SKRIPSI KASEH LESTARI

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. pertanian sebagai sumber pendapatan bagi sebagian besar penduduknya.

I. PENDAHULUAN. BPS (2016) menyatakan bahwa, selama periode waktu tahun jumlah

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai penopang pembangunan. Sektor pertanian meliputi subsektor

KAJIAN KEMAMPUAN EKONOMI PETANI DALAM PELAKSANAAN PEREMAJAAN KEBUN KELAPA SAWIT DI KECAMATAN SUNGAI BAHAR KABUPATEN MUARO JAMBI

I. PENDAHULUAN. berkaitan dengan sektor-sektor lain karena sektor pertanian merupakan sektor

I. PENDAHULUAN. dan jasa menjadi kompetitif, baik untuk memenuhi kebutuhan pasar nasional. kerja bagi rakyatnya secara adil dan berkesinambungan.

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN...

SISTEM TANAM PADI JAJAR LEGOWO

I. PENDAHULUAN. yang semakin meningkat menyebabkan konsumsi beras perkapita per tahun

I. PENDAHULUAN. sumber pangan utama penduduk Indonesia. Jumlah penduduk yang semakin

SKRIPSI MUTIARA VIANI SINAGA

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan

TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan salah satu komoditas strategis baik secara ekonomi, sosial

I. PENDAHULUAN. Tanaman pangan adalah segala jenis tanaman yang di dalamnya terdapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan sektor pertanian selalu dikaitkan dengan kondisi kehidupan para

SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO 2 1 MENINGKATKAN HASIL GABAH. Oleh : Drh. Saiful Helmy

MINAT PETANI TERHADAP KOMPONEN PTT PADI SAWAH PENDAHULUAN

KEUNTUNGAN DAN KELEBIHAN SISTEM JARAK TANAM JAJAR LEGOWO PADI SAWAH

SIKAP PETANI TERHADAP KEPUTUSAN INOVASI SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO DI DESA PAGAR PUDING KECAMATAN TEBO ULU KABUPATEN TEBO JURNAL RTS.

BAB I. PENDAHULUAN. manusia untuk meningkatkan dan pemerataan taraf hidup semua anggota

I. PENDAHULUAN. tersebut petani hanya dapat melakukan kegiatan pertanian ala kadarnya sesuai

PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI DI LAHAN RAWA LEBAK

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

Balai Pengkjian Tenknologi Pertanian (BPTP) Jambi Alamat

APLIKASI PERBANDINGAN SISTEM JAJAR LEGOWO UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI

PENDAHULUAN Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONVERSI USAHA TANI KARET KE USAHA TANI KELAPA SAWIT DI DESA BATIN KECAMATAN BAJUBANG KABUPATEN BATANG HARI

PENDAHULUAN Latar Belakang

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Badan Litbang Pertanian telah melepas lebih dari 200 varietas padi sejak

I. PENDAHULUAN. Pertanian adalah seluruh kegiatan yang meliputi hulu sampai hilir yaitu,

I. PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan

I. PENDAHULUAN. sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya. Sektor pertanian memiliki

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. setengah dari penduduk Indonesia bekerja di sektor ini. Sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. sumber pendapatan bagi sekitar ribu RTUT (Rumah Tangga Usahatani Tani) (BPS, 2009).

PRODUKSI PERTAMBANGAN MENURUT JENIS BARANG TAHUN

RENCANA UMUM PENGADAAN SEMENTARA (RUPS) DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN ANGGARAN 2014

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan jika terjadi pertumbuhan

I. PEDAHULUAN. di Indonesia adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa orde baru tahun 1960-an produktivitas padi di Indonesia hanya

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Luas tanam, produksi, dan produktivitas tanaman padi dan jagung per Kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan, Tahun 2008.

I. PENDAHULUAN. mutu hidup serta kesejahteraan masyarakat. Salah satu upaya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian selalu dikaitkan dengan kondisi kehidupan

RENCANA UMUM PENGADAAN (RUP) DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN ANGGARAN 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD)

PROGRAM PENGEMBANGAN KELAPA BERKELANJUTAN DI PROVINSI JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia setiap tahunnya. Sektor pertanian telah

KERJASAMA KHUSUS 1. Adaptasi perubahan iklim melalui disain model simulasi tanaman padi di lahan rawa Provinsi Jambi.

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan. Sektor tanaman pangan adalah sebagai penghasil bahan makanan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah salah satu negara yang terletak di zona

BAB I PENDAHULUAN. bermatapencaharian sebagai petani. Kondisi geografis negara Indonesia terletak di

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUTUSAN PETANI DALAM PEREMAJAAN (REPLANTING) KELAPA SAWIT DI KECAMATAN SUNGAI BAHAR KABUPATEN MUARO JAMBI

Dampak Minat Petani terhadap Komponen PTT Padi Sawah di Kabupaten Mempawah Kalimantan Barat

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Penelitian menyimpulkan sebagai berikut:

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH

I. PENDAHULUAN. Tanaman pangan merupakan subsektor yang sangat penting bagi Indonesia

I. PENDAHULUAN. jumlah areal penanaman padi makin menyempit. Selain itu, pengendalian hama

JIIA, VOLUME 5 No. 1 FEBRUARI 2017

PENDAHULUAN Latar Belakang

PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN SELUMA Studi Kasus: Lahan Sawah Kelurahan Rimbo Kedui Kecamatan Seluma Selatan ABSTRAK PENDAHULUAN

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.

Boks.1 UPAYA PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI JAMBI

Perilaku Petani dalam Usahatani Padi di Lahan Rawa Lebak

TINJAUAN PUSTAKA. secara hayati. Mikroba penambat nitrogen hidup bebas pada tanah sawah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI NOMOR 28 TAHUN 2009 TLD NO :

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Provinsi Jambi yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 54

TINJAUAN PROGRAM PENYULUHAN PERTANIAN PETANI PADI SAWAH DI WKPP SEI BERAS SEKATA, KECAMATAN SUNGGAL, KABUPATEN DELI SERDANG

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian sangat diandalkan sebagai salah satu tumpuan. dalam memulihkan kondisi perekonomian masyarakat, bahkan secara

PENDAHULUAN. kehidupan para petani di pedesaan tingkat kesejahteraannya masih rendah.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

3.3.Metode Penarikan Sampel Model dan Metode Analisis Data Konsepsi Pengukuran BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. penting bagi masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan karena produk yang di

KAJIAN PENGGUNAAN VARIETAS UNGGUL PADI BERLABEL DI KECAMATAN CURUP SELATAN KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU

KERJASAMA PELAYANAN 1. Kerjasama dengan Balitbangda Provinsi Jambi a. Kaji Terap Teknologi Pengembangan Ayam Kampung menjadi Ayam Petelur

PENDAHULUAN. kerja, penyedia pangan, penyumbang devisa negara malalui ekspor dan sebagainya. Oleh

PERKEMBANGAN EKONOMI KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT : TINJAUAN SECARA MAKRO

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

I. PENDAHULUAN. Komoditas tanaman pangan yang sangat penting dan strategis kedudukannya

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011

PENDAHULUAN Latar Belakang

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2011

UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI MELALUI VARIETAS UNGGUL BARU MENDUKUNG SWASEMBADA BERKELANJUTAN DI PROVINSI JAMBI

I. PENDAHULUAN. bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH DENGAN BEBERAPA MODEL PLOT UBINAN PADA SISTEM TANAM LEGOWO 4:1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. padi sawah merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun.

TINJAUAN PUSTAKA. komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya

TINJAUAN PUSTAKA. Tumbuhan padi (Oryza sativa L) termasuk golongan tumbuhan. Tumbuhan padi bersifat merumpun, artinya tanaman tanamannya anak beranak.

Transkripsi:

HUBUNGAN MATERI DAN MEDIA PENYULUHAN DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI PADI SAWAH SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO DI DESA BEREMBANG KECAMATAN SEKERNAN KABUPATEN MUARO JAMBI SKRIPSI KASEH LESTARI PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2017

ABSTRAK KASEH LESTARI. Hubungan Materi dan Media Penyuluhan Dengan Penerapan Teknologi Padi Sawah sistem Tanam Jajar Legowo di Desa Berembang Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi. Dibimbing oleh Ibunda Dr. Ir. Hj. Rosyani, MS dan Ibu Pera Nurfathiyah, SP, M.Si. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penyampaian materi dan media penyuluhan tentang teknologi padi sawah sistem tanam jajar legowo dan mengetahui hubungan materi dan media penyuluhan dengan penerapan teknologi padi sawah sistem tanam jajar legowo di Desa Berembang Kecamatan Sekernan. Penentuan lokasi dilakukan secara purposive dan jumlah sampel dalam penelitian adalah 52 petani padi. Data yang diperoleh dari responden terlebih dahulu disederhanakan secara tabulasi kemudian dianalisis secara deskriptif melalui skoring. Untuk mengetahui hubungan materi dan media penyuluhan dengan penerapan teknologi padi sawah sistem tanam jajar legowo menggunakan analisis statistika non parametrik melalui uji Chi Square (X 2 ). Hasil penelitian menunjukkan penyampaian materi dan media penyuluhan tergolong tinggi yaitu sebesar 69,23 %, tidak terdapat hungungan yang nyata antara materi penyuluhan dengan penerapan teknologi padi sawah sistem tanam jajar legowo di Desa Berembang. Terdapat hubungan yang nyata antara media penyuluhan dengan penerapan teknologi padi sawah sistem tanam jajar legowo di Desa Berembang. Kata kunci : Materi Penyuluhan, Media Penyuluhan

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iv v vi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 7 1.3 Tujuan Penelitian... 9 1.4 Kegunaan Penelitian... 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Penyuluhan Pertanian... 11 2.2 Konsep Materi Penyuluhan... 14 2.3 Konsep Media Penyuluhan... 19 2.4 Konsep Budidaya Padi Sisten Tanam Jajar Legowo... 25 2.5 Hubungan Materi dan Media Penyuluhan Dengan Penerapan Teknologi Padi Sawah Sistem Tanam Jajar Legowo... 29 2.6 Penelitian Terdahulu... 31 2.7 Kerangka Pemikiran... 36 2.8 Hipotesis... 38 III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian... 40 3.2 Jenis dan Sumber Data... 40 3.3 Metode Penarikan Sampel... 41 3.4 Metode Analisis Data... 43 3.5 Konsepsi Pengukuran... 46 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian... 48 4.2 Identitas Petani Sampel... 50 4.3 Hubungan Materi dan Media Penyuluhan dengan Penerapan Teknologi Padi Sawah Sistem Tanam Jajar Legowo 55 4.3.1 Hubungan Materi Penyuluhan dengan Tingkat Penerapan Sistem Tanam Jajar Legowo 56 4.3.2 Hubungan Media Penyuluhan Dengan Penerapan Teknologi Padi Sawah Sistem Tanam Jajar Legowo 57 4.4 Implikasi Hasil Penelitian 59 V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 61 5.2 Saran... 66

DAFTAR PUSTAKA... 63 LAMPIRAN... 65

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia termasuk ke dalam negara agraris yang kaya dengan pertaniannya. Salah satu tanaman utamanya adalah padi. Kebutuhan bahan pangan padi tidak pernah surut tetapi selalu bertambah sesuai dengan pertumbuhan penduduk selaku faktor yang paling menentukan besarnya permintaan padi. Pemenuhan konsumsi pangan khususnya beras melalui penyediaan dalam negeri saat ini merupakan tema sentral pembangunan pertanian. Walaupun suplai bahan pangan yang dibutuhkan mungkin lebih murah melalui impor, namun pemenuhan melalui produksi dalam negeri tetap menjadi penting dalam rangka mengurangi keterhantungan pada pasar dunia. Di Provinsi Jambi sektor pertanian masih menjadi tumpuan hidup bagi masyarakat yang didominasi oleh dua subsektor andalan yaitu tanaman pangan dan perkebunan, dimana keduanya terus berkembang dengan pesat. Pengembangan komoditi tanaman pangan yang saat ini terus diupayakan salah satunya adalah padi sawah. Hal ini dapat dipahami mengingat bahwa tanaman padi memiliki arti strategis dalam masyarakat, karena tanaman padi merupakan sumber bahan makanan pokok sebagian besar penduduk Indonesia. Tanaman padi merupakan salah satu tanaman pertanian yang memiliki arti ekonomi, karena selain sebagai sumber devisa juga merupakan sumber pendapatan bagi petani. Penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan non formal guna menumbuh kembangkan kemampuan petani sehingga secara mandiri petani dapat mengelola unit usaha taninya lebih baik dan menguntungkan sehingga dapat memperbaiki

pola hidup yang lebih layak dan sejahtera bagi keluarganya. Upaya untuk meningkatkan produktivitas padi secara berkelanjutan dengan adanya teknologi yang mampu meningkatkan efisiensi usahatani tanaman padi. Teknologi yang mampu untuk meningkatkan produksi padi salah satunya adalah teknologi padi sawah sistem tanam jajar legowo. Sistem tanam jajar legowo memberikan ruang tumbuh yang longgar sekaligus populasi lebih tinggi. Dengan sistem tanam ini, mampu memberikan sirkulasi udara dan pemanfaatan sinar matahari lebih baik untuk penanaman. Selain itu upaya pengendalian gulma dan pemupukan dapat dilakukan dengan mudah (BPTP Jambi, 2013). Sistem tanam jajar legowo merupakan inovasi pola bertanam dengan berselang seling antara dua atau lebih baris tanaman padi dan diselingi satu baris kosong. Tanaman yang seharusnya ditanam pada barisan yang kosong dipindahkan sebagai tanaman sisipan di dalam barisan, kemudian diselingi oleh satu baris kosong dimana jarak pada tanam barisan pinggir setengah kali jarak tanaman pada baris tengah. Inti dari sistem tanam ini adalah memperbanyak tanaman pinggir dengan harapan pertumbuhannya lebih bagus dan hasilnya lebih tinggi. Ini artinya, jika rumpun-rumpun yang ada di pinggir semakin banyak maka hasilnya juga akan lebih banyak ( BPTP Jambi,2013 ). Usahatani padi sawah sistem tanam jajar legowo di Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini : Tabel 1. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Menurut Kota/Jambi, 2016

Kabupaten/Kota Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha) Batang Hari 4.985 21.761 43,65 Bungo 7.001 33.905 48,83 Kerinci 26.142 138.631 53,03 Kota Jambi 392 1.873 47,79 Kota Sei Penuh 9.863 55.515 56,29 Merangin 8.482 41.189 48,56 Muaro Jambi 6.368 26.614 41,79 Sarolangun 6.749 27.751 41.12 Tanjab Barat 9.152 41.224 45,07 Tanjab Timur 18.322 75.109 40,99 Tebo 4.751 22.397 56,29 Jumlah 102.207 485.989 523,41 Sumber : Badan Pusat Statistik (2016) Tabel 1 menunjukkan bahwa semua Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi telah membudidayakan padi. Produktivitas secara keseluruhan adalah 523,41 ton/ha. Kabupaten Muaro Jambi memeliki produksi sebesar 26.614 dengan produktivitas sebesar 41,79 ton/ha. Kabupaten Muaro Jambi merupakan Kabupaten yang paling banyak membudidayakan tanaman perkebunan seperti kelapa sawit dengan produksi sebesar 187.643 ton (Dinas Perkebunan Provinsi Jambi,2014), sedangkan dalam budidaya tanaman pangan relatif sedikit, sehingga teknologi sistem tanam jajar legowo perlu disosialisasikan kepada petani agar produksi meningkat dan petani padi tidak beralih ke tanaman perkebunan seperti kelapa sawit. Usaha tani padi sawah di Kabupaten Muaro Jambi diusahakan pada beberapa kecamatan yang dapat dilihat dari Tabel 2 berikut : Tabel 2. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Padi Sawah Menurut Kecamatan di Kabupaten Muaro Jambi 2015 No Kecamatan Luas Panen Produksi Produktivitas

(Ha) (Ton) (Ton/Ha) 1 Sekernan 1.254 5.805 4.62 2 Muaro Sebo 1.710 8.003 4.68 3 Jaluko 1.210 5.640 4.66 4 Mestong - - - 5 Sei Bahar - - - 6 Sei Gelam - - - 7 Kumpeh Ulu 922 4.389 4.76 8 Kumpeh 4.420 20.664 4.67 9 Taman Rajo 634 2.965 4.67 Jumlah 10.150 47.465 4.67 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Muaro Jambi Dalam Angka 2015 Tabel 2 menunjukkan bahwa hampir seluruh Kecamatan di Kabupaten Muaro Jambi membudidayakan padi sawah. Namun dari setiap kecamatan menghasilkan produksi padi yang berbeda. Hal ini tentunya dipengaruhi oleh keadaan luas lahan, faktor produksi dan teknik budidaya padi sesuai dengan kondisi lahan pada masing-masing kecamatan. Produksi padi di Kecamatan Sekernan sebesar 5.850 Ton dengan produktivitas 4,62 ton/ha. Kecamatan sekernan memiliki tingkat produktivitas yang paling rendah dibandingkan dengan kecamatan yang lain, oleh karena itu penerapan teknologi sistem tanam jajar legowo perlu ditingkatkan untuk meningkatkan produktivitas. Kecamatan Sekernan memiliki 16 desa yang belum banyak menerapkan sistem tanam jajar legowo pada usahatani mereka yang dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini : Tabel 3. Luas Tanam dan Produksi Padi Sawah di Kecamatan Sekernan Tahun 2016 No Desa Tegel Jajar Legowo Luas Tanam (ha) Produksi (Ton) Luas Tanam (ha) Produksi (Ton)

1 Sengeti 9 2,9 - - 2 Sekernan 117,5 3,7 40 3,8 3 Tunas Baru 60 3,4 25 3,6 4 Berembang 140 3,8 50 4,2 5 Pematang Pulai 72 3,3 40 4 6 Pulau Kayu Aro 100 4,2 25 4,1 7 Bukit Baling - - - - 8 Gerunggung - - - - 9 Suak Putat - - - - 10 Tanjung Lanjut - - - - 11 Rantau Majo 156 3,1 30 3,8 12 Tantan 180 3,1 15 4 13 Kedotan 130 3,3 5 3,8 14 Kerangan - - - - 15 Suko Awin Jaya - - - - 16 Tunas Mudo 67 3,2 10 3,2 Jumlah 1.031,5 34 240 34,5 Sumber : BPP Kecamatan Sekernan 2016 Tabel 3 memperlihatkan di Kecamatan Sekernan memeliki 16 desa, yang mana sebagian besar petani membudidayakan padi rawa lebak dan sebagian kecil menerapkan sistem tanam jajar legowo. Produksi padi pada padi sawah rawa lebak adalah 34 Kw/Ha dan pada padi yang menerapkan sistem tanam jajar legowo adalah 34,5 Kw/Ha. Setiap desa memiliki produksi yang berbeda pada tiap desa. Luas Tanam yang paling luas dalam menerapkan sistem tanam jajar legowo yaitu di Desa Berembang, dengan luas tanam 50 Ha. Selain itu, produksi rata-rata yang tertinggi juga di Desa Berembang yaitu 4,2 Kw/Ha. Dilihat dari luas tanam dan produksi dari sistem tanam jajar legowo di setiap desa yang menerapkannya, maka sangat memungkinkan untuk meningkatkan produksi dengan melakukan perbaikan teknik budidaya padi sawah rawa lebak dengan menerapkan sistem tanam jajar legowo. Sistem jajar legowo yang diterapkan oleh petani adalah sistem jajar legowo tipe 4:1. Penerapan sistem tanam jajar legowo terbukti mampu meningkatkan hasil produksi sebesar 3,6 Ton/Ha dibandingkan dengan sistem tanam tegel

sebesar 3,2 Ton/Ha pada tahun 2015 yang lalu, serta terbukti bermanfaat dalam pemeliharaan tanaman padi yang menjadi lebih mudah dalam hal pemupukan dan penyiangan (BP3K Kecamatan Sekernan, 2016). Penyuluhan pertanian merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa membuat keputusan yang benar ( Van Den Ben,1999). Petani sangat membutuhkan perhatian khusus dari penyuluh pertanian mengenai masalah-masalah petani terutama yang berada diwilayah pedesaan yang ingin meningkatkan produksi padi sawah. Oleh karena itu upaya penyuluh untuk membantu petani dalam meningkatkan produksi yaitu dengan menjadi jembatan informasi teknologi baru yang dibutuhkan oleh petani padi sawah. Petani padi pada umumnya sudah mempunyai banyak pengalaman berusahatani. Tetapi petani biasanya tidak menerima begitu saja ide-ide baru (teknologi baru) pada saat pertama kali mereka mendengar, mereka mungkin hanya mengetahui saja tetapi untuk sampai pada tahapan mereka mau menerima ide baru tersebut diperlukan waktu yang relatif lama. Suatu keputusan untuk mau melakukan perubahan dari yang semula yang hanya mengetahui sampai sadar dan mengubah sikapnya untuk melakukan suatu ide baru tersebut, biasanya juga merupakan suatu urutan kejadian dan pengaruh-pengaruh tertentu berdasarkan perubahan waktu tertentu, dengan kata lain suatu perubahan sikap yang dilakukan petani atau komunikasi adalah merupakan suatu proses yang memerlukan waktu yang berbeda satu sama lainnya. Perbedaan ini disebabkan oleh berbagai hal yang melatarbelakangi petani itu sendiri, misalnya kondisi petani itu sendiri,

lingkungannya, karakteristik teknologi baru yang mereka adopsi (Soekartawi, 2005). Informasi tentang teknologi baru akan disampaikan melalui materi dan media penyuluhan. Materi penyuluhan pada hakekatnya merupakan segala pesan yang ingin dikomunikasikan oleh seorang penyuluh kepada masyarakat sasarannya. Dengan kata lain materi penyuluhan adalah pesan yang ingin disampaikan dalam proses komunikasi pembangunan (Mardikanto, 1991). Sedangkan media adalah alat yang digunakan untuk mempermudah penyampaian informasi teknologi dari penyuluh pertanian kepada petani padi sawah. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan Materi Dan Media Penyuluhan Dengan Penerapan Teknologi Padi Sawah Sistem Tanam Jajar Legowo Di Desa Berembang Kecamatan Sekernan 1.2 Rumusan Masalah Kecamatan sekernan merupakan salah satu sentral produksi padi sawah di Kabupaten Muaro Jambi. Potensi untuk meningkatkan produksi dan produktivitas di daerah ini masih sangat memungkinkan dengan melakukan perbaikan teknik budidaya padi sawah rawa lebak. Upaya untuk meningkatkan produktivitas padi secara berkelanjutan guna mencapai swasembada pangan (beras) adalah dengan adanya teknologi yang mampu meningkatkan efisiensi usahatani tanaman padi. Salah satu alternatif teknologi untuk meningkatkan produktivitas padi sawah rawa lebak adalah dengan sistem jajar legowo.

Cara tanam jajar legowo berpeluang meningkatkan hasil gabah, karena selain populasinya lebih tinggi dibandingkan cara tanam tegel, orientasi penanamannya juga lebih baik dalam pemanfaatan radiasi surya. Namun fakta yang didapat di Desa Berembang Kecamatan Sekernan ialah sistem tanam jajar legowo ini tidak secara langsung diterapkan oleh seluruh petani. Dengan giatnya dilakukan penyuluhan dengan menyampaikan materi dan media penyuluhan kepada petani, maka petani didalam penerapan sistem tanam jajar legowo cenderung ingin lebih tau tentang informasi teknologi pertanian mengenai usahatani padi sawah yang petani dapatkan melalui PPL. Agar penerapan sistem jajar legowo berhasil dengan baik dan diterapkan oleh petani maka dibutuhkan kerjasama antara petani dan PPL yaitu petani sebagai pelaksana sistem jajar legowo dan PPL sebagai pembina dan pembimbing petani. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian dilakukan dengan menggunakan metode kelompok, karena keberhasilan suatu usahatani tidak terlepas dari peran serta PPL. Dengan demikian dapat dipahami bahwa pelaksanaan penyampaian materi dan media penyuluhan erat kaitannya dengan penerapan sistem jajar legowo. Untuk itu permasalahan-permasalahan pokok yang akan diteliti adalah : 1. Bagaimana tingkat penyampaian materi dan media penyuluhan tentang teknologi padi sawah sistem tanam jajar legowo di Desa Berembang Kecamatan Sekernan?

2. Apakah terdapat hubungan materi dan media penyuluhan dengan penerapan teknologi padi sawah sistem tanam jajar legowo di Desa Berembang Kecamatan Sekernan? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui tingkat penyampaian materi dan media penyuluhan tentang teknologi padi sawah sistem tanam jajar legowo di Desa Berembang Kecamatan Sekernan. 2. Untuk mengetahui hubungan materi dan media penyuluhan dengan penerapan teknologi padisawah sistem tanam jajar legowo di Desa Berembang Kecamatan Sekernan. 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi peneliti, merupakan salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Pertanian Universitas Jambi. 2. Bagi pemerintah, instansi, instansi dan masyarakat sasaran yang terkait, diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam penerapan sistem jajar legowo untuk meningkatkan produksi usahatani padi sawah. 3. Bagi peneliti lain dapat dijadikan referensi informasi untuk meneliti lebih lanjut dalam kajian yang sama.

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dari hubungan materi dan media penyuluhan dengan penerapan sistem tanam jajar legowo di daerah penelitian, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Penyampaian materi dan media penyuluhan tergolong tinggi yaitu sebesar 69,23 %. 2. Tidak terdapat hubungan yang nyata antara materi penyuluhan dengan penerapan teknologi padi sawah sistem tanam jajar legowo di Desa Berembang. Terdapat hubungan yang nyata antara media penyuluhan dengan penerapan teknologi padi sawah sistem tanam jajar legowo di Desa Berembang. 5.2 Saran 1. Penerapan sistem tanam jajar legowo di daerah penelitian masih ada yang belum menerapkan, untuk itu perlu dilaksanakan penyuluhan pertanian yang lebih baik lagi agar petani banyak yang mau menerapkan sistem tanam jajar legowo. 2. Di daerah penelitian pemberian materi tentang sistem tanam jajar legowo perlu ditingkatkan lagi agar lebih efektif, sehingga tujuan penyuluhan pertanian untuk menerapkan sistem tanam jajar legowo dapat tercapai.