IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

LUAS WILAYAH ADMINISTRATIF KECAMATAN DAN JUMLAH WILAYAH ADMINISTRATIF KELURAHAN DI KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2016 IBU KOTA KECAMATAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM 4.1. Regulasi Penataan Ruang

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

IV. GAMBARAN UMUM KOTA CIMAHI. Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pemerintahan dan Otonomi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM. Kota Bogor mempunyai luas wilayah km 2 atau 0.27 persen dari

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada

BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis wilayah Kota Bandar Lampung berada antara 50º20 -

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH JAWA BARAT SELATAN

PROFIL SANITASI SAAT INI

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik. A. Kondsi Geografis

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG I BAB

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANGKA

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik, pendidikan, kebudayaan,

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUNINGAN, KECAMATAN CIBEUREUM, CIBINGBIN, DAN CIGUGUR

BAB 3 GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUNINGAN, KECAMATAN CIBEUREUM, CIBINGBIN, DAN CIGUGUR

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KONDISI UMUM WILAYAH

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur

BAB IV GAMBARAN UMUM

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon

BAB I PENDAHULUAN. memacu pertumbuhan di berbagai sendi kehidupan seperti bidang ekonomi,

PENDAHULUAN Latar Belakang

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

BAB II DESKRIPSI WILAYAHKECAMATAN REMBANG

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

daerah untuk membiayai berbagai pelayanan publik yang menjadi tanggunga

KONDISI UMUM. Bogor Tengah, Bogor Timur, Bogor Barat, Bogor Utara, Bogor Selatan, dan Tanah Sareal (Gambar 13).

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2011

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Adapun pengertian dari FAO (1976) yang dikutip oleh Sitorus (1998)

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.. Luas Wilayah Kota Tasikmalaya berada di wilayah Priangan Timur Provinsi Jawa Barat, letaknya cukup stratgis berada diantara kabupaten Ciamis dan kabupaten Garut. Kedudukan atau jarak dari ibukota propinsi Jawa Barat, yaitu Bandung ±5 km kearah selatan dan dari Ibukota Negara, Jakarta adalah ±255 km. Kota Tasikmalaya dilewati arah jalur selatan dari arah kota Jakarta atau Bandung bagi kendaraan yang menuju daerah jawa Tengah dan Jawa Timur. Selain itu dilewati jalur pariwisata ke arah pantai Pangandaran kabupaten Ciamis. Selain itu juga merupakan akses keluar- masuk bagi wilayah kecamatan sekitar kota atau kabupaten Tasikmalaya. Luas wilayah Kota Tasikmalaya adalah 7.56,2 ha atau 7,56 km 2 yang ditetapkan dalam Undang-undang No. Tahun 2 tentang pembentukan pemerintah Kota Tasikmalaya. Wilayah Kota Tasikmalaya terbagi menjadi 8 kecamatan, yaitu kecamatan Cihideung, Cipedes, Tawang, Indihiang, Cibeureum, Tamansari, Kawalu dan 6 kelurahan yang berada di kaki gunung Galunggung. Kecamatan Kawalu merupakan kecamatan yang paling luas, menempati 23,7% dari luas wilayah Kota dan berada di bagian selatan Kota Tasikmalaya. Sedangkan kecamatan Cipedes, Cihideung dan Tawang dengan luas wilayah relatif kecil berada di pusat kota yang merupakan daerah relatif datar. Luas wilayah kecamatan dapat dilihat pada Tabel 3. 4.2. Letak Geografis Secara geografis Kota Tasikmalaya terletak antara 8 8 5,62 8 8 3,77 BT dan 7 6 4,64-7 27 2,5 LS dengan batas administratif sebagai berikut dan terlampir pada Gambar 3. o Sebelah Utara o Sebelah Barat o Sebelah Timur o Sebelah Selatan : Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis : Kabupaten Tasikmalaya : Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis : Kabupaten Tasikmalaya

85 5 2 85 5 2 5 5 PETA ADMINISTRASI KOTA TASIKMALAYA PROPINSI JAWA BARAT N INDIHIANG CIPEDES KAB. CIAMIS W 8 5 8 E S 2 Km CIHIDEUNG TAWANG CIBEUREUM MANGKUBUMI KOTA TASIKMALAYA TAMANSARI KAWALU 8 5 8 LEGENDA Jalan Batas Kecamatan Batas Kabupaten Batas Kecamatan CIBEUREUM CIHIDEUNG CIPEDES INDIHIANG KAWALU MANGKUBUMI TAMANSARI TAWANG SUMBER : Bappeda Kota Tasikmalaya I ndek Pet a KAB. TASIKMALAYA PS. ILMU PER ENCANAAN WILAYAH INSTITU T PERTANIAN BO GOR T AHU N 28 Gambar 3, Peta Administrasi Kota Tasikmalaya Tabel 3. Pembagian Luas Wilayah Kecamatan di Kota Tasikmalaya No Kecamatan Jmlh Desa/ Kelurahan Luas (ha) Persentase (%) Cihideung 6 kelurahan 53,2 3, 2 Cipedes 4 kelurahan 8, 4,72 3 Tawang 5 kelurahan 533,3 3, 4 Indihiang 3 kelurahan 3.,3 7,54 5 Cibeureum 5 kelurahan 2.4,3 7,4 6 Tamansari 8 kelurahan 2.852,2 6,62 7 Kawalu kelurahan 4.2,4 23,7 8 Mangkubumi 8 kelurahan 2.368,2 3,8 Kota Tasikmalaya 6 kelurahan 7.56,2, Sumber :BPS Kota Tasikmalaya Dalam Angka (26)

4.3. Kondisi Geologis Kondisi Kota Tasikmalaya secara geologis ditunjukkan dengan struktur geologi yang dihasilkan oleh bentukan material-material/breksi gunung berapi. Material asal yang memberi pengaruh terhadap pembentukan struktur geologi di wilayah Kota Tasikmalaya merupakan dominasi dari pengaruh Gunung Galunggung. Pengaruh lainnya berasal dari Gunung Sawal dan Gunung Cakrabuana. Karakteristik material berupa batuan induk telah mendasari bentukan struktur geologi Kota Tasikmalaya, yaitu berupa susunan batuan yang terdiri dari breksi gunung api termampat lemah dan bongkah lava andesit yang dihasilkan pada tingkatan gunung api tua. Pada tingkatan gunung api muda susunan batuan yang dihasilkan mulai dari breksi gunung api, lahar, tufa tersusun, batuan andesit sampai basal. Sedangkan pada formasi bentang, strukturnya terdiri dari batu pasir tufa, batu pasir, tanah gamping, dan lainnya. Jenis tanah yang menjadi struktur permukaan, yang terjadi secara merata di wilayah Kota Tasikmalaya, adalah jenis tanah asosiasi regosol kelabu, regosol kelabu coklat, litosol dan latosol coklat kemerah-merahan. Jenis tanah yang mempunyai sebaran terluas adalah dari jenis asosiasi regosol kelabu dan litosol yang tersebar di bagian tengah, selatan, timur dan barat. Sedangkan di bagian utara wilayah Kota Tasikmalaya, sebaran terdiri dari jenis tanah latosol coklat kemerah-merahan. Jenis bahan tambang dan galian dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Jenis Bahan Tambang & Galian No. Jenis Bahan Tambang/Galian Lokasi. Fospat Ds. Urug, Kec. Kawalu 2. Pasir Kec. Indihiang, Kec. Mangkubumi 3. Lempung Kec. Cibeureum 4. Dolomit Ds. Setiawangi, Kec. Cibeureum 5. Sirtu Kec. Indihiang, Kec. Mangkubumi 6. Batu Gunung Ds. Bantarsari, Kec. Indihiang 7. Batu Kali Kec. Indihiang, Kec. Mangkubumi Sumber : RTRW Kota Tasikmalaya (24)

Berdasarkan kedalamannya, kondisi kedalaman efektif tanah di Kota Tasikmalaya terdapat dua bagian, yaitu pada tingkatan kedalaman efektif tanah adalah 3 66 cm dengan sebaran di bagian barat dan timur. Pada bagian lainnya, di bagian utara, selatan, dan tengah wilayah Kota Tasikmalaya tingkatan kedalaman efektif tanahnya adalah 6 cm. 4.4. Kondisi Topografi Wilayah Kota Tasikmalaya berada pada ketinggian berkisar antara 2-53 m diatas permukaan laut (dpl) dan mempunyai dataran dengan kemiringan relatif datar (sebagian besar), agak landai dan relatif curam. Daerah tertinggi berada di Desa Bungursari Kec. Indihiang (kaki G.Galunggung) yaitu 53 m dpl sedangkan yang terendah berada di Desa Urug Kec. Kawalu arah selatan Kota Tasikmalaya, yaitu sekitar 2 m dpl. Sementara itu di pusat kota, yaitu kecamatan Cihideung, Cipedes dan Tawang daerahnya relatif datar. 4.5. Kependudukan Jumlah penduduk Kota Tasikmalaya Tahun 26 adalah 67.767 orang. Jumlah penduduk ini mengalami pertumbuhan sebesar,56% bila dibandingkan dengan jumlah penduduk Tahun 25. Dilihat dari komposisinya, penduduk Kota Tasikmalaya lebih banyak laki-laki dari pada perempuan, yaitu terdiri dari 3.842 orang laki-laki dan 37.25 orang perempuan. Pertumbuhan penduduk yang tinggi menyebabkan naiknya kepadatan penduduk. Pada tahun 26 kepadatan penduduk sebesar 3.6 jiwa/km² dan kepadatan tertinggi terdapat di kecamatan Cihideung sebesar 3.775 jiwa/km², sedangkan terendah dikecamatan Kawalu, yaitu sebesar 2.28 jiwa/km². Kepadatan penduduk juga dapat dilihat dari rata-rata penduduk per rumah tangga yang mencapai 3,7 jiwa, sehingga secara umum setiap rumah tangga memiliki 3 sampai 4 orang anggota. Pembagian luas wilayah dan kepadatan penduduk pada Tabel 5.

Tabel 5. Luas Daerah dan Kepadatan Penduduk Rata-Rata Kota Tasikmalaya Nama Kecamatan Jumlah Kepadatan Luas Daerah Penduduk Penduduk (Km 2 ) (Jiwa) (Jiwa / Km 2 ). Kec. Kawalu 4,2 83.43 2.28 2. Kec. Tamansari 28,52 58.852 2.64 3. Kec. Cibeureum 2,4 5.74 3.254 4. Kec. Tawang 5,33 66.823 2.537 5. Kec. Cihideung 5,3 73.7 3.775 6. Kec. Mangkubumi 23,68 78.56 3.35 7. Kec. Indihiang 3, 83.55 2.78 8. Kec. Cipedes 8, 77.57.57 J u m l a h 7,56 67.767 3.6 Sumber : Monografi dan Profil Kecamatan (26) 4.6. Dinamika Perkembangan Penduduk Pola ruang permukiman dan jasa komersial perkembangannya sangat terkait dengan dinamika kependudukan yang mencakup sebaran dan mobilitas penduduk. Jumlah penduduk di Kota Tasikmalaya mengalami perkembangan yang cepat dan cukup tinggi. Pada tahun 26 jumlah penduduk sekitar 67.767 jiwa, sedangkan jumlah penduduk pada tahun 22 adalah 547.576 jiwa. Selama kurun waktu tersebut laju pertumbuhan penduduk Kota Tasikmalaya rata-rata sekitar 3,2% per tahun. Sementara itu prediksi pada tahun 28 jumlah penduduk mencapai 652.863 jiwa. Jumlah penduduk Kota Tasikmalaya tersebar di delapan kecamatan. Diantara kedelapan kecamatan tersebut, kecamatan Cibeureum mempunyai jumlah penduduk terbanyak, yaitu 5.74 jiwa dengan luas wilayah 2,4 km 2. Kecamatan yang jumlah penduduknya paling rendah adalah Kecamatan Tamansari, jumlah penduduknya 58.852 jiwa dengan luas wilayah 28,52 km 2. Sementara itu kepadatan penduduk terpadat di kecamatan Cihideung dan kecamatan Tawang, yaitu masing-masing 3.775 jiwa dan 2..537 jiwa per km 2.

Profil dan dinamika penduduk dapat dilihat pada Gambar 5 dan data Jumlah Penduduk dari tahun 22 26 per kecamatan di Kota Tasikmalaya dapat di lihat pada Tabel 6. Tabel 6. Jumlah Penduduk Kota Tasikmalaya Tahun 22-26 Jumlah Penduduk (Jiwa) No Kecamatan 22 23 24 25 26 Perkembangan Per Tahun % Kawalu 7.442 76.85 8.427 82.332 83.43 3,68 2 Tamansari 5.47 55.375 56.76 58.22 58.852 3, 3 Cibeureum 87.38.256.44 3.67 5.74,2 4 Tawang 6.32 62.2 64.46 65.57 66.823 2,6 5 Cihideung 67.4 67.56 6.4 7.82 73.7,76 6 Mangkubumi 68.37 72.78 75.325 77.337 78.56 2,8 7 Indihiang 76.682 8.84 8.64 82.37 83.55,8 8 Cipedes 66.484 6.8 73.755 76.486 77.57 3,3 Jumlah 547.576 576.87 53.44 68.283 67.767 2,82 SUMBER : BPS ( 26) 4.7. Kondisi Ekonomi Pertumbuhan perekonomian Kota Tasikmalaya dapat dilihat dari pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan digerakkan oleh pertumbuhan beberapa sektor. Ada tiga sektor yang peranannya cukup besar, yaitu sektor pertanian, perdagangan hotel dan restoran dan sektor industri pengolahan. Dari ketiga sektor tersebut pertanian mempunyai kontribusi yang besar terhadap pembentukan nilai tambah mencapai 2,2 % pada tahun 22. PDRB kota Tasikmalaya pada tahun 26 atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha sebesar 4,62 triliun rupiah atau naik 2, persen dibanding Tahun 25. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menurut lapangan usaha tanpa dipengaruhi harga dan inflasi mencapai 2,5 triliun rupiah atau 4.24 persrn dibanding tahun sebelumnya. Kontribusi setiap sektor terhadap PDRB Kota Tasikmalaya tertera pada Tabel 7. Sektor perdagangan, Hotel dan Komunikasi memberkan nilai pendapatan tertinggi, kemudian berturut-turut sector Industri dan pengolahan serta Pengangkutan dan komunikasi.

Tabel 7. Kontribusi setiap Sektor Terhadap PDRB Kota Tasikmalaya No Sektor Tahun 25 % Tahun 26 % Pertanian 8,54 7, 2 Pertambangan dan Galian,75,7 3 Idustri dan pengolahan 4,52 4,66 4 Listrik, Gas dan Air Bersih,,8 5 Bangunan 8,,42 6 Perdagangan, Hotel dan jasa 28,5 2,6 7 Pengangkutan dan Komunikasi 3,38 3,6 8 Persewaan dan Jasa Perusahaan,6,24 Jasa-Jasa Lainnya 3,45 3,2 Sumber: Kota Tasikmalaya Dalam Angka (26) Perkembangan laju pertumbuhan ekonomi di Kota Tasikmalaya tahun 7-2 menunjukkan, bahwa pada 7 8 laju pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan dari,83 % menjadi 2,6%. Keadaan tersebut terjadi sebagai dampak krisis ekonomi yang melanda negara kita secara keseluruhan. Pada tahun laju pertumbuhan ekonomi mulai membaik lagi menjadi,63 %, tahun 2 menjadi 2,2 % dan pada tahun 2 meningkat menjadi 4,5 %. Hal ini disebabkan oleh naiknya kembali perkembangan produksi yang menyumbang cukup besar bagi PDRB Kota Tasikmalaya yaitu sektor Pengangkutan dan komunikasi dengan laju pertumbuhan pada tahun 2 sebesar 6,62% pada tahun 2 meningkat menjadi,76%. Kedua yaitu sektor Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan pada tahun 2 sebesar 3,73% dan pada tahun 2 menjadi sebesar 6,8%. Sub sektor yang ketiga adalah sewa bangunan pada tahun 2 laju pertumbuhannya sebesar 2,84% pada tahun 2 menjadi 4,87%, dan sub sektor yang terakhir yaitu Jasa Perusahaan pada tahun 2 laju pertumbuhannya sebesar,76% pada tahun 2 sebesar 5,77%. Besarnya inflasi pada tahun 2 di Kota Tasikmalaya sebesar 4,57% dan pada tahun 2 mengalami kenaikan dibanding tahun 2 yaitu sebesar 6,7%. Hal ini dipengaruhi oleh keluarnya kebijakan pemerintah dengan menaikan harga BBM pada bulan Juni 2, kenaikan ini mempengaruhi kenaikan hampir semua kelompok barang dan jasa. Besarnya PDRB perkapita Kota Tasikmalaya pada tahun 2 sebesar Rp. 3.62.282, dan pada tahun

2 menjadi sebesar Rp. 4.36.65,35 atau selama kurun waktu 2 2 mengalami kenaikan Rp. 444.43,34,- atau sebesar 2,4%. 4.8. Alokasi Penggunaan Lahan Meskipun keseluruhan wilayah Kota Tasikmalaya merupakan wilayah fungsional yang dapat dikembangkan menjadi wilayah perkotaan, namun penggunaan lahan di Kota Tasikmalaya pada saat ditetapkannya sebagai wilayah perkotaan masih tetap didominasi oleh kegiatan di sektor pertanian. Ini dapat dilihat dari pola penggunaan lahan yang sebagian besar masih dipergunakan untuk kegiatan pertanian yang mencakup areal seluas 2.756,7 ha atau sebesar 74,35% dari lahan efektif yang tersedia. Kegiatan sektor pertanian itu mencakup penggunaan lahan untuk sawah, perkebunan rakyat, pertanian lahan kering, penggunaan untuk hutan negara, serta untuk empang/kolam. Selain untuk lahan pertanian, sektor lain yang dominan adalah untuk perumahan dan permukiman yang dimanfaatkan untuk rumah dan pekarangan dengan persentase,6% atau 3.425,72 ha. Distribusi penggunaan lahan tahun 22 pada Tabel 8. Tabel 8. Distribusi Penggunaan Lahan Di Kota Tasikmalaya Tahun 22 No. Penggunaan Luas (ha) (%). Permukiman 3.425,72,6 2. Sawah Irigasi Teknis 6.3, 35,4 3. Sawah Tadah Hujan 2.465, 4,38 4. Kebun 2,25,27 5. Kebun Campuran 3.823,82 8,2 6. Hutan 342,, 7. Danau/Rawa 77,44,3 8. Tegalan 243,28,42. Dadaha/Rekreasi dan Olah Raga 423,3 2,24. Bandara 5,48,74 Jumlah Wilayah Kota 7.56,2, Sumber: Bapeda (22)

4.. Rencana Pola Pemanfaatan Ruang Rencana pola pemanfaatan ruang wilayah Kota Tasikmalaya ditetapkan meliputi kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan lindung atau kawasan berfungsi lindung yang direncanakan dan ditetapkan dalam wilayah kota Tasikmalaya, meliputi kawasan sempadan sungai, sempadan jaringan listrik dan sempadan situ/danau. Luas perkiraan sempadan sungai adalah 44, ha atau seluas 2,62 % dari luas wilayah kota.tasikmalaya. Sempadan jaringan listrik sesuai dengan Permentamben No.. P/47/ MPE/2 tentang ruang bebas saluran udara tegangan tinggi SUTET. Sempadan Situ/Danau di kawasan Kota Tasikmalaya ditetapkan sebagai kawasan fungsional cadangan air, konservasi setempat dan objek wisata air. Kawasan budidaya perkotaan, ditetapkan sebagai berikut: ) kawasan budidaya berfungsi lindung seperti hutan produksi milik perhutani dan hutan rakyat berada di kecamatan Kawalu, yang keberadaannya tetap dipertahankan sebagai kawasan konservasi. 2) Kawasan budidaya yang meliputi: kawasan budidaya perkotaan, yaitu kawasan pusat kota (CBD), sebagian wilayah kecamatan Cihideung dan sebagian wilayah kecamatan Tawang. 3) Perdagangan dan Jasa Regional, yang terletak di bagian tengah wilayah kota (CBD). 4) Koridor Perdagangan dan Jasa, yang terletak sepanjang jalan, dengan lebar m kiri kanan jalan, yang menyambung dengan kawasan pusat kota (CBD) hingga ke batas kota sebelah barat dan timur maupun utara dan selatan. Koridor perdagangan dan jasa ini bahkan cenderung menyebar dengan maksud untuk mengurangi beban pada jalan-jalan utama kota dan membuka akses baru bagi daerah yang belum berkembang. 5) Pemerintahan, yang terletak menyebar dengan perkiraan luas atau kegiatan atau penggunaan lahan sebesar 5,82 ha atau,47 % dari luas lahan kota. 6) Pendidikan, yang terletak menyebar dan Setingkat Sekolah Menengah Atas. 7) Kesehatan, yang terletak di sekitar pusat kota yang terdiri dari perluasan RS umum dan RS Swasta. 8) Kawasan Industri merupakan pengembangan dari lokasi industri yang diprioritaskan untuk industri kecil menengah (IKM) dan industri besar yang mendukung terselenggaranya pengembangan PKW (Pusat Kegiatan Wilayah) dan sentra

Kawasan Andalan Priangan Timur. Dengan tersedianya ruang bagi kegiatan industri diharapkan akan memicu investasi bagi perkembangan industri kecil dan menengah. ) Kawasan Pergudangan, yang merupakan rencana pergudangan baru, sebagai upaya mengakomodasi kecenderungan perkembangan yang ada dewasa ini, yang terletak di Kecamatan Mangkubumi. 2) Fasilitas Umum dan Sosial, yang merupakan rencana pengembangan fasilitas umum dan sosial lainnya, seperti ruang parkir, ruang publik (plaza) puskesmas, sekolah, jalan, dll. 3) Rekreasi dan Olahraga (objek wisata), yang merupakan kegiatan rekreasi dan olah raga dari pengembangan fasilitas yang telah ada. 4.. Rencana Struktur Tata Ruang Wilayah RTRW Kota Tasikmalaya telah disusun pada tahun 23 dan di-perdakan dengan Nomor 8 Tahun 24, terbagi menjadi lima Bagian Wilayah Kota (BWK). Pembagian tersebut dimaksudkan untuk mengurangi pemusatan kegiatan di pusat kota, sehingga pengembangan di distribusikan ke pinggiran kota sesuai dengan kecenderungan perkembangan dan potensi yang dimiliki. Pertimbangan lain dalam pembagian BWK, yaitu memudahkan dalam mengamati intensitas perkembangan penggunaan lahan, pola pergerakan dan aksesibilitas. Pembagian BWK tertera pada Tabel dan cakupan struktur ruang pada Tabel. Tabel. Distribusi BWK Di Kota Tasikmalaya sampai Tahun 24 No Pembagian BWK Luas (ha) Jumlah Peduduk (jiwa) Kepadatan (jiwa/ha) BWK I 6,53 4.7 68 2 BWK II 2.785,38.78 4 3 BWK III 6.862,22 24.437 35 4 BWK IV 2.83,75 4.446 4 5 BWK - V 4.3,33 5.273 37 J u m l a h 7.56,2 658.23 44 Sumber: Hasil Rencana strategis Kota Tasikmalaya ( 26)

Tabel. Cakupan Struktur Ruang Kota Tasikmalaya BWK Cakupan Kecamatan Peruntukan Pemanfaatan Ruang BWK I Cihideung, Sebagian Cipedes, sebagian Tawang Pusat Kota/Central CBD BWK II Sebagian Cihideung, Tawang, Cipedes Permukiman, Pendidikan Kesehatan BWK III Sebagian Indihiang, Mangkubumi Permukiman, perdagangan, Industri BWK IV Sebagian Tamansari, Kawalu, Mangkubumi BWK V Sebagian Cihideung, Cipedes, Indihiang Permukiman, Perdagangan, Pemerintahan, Terminal, Perdagangan Industri, 4.. Rencana Terminal Terminal merupakan salah satu fasilitas umum yang sangat menunjang dalam percepatan pertumbuhan penduduk dan urbanisasi di Kota Tasikmalaya. Kota Tasikmalaya sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dan Kawasan Andalan Priangan Timur, dimana untuk angkutan jarak jauh (antar kota, antar provinsi dan dalam propinsi) masih akan terintegrasi dengan pelayanan terminal di Indihiang. Sementara untuk angkutan antara Kota Tasikmalaya dengan wilayah sekitarnya dan internal Kota Tasikmalaya direncanakan pengembangan sub-terminal (Kawalu, Mangkubumi dan Cibeureum). Untuk ini diperlukan tempat pemberangkatan khusus. Dengan pertimbangan aksesnya ke sistem jalan regional, maka tempat pemberangkatan khusus ini direkomendasikan untuk menjadi faktor pendorong sebagai pusat pengembangan 4.2. Jasa Perhubungan dan Transportasi Prasarana jalan yang ada di wilayah Kota Tasikmalaya sepanjang 68,24 km terdiri dari Jalan Propinsi, Jalan Kota, Jalan Desa dan Jalan Lingkungan. Adapun sebaran panjang jalan per kecamatan dapat dilihat pada Tabel. Mengingat kecamatan yang paling luas wilayahnya adalah kecamatan Kawalu dan

Tamansari, maka akses jalan yang terpanjang terdapat di dua kecamatan tersebut, yaitu 36,6 km dan,35 km. Tabel. Jumlah Panjang Jalan Per Kecamatan No. Kecamatan Panjang (km) Cihideung 4,7 2 Tawang 48,53 3 Cipedes 37,2 4 Mangkubumi 82,8 5 Tamansari 2,55 6 Indihiang,35 7 Kawalu 36,6 8 Cibeureum 3,32 Jumlah 68,24 Sumber : Dinas Kimpraswil (26)