Eduard Marpaung KSBSI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV KEPENTINGAN INDONESIA DALAM PERUMUSAN KEBIJAKAN PERBURUHAN. 95 memang terkait dengan tidak mewajibkan meratifikasi konvensi tersebut.

Kerangka Analisis untuk Mengintegrasikan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dengan Kewajiban Pemenuhan Hak-hak Asasi Manusia untuk di Indonesia

KAIL DAN IKAN SAMA PENTINGNYA! ULAN PRAKARSA

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global

COMPANY POLICY OF EMPLOYMENTS 2016

Standar Perburuhan Internasional yang mendukung kebebasan berserikat, dialog sosial tripartit, perundingan bersama dan SDG

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

Menilai Pekerjaan Layak di Indonesia

Perlindungan sosial untuk pekerja migran di ASEAN. Celine Peyron Bista Kantor Regional ILO untuk Asia dan Pasifik Jakarta, 29 September 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN INDONESIA AGUSTUS 2009

BAB I PENDAHULUAN. terhadap barang dan jasa, kesehatan, geografis, gender, dan kondisi lingkungan.

CATATAN TENGAH TAHUN KINERJA SOSIAL EKONOMI PEMERINTAHAN JOKOWI-JK

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEBIJAKAN DAN PROGRAM AKSI

Profil Pekerjaan yang Layak INDONESIA

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2015

2 Sistem Jaminan Sosial Nasional pada dasarnya merupakan program negara yang bertujuan memberi kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi se

Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2011

K168. Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168)

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014

Discrimination and Equality of Employment

Keadaan Ketenagakerjaan Banten Agustus 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2016

BAB I PENDAHULUAN. saat ini sudah mencapai kondisi yang cukup memprihatinkan. Jumlah penganggur

PENDAHULUAN Latar Belakang

Gambar Perkembangan Kemiskinan di Indonesia,

MENGAPA? APA? BAGAIMANA? Kontrak standar untuk pekerjaan rumah tangga

BAB I PENDAHULUAN. hukum dari pergerakan Legal Realism dan berbagai reformis sosial. Grup terakhir ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis demografi memberikan sumbangan yang sangat besar pada. kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan terjadi karena adanya

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2016

BERITA RESMI STATISTIK

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU, AGUSTUS 2015

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyak penduduknya maka semakin besar pula kesempatan kerja yang dibutuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang

I. PENDAHULUAN. menganggap pengangguran bukan masalah ketenagakerjaan yang serius

K105 PENGHAPUSAN KERJA PAKSA

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TIMUR, AGUSTUS 2016

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

Definisi Buruh. Biasa di sebut buruh kerah putih, menggunakan tenaga otak dalam bekerja

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU AGUSTUS 2014

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah masalah pengangguran (Sukirno,1985). Menurut Nanga

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014

K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011

15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

K177 Konvensi Kerja Rumahan, 1996 (No. 177)

Menghindari jebakan penghasilan menengah di Indonesia melalui pasar tenaga kerja yang lebih inklusif dan integrasi ASEAN yang lebih dalam

Kajian Aktuaria reformasi BPJS Ketenagakerjaan

yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara. Di sektor pembangunan yang

MENINGKATKAN DAYA SAING DAN PRODUKTIVITAS MELALUI PEKERJAAN YANG LAYAK. Oleh : 9 Juli 2015 DPN APINDO

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

R198 REKOMENDASI MENGENAI HUBUNGAN KERJA

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

BPS PROVINSI JAWA BARAT

KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN FEBRUARI 2017

BPS PROVINSI DKI JAKARTA

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

Jaminan Hari Tua (JHT) & Jaminan Pensiun (JP) Pekerja. Timoer Sutanto, DPN Apindo, Ketua Bidang Jaminan Sosial Jakarta, 24 April 2015

I. PENDAHULUAN. mengimbangi pertambahan angkatan kerja yang masuk ke pasar kerja. memungkinkan berlangsungnya pertumbuhan ekonomi secara terus-menerus

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TIMUR, FEBRUARI 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014

BAB I PENDAHULUAN. sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan

Lapangan Kerja bagi Kaum Muda

LAPORAN HASIL SURVEY PERLINDUNGAN MATERNITAS DAN HAK-HAK REPRODUKSI BURUH PEREMPUAN PADA 10 AFILIASI INDUSTRIALL DI INDONESIA

PERSIAPAN RPJMN TERKAIT PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENINGKATAN PEMERATAAN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TIMUR, AGUSTUS 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROV SUMSEL FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2014

BERITA RESMI STATISTIK

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Hal ini dapat tercapai bila jumlah supply tenaga kerja yang besar

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

BAB VI INDIKATOR KINERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TIMUR YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI GORONTALO AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2016

BAB I PENDAHULUAN. mendorong perkembangan dan kemakmuran dunia industri modern Perdagangan

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 FEBRUARI 2017: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 3,80 PERSEN

Transkripsi:

Eduard Marpaung KSBSI

Menurut data BPS 2014 Buruh Informal pada tahun 2014 sekitar 59,38%. Pertumbuhan sektor informal ini tidak banyak berubah dari 10 tahun sebelumnya. Yang hanya terjadi adalah berpindahnya sektor informal yang tadinya mayoritas di pedesaan, sekarang menjadi di perkotaan. Meningkatnya buruh informal perkotaan yang mayoritas pendidikan menengah dan rendah perlu diantisipasi oleh pemerintah dengan berbagai program peningkatan skill dan pendekatan formalisasi melalui berbagai pendekatan pendataan. Hal ini diperlukan dalam rangka mengetahui kebutuhan dan tingkat penghasilan buruh informal perkotaan. Dengan pendataan ini, kebutuhan buruh informal perkotaan akan jaminan sosial juga akan lebih tepat sasaran.

Pembangunan sektoral yang terintegrasi dengan sektor Industri dengan mempertimbangkan demografi sangat penting untuk memastikan efisiensi dari sumber daya dan distribusi. Hal ini juga penting untuk mengurangi arus urbanisasi ke perkotaan yang mengakibatkan ketidakseimbangan sosial. Dengan pertimbangan demikian, pembangunan infrastruktur juga diarahkan pada wilayah-wilayah industri yang terintegrasi sesuai kebutuhan daerah masing-masing. Sehingga pembangunan infrastruktur tidak terpusat pada satu wilayah tertentu. Kebijakan pemusatan industri pada satu wilayah telah membuktikan stagnasi ekonomi dan pemborosan luar biasa dalam hal waktu dan energi. Kebijakan alokasi dana pendidikan perlu difokuskan pada peningkatan pendidikan menengah unutk skill tetentu. Pendidikan SMK perlu diperbanyak, dan pendidikan menengah umum hanya unutuk mereka yang akan melanjutkan ke perguruan tinggi. Pemerintah perlu menyediakan informasi global secara terbuka berkenaan dengan peluang kerja, dan melakukan perlindungan penuh buruh migran dengan implementasi dari ratifikasi konfensi ILO tentang buruh migran. Diperlukan pembangunan demokrasi yg berkelanjuan unutuk memastikan partisipasi seluruh masyarakat dalam pembangunan yang berkelanjutan dan penyediaan pekerjaan layak.

Tingginya jumlah pengangguran terbuka dan buruh yang bekerja dengan waktu terbatas, ditambah buruh informal dengan penghasilan rendah membuat perlindungan bagi buruh formal menjadi sangat rentan di pasar kerja. Diperlukan peraturan, pengawasan dan perlindungan yang kuat agar buruh formal benar-benar mendapatkan pekerjaan yang layak dalam pekerjaan formal.

Tingkat kemampuan daya beli mayoritas buruh yang masih lemah. Mayoritas buruh berpenghasilan UMP, karena mayoritas buruh kontrak dan pekerja outsoursing. Pemerintah perlu mengontrol dan memberikan stimulus agar pekerjaan layak dapat dipastikan di pasar kerja. Penghasilan negara melalui pajak akan bertambah unutk pembangunan bila buruh memiliki penghasilan yang layak, dan juga kontribusi melalui penyerapan pasar domestik. Rendahnya pengawasan perburuhan. Banyak perusahaan tidak melaksanakan peraturan ketenagakerjaan dan kebijakan pengupahan yang tidak mendapat tindakan. Bahkan banyak perusahaan besar yang nyata-nyata melanggar kebijakan pengupahan tidak mendapatkan tindakan dan sanksi. Jurispundensi pelarangan mogok pada perusahaan Vital tahun 1960-an, mendapatkan momentum pada saat ini. Lebih dari 100 perusahaan dan kawasan industri mendapatkan izin unutk perusahaan Vital. Campur tangan Negara yang berlebihan dalam hubungan Industri akan memperburuk kesejahteraan dan daya beli buruh di tengah tingkat inflasi tahunan yang sangat tinggi. Hal ini diperparah lagi dengan issu internasional tentang dikeluarkannya hak mogok dari Konvensi 87 mengenai hak berserikat. Jumlah jam kerja yang sangat panjang. Dari jumlah angkatan kerja 114,63 juta orang, 78,86 orang bekerja di atas 35 jam seminggu dan mayoritas buruh formal memiliki jam kerja lebih dari 40 jam/ minggu. Sehingga buruh yang menganggur mayoritas muda sulit masuk dalam peluang kerja baru.

Arah dari perkembangan Jaminan Sosial BPJS kesehatan kelihatannya telah berjalan di rel yang benar. Namun implementasinya masih butuh pengawasan dan implementasi yang baik. Untuk Jaminan pensiun masih dalam pembahasan di tingkat tripartit. Masih ada beberapa persoalan krusial dalam hal iuran dari buruh dan pengusaha, dan juga jumlah persentase penerimaan coverage pensiun ketika buruh mengambil pensiun pada waktu yang ditetapkan.