BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk meningkatkan kualitas diri seseorang di

BAB I PENDAHULUAN. mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. pergaulan Pasar Bebas seperti GATT, WTO, AFTA dan pergaulan dunia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebudayaan telah berusaha untuk memperbaiki kemampuan siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia. Banyak permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan dalam proses belajar mengajar di sekolah tergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya dan masyarakat (Anonim 2008). pembelajaran saat pembelajaran berlangsung.

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan pendidikan merupakan suatu kebutuhan bagi suatu bangsa yang akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, berbagai lembaga pendidikan baik formal maupun. menghasilkan siswa dengan prestasi yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu wadah pembentukan sumber daya manusia agar berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. Syamsuddin Abin (2007, h. 22) mengatakan bahwa pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini, yang mana praktik-praktik pembelajaran di lapangan cenderung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang paling penting dalam kehidupan kita. Seorang guru dalam pendidikan memegang

BAB II KAJIAN TEORI Metode Pembelajaran Drill And Practice Pengertian Metode Pembelajaran Drill And Practice

BAB I PENDAHULUAN. di lapangan sistem pengelolaan siswa masih menggunakan cara konvensional yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional menurut Undang-Undang No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidup dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neneng Santi Purnama Sari, 2015

BAB I PENDAHULUAN. berkembang telah menuntut manusia untuk selalu berpikir dan mencari

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Pendidikan berperan dalam menghasilkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan lembaga formal untuk mencapai semua standar proses

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Syerel Nyongkotu, 2015

BAB I PENDAHULUAN alinea ke 4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan aset masa depan yang menentukan maju

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi ini semakin lama menghasilkan teknologi yang canggih. Oleh karena

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan harus mengantisipasi tuntutan hidup untuk beradaptasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini peran dan fungsi pendidikan sekolah semakin penting dan

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan wadah kegiatan sebagai pencetak

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi diiringi dengan produk yang dihasilkannya

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun potensi, yang

I. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari

BAB I PENDAHULUAN. maupun sosial (Samino.2011:19). Pendidikan memiliki tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Semakin lama tuntutan pada dunia akademik semakin berkembang,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dalam mempersiapkan generasi muda, termasuk peserta didik dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2005, pasal 1 tentang Standar Nasional Pendidikan ditegaskan:

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan pembaharuan sistem pendidikan. kurikulum yakni dari CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), KBK (Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah untuk dilaksanakan secara menyeluruh pada setiap sekolah

BAB I PENDAHULUAN. siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dan SMK di Indonesia. Karena

BAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. saja, melainkan membutuhkan waktu yang relatif panjang. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

BAB I PENDAHULUAN. setiap anak dalam periode tertentu. Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa

BAB I PENDAHULUAN. kelas, merupakan inti dari setiap lembaga pendidikan formal. Sekolah Menengah

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) Pasal 3 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja

BAB I PENDAHULUAN. saja tetapi bagaimana caranya membuat suasana belajar yang menarik, menyenangkan, dan siswa dengan mudah memahami materi pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. bermutu adalah pelaksanaan proses pembelajaran oleh guru yang prosesional yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, SMK menjadi alternatif untuk melanjutkan pendidikan tingkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan dimasyarakat. Hal ini diakibatkan oleh perkembagan ilmu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULIAN. Dunia pendidikan dari tahun ke tahun mengalami perkembangan serta

BAB I PENDAHULUAN. sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan, terutama di negara negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menuntut guru lebih inovatif dalam merancang pembelajaran, artinya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dianggap belum mampu bersaing dengan dunia luar. hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya

BAB I PENDAHULUAN. wawasan, ketrampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna. diyakini mampu menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan utama dalam proses pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktivitas berupa pekerjaan yang harus diselesaiakan. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan

BAB I PENDAHULUAN. siswa dan interaksi antara keduanya, serta didukung oleh berbagai unsurunsur

BAB I PENDAHULUAN. paradigma yang lama atau cara-cara berpikir tradisional. Dalam dunia pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia, oleh karena itu di sekolahsekolah

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

I. PENDAHULUAN. ataupun tidaknya suatu pendidikan pada bangsa tersebut. Oleh karena itu, saat ini

I. PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu (Sanjaya, 2008:26). Menurut Amri dan Ahmadi. (2010:89) bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru harus memahami

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemerintah, diantaranya dengan melakukan perbaikan dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan manusia di era global seperti saat ini menjadi kebutuhan yang amat menentukan bagi masa depan seseorang dalam kehidupannya, yang menuntut untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan yang lebih serta mengharuskan seseorang menguasai dan memahami berbagai disiplin ilmu agar dapat mengikuti perkembangan zaman yang semakin canggih. Kemampuan berpikir yang diperlukan pada era globalisasi adalah terkait proses berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat tinggi yang dikenal dengan metakognisi (Philips, 2008, h. 2). Dalam proses pengajaran, unsur proses belajar memegang peranan yang penting. Inti dari kegiatan pendidikan adalah kegiatan belajar-mengajar, cara siswa mengikuti kegiatan belajar-mengajar dan hasilnya akan terlihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa. Banyak kasus yang menunjukkan bahwa hasil belajar siswa banyak yang kurang memuaskan dan banyak nilai siswa dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan, ini dikarenakan keberhasilan proses belajar mengajar terutama program pendidikan akuntansi dipengaruhi oleh berbagai faktor. Beradasarkan hasil observasi terhadap proses pembelajaran ekonomi bisnis pada kelas XI MP 2 di SMK Pasundan 4 Bandung, penulis menemukan, bahwa proses belajar mengajar di kelas masih menggunakan model atau metode 1

2 pembelajaran yang monoton, sehingga siswa cenderung merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran ekonomi bisnis, suasana dalam proses belajar mengajar di kelas pada mata pelajaran ekonom bisnis kurang kondusif sehingga dapat berakibat kelas tersebut masih ada siswa yang nilai rata-rata ulangan hariannya di bawah kriteria ketuntasan minimum (KKM). Hal tersebut menjadi suatu masalah yang perlu dikaji secara seksama, karena banyak siswa yang belum dapat memenuhi nilai yang diharapkan pada mata pelajaran ekonomi bisnis. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor tersebut dapat mempengaruhi keberhasilan siswa belajar serta guru mengajar dan hal ini merupakan salah satu tuntutan dalam dunia pendidikan. Menurut Djaali (2009, h. 98) Faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar berasal dari dalam dan dari luar diri. Faktor dari dalam diri diantaranya kesehatan, intelegensi, minat dan motivasi, serta cara belajar. Faktor dari luar diri diantaranya keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan sekitar. Salah satu tolak ukur bagi guru untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa serta proses belajar adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar setiap siswa dalam proses pembelajaran akuntansi yang diberikan guru itu berbeda-beda, oleh karena itu guru dituntut untuk lebih meningkatkan cara belajar yang mengasyikkan, menyenangkan dan menarik minat siswa sehingga siswa tidak merasa jenuh dan bosan serta merangsang siswa untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan mengenai konsep akuntansi baik secara lisan maupun tertulis agar siswa dapat dengan mudah memahami materi yang diberikan oleh guru. Di samping itu siswa pun memiliki kemampuan-kemampuan setelah ia menerima

3 pengalaman belajarnya dan adanya perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar mencangkup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor. Cara belajar mengasyikkan, menyenangkan dan menarik minat siswa adalah dengan menggunakan metode pembelajaran yang berpusat pada siswa dan mengutamakan siswa lebih aktif di kelas dibandingkan dengan guru. Wina Sanjaya (2012, h. 102) menyatakan: Jika pembelajaran lebih terpusat pada guru, maka siswa hanya akan mendapatakan hafalan bukanlah pemahaman yang didapatkan dalam pembelajaran. Namun dengan pembelajaran terpusat pada siswa, maka siswa akan menemukan pemahamannya sendiri dengan berbagai strategi yang mereka ciptakan. Hal demikian akan menuntut kemampuan siswa agar lebih bisa berpikir logis, kritis, dan kreatif. Penerapan model pembelajaran yang baik adalah yang mampu mengantarkan siswa dalam berbagai macam kegiatan. Dalam hal ini siswa harus diberikan kesempatan untuk melatih kemampuannya, misalnya menyelesaikan tugas-tugas dan latihan. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam proses pembelajaran ekonomi bisnis adalah model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing. Dalam penerapan snowball throwing, peran guru bagi materi yang akan disajikan. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi. Model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik yang baik. Berdasarkan uraian masalah di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Koperatif Tipe Snowball Throwing Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran

4 Ekonomi Bisnis. (Sub pokok Bahasan Menghitung Pajak Ekonomi dan Bisnis Kelas XI MP 2 di SMK Pasundan 4 Bandung) 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat di identifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Proses belajar mengajar di kelas masih menggunakan model atau metode pembelajaran yang monoton. 2. Suasana dalam proses belajar mengajar di kelas pada mata pelajaran ekonomi bisnis kurang kondusif. 3. Terdapat siswa yang mendapatkan nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) 1.3 Batasan dan Rumusan Masalah 1.3.1 Batasan Masalah Untuk mempermudah penelitian penulis hanya membatasi penelitian sebagai berikut: 1. Model pembelajaran yang digunakan, dibatasi pada model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing. 2. Materi yang dibahas yaitu mata pelajaran ekonomi bisnis sub pokok bahasan menghitung ekonomi dan bisnis. 3. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI MP 2 di SMK Pasundan 4 Bandung. 1.3.2 Rumusan Masalah Untuk mempermudah penelitian diperlukan rumusan masalah yang jelas. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini:

5 1. Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing pada mata pelajaran ekonomi dan bisnis di kelas XI MP 2 di SMK Pasundan 4 Bandung? 2. Bagaimana hasil belajar siswa pada pada mata pelajaran ekonomi bisnis di kelas XI MP 2 di SMK Pasundan 4 Bandung? 3. Berapa besar pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi bisnis di kelas XI MP 2 di SMK 4 Pasundan Bandung? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan yang diharapkan pada penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing pada mata pelajaran ekonomi dan bisnis di kelas XI MP 2 di SMK Pasundan 4 Bandung. 2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada pada mata pelajaran ekonomi bisnis di kelas XI MP 2 di SMK Pasundan 4 Bandung. 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi bisnis di kelas XI MP 2 di SMK 4 Pasundan Bandung. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis maupun kegunaan praktis:

6 1.5.1 Manfaat Secara Praktis 1. Bagi Siswa Memberikan tambahan mengenai kreativitas belajar siswa dalam mata pelajaran ekonomi bisnis pada khususnya dan mata pelajaran yang lain pada umumnya serta memberikan siswa lebih berperan aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. 2. Bagi Guru Dapat menjadi bahan pertimbangan bagi guru dalam memilih dan menentukan model maupun metode yang sesuai untuk digunakan dalam pembelajaran, sehingga materi menghitung pajak ekonomi dan bisnis yang dianggap sulit bagi siswa dapat dipahami dengan baik. Dan sebagai masukan untuk penggunaan model atau metode yang paling sesuai dengan kondisi siswa agar terdapat peningkatan hasil belajar. 3. SMK Pasundan 4 Bandung Sebagai sumbangan pemikiran dan bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam melaksanakan menyusun program pembelajaran yang akan datang di SMK Pasundan 4 Bandung. 1.5.2 Manfaat Secara Teoritis Untuk memperkaya ilmu pengetahuan mengenal suatu cara atau model yang cocok untuk diterapkan dalam proses pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan dan meningkatkan hasil belajar siswa di bidang ilmu pendidikan.

7 1.6 Kerangka Pemikiran Keberhasilan proses pembelajaran dapat dilihat dari output yang berkualitas yang mampu dihasilkan. Untuk mewujudkan hal itu, berbagai faktor turut mempengaruhi dalam pencapaiannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi seperti yang terdapat dalam diri individu yang sedang belajar atau yang disebut dengan faktor intern. Faktor intern ini digolongkan menjadi tiga faktor yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan. Selain itu faktor yang terdapat di luar individu yang sedang belajar atau yang disebut dengan faktor ekstern. Faktor ekstern ini digolongkan menjadi tiga faktor yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. Dalam hal ini faktor yang dominan mempengaruhi adalah peran guru dalam artian model pembelajaran yang digunakan, kondisi peserta didik, sumber belajar yang tersedia, media pembelajaran, sarana dan prasarana, dan lingkungan belajar. Model pembelajaran dapat memengaruhi suatu proses belajar mengajar. Model mengajar adalah suatu jalan yang harus dilalui dalam mengajar. Mengajar itu sendiri adalah menyajikan bahan pelajaran oleh orang kepada orang lain agar orang lain itu menerima, menguasai, dan mengembangkannya. Dalam proses belajar, agar dapat diterima dikuasai oleh siswa, lebih-lebih untuk dikembangkan bahan pelajaran oleh siswa, maka cara-cara mengajar serta cara belajar haruslah setepattepatnya dilakukan oleh pengajar. Model yang dapat diterapkan dalam pembelajaran ekonomi bisnis adalah model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing. Model tersebut berusaha untuk menuntut perhatian siswa yang tinggi dalam proses pembelajaran yang

8 sedang berlangsung. Disamping itu dapat membangkitkan keberanian siswa dalam mengemukakan pertanyaan dengan tuntutan pertanyaan kepada teman lain maupun guru. Model pembelajaran ini juga melatih siswa menjawab pertanyaan yang diajukan dengan baik, dapat pula merangsang siswa mengemukakan pertanyaan sesuai dengan topik yang sedang dibicarakan dalam pelajaran tersebut. Kemudian dapat mengurangi rasa takut siswa dalam bertanya kepada teman maupun guru serta melatih kesiapan siswa. Dalam Snowball Throwing posisi guru sebagai fasilitator dan siswa sebagai subyek, sehingga pola interaksi yang terjadi adalah antara guru dan siswa, serta siswa dengan siswa. Hasil belajar dapat dilihat dengan adanya perubahan tingkah laku pada diri sendiri khususnya peserta didik. Belum maksimalnya hasil belajar salah satunya dipengaruhi oleh model pembelajaran terhadap peserta didik dalam proses belajar. Adapun peta konsep kerangka pemikiran sebagai berikut yang digunakan peneliti sebagai berikut:

9 Dalam pembelajaran Ekonomi Bisnis guru menggunakan model pembelajaran konvensional Hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi bisnis masih rendah Perencanaan penerapan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing Pelaksanaan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing Hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi bisnis meningkat Gambar 1.1. Kerangka Pemikiran Berdasarkan paparan tersebut, dalam penelitian ini hubungan antar variabel penelitian dapat digambarkan sebagai berikut: X Y Gambar 1.2 Paradigma Penelitian Keterangan: X Y : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing : Hasil Belajar Siswa : Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing Terhadap Hasil Belajar Siswa

10 1.7 Asumsi dan Hipotesis 1.7.1 Asumsi Suharsimi Arikunto (2013, h. 65) menyatakan bahwa asumsi adalah sesuatu yang dianggap tidak mempengaruhi atau konstan. Asumsi menetapkan faktorfaktor yang diawasi. Asumsi dapat berhubungan dengan syarat-syarat, kondisikondisi, dan tujuan-tujuan. Asumsi memberi hakekat, bentuk dan arah argumentasi. Sehubungan dengan hal di atas maka penulis menggambarkan asumsi sebagai berikut: 1. Kemampuan peserta didik SMK Pasundan 4 Bandung dalam mengikuti proses pembelajaran mata pelajaran ekonomi bisnis dianggap positif dalam hal kognitif, afektif, dan psikomotoriknya. 2. Fasilitas untuk pelaksanaan proses belajar mengajar ekonomi bsinis yang ada di SMK Pasundan 4 Bandung sudah tersedia dan memadai, baik bagi guru maupun bagi peserta didik. 3. Guru sebagai tenaga pendidik sudah sesuai dengan bidang keahlian khususnya untuk mata pelajaran ekonomi bisnis. 1.7.2 Hipotesis Hipotesis merupakan suatu pernyataan penting dalam penelitian. Hipotesis menurut Arikunto S. (2013, h.71) adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Adapun hipotesis dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

11 Hi : Terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing pada mata pelajaran ekonomi bisnis sub pokok baasan menhitung pajak dan bisnis kelas XI MP 2 di SMK Pasundan 4 Bandung. Ho : Tidak terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing pada mata pelajaran ekonomi bisnis sub pokok baasan menhitung pajak dan bisnis kelas XI MP 2 di SMK Pasundan 4 Bandung. 1.8 Definisi Operasional Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati. Secara tidak langsung definisi operasional itu akan menunjuk alat pengambil data yang sesuai digunakan atau mengacu pada bagaimana mengukur suatu variabel. Definisi operasional ini dimaksudkan untuk memberikan kejelasan makna serta penegasan istilah yang berhubungan dengan konsep-konsep pokok yang terkandung dalam penelitian. Maka penulis mendefinisikan konsep-konsep pokok yang terkandung dalam penelitian sebagai berikut: 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing Rusman (2012, hal. 52) Pembelajaran koperatif tipe snowball throwing merupakan pembelajaran yang dapat digunakan oleh pendidik untuk membantu dalam pemahaman materi kepada siswa serta dapat juga digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan kemampuan siswa dalam

12 materi tersebut. Pada model pembelajaran snowball throwing siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok yang dimana di dalam kelompok tersebut terdapat ketua kelompok yang bertugas untuk mendapat materi dari guru dan menjelaskan kepada anggotannya, kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan dalam sebuah kertas yang selanjutnya kertas-kertas tersebut dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh. 2. Hasil Belajar Menurut Nana Sudjana (2010, h. 22), hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Berdasarkan pengertian istilah di atas, maka yang dimaksud dengan Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing Pada Mata Pelajaran Ekonomi Bisnis dalam penelitian ini adalah suatu pembelajaran yang digunakan oleh seorang guru guna untuk mengetahui kemampuan siswa setelah menerima pengalaman belajar. 1.9 Struktur Organisasi Skripsi Gambaran umum mengenai keseluruhan skripsi dan pembahasannya dapat dijelaskan dalam sistematika penulisan sebagai berikut: 1. Bab I Pendahuluan a. Latar belakang masalah b. Identifikasi masalah c. Rumusan masalah dan pertanyaan penelitian d. Batasan skripsi

13 e. Tujuan penelitian f. Manfaat penelitian g. Kerangka pemikiran h. Definisi operasional i. Struktur organisasi skripsi 2. Bab II Kajian Teoritis a. Kajian teori b. Hasil-hasil penelitian yang relevan 3. Bab III Metode Penelitian a. Metode penelitian b. Desain penelitian c. Partisipan d. Instrumen penelitian e. Prosedur penelitian f. Rancangan analisis data 4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan a. Deskripsi hasil dan temuan penelitian b. Pembahasan penelitian 5. Bab V Simpulan dan Saran a. Simpulan b. Saran