BAB I PENDAHULUAN. tambahan (Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, 2009). Masalah utama. yang menjadi semakin tinggi tiap tahunnya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. baik orang dewasa, remaja, bahkan anak anak. Peningkatan konsumsi rokok

BAB I PENDAHULUAN. pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring,

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat menyebabkan kematian baik bagi perokok dan orang yang ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

BAB I PENDAHULUAN. koroner, stroke, kanker, penyakit paru kronik dan diabetes militus yang

BAB 1: PENDAHULUAN. ketergantungan) dan tar yang bersifat karsinogenik. (1)

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) pada tahun 2011 jumlah perokok laki-laki di

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. namun juga dapat menimbulkan kematian (Kementrian Kesehatan. Republik Indonesia, 2011). World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. Merokok sudah menjadi masalah kompleks yang menyangkut aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica, dan spesies lainnya atau sintesis

BAB I PENDAHULUAN. dihirup asapnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica

BAB 1 : PENDAHULUAN. membuktikan secara tuntas bahwa konsumsi rokok dan paparan terhadap asap rokok berbahaya

BAB I PENDAHULUAN. semua orang tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat merokok. Rokok mengandung

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. kalangan masyarakat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Global Adults Tobacco Survey (GATS) Indonesia, Indonesia merupakan

I. PENDAHULUAN. diantaranya penyakit pada sistem kardiovaskular, penyakit pada sistem

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SLTP DI KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2008

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe, kendaraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan politik (Depkes, 2006). Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila

BAB I PENDAHULUAN. impotensi, emfisema, dan gangguan kehamilan (Pergub DIY, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dihembuskan kembali sehingga mengeluarkan asap putih keabu-abuan. Perilaku merokok

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan salah suatu kebiasaan penduduk Indonesia. Kebiasaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Rokok sudah dikenal manusia sejak tahun sebelum Masehi. Sejak

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal. Hal ini ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini telah dikenal lebih dari 25 penyakit berbahaya disebabkan oleh rokok.

BAB I PENDAHULUAN. Merokok dapat mengganggu kesehatan bagi tubuh, karena banyak. sudah tercantum dalam bungkus rokok. Merokok juga yang menyebabkan

BAB V PENUTUP. maka sampailah pada kesimpulan sebagai berikut : 1. Adapun manfaat dari segi medis adalah merokok mengurangi resiko

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya terjadi di negara-negara berkembang. Sekitar 5 juta orang mati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan. Kandungan rokok adalah zat-zat kimiawi beracun seperti mikrobiologikal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN dan pada abad 21 ini, akan ada 1 miliar orang meninggal akibat. penyakit disebabkan rokok (Evy, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meskipun terdapat larangan untuk merokok di tempat umum, namun perokok

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rokok sudah menjadi suatu barang konsumsi yang sudah familiar kita

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Global Adult Tobacco survey (GATS) pada tahun 2011 menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, Indonesia menghadapi tantangan dalam meyelesaikan UKDW

WALIKOTA BANDA ACEH PROVINSI ACEH QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (PTM), yang merupakan penyakit akibat gaya hidup serta

Bab 1 PENDAHULUAN. Rokok adalah salah satu permasalahan kesehatan terbesar yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. perokok mengalami peningkatan dari tahun ketahunnya (Sari, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran pengetahuan..., Rowella Octaviani, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dari setiap negara. Salah satu indikatornya adalah meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 42 TAHUN 2009 TENTANG KAWASAN DILARANG MEROKOK

I. PENDAHULUAN. Rokok merupakan salah satu produk yang cukup unik (terutama cara

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG KAWASAN TANPA ASAP ROKOK

dalam terbitan Kementerian Kesehatan RI 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku merokok dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, sangat

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang di akibatkan karena merokok berakhir dengan kematian. World

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan silent disease yang menjadi

[PP NO.19/2003 (PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN)] December 22, 2013

BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. tahun itu terus meningkat, baik itu pada laki-laki maupun perempuan. Menurut The

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di negara-negara besar di dunia walaupun hal tersebut sudah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. karena membunuh 6 juta orang setiap tahunnya (1). Sekitar 21% dari populasi dunia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah i

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di negara-negara berkembang. Direktorat Pengawasan Narkotika,

BAB 1 PENDAHULUAN. 600 ribu kematian dikarenakaan terpapar asap yang ditimbulkan. Hampir 80%

tinggi tingkat kesehatan, maka kesegaran jasmani akan semakin baik pula. Berdasarkan Undang- Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 yang memuat

BAB 1 : PENDAHULUAN. kualitas hidup manusia dan kesejahteraan masyarakat. (1)

BAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan anak sekolah mulai dari SMA, SMP dan bahkan sebagian anak SD sudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kemungkinan sebelas kali mengidap penyakit paru-paru yang akan menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. nikotin akan mencapai otak (Soetjiningsih, 2010). tahun adalah populasi laki-laki, sedangkan 12% adalah populasi wanita

BAB I PENDAHULUAN. Bahaya merokok terhadap remaja yang utama adalah terhadap fisiknya.

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan berbagai macam penyakit kanker dan penyakit kronis. Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari orang terlibat di dalam tindakan membuat keputusan atau decision

BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan yang semakin meningkat dari waktu ke waktu (Kemenkes RI,

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku merokok tampaknya telah menjadi kebiasaan banyak. seperti Indonesia bermunculan rokok-rokok terbaru yang setiap produk

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gangguan kesehatan. Beberapa masyarakat sudah mengetahui mengenai bahaya

I. PENDAHULUAN. adalah perokok pasif. Bila tidak ditindaklanjuti, angka mortalitas dan morbiditas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Merokok merupakan kebiasaan yang biasa ditemukan di masyarakat

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BUPATI TABANAN BUPATI TABANAN PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi mulai dari usia remaja hingga orang tua baik laki-laki maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH IKLAN MEDIA LUAR RUANG TERHADAP PERILAKU MEROKOK SISWA DI SMA NEGERI 2 MEDAN TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia yang sebenarnya bisa dicegah. Sepanjang abad ke-20, telah terdapat 100

PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DAN DUKUNGAN PENERAPANNYA DI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. tidak menular salah satunya adalah kebiasaan mengkonsumsi tembakau yaitu. dan adanya kecenderungan meningkat penggunaanya.

BAB I PENDAHULUAN. 2,7% pada wanita atau 34,8% penduduk (sekitar 59,9 juta orang). 2 Hasil Riset

BAB I PENDAHULUAN. Rokok merupakan benda kecil yang paling banyak digemari dan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka, apa yang mereka pikirkan tentang

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT,

BAB 1 : PENDAHULUAN. kandung kemih, pankreas atau ginjal. Unsur-unsur yang terdapat didalam rokok

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Merokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia sudah dianggap

BAB I PENDAHULUAN. sering ditulis di surat-surat kabar, majalah dan media masa lain yang

BAB I PENDAHULUAN. Fawzani dan Triratnawati (2005), masalah rokok juga menjadi persoalan

LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. pandang, gaya hidup dan budaya suatu masyarakat, bahkan perseorangan.

BAB I PENDAHULUAN. (main stream smoke) dan asap samping (side stream smoke). Asap utama

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi rokok meningkat secara pesat dari tahun ke tahun, Indonesia

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Merokok merupakan suatu masalah di dalam masyarakat yang dapat menimbulkan banyak kerugian baik dari segi sosial ekonomi maupun kesehatan bahkan kematian (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2011). Rokok merupakan hasil dari olahan tembakau yang terbungkus, termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tobacum, Nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin, tar, dan zat adiktif dengan atau tanpa bahan tambahan (Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, 2009). Masalah utama yang ditimbulkan rokok adalah adanya peningkatan prevalensi perokok yang menjadi semakin tinggi tiap tahunnya. Berdasarkan prevalensi, jumlah perokok di dunia mencapai lebih dari 1 miliar orang terdiri dari 800 juta pria dan 200 juta perempuan (Ericksen, 2012). Sebanyak 4,8% dari 1,3 miliar perokok dunia ada di Indonesia. Sehingga Indonesia menduduki urutan ke-3 jumlah perokok terbesar dunia setelah India dan Cina, sedangkan menurut Global Adult Tobacco Survey (GATS, 2015) laki laki Indonesia menduduki rangking pertama di dunia dengan prevalensi 67%, diikuti Rusia dengan 61%. Perilaku merokok penduduk Indonesia yang berusia 15 tahun ke atas masih belum terjadi penurunan sejak 2007, bahkan terjadi peningkatan dari 34,2% menjadi 36,3%, dan sebanyak 64,9% di antaranya adalah laki-laki dan 2,1% 1

2 perempuan (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2013). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 menyebutkan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki persentasi perokok aktif dengan usia penduduk di atas 10 tahun sebesar 21,2%. Rokok telah membunuh setengah dari penggunanya, hampir 6 juta orang per tahun, di antaranya 5 juta orang perokok dan mantan perokok serta 600.000 orang perokok yang terpapar asap rokok (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2012). Umumnya perokok aktif maupun pasif tidak menyadari bahwa di dalam sebatang rokok terdapat ribuan senyawa kimia, yang 43 di antaranya merupakan zat karsinogenik (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2012). Tembakau yang merupakan bahan dasar dari rokok memiliki 4000 elemen-elemen dan setidaknya 200 di antaranya berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada tembakau adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida (Ericsen, 2012). Oleh karena kandungan kandungan tersebut merokok dapat menyebabkan berbagai efek jangka pendek seperti sesak nafas maupun jangka panjang seperti kanker paru paru (Lampaha & Nurjanah, 2014). Al-qur an juga menjelaskan tentang bahaya merokok, di dalam surat Al-Baqarah (2:195) yang Artinya : Dan belanjakanlah (apa yang ada pada kamu) karena (menegakan) agama Allah, dan janganlah kamu sengaja mencampakkan diri kamu ke dalam bahaya kebinasaan (dengan bersikap bakhil) dan baikilah (dengan sebaik-baiknya segala usaha dan) perbuatan kamu karena sesungguhnya Allah mengasihi orang-orang yang berusaha memperbaiki amalannya.

3 Dari surah Al-Baqarah (2:195) dapat disimpulkan bahwa orang yang merokok menyalahgunakan uang yang dimiliki untuk suatu hal yang memberikan dampak buruk yang dapat menyebabkan berbagai penyakit bahkan kematian pada dirinya sendiri dan seharusnya uang tersebut dapat digunakan untuk hal yang lebih baik. Rokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, gangguan kehamilan dan janin. Pesan ini tertera dalam setiap bungkus rokok yang ada di Indonesia. Setiap perokok, sebelum mengambil dari bungkus rokok dan menghisapnya akan membaca tulisan tersebut (Widati, 2013). Selain menyebabkan penyakit, rokok juga menjadi penyebab kematian terbesar di dunia, penyebab kematian para perokok yang paling sering dijumpai adalah kanker, penyakit jantung, paru-paru, dan stroke (Ericsen, 2012). Melihat dari efek efeknya yang begitu banyak terhadap kesehatan, tidak mengherankan jika 70% perokok ingin berhenti merokok (Williams, Herzogb, & Simmonsc, 2011). Berhenti merokok dipengaruhi oleh niat dan motivasi. Motivasi adalah suatu proses psikologis yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang (Ayu, 2014). Faktor faktor yang mempengaruhi motivasi untuk berhenti merokok ada dua yaitu faktor intrinsik meliputi usia, pengetahuan, nilai dan persepsi, pengalaman, sedangkan faktor ekstrinsik meliputi lingkungan, orang terdekat (keluarga), ekonomi (Marquis dan Huston, 2000 dalam Barus, 2012).

4 Dari hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada November 2015 peneliti telah mendapatkan data bahwa masih banyak mahasiswa yang merokok di lingkungan Fakultas Teknik Mesin angkatan 2015, meskipun di depan pintu masuk Universitas Muhammadiyah Yogyakarta terdapat tulisan kawasan bebas asap rokok pada kenyataannya masih banyak dari mahasiswa yang mengkonsumsi rokok. Selain itu Peraturan Pemerintahan, Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui Majelis Tarjih dan Tajdid, mengeluarkan fatwa bahwa merokok hukumnya haram, karena rokok lebih banyak mudaratnya daripada keuntungannya (Ilyas. 2010). Berdasarkan uraian diatas maka kita perlu mengetahui faktor-faktor yang memotivasi mahasiswa untuk berhenti merokok, agar baik institusi terkait maupun mahasiswa dapat merencanakan apa yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah merokok. Dari hasil studi pendahuluan, peneliti mendapatkan 107 perokok aktif dari 210 siswa di Program Studi Teknik Mesin Angkatan 2015. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Berhenti Merokok Pada Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Angkatan 2015 dikarenakan masih banyaknya perilaku merokok di kalangan mahasiswa teknik mesin.

5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas maka rumusan penelitian dalam penelitian ini adalah Faktor manakah yang paling dominan mempengaruhi motivasi berhenti merokok pada mahasiswa Program Studi Teknik Mesin Angkatan 2015 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi motivasi berhenti merokok mahasiswa Teknik Mesin UMY angkatan 2015 dalam bentuk frekuensi dan persentasi. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui faktor yang paling dominan memotivasi mahasiswa Teknik Mesin UMY berhenti merokok. b. Mengetahui hubungan antara usia, masalah kesehatan, self control, pengetahuan, immediate respond dan pengaruh sosial dan lingkungan terhadap motivasi berhenti merokok mahasiswa teknik mesin UMY angkatan 2015. c. Mengetahui nilai probabilitas faktor usia, masalah kesehatan, self control, pengetahuan, immediate respond dan pengaruh sosial dan lingkungan dalam mempengaruhi motivasi berhenti merokok mahasiswa teknik mesin UMY angkatan 2015.

6 D. Manfaat Penelitian 1. Untuk peneliti. Dengan penelitian ini diharapkan peneliti dapat menambah, memperluas dan mengembangkan pengetahuan khususnya faktor faktor yang memotivasi untuk berhenti merokok. 2. Untuk instansi terkait Dengan penelitian ini diharapkan instansi terkait dapat mengetahui faktor faktor yang memotivasi mahasiswa untuk berhenti merokok. Sehingga instansi terkait dapat mengatasi masalah perokok di lingkungannya. 3. Untuk Mahasiswa Dengan penelitian ini diharapkan mahasiswa dapat termotivasi untuk meninggalkan kebiasaan merokok baik di kampus maupun di luar kampus. E. Keaslian Penelitian 1. Ayu Z.W.2014. Tingkat Ketergantungan Merokok dan Motivasi Berhenti Merokok pada Pegawai FKG USU dan Supir Angkot di- Medan. Penelitian ini berlokasi di Medan dan bersifat deskriptif. Hasil yang di dapatkan dalam penelitian ini yaitu Pada perokok perubahan kondisi rongga mulut yang paling banyak ditemukan adalah stain gigi (89,6%) dan melanosis perokok (88%). Kategori tingkat ketergantungan merokok pada pegawai adalah sedang (50%) sampai rendah (44,1%), sedangkan pada supir angkot berada pada kategori

7 sedang (72,5%) sampai tinggi (15,4%). Kategori tingkat motivasi berhenti merokok pada pegawai berada pada kategori tinggi (44,1%) sampai sedang (44,1%), sebaliknya pada supir angkot berada pada kategori sedang (62,6%) sampai rendah (23,1%). Faktor yang mempengaruhi motivasi perokok untuk berhenti merokok adalah harga rokok (95%), dorongan keluarga (85%), kesehatan umum (74,2%). Nasehat dokter gigi hanya mempengaruhi sebanyak 13,3%. Pada mantan perokok faktor yang mempengaruhi berhenti merokok adalah kesehatan umum (80%) dan keimanana (20%). Persamaan penelitian yaitu pada faktor faktor yang mempengaruhi motivasi berhenti merokok, sifat penelitian yaitu deskriptif. Perbedaan pada penelitian yang pertama terdapat pada tempat penelitian berada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Yang kedua yaitu waktu pada tahun 2014 dan 2015. Yang ketiga adalah sampel yang digunakan, peneliti menggunakan sampel mahasiswa Program Studi Teknik Mesin Angkatan 2015 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 2. Rosemary, R. Antara Motivasi dan Tantangan Berhenti Merokok (Studi kasus mahasiswa Banda Aceh). Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan berlokasi di Banda Aceh. Hasil yang didapatkan dalam studi ini adalah banyak remaja berhenti merokok akibat efek buruk kesehatan yang akan di derita jika masih merokok, yang kedua adalah dari segi ekonomi yaitu mahalnya harga rokok, sehingga remaja memilih untuk berhenti merokok. Perbedaan penelitian yang

8 dilakukan oleh peneliti dengan peneliti sebelumnya yaitu penelitian sebelumnya adalah penelitian kualitatif sedangkan peneliti menggunakan metode kuantitatif, kemudian lokasi penelitian yang digunakan, peneliti sebelumnya berada di Banda Aceh sedangkan peneliti di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Perbedaan selanjutnya ada di instrumen yang digunakan, peneliti sebelumnya menggunakan FGD sebagai istrumen sedangkan peneliti menggunakan kuesioner sebagai instrumen, perbedaan selanjutnya terletak pada waktu yaitu tahun 2009 dan 2016. Persamaan dari kedua penelitian adalah pada sampel yaitu pada remaja, kemudian kedua penelitian meneliti motivasi berhenti merokok.