BAB VI CATATAN SEBUAH REFLEKSI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VII CATATAN SEBUAH REFLEKSI

terpaksa antri atau harus berjalan jauh puluhan kilometer hanya untuk mendapatkan air bersih. Sebaliknya, ketika musim hujan tiba, air menjadi banyak

BAB V POTRET BURAM PEREMPUAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT WONOREJO. A. Profil Gerakan Perempuan dan Lingkungan Hidup di Wonorejo

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. modal sosial menempati posisi penting dalam upaya-upaya. pemberdayaan dan modal sosial, namun bagaimanapun unsur-unsur

BAB VIII REFLEKSI PENDAMPINGAN. A. Merubah Kesadaran Melalui Jamaah Yasinan

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran, kerusakan lingkungan serta sumber daya dan konservasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kebijakan Indonesia sehat 2010 ( Dinkes Makassar, 2006 )

BAB I PENDAHULUAN. Lokasi yang menjadi tujuan riset aksi peneliti adalah Dusun Luwung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa balita adalah masa emas tumbuh kembang anak. Peran orang tua dalam membesarkan anak menjadi bagian

BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. agar tetap mendukung kehidupan manusia. 1. dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan hidup merupakan semua benda, dan kondisi yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran akan kepedulian adalah suatu keadaan ketika seseorang merasa, mengetahui dan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut pun akan sedikit terganggu. Dalam melakukan suatu pekerjaan tentunya. hidup tidak berfungsi sesuai dengan peruntukannya.

BAB VII REFLEKSI PENDAMPINGAN BERBASIS ASET TENTANG PEDULI DARI POLUSI PENCEMARAN LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan suatu lembaga khususnya disekolah. Di Indonesia sendiri

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa yang patut dijaga, dikelola dan dikembangkan dengan baik

BAB VII REFLEKSI TEORITIS A. ANALISIS TEORI PRESPEKTIF TEORI PEMBERDAYAAN. menggunakan teori pemberdayaan. Dalam konsep pemberdayaan, manusia adalah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Contoh Pidato Persuasif : Kebersihan Lingkungan

Sedikit Membaca Kalam Tak Pernah Membaca Alam

BAB I PENDAHULUAN. dengan membaca maka pengetahuan bertambah. Sudah pasti, orang yang rajin membaca adalah

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan lingkungan hidup. Afandi (2013) mengatakan bahwa pendidikan

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 29 TAHUN 2003 T E N T A NG KEBERSIHAN, KEINDAHAN DAN KELESTARIAN LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan hidup merupakan suatu tempat berlangsungnya kehidupan

kabel perusahaan telekomunikasi dan segala macam (Setiawan, 2014).

PROPOSAL DESIGNING PROJECT PENANGANAN SAMPAH DAN PENCEMARAN SUNGAI BRANTAS DI KAWASAN SPLENDID-MALANG. Oleh. WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN. Kalau sampah masih berserakan di mana -mana, pertanda kawasan itu belum

CBDC TFI. Menanam Pohon Untuk Menyelamatkan Bumi Dari Global Warming

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

3. Pelestarian makhluk hidup dapat memberikan keuntungan ekonomi kepada masyarakat berupa

BAB III ANALISIS.

BAB VI REFLEKSI PENDAMPINGAN BERBASIS ASET KAMPUNG PENELEH. Pendampingan masyarakat Peneleh dalam memanfaatkan aset yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. membuat negera kita aman, bahkan sampai saat ini ancaman dan gangguan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kelak akan menjadi penerus pembangunan bangsa. Peranan pendidikan. membangun ditentukan oleh maju tidaknya pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap aspek kehidupan selalu berkaitan erat dengan masalah belajar.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang, Indonesia merupakan negara yang sedang berupaya

3.3 KONSEP PENATAAN KAWASAN PRIORITAS

secara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007).

TIPOLOGI EKOSISTEM DAN KERAWANANNYA

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, REKOMENDASI

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

AKU & BUMIKU: BANJIR & LONGSOR

BAB VI PROSES PENDAMPINGAN PEREMPUAN WONOREJO. selaku RW 01 Wonorejo. Pendamping memperkenalkan diri dan

PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG DINAS KESEHATAN PUSKESMAS SUMEDANG SELATAN Jln. Pangeran Kornel No. 48 Telp Sumedang 45313

BUPATI KULONPROGO SAMBUTAN PADA ACARA PEMBUKAAN PENYULUHAN PENGENDALIAN POLUSI DAN PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP. Wates, 6 April 2011

BAB VII AKSI BERSAMA MENUJU MASANGAN BEBAS NARKOBA

BAB I PENDAHULUAN. lakunya remaja itu sehari-hari baik di rumah, di sekolah, maupun di dalam

BAB 1 : PENDAHULUAN. sendiri. Karena masalah perubahan perilaku sangat terkait dengan promosi

Re-coloring Bandung Mewarnai & membersihkan fasilitas kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. beberapa contoh penyumbang terbesar pemanasan global saat ini.

Laporan Pengabdian Kepada Masyarakat di Desa Sumberjambe 2016 BAB 1. PENDAHULUAN

H., 2014 PROGRAM PENYED IAAN AIR MINUM D AN SANITASI BERBASIS MASYARAKAT ( PAMSIMAS ) D ALAM MENUMBUHKAN PERILAKU HID UP SEHAT

BAB IV PERBANDINGAN PANDANGAN ANTARA ISLAM DAN KRISTEN TENTANG PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP

BAB 1 PENDAHULUAN. dan pencegahan (Lastriyah, 2011). Yang dimaksud dengan kebersihan lingkungan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian simpulan dapat dibagi dua yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam semua aspek kehidupan manusia selalu menghasilkan manusia

BAB VI DINAMIKA PROSES PEMECAHAN MASALAH DAN PERENCANAAN PROGRAM. program atau proyek kemasyarakatan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Promosi Kesehatan

BAB VIII HIDUP RAMAH BERSANDING DENGAN ALAM (SEBUAH CATATAN REFLEKSI) keseharian masyarakat. Bisa dikatakan bahwa masyarakat Dusun Sempol

Allah Swt. menciptakan langit dan bumi beserta isinya.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Pada satu sisi pertambahan jumlah kota-kota modern menengah dan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MEDIA GAMBAR BERITA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 GEMOLONG TAHUN PELAJARAN 2008/2009

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Temuan Utama

LAMPIRANSURAT UJI VALIDITAS SD MANGUNSARI 05 SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, menempatkan manusia sebagai subjek utama yang mengambil. hidup sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunaan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan enam

KARAKTERISTIK GURU SEBAGAI PEMBIMBING DI TAMAN KANAK-KANAK

PENDAMPINGAN PEMBUATAN RUMAH PUPUK KOMPOS DI KAMPUNG BELAKANG KAMAL JAKARTA BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asep Sutiawan, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ilmu Alam atau sains (termasuk biologi di dalamnya) adalah upaya

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

BAB IX. Kesimpulan dan Rekomendasi. Pada kegiatan membangun pola hidup sehat dari kebiasaan warga di Desa

BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH. kegiatan. Adapun kegiatan ini dibagi atas dasar pemecahan masalah-masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk di Kabupaten Garut telah mencapai 2,4 juta jiwa

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kebersihan lingkungan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB II TARGET DAN LUARAN

BAB VI REFLEKSI PENDAMPINGAN BERBASIS ASET

. 2 TANDA-TANDA KIAMAT

BAB I PENDAHULUAN. Penebangan liar, penggundulan hutan, pengerukan tambang, lahan kritis,

BAB I PENDAHULUAN. pada anak di dunia, terhitung 5-10 juta kematian/tahun. Besarnya masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kepedulian terhadap lingkungan saat ini hanya dimiliki oleh segelintir

DAFTAR ISI 1. PENDAHULUAN.5 2. MENGENAL LEBIH DEKAT MENGENAI BENCANA.8 5W 1H BENCANA.10 MENGENAL POTENSI BENCANA INDONESIA.39 KLASIFIKASI BENCANA.

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang diupayakan pencapaiannya oleh pemerintah. Upaya ini sebagai langkah

BAB VII DAMPAK KONVERSI LAHAN TERHADAP KEBERLANJUTAN EKOLOGI

BAB IV. A. Upaya yang Dilakukan Pemerintah dan Masyarakat dalam Mencegah dan. Menanggulangi Pencemaran Air Akibat Limbah Industri Rumahan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. terpadu dengan lingkungannya dan diantaranya terjalin suatu hubungan fungsional

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Peningkatan pendapatan di negara ini ditunjukkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. jumlah jiwa rinciannya laki-laki jiwa dan perempuan 1.356

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK DALAM KITAB AKHLAK LIL BANIN JUZ I DI PONDOK

Transkripsi:

BAB VI CATATAN SEBUAH REFLEKSI A. Refleksi Perilaku merupakan respon individu terhadap stimulasi baik yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. PHBS merupakan salah satu pilar utama dalam Indonesia Sehat dan merupakan salah satu strategi untuk mengurangi beban negara dan masyarakat terhadap pembiayaan kesehatan. Tujuan PHBS adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat serta masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha berperan serta aktif mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Adapun indikator PHBS yaitu: 63 1. Menggunakan air bersih, 2. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat, 3. Membuang sampah pada tempatnya, 4. Tidak merokok, 5. Tidak meludah sembarangan, 6. Memberantas jentik penyakit. Adapun indikator diatas dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu maupun masyarakat yang perlu diterapkan pada kehidupan sehari-hari. Akan tetapi hal ini tidak langung berhasil, semua harus 63 http://www.perdhaki.org/content/perilaku-hidup-bersih-dan-sehat, Di akses 24 Juni 2015 109

110 diawali dengan adanya proses. Proses merupakan hal penting dalam sebuah perubahan. Dalam setiap proses pasti terdapat adanya usaha dan dampak dari proses itu sendiri. Dampak yang ditimbulkan bisa baik dan kurang baik. Begitu pula pada proses pendampingan yang dilakukan oleh peneliti dapat memberikan dampak pada kehidupan masyarakat Desa Pliwetan. Adanya aksi pendidikan lingkungan ini juga memuaskan hati local leader yang sudah berusaha semaksimal mungkin untuk terselenggaranya acara tersebut. Meski pada dasarnya adanya pendidikan tersebut tidak merubah masyarakat secara keseluruhan dalam pola pikir serta kebiasaannya. Akan tetapi, dalam aksi ini dapat memberikan dampak positif bagi perubahan sosial. Mungkin perubahan ini masih kecil, akan tetapi perubahan kecil ini lama-kelamaan akan menjadi perubahan yang besar karena pada dasarnya semua butuh proses. Oleh sebab itu perubahan yang diharapkan juga tidak terjadi secara instan, termasuk perubahan pola pikir masyarakat. Penyadaran pola fikir masyarakat menjadi tujuan utama dalam proses pendampingan ini. Usaha-usaha yang dilakukan sengaja diarahkan agar bagaimana masyarakat Desa Pliwetan khususnya ibu-ibu bisa berubah, dan sadar akan perilaku yang dilakukan selama ini. Setelah dilakukan pendampingan secara kontinue, nampak perubahan dari hasil pendampingan tersebut. Adapun perubahan yang paling utama dari masyarakat setelah adanya pendampingan adalah perubahan pola

111 pikir ibu-ibu yang awal mula tidak peduli terhadap kebersihan lingkungan kini mulai sadar untuk membuang sampah pada tempatnya. Pada saat ini ibu-ibu berfikir bahwa sampah lebih baik dibakar saja daripada harus dibuang di area tambak, sungai dan pinggir jalan. Proses pembakaran sampah dilakukan untuk sementara waktu agar tidak terjadi penumpukan sampah, mengingat Desa Pliwetan juga belum ada lahan kosong untuk tempat pembuangan sampah hingga saat ini. Hal yang dilakukan ini juga wajar mengingat perangkat desa masih menunggu bak sampah yang telah dijanjikan oleh pihak kabupaten. Disisi lain proses keberlanjutan dari adanya aksi pendidikan yaitu local leader yang sudah dibentuk diharapkan bisa berbagi pengalaman kepada masyarakat agar sama-sama bisa berubah menjadi lebih peduli terhadap lingkungan sekitar. Proses pendampingan yang dilakukan peneliti juga tidak mudah. Pada proses pendampingan untuk membangun kepercayaan dengan masyarakat setempat diperlukan adanya pendekatan yang intens. Awal mula pendekatan dilakukan dengan cara berbincang mengenai kebiasaan masyarakat, sampai pada akhirnya kepercayaan pun terjalin. Dari proses wawancara tersebut diketahui tentang kebiasaan masyarakat dalam membuang sampah. Sampah tersebut biasanya dibuang di area tambak, jalan utama dan sungai.

112 Setelah permasalahan ditemukan peneliti dan masyarakat mengadakan FGD untuk proses perencanaan dan aksi. Aksi ini dilakukan karena masyarakat membutuhkan suatu pengetahuan baru untuk pengaplikasian dalam kehidupan sehari-sehari. Dalam proses aksi nara sumber memberikan pengetahuan mengenai bagaimana cara hidup bersih dan sehat. Tema dalam proses aksi yaitu mengenai menjaga lingkungan desa yang tercemar oleh banyaknya sampah yang menumpuk. Pengetahuan baru menuntut masyarakat lebih berfikir dengan apa yang telah dilakukan pada lingkungan sekitar. Mungkin banyak masyarakat yang sudah mengerti bahwa membuang sampah sembarangan akan memberikan dampak. Akan tetapi tidak banyak masyarakat yang mampu melakukan hal itu. Masyarakat masih saja berperilaku membuang sampah sembarangan. Perilaku membuang sampah sembarangan memang sudah terjadi sekian lama, akan tetapi akhir-akhir ini area yang digunakan untuk membuang sampah tidak hanya di sungai. Tempat pembuangan sampah merambat sampai ke area tambak dan sepanjang jalan. Dengan adanya aksi pendidikan lingkungan yang sudah dilakukan, diharapkan masyarakat khususnya ibu-ibu bisa sadar akan kebiasaan yang salah selama ini. Pembangunan kepercayaan sampai dengan aksi dilakukan secara partisipatif. Dalam proses pelaksaan aksi masyarakat khususnya ibu-ibu, perangkat desa dan peneliti saling bekerja sama dengan maksimal.

113 Perangkat desa mendukung penuh adanya pendidikan masyarakat tentang lingkungan. Awalnya peneliti takut ketika pertama kali menghadap perangkat desa untuk meminta izin penelitian di Desa Pliwetan. Akan tetapi ketakutan ini sirna saat perangkat desa bercerita bahwa masalah sampah di Desa Pliwetan yang belum ditemukan solusinya. Saat itu pula perangkat desa berinisiatif dan langsung membuat proposal untuk diajukan pada pihak kabupaten. Adanya kesadaran dari pihak perangkat desa tersebut mengakibatkan peneliti bersyukur karena hal yang dianggap berat terlaksana dengan baik. Perangkat desa mendukung penuh adanya aksi lingkungan tersebut. Perangkat desa juga menganggap hal ini merupakan masukan untuk meningkatnya kinerja dalam mengabdi kepada masyarakat. karena biasanya mahasiswa yang datang hanya meneliti tentang aset desa berupa hasil tambak seperti garam dan ikan. Akan tetapi pada penelitian saat ini peneliti dan ibu-ibu desa semangat dalam membangun adanya perubahan. Walaupun aksi pendidikan lingkungan tidak dihadiri sekian banyak orang akan tetapi hal ini tidak menjadikan hambatan untuk tetap melaksanakannya. Peneliti dan ibu-ibu mulai dari awal berniat untuk saling belajar. Oleh sebab itu ketika aksi hanya didatangi oleh puluhan orang saja tidak mengurangi antusias panitia. Hal ini secara tidak langsung juga dijadikan pengalaman tersendiri untuk peneliti. Setidaknya

114 ada usaha yang sudah dilakukan untuk membantu masyarakat dalam memecahkan masalah secara bersama. Pada awalnya peneliti mengusulkan bagaimana jika diadakan bank sampah untuk mengurangi sampah yang dibuang. Disisi lain hal ini dimaksudkan untuk membantu ekonomi masyarakat. Akan tetapi perangkat desa berpendapat bahwa masyarakat terlalu kolot dalam hal ini. Pendapat lain juga diutarakan oleh ibu-ibu Desa Pliwetan. Ibu-ibu setempat berpendapat bahwa kesibukan di luar rumah menjadi penyebab utama untuk tidak didirikan bank sampah. Para ibu-ibu dan perangkat desa hanya ingin mengadakan pendidikan tentang lingkungan bersih dan sehat saja, karena besar harapan masyarakat untuk terbentuknya kesadaran baru dalam menjaga lingkungan. Setidaknya setelah adanya aksi tersebut bisa meminimalisir tumpukan sampah yang berserahkan dimana-mana. Langkah selanjutnya menjadi tugas masyarakat dan perangkat desa sendiri untuk melakukan pembangunan desa. Baik berupa pengembangan potensi maupun adanya bak sampah yang masih ditunggu kedatangannya. Jadi langkah selanjutnya dari permasalahan dan solusi yang telah dikerjakan merupakan tanggung jawab masyarakat dan perangkat Desa Pliwetan. Adapun kesulitan-kesulitan saat pendampingan yaitu tidak semua masyarakat menerima kedatangan peneliti. Banyak orang yang menerima

115 akan tetapi tidak sedikit pula yang menganggap kedatangan peneliti hanya kunjungan terhadap perangkat desa saja. Awal mula pendampingan ini dirasa sulit oleh peneliti, karena jarak rumah peneliti dan tempat pendampingan yang berjauhan dan butuh waktu sekitar 1 jam 15 menit untuk berangkat saja. Hal ini menyebabkan peneliti pesimis pada awalnya. Akan tetapi dengan keyakinan dan tanggung jawab kepada orang tua maka proses pendampingan tetap dilakukan. Awalnya peneliti mengira bahwa proses pendekatan akan terjadi secara cepat. Akan tetapi pada saat dilapangan ternyata proses pendekatan memerlukan waktu yang lama karena sering bertabrakan dengan kesibukan warga khususnya ibu-ibu desa tersebut. Pada awalawal wawancara dengan satu orang ke orang lainnya, peneliti masih bisa melakukan dengan baik. Akan tetapi pada saat mengumpulkan ibu-ibu untuk berkumpul membahas apa yang akan dilakukan bersama, peneliti merasa sulit karena mengurusi penelitian sendiri dilapangan. Disisi lain pendampingan yang dilakukan ini serasa berat karena fokus yang diteliti adalah satu desa bukan satu dusun atau bahkan satu RW. Awal mula peneliti merasa apa bisa melakukannya sendiri. Untungnya ada salah satu ibu-ibu yang peduli dengan permasalahan masyarakat dan bersedia untuk menjadi local leader dalam pendampingan ini. Dari proses FGD sampai aksi hanya beberapa ibu-ibu saja yang mau ikut berpastisipasi dalam aksi pendidikan lingkungan bersih dan sehat. Proses aksi lingkungan bersih dan sehat juga mendapat

116 dukungan penuh dari perangkat desa, khususnya Aswan selaku sekertaris desa. Nara sumber yang diitunjuk ibu-ibu dan perangkat desa juga tepat yaitu bidan setempat yang sudah faham benar bagaimana keadaan desa. Hal ini juga sangat memudahkan peneliti untuk melakukan proses pendampingan sadar bersih dan sehat di lingkungan masyarakat Desa Pliwetan dengan baik. Adanya proses pendampingan ini memberikan pengalaman kepada peneliti bagaimana mengaplikasikan ilmu yang telah didapat di bangku perkuliahan. Jika problematika yang dialami masyarakat Desa Pliwetan dihubungkan dengan teori pembelajaran, etika lingkungan dan perubahan sosial sangatlah tepat. Ketiga teori tersebut saling berhubungan antara satu dan lainnya. Teori pembelajaran menitik beratkan pada perubahan tingkah laku individu berkat adanya interaksi dengan lingkungannya. Teori pembelajaran ini digunakan guna memberikan pendidikan kepada masyarakat Desa Pliwetan khususnya ibu-ibu yang ikut serta dalam aksi pendidikan lingkungan bersih dan sehat. Pendidikan yang diberikan kepada ibu-ibu tersebut mempunyai unsur pengajaran. Peserta aksi bisa belajar dari materi yang didapatkan ketika pendidikan lingkungan berlangsung dan setidaknya masyarakat mendapat pengetahuan baru yang bermanfaat bagi dirinya. Begitupun teori etika lingkungan, teori ini sesuai untuk langkah setelah adanya aksi pendidikan. Adanya aksi pendidikan sedikit banyak bisa memberikan pengetahuan tentang bagaimana sebenarnya berperilaku

117 terhadap lingkunga/alam. Dalam teori ini manusia ditekankan untuk segan terhadap lingkungan. Begitu pula dengan masyarakat yang diharuskan mempunyai etika dalam menjaga dan melestarikan lingkungan. Masyarakat tidak boleh berperilaku seenaknya saja, masyarakat juga dituntut untuk senantiasa menjaga lingkungan dan tidak merusaknya. Disisi lain masyarakat harus mempunyai rasa peduli dan tanggung jawab atas apa yang sudah dititipkan oleh Tuhan. Oleh sebab itu etika lingkungan sangat diperlukan dalam hal ini, khususnya untuk hubungan masyarakat dengan lingkungan sekitar. Teori lain yang berkaitan dengan permasalahan Desa Pliwetan yaitu teori perubahan sosial. Dalam teori perubahan sosial terdapat adanya reproduksi dan transformasi yang sangat erat kaitannya dengan adanya perubahan itu sendiri. Hal yang paling ditekankan dalam masalah Desa Pliwetan yaitu adanya transformasi yang dilakukan oleh masyarakat setempat. Awal mula masyarakat harus mempunyai adanya ancangan untuk suatu harapan. Jika harapan tersebut sudah ada maka secara tidak langsung akan menumbuhkan langkah-langkah perubahan untuk mencapainya. Oleh sebab itu ketiga teori yang digunakan sangat berkesinambungan dalam hal menumbuhkan kesadaran baru di masyarakat agar lebih peduli terhadap lingkungan. Awal mula diperlukan adanya pengajaran untuk masyarakat dalam rangka mmberikan pengetahuan baru. Adanya pengajaran tentang etika bagaimana cara berperilaku hidup bersih dan sehat mengakibatkan masyarakat sadar tentang pentingnya menjaga kebersihan yang bisa

118 berdampak pada kesehatan. Pengajaran tentang lingkungan bersih dan sehat tidak dipungkiri bisa menumbuhkan suatu harapan pada diri seseorang. Jika seseorang mempunyai harapan, biasanya akan timbul adanya perubahan untuk mamacu diri agar mencapai apa yang diharapkan. Begitu pula di masyarakat, hal ini bisa diaplikasikan dalam mencapai tujuan bersama khususnya pada usaha memajukan desanya. Pada dasarnya masyarakat juga harus selalu menjaga lingkungan sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan. Disisi lain agama islam juga sudah memberikan perintah untuk senantiasa menjaga alam dan lingkungan sekitar. Sikap menjaga merupakan salah satu wujud rasa syukur atas apa yang telah diberikan kepada manusia. Pada hakikatnya Allah memberikan kekayaan alam untuk digunakan sebaik-baiknya, bukan untuk dirusak dan sebagainya. Dalam Al Quran sangat dianjurkan untuk menjaga lingkungan. Masyarakat diharuskan berperan penuh dalam penyelamatan kekayaan alam dan lingkungan. Manusia juga seharusnya mempunyai sifat tanggung jawab terhadap Tuhan, sesama dan lingkungannya. Harus diketahui bahwa sebenarnya masyarakat merupakan seorang pemimpin di muka bumi, dengan tidak memandang strata dan jabatan. Tanggung jawab untuk menjaga lingkungan merupakan tanggung jawab semua lapisan masyarakat tanpa terkecuali. Menjaga lingkungan dalam islam merupakan suatu kewajibaan masyarakat. Dalam kasus ini manusia dituntut untuk selalu menjaga lingkungan. Oleh sebab itu, seharusnya masyarakat tidak berperilaku

119 seenaknya terhadap lingkungan. Seperti halnya membuang sampah sembarangan. Pembuangan sampah sembarangan akan mengakibatkan kerusakan lingkungan, sampah akan menumpuk, bau, dan menjadi sarang penyakit. Disisi lain dalam islam juga sangat dianjurkan untuk hidup bersih. Karena pada dasarnya kebersihan itu sebagian dari iman. Masyarakat dituntut untuk sadar akan perilakunya yang salah supaya lingkungan bersih serta masyarakat pun akan senang dan merasa nyaman. Dalam hal ini peneliti menggunakan tiga ayat Al Quran yang berkaitan dengan lingkungan. Surat yang pertama yaitu Al Quran surat Ar-Rum ayat 41. Surat tersebut menjelaskan tentang lingkungan/alam yang sudah mengalami kerusakan. Kerusakan yang terjadi merupakan akibat dari ulah tangan manusia. Sama seperti dengan masyarakat Desa Pliwetan yang membuang sampah sembarangan. Pembuangan sampah secara sembarangan lama-kelamaan akan berdampak pada lingkungan dan kehidupan manusia. Lingkungan/alam juga akan marah ketika ia tidak dijaga dengan sebaik mungkin. Kejadian seperti banjir, longsor dan gempa terkadang disinyalir akibat dari ulah tangan manusia yang tidak bertanggung jawab terhadap lingkungannya. Surat kedua yang digunakan yaitu Al- Qashash ayat 77 dan Surat ketiga yaitu Al- Arad ayat 676 juga menerangkan tentang hubungan manusia dengan lingkungan. Pada ketiga ayat diatas sudah diterangkan bahwa Allah membenci orang yang berbuat kerusakan di muka bumi. Karena kerusakan dimuka bumi ini kebanyakan merupakan akibat dari

120 ulah tangan manusia sendiri. Oleh sebab itu sudah seharusnya manusia bisa menjaga alam dan melestarikannya. Manusia tidak boleh hanya memanfaatkan sumber daya alam tanpa pengetahuan. Manusia harus tahu apa saja batas-batasnya, bagaimana cara menggunakan dan menjaga alam tersebut. Pada dasarnya apabila manusia segan pada alam, alam pun tidak akan marah dengan menimbulkan suatu bencana yang pada akhirnya akan merugikan diri mereka sendiri. Kerusakan alam ini terjadi karena beberapa sebab antara lain manusia menebang pohon di hutan dengan ilegal, pembuangan sampah sembarangan yang terjadi di sungai dan laut. Walaupun hal ini sedikit sepele akan tetapi jika terus dilakukan bisa berdampak besar dan membahayakan manusia sendiri. Oleh sebab itu manusia wajib menyadari bahwa alam merupakan aset terbesar untuk anak cucunya. Generasi manusia kedepan juga masih membutuhkan adanya kekayaan alam yang diciptakan Allah ini. Pada dasarnya Allah tidak akan menambah nikmat seseorang apabila ia masih kufur dan tidak mau bersyukur atas apa yang sudah diberi. Oleh sebab itu wajib kiranya manusia untuk menjaga alam dan lingkungan sekitar dengan sebaik mungkin. Termasuk masyarakat Desa Pliwetan, perilaku dalam membuang sampah dan membuang tinja sembarangan tidak sesuai dengan anjuran agama islam. Dalam menciptakan alam dan lingkungan yang tidak dholim,masyarakat perlu mengetahui bagaimana cara merawat

121 lingkungan itu sendiri. Dalam hal ini masyarakat harus mempunyai rasa peduli dan tanggung jawab, etika mencintai alam dan lingkungan juga dibutuhkan untuk menjaga nikmat yang sudah diberikan Allah. Apabila kita sayang dan enggan terhadap alam maka alampun juga akan enggan terhadap kita. Manusia dan alam layaknya simbisosis mutualisme saling membutuhkan dan saling memberi manfaat. Wujud rasa peduli manusia bisa ditunjukkan dalam kegiatan sehari-hari. Manusia wajib mempunyai sifat bersih dan peduli terhadap kesehatan sesuai dengan anjuran Nabi Muhammad SAW. Sesungguhnya Nabi Muhammad mencintai kebersihan, salah satunya yang tercantum dalam kata mutiara kebersihan sebagian dari iman. Wujud iman seseorang bisa dilihat dari bagaimana ia menjaga kebersihan diri maupun lingkungannya.