuan yang adekuat akan memudahkan individu dalam menerima dan menterjemahkan suatu informasi yang diberikan. Hal itu akan menimbulkan pemikiran yang positif pada individu terhadap masalah yang dihadapi. Pengetahuan (kognitif) merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang. Menurut Green yang dikutip oleh Notoatmodjo 12 yang menyatakan bahwa faktorfaktor yang merupakan penyebab perilaku dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor predisposisi seperti pengetahuan, sikap keyakinan, dan nilai, berkenaan dengan motivasi seseorang bertindak. Faktor pemungkin atau faktor pendukung (enabling) perilaku adalah fasilitas, sarana, atau prasarana yang mendukung atau yang memfasilitasi terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat. Hubungan Sikap Ibu Hamil dengan Kelengkapan ANC Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara sikap ibu hamil dengan kelengkapan ANC. Respon ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keteraturan ANC. Adanya sikap lebih baik tentang ANC ini mencerminkan kepedulian ibu hamil terhadap kesehatan dirinya dan janin. Hubungan Dukungan Keluarga Ibu Hamil dengan Kelengkapan ANC Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kelengkapan ANC. Hal ini tidak sesuai dengan pernyataan Effendy 13 yang menyatakan bahwa Ibu yang sedang hamil sangat membutuhkan dukungan dari orang-orang terdekatnya, yaitu keluarga, dukungan dapat ditujukan melalui sikap. Motivasi ibu dalam pelaksanaan antenatal care akan semakin teratur jika mendapat dukungan besar dari keluarga karena keluarga merupakan orang yang terdekat yang dapat memberika motivasi pada proses antenatal care. Dukungan sosial suami sangat diharapkan oleh sang istri antara lain suami mendambakan bayi dalam kandungan istri, suami menunjukan kebahagiaan dalam kelahiran bayi, memperhatikan kesehatan istri, mengantar dan memahami istriya, tidak menyakiti istrinya, berdoa untuk keselamatan istri dan suami menunggu ketika istri dalam proses persalinan. Simpulan dan Saran Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar ibu hamil di RSU Berkah Pandeglang tidak lengkap dalam melakukan ANC, terdapat hubungan antara faktor usia, paritas, pendidikan dan pengetahuan dengan kelengkapan ANC di RSU Berkah Pandeglang tahun 2015. Saran yang dapat diberikan berdasarkan penelitian ini adalah perlunya meningkatkan cakupan K4, maka dibutuhkan upaya koordinasi dalam rangka meningkatkan kemampuan bidan untuk dapat memotivasi ibu hamil, sehingga ibu hamil dapat memeriksakan kehamilannya secara lengkap (minimal empat kali). Diperlukan kerja sama secara lintas program dan lintas sektor dalam rangka pemahaman dukun paraji tentang fungsi kemitraan dengan bidan dalam pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan pada masyarakat yang ada di sekitarnya. Selain itu, bidan sebagai tenaga yang langsung berhadapan dengan masyarakat maupun pemberi layanan kesehatan bukan tenaga kesehatan (dukun paraji) harus memiliki kemampuan dalam memotivasi masyarakat untuk dapat memeriksakan kehamilannya secara rutin dan lengkap ke tenaga kesehatan. Bidan juga dituntut memiliki kemampuan untuk mengaplikasikan kemitraan bidan dengan dukun paraji, sehingga para dukun paraji dapat menjadi mitra kerja yang baik bagi bidan, dalam arti bahwa dukun paraji dapat mengirimkan pasienpasiennya ke bidan terdekat. Oleh karena itu bidan perlu mengikuti kegiatan-kegiatan formal seperti pendidikan berjenjang dan berkelanjutan, non-formal seperti pelatihan-pelatihan; baik secara mandiri maupun dengan melalui ijin belajar atau tugas belajar. 162

Faletehan Health Journal - Vol. 4 nomor 3, Maret 2017 Referensi 1. Prawirohardjo,S., Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2008. 2. Dinkes Prov.Banten. Profil Dinas Kesehatan Provisi Banten. 2013. 3. Depkes R.I. Profil Kesehatan Indonesia Jakarta. 2008. 4. Dinkes Pandeglang. Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang. 2012. 5. RSU Pandeglang. Profil RSUD Berkah Kab. Pandeglang. 2014. 6. Notoadmojo, S. Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta. 2010. 7. Mugiarti, Ari. Hubungan Beberapa Faktor Ibu Dengan Pemeriksaan Kehamilan [K4] Di Kecamatan Batealit Kabupaten Jepara Oktober-Desember [Triwulan Iv] 2008.undergraduate thesis, diponegoro university. http://www.fkm.undip.ac.id. 2009. [Diakses tanggal 23 Januari 2010]. 8. Manuaba,IBG. Ilmu Kebidanan, penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan Edisi 2. Jakarta: EGC. 2010. 9. Wiknjosastro, H. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2006. 10. Hidayatun, MS,. Analisis Faktor Ibu Hamil Terhadap Kunjungan Antenatal Care di uskesmas Siwalan Kerto Kecamatan Wonocolo Kota Surabaya. Jurnal Promkes, Vol 2 No. 1 Juli 2014 : 39-48. 2014. 11. Nurlaila. Hubungan pengetahuan dengan kepatuhan ibu hamil trimester III dalam melakukan ANC di Puskesmas Menes tahun 2013. 12. Notoatmodjo. Pendidikan dan prilaku kesehatan.rineka cipta.jakarta. 2002. 13. Effendy, OU,. Ilmu Komunikasi; Teori dan Praktek. Bandung: Penerbit Remaja Rosda Karya. 2006. 163