BAB 2 RADIOTERAPI KARSINOMA TIROID. termasuk untuk penyakit kanker kepala dan leher seperti karsinoma tiroid.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kanker kepala dan leher adalah penyebab kematian akibat kanker tersering

TEORI DASAR RADIOTERAPI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia insiden karsinoma tiroid mengalami peningkatan setiap tahun (Sudoyo,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kanker kepala dan leher merupakan salah satu tumor ganas yang banyak

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penelitian yang dilakukan oleh Weir et al. dari Centers for Disease Control and

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

Pendahuluan. Etiologi dan Epedimiologi

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

5. Diagnosis dengan Radioisotop

LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kanker adalah penyakit keganasan yang ditandai dengan pembelahan sel

Limfoma. Lymphoma / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

kanker yang berkembang dari sel-sel yang berada pada kelenjar payudara. Dalam

PEMBAHASAN. 1. Peranan Radioaktif dalam Bidang Kesehatan dan Kedokteran

BAB I PENDAHULUAN. (radioimmunoassay) dan IRMA (immunoradiometric assay), atau metode

I. PENDAHULUAN. sikap yang biasa saja oleh penderita, oleh karena tidak memberikan keluhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membuat protein, dan mengatur sensitivitas tubuh terhadap hormon

BAB I PENDAHULUAN. metode deteksi dini yang akurat. Sehingga hanya 20-30% penderita kanker

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko

BAB I PENDAHULUAN. dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita

BAB III PROTOKOL PENANGANAN KANKER PROSTAT DENGAN EKSTERNAL BEAM RADIATION THERAPY (EBRT)

Panduan Pasien: Terapi Radiasi Selektif Internal (SIRT) untuk tumor hati menggunakan mikrosfer SIR-Spheres

BAB I PENDAHULUAN. meluas ke rongga mulut. Penyakit-penyakit didalam rongga mulut telah menjadi perhatian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Kanker payudara bisa terjadi pada perempuan

BAB I PENDAHULUAN. uteri. Hal ini masih merupakan masalah yang cukup besar dikalangan masyarakat Di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 2006). Kanker leher kepala telah tercatat sebanyak 10% dari kanker ganas di

BAB I PENDAHULUAN. keganasan yang berasal dari sel epitel yang melapisi daerah nasofaring (bagian. atas tenggorok di belakang hidung) (KPKN, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, mencakup faktor genetik, infeksi Epstein-Barr Virus (EBV) dan

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kematiannya. Karsinoma kolorektal merupakan penyebab kematian nomor 4 dari

BAB I PENDAHULUAN. WHO Department of Gender, Women and Health mengatakan dalam. jurnal Gender in lung cancer and smoking research bahwa kematian yang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker leher rahim (kanker servik) merupakan pembunuh perempuan

1BAB I PENDAHULUAN. sekaligus merupakan pembunuh nomor 2 setelah penyakit kardiovaskular. World

Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Kanker Payudara Thursday, 14 August :15

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh terdiri dari sel-sel yang selalu tumbuh. Kadang-kadang. pertumbuhan tersebut tidak terkontrol dan membentuk suatu gumpalan.

MAKALAH RADIOKIMIA KEGUNAAN RADIOISOTOP DALAM BIDANG KEDOKTERAN DAN PERTANIAN OLEH: KELOMPOK 7 ANNA MAULINA (16064) ELVIA MAWARNI ( )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertama tidak bertindak atau tidak melakukan apa-apa, alasannya antara lain

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemeriksaan Computed Tomography (CT scan) merupakan salah salah

BAB I PENDAHULUAN. kematian pada perempuan. Penyakit ini telah merenggut nyawa lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyebab kematian utama yang memberikan kontribusi

FISIKA INTI DI BIDANG KEDOKTERAN, KESEHATAN, DAN BIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Perbandingan rasio antara laki-laki dan perempuan berkisar 2:1 hingga 4:1.

Seri penyuluhan kesehatan. Kanker Leher Rahim. Dipersembahkan dengan gratis. Oleh: Klinik Umiyah. Jl. Lingkar Utara Purworejo,

Mengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan

BAB 2 DEFINISI, ETIOLOGI, KLASIFIKASI, DAN STADIUM EWING S SARCOMA. pada jaringan lunak yang mendukung, mengelilingi, dan melindungi organ tubuh.

Bab 2. Nilai Batas Dosis

BAB III METODE PENELITIAN

KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS

Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya:

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju terlebih lagi bagi negara berkembang. Angka kematian akibat

BAB I PENDAHULUAN. luas dan kompleks, tidak hanya menyangkut penderita tetapi juga keluarga,

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran umum

NUKLIR DI BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENENTUAN SISA RADIOFARMAKA DAN PAPARAN RADIASI

Bagi pria, kewaspadaan juga harus diterapkan karena kanker payudara bisa menyerang

BAB I PENDAHULUAN. tiroid ditemukan pada 4-8% dari populasi umum dengan pemeriksaan palpasi, 10-

PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 780/MENKES/PER/VIII/2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN RADIOLOGI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan penyakit keganasan yang paling sering

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Upaya keselamatan dan kesehatan kerja dimaksudkan untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. klinik. Prevalensi nodul berkisar antara 5 50% bergantung pada populasi tertentu

BAB I PENDAHULUAN. umum adalah 4-8 %, nodul yang ditemukan pada saat palpasi adalah %,

BAB I PENDAHULUAN. dalam catatan Word Health Organization (WHO) dimasukkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. massanya, maka radiasi dapat dibagi menjadi radiasi elektromagnetik dan radiasi

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari setengahnya terdapat di negara berkembang, sebagian besar dari

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Kata kanker berasal dari kata Yunani, karnikos, yang berarti udang-karang dan

BAB 2 TUMOR. semua jaringan tubuh manusia pada berbagai keadaan sel untuk berkembang biak.

RONTGEN Rontgen sinar X

BORON NEUTRON CAPTURE THERAPY (BNCT)

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai stadium lanjut dan mempunyai prognosis yang jelek. 1,2

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia kanker payudara merupakan penyakit kanker dengan. presentase kasus baru tertinggi sebesar 43,3%, dan penyebab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker ovarium merupakan keganasan yang paling. mematikan di bidang ginekologi. Setiap tahunnya 200.

Kanker Testis. Seberapa tinggi kasus kanker testis dan bagaimana kelangsungan hidup pasiennya?

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menginduksi pertumbuhan dan pembelahan sel. tubuh tidak membutuhkan sel untuk membelah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. langsung maupun tidak langsung. Interaksi antara sinar X dengan sel akan terjadi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 63 TAHUN 2000 (63/2000) TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION

Kanker Kulit. Skin Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB 4 HASIL. Korelasi stadium..., Nurul Nadia H.W.L., FK UI., Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. jutaan wanita di seluruh dunia terkena kanker payudara tiap tahunnya. Walaupun

PETANDA TUMOR (Tumor marker) ELLYZA NASRUL Bagian Patologi Klinik FK Unand/RS.dr.M.Djamil Padang

BLOK ELECTIVE. Oleh : Dr.Evo Elidar Hrp.Sp.Rad

Transkripsi:

BAB 2 RADIOTERAPI KARSINOMA TIROID Dalam dunia medis, radioterapi sudah menjadi perawatan yang sangat umum digunakan. Penggunaannya pun dilakukan untuk berbagai macam penyakit kanker termasuk untuk penyakit kanker kepala dan leher seperti karsinoma tiroid. 2.1 Defenisi Radioterapi merupakan suatu terapi yang digunakan untuk mengobati penyakit kanker dengan menggunakan sinar pengion yang merupakan gelombang elektromagnetik (sinar X dan sinar Gamma) atau energi partikel yang akan menghancurkan atau merusak sel kanker sehingga reproduksi selnya terhambat. Walaupun radiasi ini akan mengenai seluruh sel, tetapi umumnya sel normal lebih tahan terhadap radiasi dibandingkan dengan sel kanker. Radioterapi ini sudah umum digunakan untuk pasien kanker kepala dan leher, seperti pada kasus karsinoma tiroid. 1 Karsinoma tiroid adalah suatu kanker pada kelenjar tiroid, gejala awalnya ditandai dengan adanya pembengkakan kelenjar tiroid yang berbentuk nodul yang padat. Mc.Kenzie mengelompokkan karsinoma tiroid atas 4 tipe berdasarkan histopatologi mayor yaitu : papiler, folikuler, meduler, dan anaplastik. 10 Bentuk yang paling umum (papiler dan folikuler) tumbuh secara perlahan dan bisa berulang, namun jenis ini jarang berakibat fatal pada penderita dibawah 45 tahun. Bentuk meduler juga memiliki prognosis yang baik jika hanya mengenai kelenjar tiroid saja

dan prognosisnya menjadi buruk jika sudah menjadi karsinoma tiroid anaplastik yang tumbuh dengan cepat dan responnya buruk terhadap radioterapi. 1,10 Gambar 1: Anatomi kelenjar Tiroid 9 Gambar 2 : Gambaran CT Scan Kelenjar Tiroid Normal 11 2.2 Tujuan Perawatan Radioterapi Tujuan pemberian terapi radiasi pada penderita kanker ada 2, yaitu : 1 1. Pemberian terapi radiasi dengan tujuan kuratif, yaitu terapi radiasi yang dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan dan menghilangkan sel sel kanker dengan menghindarkan kerusakan jaringan sehat disekitarnya seminimal mungkin. Biasanya terapi radiasi ini dilakukan pada kanker stadium dini yang perluasannya masih minimal dan bersifat radiosensitif. Namun, terapi radiasi kuratif ini jarang

dilakukan karena penderita kanker yang datang pada umumnya sudah dalam stadium lanjut. 2. Pemberian terapi radiasi dengan tujuan paliatif, yaitu terapi radiasi yang dilakukan dengan maksud mengurangi penderitaan penderita akibat penyakit kanker dan diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup penderita. Disini penderita yang datang sudah dalam kondisi buruk dengan tumor yang telah bermetastase ke tempat lainnya. Jadi, terapi radiasi ini hanya bertujuan untuk mengurangi rasa sakit yang disebabkan oleh penyakit yang dideritanya. 2.3 Penatalaksanaan Radioterapi Karsinoma Tiroid Penggunaan radiasi ion di bidang kedokteran gigi sebagai satu bagian pengobatan kanker dengan mengontrol pertumbuhan sel ganas. Radioterapi disini bisa digunakan sebagai terapi kuratif maupun bersifat adjuvan. Lapangan radiasi juga mencakup jaringan limfonodus dan pembuluh darah yang menjadi resiko utama untuk metastase tumor. Radioterapi yang biasa digunakan untuk karsinoma tiroid ini radioterapi eksternal (radioterapi konvensional) dan radioterapi internal (radioisotope therapy/ RIT). 1,10,12,13 2.3.1 Radioterapi Eksternal ( Konvensional ) Pada terapi eksternal, alat sinarnya akan mengeluarkan sinar radiasi pada tempat kanker dan jaringan sekitarnya. Alat yang digunakan dapat berbeda, tergantung dari lokasi kanker. Dosis yang digunakan juga tergantung pada jenis dan luas tumor. Untuk kasus yang bersifat kuratif, dosis yang diberikan sebesar 50 sampai 70 Gy, sedangkan untuk terapi adjuvan sekitar 50 sampai 60 Gy. 1

Gambar 3 : A dan B Pemberian dosis 44 Gy dengan 22 fraksi pada karsinoma tiroid,c dan D perawatan dengan pemberian dosis total 60 Gy. 14 2.3.2 Radioterapi Internal ( Radioisotope Terapi ) Pada radioterapi internal jenis isotop radioaktif iodin yang digunakan adalah I 123 dan I 131. Radioaktif iodin ini berkonsentrasi dalam kelenjar tiroid sama seperti iodium pada umumnya, sehingga dapat digunakan untuk diagnosis maupun pengobatan. Untuk diagnosa digunakan I 123 sedangkan untuk pengobatan yang bertujuan untuk menghancurkan kelenjar tiroid digunakan I 131. Radioaktif iodin yang tidak berada di dalam tiroid akan segera dieliminasi dari tubuh melalui kelenjar keringat dan urine. 1 I 123 yang digunakan untuk melihat gambaran kelenjar tiroid dapat dilakukan dengan injeksi intravena I 123 dalam dosis kecil, maka dalam jangka waktu 3-6 jam sudah dapat diambil gambarannya. Kamera yang digunakan serupa dengan X ray atau CT scan. 1

Gambar 4 : a.gambaran CT Scan kelenjar tiroid sebelum diberikan gadolinium dan b.gambaran CT Scan kelenjar tiroid dengan menggunakan gadolinium 11 Sementara itu I 131 yang digunakan untuk pengobatan dilakukan dengan memasukkan I 131 ini kedalam tubuh dalam dosis yang kecil, sehingga I 131 ini akan masuk ke dalam pembuluh darah traktus gastrointestinalis. I 131 akan melewati kelenjar tiroid yang kemudian akan menghancurkan sel sel glandula tersebut. Hal ini akan memperlambat aktifitas dari kelenjar tiroid yang semula overaktif menjadi underaktif. Seorang ahli bedah tiroid dapat mengeluarkan seluruh bagian dari tiroid dengan komplikasi bedah yang paling minimal, sedangkan I 131 digunakan untuk menghancurkan kelenjar yang masih tersisa. 1 Dalam kondisi ini, tidak diperkenankan menggunakan hormon pengganti selama beberapa minggu setelah terapi yang bertujuan menurunkan level hormon tiroid hingga dibawah normal. Dengan demikian, I 131 dapat bekerja secara maksimal untuk menghancurkan tiroid yang tersisa. Pengobatan dengan cara ini dapat secara signifikan menurunkan kemungkinan timbulnya kembali kanker tiroid dan meningkatkan kemampuan dokter untuk mendeteksi dan mengobati kanker yang mungkin berulang. Selanjutnya penderita menjalani follow up. Jika dari hasil follow

up diketahui masih ada kanker tiroid yang tersisa dan bersifat persisten atau rekuren, maka diperbolehkan memberikan dosis tambahan I 131. Pasien dengan kanker tiroid residual atau telah menyebar ke regio belakang leher, dapat melakukan scanning menggunakan radioaktif. 1 Adapun dosis yang digunakan adalah: 1 1. Dosis kecil, yaitu sebesar 5-30 millicuries (mci) pada penderita hipertiroid. 2. Dosis sedang, yaitu 25-75 mci digunakan untuk mengecilkan ukuran tiroid yang membesar tetapi mempunyai fungsi yang normal. 3. Dosis besar, yaitu 30-200 mci digunakan untuk menghancurkan sel kanker tiroid. Bila ahli radiologi akan memberikan dosis yang lebih tinggi, maka penderita akan diminta untuk tinggal diruang yang terisolasi selama 24 jam untuk menghindari paparan dengan orang lain. Radiasi I 131 ini tidak diperbolehkan dilakukan pada wanita hamil karena mengakibatkan rusaknya kelenjar tiroid pada bayi. Untuk itu, radioterapi ini memerlukan suatu keahlian yang khusus, proteksi serta pengawasan terhadap penderitanya. 1