BAB 1 PENDAHULUAN. memperbaiki perekonomian Indonesia. Tingginya laju inflasi yang terus

dokumen-dokumen yang mirip
Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara bahkan dunia. dana tersebut ke masyarakat serta memberi jasa-jasa bank lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat atas pengelolaan dana yang dimiliki juga semakin meningkat. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat dimana para investor melakukan transaksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank,

BAB I PENDAHULUAN. saham akan bereaksi negatif bila terjadi kemelut dalam negeri seperti kerusuhan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berawal dari krisis

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang digunakan oleh investor untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997 merupakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran yang sangat strategis sebagai intermediary institution dan

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi. Pengukuran ini perlu diketahui pihak yang berkepentingan untuk

BAB I PENDAHULUAN. ukur kemajuan negara yang bersangkutan. Oleh karena itu bank dapat. berupa Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah, maupun Badan

BAB I PENDAHULUAN. atau nasabah. Sebagai lembaga kepercayaan maka bank dalam operasinya selalu

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan berfungsi sebagai perantara (financial intermediary) antara

BAB I PENDAHULUAN. panjang diantara berbagai alternatif lainnya bagi perusahaan, termasuk di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari peranan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar, serta pemenuhan modal yang memadai (Widati, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bank yang berupa penghimpunan dan penyaluran dana dapat

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas aset memburuk, tidak mampu menciptakan earning dan akhirnya modal

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan properti di Bursa Efek Indonesia dalam kurun waktu

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sebuah lembaga yang mampu menjalankan fungsi pelantara (financial

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi di

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. efek. Pasar modal menjadi sesuatu yang penting dan sangat berharga. Pernyataan

BAB 1 PENDAHULUAN. aman dan percaya untuk menanamkan investasi atau dananya di bank.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurunnya kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil berpotensi

BAB 5 PENUTUP. Rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah CAR (Capital Adequacy

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan sector keuangan. Banyak sekali lembaga-lembaga keuangan

Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan perekonomian negara Indonesia tidak lepas dari. pengaruh peran perbankan sebagai salah satu lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan. manajemen bank perlu memperhatikan kinerja bank.

BAB I PENDAHULUAN. beban dan sangat menyusahkan, sebaliknya bank bank lain bahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi Indonesia. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keuangan perusahaan merupakan pilar yang sangat penting untuk kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. mengikutsertakan peran dan partisipasi masyarakat secara keseluruhan yang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi sedangkan yang lain adalah lembaga keuangan non-bank (LKBB). Bank

BAB I PENDAHULUAN. 27 Oktober 1988 (PAKTO) yang mencakup bidang keuangan, moneter dan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan pasar tempat bertemunya pihak yang membutuhkan dana

BAB I PENDAHULUAN. banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana yang ingin melakukan investasi. Investor dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perlu diketahui bahwa penilaian tingkat kesehatan bank pada industri

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

BAB I PENDAHULUAN. beraneka ragam berawal dari krisis moneter pada bulan Juli-Agustus Krisis

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN UKDW sampai dengan 2008, mengalami peningkatan sebesar 45 %. Sementara itu,

BAB I PENDAHULUAN. banyak. Selain itu fungsi bank sebagai lembaga termediasi keuangan (financial

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir perekonomian nasional memang mengalami

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasionalnya dengan cara menghasilkan laba tinggi sehingga. profitabilitasnya terus mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing

Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan yaitu yang dimaksud dengan

KEMAMPUAN RASIO CAMEL DALAM MEMPREDIKSI PENGHIMPUNAN DANA MASYARAKAT : INFLASI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan bukanlah suatu hal yang asing bagi masyarakat di Indonesia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomis di masa depan dan lain-lain (Suhardito et al, 2000).

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rasio permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan dampak yang luas terhadap sendi- sendi perekonomin dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam bidang ekonomi secara global ini, menyebabkan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki


BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Laporan mengenai rugi laba suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pertama kali yang berdiri di Indonesia yaitu Bank Muamalat dapat membuktikan

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun 1997, telah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. lepas dari peran Bank sebagai lembaga keuangan. Menurut Susilo (2000:6) secara

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi. Karena perbankan mempunyai fungsi utama sebagai

BAB I PENDAHULUAN. strategi bisnis dalam skala internasional agar dapat bertahan bahkan lebih

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

BAB I PENDAHULUAN. menuntut dunia usaha untuk terus selalu mengikuti perubahan-perubahan yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejauh ini krisis moneter yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1998 telah membawa dampak yang tidak baik bagi perkembangan bangsa Indonesia. Hampir seluruh sektor perekonomian mengalami kegagalan. Hingga saat ini dampak krisis tersebut masih sangat dirasakan oleh kita semua. Berbagai kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah hingga saat ini belum mampu memperbaiki perekonomian Indonesia. Tingginya laju inflasi yang terus meningkat serta melemahnya nilai rupiah terhadap nilai mata uang asing sebagai akibat dari krisis moneter tersebut. Selain itu, krisis ekonomi ini memberikan dampak bagi kegiatan-kegiatan sektor permodalan. Menurunnya transaksi perdagangan di Bursa Efek Indonesia serta merosotnya harga saham beberapa perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dampak dari krisis ini tidak hanya berpengaruh terhadap kegiatan sektor usaha riil saja, namun Industri perbankan juga terkena imbasnya. Industri perbankan merupakan salah satu industri yang berperan dalam kegiatan pasar modal dan juga Sangat terpengaruh oleh kondisi perekonomian. Pada saat krisis moneter tahun 1997/1998 harga saham pada industri perbankan ini mengalami penurunan yang sangat tajam dibandingkan dengan sektor industri yang lainnya akibat kinerja perbankan yang mengalami kemrosotan. Dalam Seminar Restrukturisasi Perbankan di Jakarta pada tahun 1998 disimpulkan beberapa penyebab menurunnya kinerja bank, antara lain: 1

2 a. Tingginya kredit macet perbankan sebagai akibat dari pelanggaran BMPK (Batas Maksimum Pemberian Kredit). b. Tingkat liquiditas perbankan Indonesia menurun tajam. c. Menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap perbankan Indonesia yang menimbulkan penarikan dana besar-besaran. d. Bank tidak mampu menutup seluruh kewajibannya akibat menurunnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. e. Permodalan Bank belum mencerminkan kemampuan riil untuk menyerap segala resiko kerugian. f. Kurangnya transparannya informasi mengenai kondisi perbankan dan sulitnya melakukan analisis secara akurat tentang kondisi keuangan suatu bank serta melemahnya upaya untuk melakukan kontrol sosial. g. Kinerja manajemen perbankan yang tidak profesional. h. Sistem pengawasan perbankan yang kurang efektif karena belum sepenuhnya mengimbangi beragam kegiatan operasional perbankan. Dalam hal ini kinerja bank yang sehat akan tercapai jika manajemen perbankan mampu mengelola secara baik. Selain itu, pengawasan terhadap perbankan lebih diperketat untuk menjaga stabilitas perekonomian nasional secara menyeluruh. Dengan adanya kinerja perbankan nasional yang baik akan mendorong sektor usaha riil dan juga meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap bank itu sendiri. Masyarakat tidak akan kawatir lagi untuk menyimpan dananya di bank begitu pula para investor akan mempercayakan keputusan investasi kepada perbankan nasional.

3 Tingkat kesehatan atau kinerja bank dapat dinilai dari beberapa faktor. Salah satu sumber utama indikator yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan keuangan yang bersangkutan. Berdasarkan laporan itu akan dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang dapat dijadikan dasar penilaian tingkat kesehatan bank. Dalam melakukan evaluasi terhadap kinerja perbankan Indonesia, Bank Indonesia melakukan evaluasi dengan menggunakan analisa CAMEL sebagai alat untuk penilaian tingkat kesehatan bank yang terdiri dari lima aspek penilaian yaitu: Capital, Asset Quality, Management, Earnings, dan Liquidity yang diatur dalam SK DIR BI No. 26/23/KPR/DIR dan SE BI No. 26/5/BPPP tanggal 29 Mei 1993 dan diperbaharui dengan SK DIR BI No. 30/11/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 tentang penilaian kesehatan bank. Aspek-aspek tersebut menggunakan rasio keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa rasio keuangan dapat digunakan untuk menilai tingkat kesehatan bank. Rasio keuangan CAMEL menggambarkan suatu hubungan atau perbandingan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dengan analisis rasio dapat diperoleh gambaran baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu bank. Penilaian dalam analisa rasio keuangan CAMEL tersebut meliputi aspek Capital yaitu untuk memastikan kecukupan modal dan cadangan guna mengantisipasi resiko yang mungkin timbul, aspek Asset untuk memastikan kualitas aset yang dimiliki bank dan nilai real dari aset tersebut, aspek Management untuk memastikan kualitas penerapan manajemen bank terutama manajemen resiko, aspek Earning untuk memastikan efisiensi dan kualitas

4 pendapatan bank. Dan aspek Liquidity yang digunakan untuk memastikan dilaksanakannya manajemen aset dan kewajiban dalam menentukan dan menyediakan likuiditas yang cukup serta mengurangi resiko tingkat bunga. (Gandapraja P, 2004:35). Penilaian tentang kinerja perbankan tentunya memberikan dampak terhadap harga saham yang dikeluarkan pada setiap perusahaan perbankan. Saham merupakan salah satu instrumen pasar modal yang mendorong perkembangan pasar modal Indonesia (Utama dan Santoso 1998). Seiring dengan perkembangan transaksi saham dalam pasar modal tersebut, kebutuhan akan informasi yang relevan dalam keputusan investasi perbankan di pasar modal juga meningkat. Analisis fundamental diperlukan untuk menentukan prospek perusahaan kedepan melalui analisis kinerja perbankan sebagai dasar memperoleh harga saham yang wajar (Alexander S & Bailey, 1997). Penelitian yang dilakukan oleh Santoso (2003) mengenai pengaruh kesehatan bank dengan menggunakan beberapa variabel fundamental yang berpengaruh terhadap harga saham pada 21 perusahaan perbankan yang terdaftar di BEJ, menunjukkan bahwa secara simultan variabel Return On Equity (ROE), Return On Assets (ROA), Capital Adequacy Ratio (CAR), Earning Per Share (EPS) dan Credit Risk berpengaruh signifikan terhadap harga saham dan variabel Debt to Equity Ratio (DER) dan Loans to Deposits Ratio (LDR) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Sedangkan penelitian yang dilakukan Astuti (2002) terhadap kinerja perusahaan perbankan yang terdaftar di BEJ, menunjukkan bahwa secara simultan variabel Earning Per Share (EPS),

5 Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Loans to Deposits Ratio (LDR), Interest Rate Risk (IRR), Credit Risk, dan Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham dan Return On Assets (ROA) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham bank. Dari hasil penelitian-penelitian terdahulu menunjukkan perbedaan dan tidak mampu mendeteksi berapa besar pengaruh variabel-variabel fundamental tersebut menjelaskan harga saham. Hal ini dapat memberi peluang untuk melakukan penelitian lanjutan, baik bersifat meneliti ulang maupun pengembangan lebih lanjut. Dalam penelitian ini mencoba melakukan perubahan variabel-variabel bebas yang mempengaruhi harga saham. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu aspek Capital yang dihitung dengan menggunakan rasio CAR (Capital Adequacy Ratio), aspek Assets dapat dihitung dengan menggunakan rasio RORA (Return On Risked Assets), aspek Management dapat dihitung dengan menggunakan rasio NPM (Net Profit Margin), aspek Earning dihitung dengan BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional), sedangkan aspek Liquidity dihitung dengan menggunakan rasio LDR. (Loan to Deposit Ratio). Penelitian ini bersifat replikatif yakni melakukan penelitian ulang terhadap penelitian terdahulu. Penelitian ini mencoba untuk mengembangkan lebih lanjut atas penelitian terdahulu dengan melakukan penggantian variabel dan periode penelitian. Penelitian dilakukan pada perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia selama 3 tahun (2008-2010).

6 Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka penulis akan melakukan penelitian dengan judul: Pengaruh Kesehatan Bank terhadap Harga Saham (Studi pada Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan judul dan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Apakah kesehatan bank yang diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Risked Assets (RORA), Net Profit Margin (NPM), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) secara simultan berpengaruh terhadap Harga Saham pada Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia? 2. Apakah kesehatan bank yang diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Risked Assets (RORA), Net Profit Margin (NPM), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) secara parsial berpengaruh terhadap Harga Saham pada Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia? 3. Manakah dari indikator kesehatan bank yang diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Risked Assets (RORA), Net Profit Margin (NPM), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) yang berpengaruh dominan terhadap Harga Saham pada Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia?

7 1.3 Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui apakah kesehatan bank yang diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Risked Assets (RORA), Net Profit Margin (NPM), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) secara simultan berpengaruh terhadap Harga Saham pada Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia. 2. Untuk mengetahui apakah kesehatan bank yang diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Risked Assets (RORA), Net Profit Margin (NPM), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) secara parsial berpengaruh terhadap Harga Saham pada Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia. 3. Untuk mengetahui manakah dari indikator kesehatan bank yang diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Risked Assets (RORA), Net Profit Margin (NPM), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) yang berpengaruh dominan terhadap Harga Saham pada Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Kontribusi Praktis a. Bagi investor, hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi saham pada perbankan nasional.

8 b. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar evaluasi kinerja manajemen yang akan datang. 2. Kontribusi Teoritis Untuk menambah khasanah perpustakaan dan studi perbandingan sebagai landasan teori atau bahan informasi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian mengenai rasio CAMEL dan harga saham perbankan di masa yang akan datang. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Untuk mencegah pembahasan yang meluas maka ruang lingkup penelitian pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian dilakukan di PT. Bursa Efek Indonesia, dan objek penelitiannya adalah 24 Bank yang go public dan tetap tercatat pada tahun 2011. 2. Periode amatan selama 3 tahun mulai tahun 2008-2010. 3. Dalam penelitian hanya menggunakan 5 rasio keuangan CAMEL yaitu: Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Risked Assets (RORA), Net Profit Margin (NPM), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR). 4. Harga saham yang digunakan adalah harga saham pada saat penutupan di akhir periode (closing price).