BAB III METODE PENELITIAN. (educational research and development) yang mengembangkan bahan ajar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

RINGKASAN SKRIPSI. Disusun Oleh: DENI EVIANA

BAB III METODE PENELITIAN. satu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan dan menguji

BAB III METODE PENELITIAN. and Development (R&D). Menurut Sugiyono (2011: 297) Research and

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. LKS (Lembar Kegiatan Siswa) berbasis masalah yang di dalamnya

BAB III METODE PENELITIAN. dipertanggungjawabkan (Nana Syaodih Sukmadinata, 2009: ).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan atau yang biasa lebih dikenal sebagai penelitian R&D (Research and

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek penelitian ini terdiri dari subjek studi lapangan, subjek penelitian, dan subjek

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Sukmadinata (2011)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian dan pengembangan (research and

III.METODE PENGEMBANGAN. A. Metode Pengembangan dan Subjek Pengembangan. Metode pengembangan yang digunakan pada pengembangan ini adalah penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari subjek penelitian studi lapangan, subjek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (Research and Development). Menurut Sugiyono (2012: 297),

III. METODE PENELITIAN. peta pikiran mata pelajaran fisika kelas X pada salah satu sekolah menengah atas

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS pada

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini secara umum merupakan penelitian yang bertujuan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa model

BAB III METODE PENELITIAN. IPA untuk Meningkatkan Practical skills Siswa SMP. desain penelitian pengembangan (Research and Development).

BAB III METODE PENELITIAN

Tim Uji Jumlah Karateristik sampel Proses dan orientasi produk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memenuhi tujuan penelitian, maka penelitian ini didesain dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. LKS ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. materi aritmetika sosial untuk SMP kelas VII dengan model pembelajaran Group

BAB III METODE PENGEMBANGAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan project based learning. Bahan ajar yang dikembangkan berupa RPP

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (Research and Development). Menurut Sugiyono (2011:297)

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan (Research and Development). Menurut Borg and Gall (2003),

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Development). Penelitian ini berjudul Pengembangan LKPD IPA tema

BAB III METODE PENELITIAN. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah Lembar Kegiatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. (Research and Development). Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN A. MODEL PENGEMBANGAN Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan inovasi pembelajaran yang menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dan pengembangan atau disebut juga Research and Development

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Research&Development (R&D)

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN BROSUR SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS SMP KELAS VII DENGAN MATERI KEADAAN ALAM DAN AKTIVITAS PENDUDUK INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini di fokuskan pada pengembangan model pembelajaran dalam

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R&D).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (R & menggunakan model penelitian R & D yaitu melalui 4-D model.

BAB III METODE PENELITIAN. modul IPA ini menggunakan metode Research and Development. (R&D). Penelitian R&D menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2012:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tujuan akhir penelitian ini adalah untuk mengembangkan aplikasi social

III. METODOLOGI PENELITIAN. (research and development). Penelitian dan pengembangan (R & D) adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangankan sebuah media interaktif

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research &

BAB III METODE PENELITIAN. Realistik (PMR) bagi siswa SMP kelas VIII sesuai Kurikulum 2013.

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan R & D (Research and

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan metode Penelitian Pengembangan atau

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan research and

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiyono (2010: 297) menyatakan bahwa R&D adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang terdiri dari lima fase

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. media pembelajaran interaktif berbasis macromedia flash dengan materi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan (research and

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan atau disebut juga Research and Development

III. METODE PENELITIAN. mengembangkan produk pendidikan yang bisa dipertanggungjawabkan.

BAB III METODE PENELITIAN. produk berupa bahan ajar berbasis scientific method untuk meningkatkan. materi Struktur Bumi dan Bencana.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan

B. Model Pengembangan Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and development/r&d) yang mengacu pada model

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan mengembangkan modul IPA bermuatan Nature of

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengembangkan suatu produk (Paidi, 2010: 57). Produk R&D dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan pendidikan (educational research and development) yang mengembangkan bahan ajar pada mata pelajaran IPS di SMP. Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan (Nana Syaodih, 2009: 164). Penelitian pengembangan pendidikan meliputi proses penelitian, pengembangan dan validasi produk. Melalui penelitian pengembangan, peneliti berusaha untuk mengembangkan suatu produk yang efektif untuk digunakan dalam pembelajaran. Produk yang akan dihasilkan dalam penelitian ini berupa LKS berbasis masalah. LKS berbasis masalah diharapkan akan mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Borg dan Gall dalam Emzir (2011: 271) mengemukakan langkahlangkah dalam penelitian dan pengembangan yang bersifat siklus seperti yang terlihat dalam tabel berikut: 49

50 Tabel 2. Langkah-Langkah Penelitian dan Pengembangan Borg dan Gall dalam Emzir (2011: 271) Langkah Utama Borg & Gall Penelitian dan Pengumpulan Informasi (Research and information Collecting) Perencanaan (Planning) Pengembangan bentuk awal produk (Develop Preliminary Form of Product) Uji lapangan dan Revisi Produk (Field Testing and Product Revision) 10 Langkah Borg & Gall 1. Penelitian dan Pengumpulan informasi 2. Perencanaan 3. Pengembangan Bentuk Awal Produk 4. Uji Lapangan Awal 5. Revisi Produk 6. Uji Lapangan Utama 7. Revisi Produk Operasional 8. Uji Lapangan Operasional Revisi Produk Akhir (Final Product Revision) 9. Revisi Produk Akhir Diseminasi dan Implementasi (Dissemination 10. Diseminasi dan Implemetasi and Implementation) Dalam rangka pengembangan produk LKS pada mata pelajaran IPS, model yang digunakan adalah model penelitian dan pengembangan versi Borg dan Gall dalam Emzir (2011: 275). B. Prosedur Pengembangan Prosedur penelitian yang digunakan peneliti dalam pengembangan ini diadaptasi dari langkah-langkah pengembangan yang dikembangkan oleh Bord dan Gall, penerapannya disesuaikan dengan kebutuhan peneliti. Mengingat keterbatasan waktu dan biaya yang dimiliki peneliti, secara garis besar langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang telah dikemukakan sebelumnya, disederhanakan sesuai kebutuhan penelitian. Hal tersebut didasari oleh Borg dan Gall (1981) dalam Emzir (2011: 271) yang menyarankan dalam penelitian tesis dan disertasi penelitian dibatasi dalam skala kecil, termasuk dimungkinkan membatasi langkah penelitian. Prosedur penelitian pengembangan LKS ini dibagi menjadi 4 bagian, yaitu: 1) pengumpulan informasi, 2) perencanaan, 3) pengembangan bentuk

51 awal produk (desain produk), 4) uji lapangan dan revisi produk. Mengambil langkah utama Borg and Gall sampai pada tahap keempat, prosedur pengembangan LKS berbasis masalah meliputi: 1. Pengumpulan informasi Tahap pengumpulan informasi dilakukan untuk menentukan kebutuhan dalam pembelajaran yang akan berlangsung. Hal-hal yang diperhatikan dalam menentukan kebutuhan pembelajaran, antara lain kesesuaian kebutuhan pembelajaran dengan kurikulum yang berlaku, dan tahap perkembangan siswa. Langkah yang dilakukan dalam tahap ini adalah studi pustaka dan studi lapangan. a. Studi pustaka dilakukan dengan mengumpulkan teori-teori yang berkaitan dengan LKS berbasis masalah. Tahap ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran umum mengenai bahan ajar yang akan dikembangkan. Berdasarkan studi pustaka akan diketahui karakteristik bahan ajar berupa LKS berbasis masalah. b. Studi lapangan Pada tahap ini peneliti melakukan beberapa analisis, yaitu analisis kurikulum, analisis siswa, dan analisis materi. 1) Peneliti mengkaji LKS yang sudah ada di sekolah. Berdasarkan langkah ini diperoleh informasi bahwa LKS yang sudah digunakan untuk bahan ajar kelas VII di sekolah menengah pertama belum mengeksplorasi pengetahuan siswa serta belum melatih untuk memecahkan masalah.

52 2) Peneliti mengkaji kurikulum yang berlaku pada saat ini. Berdasarkan kurikulum tersebut dilihat kompetensi yang akan dicapai. Pembelajaran IPS di SMP saat ini mengacu pada Kurikulum 2013 dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang telah ditentukan. 3) Analisis siswa dilakukan dengan mempertimbangkan ciri, kemampuan,dan pengalaman siswa, baik sebagai kelompok atau sebagai individu. 4) Analisis materi bertujuan untuk menentukan isi materi dalam LKS berbasis masalah. 2. Perencanaan Pada tahap ini peneliti mengkaji bahan yang akan disusun dalam LKS, langkah yang dilakukan meliputi: menganalisis kompetensi inti dan kompetensi dasar; analisis materi pembelajaran; menyusun peta kebutuhan; menentukan judul LKS, dan membuat kisi-kisi penilaian produk. 3. Pengembangan bentuk awal produk (desain produk) Pada tahap ini dilakukan tahap perancangan perangkat LKS berbasis masalah yang terbagi menjadi dua langkah, yaitu: a. Mengumpulkan referensi materi mengenai interaksi manusia dengan lingkungan selanjutnya peneliti membuat pemetaan materi. b. Perancangan perangkat LKS berbasis masalah untuk bahan ajar IPS. 1) Pemilihan format LKS

53 Pemilihan format LKS disesuaikan dengan format kriteria model yang diadaptasi dari beberapa ahli yaitu: Abdul Majid (2006: 174), Martiyono (2012: 136), dan Trianto (2010: 112). 2) Desain awal LKS Pada tahap ini dilakukan desain dan sistematikalks yang meliputi: a) Judul menggambarkan materi yang akan dituangkan dalam LKS berbasis masalah. b) Terdapat Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang akan dicapai siswa setelah memanfaatkan LKS berbasis masalah. c) Terdapat indikator dan tujuan pembelajaran dalam LKS berbasis masalah. d) Terdapat petunjuk penggunaan untuk mempermudah siswa maupun guru dalam memanfaatkan LKS berbasis masalah sebagai bahan ajar IPS. e) Terdapat 4 lembar kegiatan dalam LKS berbasis masalah. f) Setiap lembar kegiatan memuat penugasanyang dirangkum dalam kinerja ilmiah. g) Kinerja ilmiah tersebut merupakan kegiatan saintifik dalam kurikulum 2013. LKS berbasis masalah menyajikan kegiatan tersebut dengan istilah ATEAK yang merupakan kependekan dari, A (amati), T (tanya), E (eksplor), A (asosiasi), dan K (komunikasi).

54 h) Setiap lembar kegiatan akan dilengkapi informasi pendukung berupa materi yang dapat membantu siswa untuk menyelesaikan kegiatan mereka. i) Materi pembelajaran IPS tidak disajikan secara keseluruhan, dalam LKS berbasis masalah materi hanya singkat bersifat stimulus yang dirangkum dalam social info sebagai informasi tambahan. j) Terdapat latihan soal di dalam LKS berbasis masalah. 4. Uji lapangan dan revisi produk akhir Pada tahap ini produk hasil pengembangan awal divalidasi, meliputi: 1) Tahap validasi dilakukan oleh ahli materi dan ahli media; 2) Analisis I; 3) Revisi tahap I; 4) Tahap validasi dilakukan oleh guru IPS SMP sebagai user; 5) Analisis Studi 2, Pustaka 6) Revisi tahap Studi 2; Lapangan 7) Uji coba 1. Pengumpulan Informasi (Analisis Kurikulum, Siswa, Materi) keterbacaan produk pada siswa kelas VII SMP; dan 8) Penyempurnaan 2. Perencanaan Analisis KI-KD Analisis Pembelajaran Menyusun peta kebutuhan Menentukan Produk Akhir. Secara ringkas prosedur Judul LKS pengembangan Menyususn Kisi-kisi dapat Penilaian dilihat Produk pada 3. bagan Pengembangan berikut Produk ini: Awal Pemilihan Format LKS Desain Awal LKS 4. Uji lapangan dan revisi produk akhir Validasi Ahli Media dan Ahli Materi Analisis I Revisi I Validasi Guru IPS Analisis II Revisi II Uji Coba Produk pada Siswa Revisi Produk Akhir Produk Bahan Ajar Cetak berupa LKS Berbasis Masalah dalam Pembelajaran IPS di SMP Gambar 2. Bagan Prosedur Pengembangan LKS Berbasis Masalah di SMP adaptasi dariborg and Gall dalam Emzir (2011: 271)

55 C. Definisi Operasional 1. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah mata pelajaran yang merupakan integrasi dari ilmu-ilmu sosial yang dibutuhkan oleh siswa untuk berpartisipasi dalam lingkungan sosialnya serta mampu memecahkan masalah dengan pendekatan interdisipliner. 2. Bahan Ajar adalah segala sarana atau alat pembelajaran baik tertulis maupun tidak tertulis yang mengandung substansi kemampuan tertentu untuk dicapai oleh siswa serta mampu mendukung pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa. 3. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) adalah bahan ajar cetak yang berfungsi untuk memandu siswa dalam mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. LKS harus merangkum kegiatan-kegiatan yang mampu membimbing siswa mencapai tujuan pembelajaran. 4. Pembelajaran berbasis masalah atau Pendekatan Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang didasarkan pada sebuah masalah untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam berfikir kritis dan memecahkan masalah. D. Uji Coba Produk 1. Desain Ujicoba Ujicoba produk dilakukan untuk mengetahui kelayakan bahan ajar cetak yang dihasilkan agar dapat digunakan dalam pembelajaran. Proses Ujicoba produk itu sendiri, meliputi: 1) Validasi ahli materi, 2) Validasi ahli media, 3) Analisis I, 4) Revisi tahap I, 5) Validasi Guru IPS SMP, 6) Analisis

56 II, 7) Revisi tahap II, 8) Ujicoba lapangan, 9) Analisis tahap III, 10) Revisi produk akhir, 11) Produk Akhir LKS berbasis masalah. 2. Subjek Ujicoba Setelah LKS berbasis masalah mendapatkan vaidasi dari ahli materi, ahli media, dan guru IPS maka produk akan segera diujicobakan. Subjek ujicoba adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Wonosari. 3. Waktu Uji coba Setelah produk mendapat validasi dari ahli materi dan ahli media di Universitas Negeri Yogyakarta, dan validasi dari guru IPS yang di lakukan pada bulan Februari 2014. Kemudian dilanjutkan uji coba lapangan pada siswa yang dilakukan bulan Maret 2014. E. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah metode kuesioner (angket). Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012: 199). Metode ini digunakan untuk memperoleh data-data yang lebih lengkap tentang validasi ahli materi, ahli media, dan guru IPS, serta pendapat dan pengalaman siswa selama menggunakan LKS berbasis masalah dalam proses pembelajaran IPS.

57 F. Metode Pengumpulan Data 1. Penggunaan LKS berbasis masalah pada proses pembelajaran IPS LKS berbasis masalah digunakan dalam proses pembelajaran IPS di kelas. Setiap siswa menerima LKS berbasis masalah tersebut untuk digunakan sebagai bahan ajar. 2. Memberikan Kuesioner (angket) Setelah LKS berbasis masalah digunakan, selanjutnya siswa diberikan alat pengukur (instrumen) berupa kuesioner. Instrumen penelitian yang berupa kuesioner disusun dan dikembangkan sendiri berdasarkan uraian ahli yang ada pada kajian teori. Lembar angket penilaian LKS ditujukan untuk ahli materi, ahli media, guru IPS SMP dan siswa. Aspek yang akan diukur adalah sebagai berikut: Tabel 3. Kisi-kisi Lembar Validasi Ahli Materi terhadap LKS Berbasis Masalah No. Aspek Indikator No. Item 1. Kesesuaian Tujuan a. Kesesuaian materi dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar b. Kejelasan indikator dan tujuan pembelajaran Jml 1-4 4 2. Kelayakan Isi 3. Kelengkapan materi 4. Kelengkapan Evaluasi atau tes a. LKS disajikan dengan penyajian masalah b. LKS mendorong siswa belajar mandiri a. Kedalaman materi yang disajikan dalam informasi pendukung b. Keluasan materi yang disajikan dalam informasi pendukung a. Penilaian pengetahuan b. Penilaian sikap c. Penilaian keterampilan 5-14 10 15-21 7 22-25 4

58 Tabel 4. Kisi-kisi Lembar Validasi Ahli Media terhadap LKS Berbasis Masalah No. Aspek Indikator No. Item 1. Komponen LKS berbasis masalah 2. Kesesuaian Kegiatan 3. Kejelasan Petunjuk Penggunaan 4. Kelayakan Bahasa 5. Kejelasan Teks 6. Kualitas Layout 7. Anatomi LKS 8. Kualitas Gambar 9. Kesesuian LKS dengan pendekatan PBL (Problem Based Learning) LKS memuat petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, latihan-latihan, petunjuk kerja, dan evaluasi 1-6 6 a. Penyajian kegiatan sesuai dengan siswa. b. LKS menyajikan kegiatan yang mampu memberikan pengalaman belajar pada siswa. 7-12 6 Kejelasan petunjuk penggunaan LKS 13 1 a. Bahasa yang digunakan sesuai dengan siswa b. Ketepatan penggunaan bahasa 14-19 6 Keterbacaan teks atau tulisan LKS 20-21 2 Desain dan tata letak (layout) menarik 22-26 5 a. Desain dan unsur tata letak pada sampul depan LKS terlihat harmonis b. Desain dan unsur tata letak pada sampul belakang LKS terlihat harmonis c. Pengaturan unsur tata letak pada sampul muka dan belakang, secara harmonis memiliki irama dan kesatuan secara konsisten d. Menggambarkan isi/materi ajar a. Kesesuaian gambar dengan materi b. Gambar mendukung proses pembelajaran a. LKS menyajikan permasalahan yang autentik b. LKS mendorong siswa memecahkan masalah dengan pendekatan interdisipliner c. LKS mendorong siswa untuk mencari solusi nyata suatu masalah d. LKS memuat kegiatan yang menghasikan produk hasil investigasi e. LKS mengembangkan keterampilan sosial siswa melalui kerja kelompok Jml 27-30 4 31-35 5 36-40 5

59 Tabel 5. Kisi-kisi Validasi Guru IPS SMP terhadap LKS Berbasis Masalah No. Aspek Indikator No. 1. Kesesuaian Tujuan 2. Kelayakan Isi 3. Kelengkapan materi 4. Kelengkapan Evaluasi 5. Komponen LKS berbasis masalah 6. Kesesuaian Kegiatan 7. Kejelasan Petunjuk 8. Kelayakan Bahasa dan kalimat 9. Kejelasan Teks 10. Kualitas Layout 11. Kesesuian LKS dengan pendekatan PBL (Problem Based Learning) a. Kesesuaian materi dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar b. Kejelasan indikator dan tujuan pembelajaran a. LKS disajikan dengan penyajian masalah b. LKS mendorong siswa belajar mandiri a. Kedalaman materi yang disajikan dalam informasi pendukung b. Keluasan materi yang disajikan dalam informasi pendukung a. Penilaian pengetahuan b. Penilaian sikap c. Penilaian keterampilan LKS memuat petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, latihan-latihan, petunjuk kerja, evaluasi Jml Item 1-3 3 4-12 9 13-18 6 19-22 4 23-28 6 a. LKS menyajikan kegiatan yang mampu memberikan pengalaman belajar pada siswa b. Penyajian kegiatan sesuai dengan siswa 29-34 6 Kejelasan petunjuk penggunaan LKS 35 1 a. Bahasa yang digunakan sesuai dengan siswa b. Ketepatan penggunaan bahasa 36-40 5 Keterbacaan teks atau tulisan LKS 41-42 2 Desain dan tata letak (layout) menarik 43-45 3 a. LKS menyajikan permasalahan yang autentik b. LKS mendorong siswa memecahkan masalah dengan pendekatan interdisipliner c. LKS mendorong siswa untuk melakukan investigasi autentik d. LKS memuat kegiatan yang menghasikan produk e. LKS mengembangkan keterampilan sosial siswa melalui kerja kelompok 46-50 5

60 Tabel 6.Kisi-kisi Uji Coba LapanganSiswa terhadap LKS Berbasis Masalah No. Aspek Indikator No. Jml Item 1. Kelayakan Isi a. LKS disajikan dengan penyajian masalah b. LKS mendorong siswa belajar mandiri 1-8 8 2. Kelengkapan materi 3. Kesesuaian Kegiatan 4. Kejelasan Petunjuk 5. Kelayakan Bahasa dan kalimat 6. Kejelasan Teks 7. Kualitas Layout 8. Kualitas Gambar a. Kedalaman materi yang disajikan dalam informasi pendukung b. Keluasan materi yang disajikan dalam informasi pendukung a. LKS menyajikan kegiatan yang mampu memberikan pengalaman belajar pada siswa b. Penyajian kegiatan sesuai dengan siswa 9-12 4 13-15 Kejelasan petunjuk penggunaan LKS 16 1 a. Ketepatan penggunaan bahasa dan kalimat b. Bahasa dan kalimat yang digunakan sesuai dengan siswa 17-18 2 Keterbacaan teks atau tulisan LKS 19-20 2 Desain dan tata letak (layout) menarik 21-23 3 a. Kesesuaian gambar dengan materi b. Gambar mendukung proses pembelajaran 3 24-25 2 G. Teknik Analisis Data Data yang telah terkumpul akan dianalisis untuk mengetahui kualitas produk pengembangan yang dihasilkan. Data-data tentang produk yang dikembangkan, yakni aspek materi dalam bahan ajar dan tampilan produk bahan ajar yang akan digunakan untuk merevisi produk. Pengumpulan data dilakukan dengan cara memberi angket kepada ahli media, ahli materi, guru IPS SMP, dan siswa. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis secara deskriptif, dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Pengumpulan data kasar yang diperoleh dari validasi ahli materi, ahli media, dan guru, serta uji coba lapangan pada siswa.

61 2. Tabulasi semua data yang diperoleh dari penilaian menggunakan skala likert. Skala likert dikembangkan oleh Rensis Likert (1932) yang sering digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi dari responden terhadap suatu objek (Husaini Usman dan Purnomo, 2004:69). Pada tahap ini penilaian data dalam bentuk kualitatif menjadi kuantitatif. Tabel 7. Skala Likert Skor Nilai 1 Sangat Kurang 2 Kurang 3 Cukup 4 Baik 5 Sangat Baik 3. Menghitung skor total rata-rata dari setiap komponen menggunakan rumus: JJJJJJJJJJh ssssssss yyyyyyyy dddddddddddddd tttttttt aaaaaaaaaa XXXX = jjjjjjjjjjh aaaaaaaaaa yyyyyyyy dddddddddddddd 4. Mengubah skor rata-rata menjadi nilai dengan kategori Kualitas hasil pengembangan LKS IPS berbasis masalah dari data yang mula-mula berupa skor, diubah menjadi data kualitatif (data interval) dengan skala likert. Adapun acuan pengubah skor tersebut menurut Eko P. Widoyoko (2009:238) adalah sebagai berikut : Tabel 8. Klasifikasi Penilaian Ideal untuk Tiap Komponen Rumus Rerata Skor Kategori XX > XX + 1,8 ssssss > 4,2 Sangat Baik XX + 0,6 ssssss < XX XX ii + 1,8 ssssss > 3,4 4,2 Baik XX 0,6 ssssss < XX XX ii + 0,6 ssssss > 2,6 3,4 Cukup XX 1,8 ssssss < XX XX ii 0,6 ssssss > 1,8 2,6 Kurang XX XX ii 1,8 ssssss 1,8 Sangat Kurang

62 Keterangan XX ii (Rerata Ideal) = 1 2 (skor maksimum ideal + skor minimum ideal). ssssss (simpangan baku ideal) = 1 (skor maksimum ideal - skor minimum 6 ideal). XX = skor empiris. Dalam penelitian ini nilai kelayakan ditentukan dengan nilai minimum B dengan kategori Baik. Jadi jika hasil penilaian oleh ahli/ pakar, guru, dan siswa reratanya memberikan hasil akhir B, maka produk pengembangan modul layak digunakan.