BAB I PENDAHULUAN. bertambah pula kebutuhan akan perumahan. Menurut teori Maslow yang

dokumen-dokumen yang mirip
DOKUMENTASI WAWANCARA

MUSYARAKAH MUTANAQISAH SEBAGAI ALTERNATIF PADA PEMBIAYAAN KPRS DI BANK SYARIAH. Kajian LiSEnSi, Selasa, 23 Maret 2010

I. PENDAHULUAN. Rumah merupakan suatu kebutuhan primer dan hak dasar manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan jumlah penduduk yang makin meningkat/padat,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah

A. Mekanisme Pembiayaan KPR Muamalat ib dengan Menggunakan Akad Murabahah 1. Skema Pembiayaan KPR Muamalat ib dengan Menggunakan Akad Murabahah

BAB I PENDAHULUAN. rumah yang diidamkan ternyata tidaklah mudah. ( menyebabkan semakin

BAB V PENUTUP. 1. Dasar Pertimbangan Bank Muamalat sebelum dikeluarkan Produk

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB I PENDAHULUAN. Kendala yang sering dipermasalahkan dan merupakan kendala utama adalah

BAB I PENDAHULUAN. Akad memfasilitasi setiap orang dalam memenuhi kebutuhan dan kepentingannya

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat untuk berkomunikasinya antar anggota keluarga dan juga. sebagai tempat berkumpulnya sebuah keluarga.

BAB V PEMBAHASAN. A. Skema Pembiayaan Kongsi Pemilikan Rumah di Bank Muamalat. Indonesia Kantor Cabang Pembantu Ponorogo

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai financial

LAMPIRAN-LAMPIRAN. 1. Foto foto penelitian. Wawancara di Bank Muamalat. Wawancara di Bank Muamalat. Cabang Malang tanggal 08 Mei 2012

BAB I PENDAHULUAN. tonggak perkembangan perbankan Islam adalah didirikannya Islamic

BAB I PENDAHULUAN. properti bisa mencapai 20% pertahun tahun. Keadaan ini menyebabkan

BAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN HUNIAN SYARIAH ANTARA AKAD MURA>BAH}AH DENGAN AKAD MUSHA>RAKAH MUTANA>QIS}AH DI BANK MUAMALAT CABANG DARMO SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

BAB I PENDAHULUAN. Sistem ekonomi islam dengan konsep profit dan loss sharing yang. bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Fenomena menarik yang

Produk KPR Syariah. Lain-lain

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan semakin bertambahnya kebutuhan hidup, terutama kebutuhan

ANALISIS KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) BERDASARKAN AKAD PEMBIAYAAN MUSYARAKAH MUTANAQISAH (MMQ) PADA BANK BII UNIT USAHA SYARIAH CABANG BINTARO

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB I PENDAHULUAN

PENERAPAN AKAD MUSYARAKAH PADA PEMBIAYAAN HUNIAN SYARIAH (PHS) DI BANK MUAMALAT INDONESIA CABANG MALANG. Pembimbing: H. Misbahul Munir, Lc., M.

BAB 1 PENDAHULUAN. properti dapat pula dijadikan sebagai pentujuk mulai membaiknya atau. ekonomi secara umum yang sedang berlangsung.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan alternatif lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi yang menghubungkan antara pihak-pihak yang kelebihan (surplus) dana

BAB IV ANALISIS PENETAPAN MARGIN PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH{AH DI BSM LUMAJANG DALAM TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MUI

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh UU No.10 tahun 1998 dan undang-undang terbaru mengenai perbankan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia dewasa ini berjalan dengan

MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi hasil, bahkan memungkinkan bank untuk menggunakan dual system,

BAB I PENDAHULUAN. melalui jasa kredit yang sangat dibutuhkan masyarakat dalam menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi tingkat bunga akhir-akhir ini memberikan perhatian lebih kepada

BAB IV ANALISA STUDI KOMPARASI TENTANG PEMBIAYAAN RUMAH HUNIAN DI BANK SYARIAH MANDIRI KCP PONOROGO DAN BANK MUAMALAT INDONESIA KCP PONOROGO

BAB 1 PENDAHULUAN. dipenuhi. Memiliki rumah sendiri adalah idaman semua orang, bahkan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pokok bank yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah diuraikan pada bab. sebelumnya maka peneliti menyimpulkan sebagai berikut :

Pada hakikatnya pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Bank. pemenuhan kebutuhan akan rumah yang disediakan oleh Bank Muamalat

BAB I PENDAHULUAN. dengan cicilan atau angsuran sesuai dengan perjanjian. 2

BAB I PENDAHULUAN. penghubung antara pihak yang kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian pasti ada hubungannya dengan dunia keuangan dan

BAB I PENDAHULUAN. prinsip syariah sebagai dasar hukumnya berupa fatwa yang dikeluarkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. syariah dianggap sangat penting khususnya dalam pengembangan sistem ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting

BAB IV ANALISIS AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH WAL IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK DI BMI CABANG PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia terhadap dana juga mengalami perkembangan, tidak hanya kebutuhan. mendapatkan keuntungan secara ekonomis dan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan lembaga Islam di Indonesia termasuk cukup signifikan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah menjelaskan, praktik perbankan syari ah di masa sekarang

BAB I PENDAHULUAN. sempat mengalami goncangan ketika terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1997.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam skripsi ini, maka penulis menyimpulkan sebagai berikut: 1.

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan perbankan syariah sebagai salah satu pilar penyangga dual-banking

BAB I PENDAHULUAN. Sistem perbankan ganda (sistem konvensional dan sistem syariah) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas generasi mendatang, termasuk perannya sebagai pemantapan jati diri.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. periode 5 tahun terakhir ini telah muncul bank-bank yang menjalankan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalah), PT. Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. repository.unisba.ac.id. 1.1 Latar Belakang Masalah. Jenis kebutuhan manusia terdiri dari tiga macam yaitu sandang, pangan, dan

ISTILAH-ISTILAH DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARI AH

BAB I PENDAHULUAN. dalam beberapa tahun terakhir ini. Praktek perbankan Islam sebagai alternatif

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya. Untuk melakukan kegiatan bisnis tersebut para pelaku usaha

PENDAHULUAN. usaha yang dibiayainya. Risiko ini dapat diatasi dengan cara memberikan

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB I PENDAHULUAN. permintaan akan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) semakin meningkat. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Bank Syariah. Dana Jasa. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4896)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan banknote dengan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara dengan basis penduduk muslim terbesar di

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang cukup signifikan. Menurut outlook perbankan syariah 2012 yang

BAB III LUMAJANG. berbeda beda untuk jangka waktu cicilan yang berbeda. Penerapan keuntungan transaksi pembiayaan mura>bah{ah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang berlandaskan Al-quran dan As-sunnah. Tak lain tujuan. dan mengalirkan dana sesuai dengan undang-undang perbankan

I. PENDAHULUAN. Animo masyarakat mengenal bank syariah setelah terjadinya rush pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk penyimpanan dana, pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah atau yang dikenal dengan Islamic Banking, pada awalnya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Dimana perkembangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. produknya. Selain karena ekonomi Indonesia sedang tumbuh dengan baik,

BAB I PENDAHULUAN. sejauh ini perbankan syariah telah menunjukkan eksistensinya dalam roda

BAB I PENDAHULUAN. bank-bank konvensional. Esensi bank Islam tidak hanya dilihat dari

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah merupakan bagian dari sistem perbankan nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang tampak secara jelas bagaimana bidang konstruksi

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang universal dan komprehensif. Universal berarti

BAB I PENDAHULUAN. satu yang diutamakan, karena hal itu yang menentukan berhasil atau gagalnya

2017, No penyusunan dan pelaksanaan kebijakan perkreditan atau pembiayaan bank bagi bank umum; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana di

BAB II LANDASAN TEORI. pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan manusia yang semakin bertambah menyebabkan semakin bertambah pula kebutuhan akan perumahan. Menurut teori Maslow yang menyebutkan bahwa sesudah manusia terpenuhi kebutuhan jasmaninya, yaitu sandang, pangan, dan kesehatan, kebutuhan akan rumah atau tempat tinggal merupakan salah satu motivasi untuk pengembangan kehidupan yang lebih tinggi lagi. Tempat tinggal pada dasarnya merupakan wadah bagi manusia atau keluarga dalam melangsungkan kehidupan (www.wikipedia.com). Akan tetapi, kebutuhan akan perumahan ini masih terbentur akan minimnya dana yang dimiliki oleh konsumen yang mendambakan memiliki rumah sendiri. Sehingga, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) menjadi pilihan utama bagi pembiayaan pembelian rumah saat ini. Hadirnya pembiayaan KPR (Kredit Pemilikan Rumah) disebabkan karena adanya permintaan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan rumah secara cicilan. Produk ini dikelola oleh bank konvensional,.akan tetapi seiring berjalan waktu masyarakat menginginkan sebuah produk pembiayaan rumah dengan prinsip syariah. Maka hadirlah produk pembiayaan rumah dengan prinsip syariah, yang dikenal dengan Pembiayaan Hunian Syariah (PHS). Di tengah gejolak krisis global, bank-bank syariah masih berharap pertumbuhan pembiayaan konsumsi. Dimana bank-bank syariah menargetkan 1

2 pembiayaan konsumsi, terutama pembiayaan perumahan yang dapat menopang transaksi bisnis. Dapat dimisalkan Bank Muamalat yang menargetkan penyaluran pembiayaan konsumen dari pembiayaan hunian syariah. Sesuai labelnya, bank syariah adalah institusi keuangan yang berbasis syariah Islam. Di satu sisi bank syariah adalah lembaga keuangan yang mendorong dan mengajak masyarakat untuk ikut aktif berinvestasi melalui berbagai produknya. Secara umum bank syariah dapat didefinisikan sebagai bank dengan pola bagi hasil yang merupakan landasan utama dalam segala operasinya, baik dalam produk pendanaan, pembiayaan, maupun dalam produk lainnya. Produk-produk bank syariah mempunyai kemiripan tetapi tidak sama dengan produk bank konvensional karena adanya pelarangan riba, gharar, dan maysir. (Ascarya, 2006: 8) Dalam dunia perbankan terdapat beberapa perbedaan yang mencolok diantara KPR dengan KPRS atau biasa disebut dengan Pembiayan Hunian Syariah (PHS). Antara lain, penentuan suku bunga dimana KPR menerapkan sistem fixed (tetap) dan floating atau fluktuasi mengikuti keadaan pasar sedangkan untuk KPRS hanya menggunakan sistem fixed (tetap). Pengembalian dan pembagian keuntungan, untuk KPR menggunakan sistem bunga sedangkan KPRS menggunakan sistem bagi hasil. Dan perjanjian atau akadnya untuk KPR menggunakan sistem bunga sedangkan KPRS menggunakan sistem musyarakah, ijarah, istishna dan murabahah. Perbedaan diatas merupakan salah satu faktor yang menjadi alasan para nasabah untuk menggunakan kredit kepemilikan rumah dengan berbasiskan syariah.

3 Untuk pemenuhan akan kebutuhan rumah secara kredit, perbankan syariah memberikan kemudahan pada para nasabah dengan menyediakan kredit pemilikan rumah syariah atau pembiayaan hunian syariah dengan menggunakan akad musyarakah. Yang merupakan akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana (atau amal/expertice) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan (Bidayatul) dalam (Antonio, 2001: 90). Sedangkan menurut Nadratuzzaman (2004) musyarakah mutanaqishah (diminishing partnership) adalah bentuk kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk kepemilikan suatu barang atau aset. Dimana kerjasama ini akan mengurangi hak kepemilikan salah satu pihak sementara pihak yang lain akan bertambah hak kepemilikannya. Perpindahan kepemilikan ini melalui mekanisme pembayaran atas hak kepemilikan yang lain. Bentuk kerjasama ini berakhir dengan pengalihan hak salah satu pihak kepada pihak lain. Tabel 1.1 Pertumbuhan Nasabah Dalam Pembiayaan Hunian Syariah (PHS) Tahun 2008-2011 (dalam satuan) No Indikator Tahun 2008 2009 2010 2011 1. Pembiayaan Musyarakah 54 73 128 195 2. Piutang Murabahah 71 54 67 92 3. Piutang Istishna - - 13 9 4. Ijarah - - - 6 5. Qardh - - - - Sumber: Data BMI Cabang Malang (diolah)

4 Berdasarkan data tabel diatas dapat dilihat bahwa pembiayaan hunian syariah dengan menggunakan akad musyarakah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Disamping lebih menguntungkan, nasabah juga tidak perlu takut lagi dengan biaya margin yang tinggi seperti halnya bank syariah pada umumnya Di mana hal ini disebabkan karena dalam pembiayaan hunian syariah di Bank Muamalat Indonesia Cabang Malang menggunakan akad turunan dari musyarakah yaitu akad musyarakah mutanaqisah yang memberikan skema kepemilikan bertahap dimana bank syariah dan nasabah berserikat dalam kepemilikan rumah. Secara bertahap nasabah akan menambah porsi kepemilikan melalui angsuran setiap bulannya sementara bank syariah secara bertahap mengurangi porsi kepemilikannya sehingga di akhir periode rumah menjadi milik nasabah. Angsuran yang dibayar oleh nasabah berupa angsuran pokok serta pembayaran sewa atas rumah kepada bank syariah. Pembayaran pokok akan tetap jumlahnya sedangkan pembayaran sewa bisa berubah setiap tahunnya. Junus (1997) secara berurutan mengidentifikasi lima atribut yang menjadi dasar pertimbangan bagi nasabah dalam memilih suatu kredit pemilikan rumah yaitu suku bunga, besarnya angsuran, besarnya uang muka, jangka waktu angsuran dan hadiah/undian. Penelitian yang dilakukan Irbid dan Zarka dalam Survei Bank Indonesia tentang identifikasi faktor penentu keputusan konsumen yaitu dalam memilih jasa perbankan memaparkan bahwa informasi tentang pertimbangan responden di dalam memilih jasa bank syariah, yaitu faktor keyakinan bahwa bunga bank bertentangan dengan agama diikuti oleh keramahan petugas serta persepsi bahwa berurusan dengan bank syariah lebih cepat dan

5 mudah. Ketiga pertimbangan di atas lebih diminati konsumen dibandingkan dengan pertimbangan terhadap faktor reputasi dan image bank, persyaratan yang lebih ringan dibanding bank konvensional, serta kedekatan lokasi (rumah dan/atau tempat kerja) responden dengan kantor bank. Varian produk yang ditawarkan serta berbagai hal yang berhubungan dengan produk (seperti: variasi, biaya administrasi serta harapan keuntungan) bukan merupakan pertimbangan utama di dalam memilih bank syariah. Hal ini dapat mengidentifikasi bahwa nasabah bank syariah cenderung melihat produk bank bukanlah sesuatu yang unik, tetapi menyerupai produk komoditas lainnya seperti yang ditawarkan oleh bank konvensional. (Kiki, 2010: 9) Seiring dengan bertambahnya kebutuhan nasabah dalam memiliki sebuah rumah, di tetapkannya sebuah Fatwa DSN No. 73/DSN-MUI/XI/2008 tentang Musyarakah Mutanaqishah (terlampir) yang mengatur akan pembiayaan akad musyarakah mutanaqisah sebagai alternatif kongsi kepemilikan rumah syariah. Dimana Dewan Syariah Nasional merupakan dewan yang mempunyai kewenangan mngeluarkan fatwa atas jenis-jenis kegiatan, produk dan jasa keuangan syariah, serta mengawasi penerapan fatwa yang dimaksud oleh lembaga-lembaga keuangan syariah di Indonesia Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, peneliti hendak melakukan penelitian dengan judul Penerapan Akad Musyarakah Pada Pembiayaan Hunian Syariah (PHS) Di Bank Muamalat Indonesia Cabang Malang.

6 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan konteks penelitian di atas, fokus penelitian yaitu: 1. Bagaimanakah aplikasi pembiayaan musyarakah dalam Pembiayaan Hunian Syariah di Bank Muamalat Indonesia Cabang Malang? 2. Apakah kendala-kendala yang dihadapi dalam penerapan pembiayaan musyarakah pada Pembiayaan Hunian Syariah di Bank Muamalat Indonesia Cabang Malang? 3. Bagaimanakah pemecahan masalah untuk penyelesaian kendala-kendala yang dihadapi dalam penerapan pembiayaan musyarakah pada Pembiayaan Hunian Syariah di Bank Muamalat Indonesia Cabang Malang? 1.3 Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian 1. Untuk mendeskripsikan aplikasi pembiayaan akad musyarakah dalam pembiayaan hunian syariah di Bank Muamalat Indonesia Cabang Malang. 2. Untuk mendeskripsikan kendala-kendala yang dihadapi dalam penerapan akad musyarakah pada Pembiayaan Hunian Syariah di Bank Muamalat Indonesia Cabang Malang. 3. Untuk mendeskripsikan pemecahan masalah atau strategi yang digunakan untuk mengatasi kendala-kendala dalam penerapan pembiayaan musyarakah pada Pembiayaan Hunian Syariah di Bank Muamalat Indonesia Cabang Malang.

7 1.3.2 Kegunaan Penelitian 1. Bagi Penulis Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan peneliti mengenai penerapan akad musyarakah pada Pembiayaan Hunian Syariah di Bank Muamalat Indonesia Cabang Malang. 2. Bagi Pembaca Hasil penelitian dapat menambah informasi dan wawasan mengenai penerapan akad musyarakah pada Pembiayaan Hunian Syariah di Bank Muamalat dan bagi peneliti selanjutnya dapat dijadikan sebagai referensi tambahan. 3. Bagi Perusahaan Hasil penelitian dapat dijadikan bahan informasi untuk pihak manajemen bank dimana dalam rangka mengatasi masalah yang dihadapi serta menunjukkan perkembangan operasional perbankan sehingga menjadi bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan ataupun keputusan di masa yang akan datang. 1.4 Batasan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti hanya membahas tentang aplikasi pembiayaan akad musyarakah beserta penerapannya pada Pembiayaan Hunian Syariah di Bank Muamalat Indonesia Cabang Malang.