HASIL DAN PEMBAHASAN. optimum bagi pertumbuhan kambing yang baik adalah OC.

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambaran Umum PT Widodo Makmur Perkasa Propinsi Lampung

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. kebutuhan susu nasional mengalami peningkatan setiap tahunnya.

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Dalam usaha meningkatkan penyediaan protein hewani dan untuk

BAB I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi dari tahun ke tahun terus meningkat seiring dengan

I. PENDAHULUAN. tentang pentingnya protein hewani untuk kesehatan tubuh berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. kebutuhan sehingga sebagian masih harus diimpor (Suryana, 2009). Pemenuhan

PENGANTAR. Latar Belakang. khususnya masyarakat pedesaan. Kambing mampu berkembang dan bertahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang dengan kambing Ettawa. Kambing Jawarandu merupakan hasil

KEADAAN UMUM LOKASI Peternakan Kambing Perah Cordero

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dibagikan. Menurut Alim dan Nurlina ( 2011) penerimaan peternak terhadap

I PENDAHULUAN. pedesaan salah satunya usaha ternak sapi potong. Sebagian besar sapi potong

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi PO adalah sapi persilangan antara sapi Ongole (Bos-indicus) dengan sapi

PENDAHULUAN. potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan

PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi oleh pekerjaan utamanya.

I. PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan salah satu penghasil protein hewani, yang dalam

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :......

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan teknologi yang diikuti dengan kemajuan ilmu

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur

DUKUNGAN TEKNOLOGI PENYEDIAAN PRODUK PANGAN PETERNAKAN BERMUTU, AMAN DAN HALAL

HASIL DAN PEMBAHASAN. dan pengembangan perbibitan ternak domba di Jawa Barat. Eksistensi UPTD

HASIL DAN PEMBAHASAN. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 113 Tahun 2009 tentang Ornagisasi dan

Penampilan Reproduksi Kambing Cross Boer (Jawarandu - Boer)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Performans Bobot Lahir dan Bobot Sapih

TERNAK KAMBING 1. PENDAHULUAN 2. BIBIT

I. PENDAHULUAN. penting di berbagai agri-ekosistem. Hal ini dikarenakan kambing memiliki

I. PENDAHULUAN. Ternak kambing merupakan salah satu ternak ruminansia penghasil protein

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Usaha diversifikasi pangan dengan memanfaatkan daging kambing

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Pendataan dan Identifikasi Domba Penelitian

MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PRODUKTIVITAS KAMBING KACANG DI KABUPATEN KARANGANYAR JAWA TENGAH SKRIPSI. Oleh : BTARA PRAMU AJI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peternakan adalah ternak kambing. Kambing merupakan ternak serba guna yang

HASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang

I. PENDAHULUAN. Kambing merupakan salah satu ternak yang banyak dipelihara dan dikembang

TINJAUAN PUSTAKA Kabupaten Kaur, Bengkulu. Gambar 1. Peta Kabupaten Kaur

TINJAUAN PUSTAKA. penting diberbagai agro-ekosistem, karena memiliki kapasitas adaptasi yang

I. PENDAHULUAN. Lampung merupakan daerah yang berpotensi dalam pengembangan usaha

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. untuk penggemukan dan pembibitan sapi potong. Tahun 2003 Pusat Pembibitan dan

ANALISA USAHA PETERNAKAN KAMBING DI KENAGARIAN SAOK LAWEH KECAMATAN KUBUNG KABUPATEN SOLOK SKRIPSI. Oleh : PRILLA AMEL

PENDAHULUAN. prolifik (dapat beranak lebih dari satu ekor dalam satu siklus kelahiran) dan

PENDAHULUAN. pangan hewani. Sapi perah merupakan salah satu penghasil pangan hewani, yang

Faktor-faktor yang Mempengaruhi lingkungan Usaha Peternakan. Faktor Lingkungan Makro. Faktor Lingkungan Mikro

KAJIAN KEPUSTAKAAN. kebutuhan konsumsi bagi manusia. Sapi Friesien Holstein (FH) berasal dari

KAJIAN KEPUSTAKAAN. sangat besar dalam memenuhi kebutuhan konsumsi susu bagi manusia, ternak. perah. (Siregar, dkk, dalam Djaja, dkk,. 2009).

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi

EFISIENSI REPRODUKSI SAPI POTONG DI KABUPATEN MOJOKERTO. Oleh : Donny Wahyu, SPt*

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang terus

BAB II TINJUAN PUSTAKA. Kambing merupakan ternak kecil pemakan rumput yang dapat dibedakan. menjadi tiga yaitu : potong, perah dan penghasil bulu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Persebaran Kambing Peranakan Ettawah (PE) galur lainnya dan merupakan sumber daya genetik lokal Jawa Tengah yang perlu

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah berada di Kecamatan

I. PENDAHULUAN. Lampung (2009), potensi wilayah Provinsi Lampung mampu menampung 1,38

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum PT Widodo Makmur Perkasa

CARA MUDAH MENDETEKSI BIRAHI DAN KETEPATAN WAKTU INSEMINASI BUATAN (IB) PADA SAPI INSEMINASI BUATAN(IB).

I. PENDAHULUAN. sedikit berbukit. Kecamatan Tanjung Bintang merupakan daerah yang sebagian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan salah satu jenis ternak ruminansia kecil yang telah

Rini Ramdhiani Muchtar, Bandiati, S K P, Tita D. Lestari Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jatinangor, Sumedang ABSTRAK

BAB II TINJUAN PUSTAKA. Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian nomor : 2915/Kpts/OT.140/6/2011 (Kementerian Pertanian, 2011),

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup

V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING. responden memberikan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Ettawa (asal india) dengan Kambing Kacang yang telah terjadi beberapa

HASIL DAN PEMBAHASAN. Mekar, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Lokasi

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

PENGEMBANGAN PERBIBITAN KERBAU KALANG DALAM MENUNJANG AGROBISNIS DAN AGROWISATA DI KALIMANTAN TIMUR

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Peternakan Sri Murni

EFISIENSI PAKAN KOMPLIT DENGAN LEVEL AMPAS TEBU YANG BERBEDA PADA KAMBING LOKAL SKRIPSI. Oleh FERINDRA FAJAR SAPUTRA

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mayoritasnya bermatapencarian sebagai petani.

BAB III MATERI DAN METODE. Ongole (PO) dan sapi Simmental-PO (SIMPO) dilaksanakan pada tanggal 25 Maret

menghasilkan keturunan (melahirkan) yang sehat dan dapat tumbuh secara normal. Ternak yang mempunyai kesanggupan menghasilkan keturunan atau dapat

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Ternak Domba yang Digunakan

RENCANA KERJA TAHUNAN BALAI INSEMINASI BUATAN LEMBANG TAHUN 2018

TINJAUAN PUSTAKA. Terletak LU dan LS di Kabupaten Serdang Bedagai Kecamatan

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah peternak sapi potong Peranakan Ongole yang

PENDAHULUAN. Hasil sensus ternak 1 Mei tahun 2013 menunjukkan bahwa populasi ternak

TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Potong di Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boerawa merupakan hasil persilangan antara kambing Boer jantan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

I. PENDAHULUAN. peternakan pun meningkat. Produk peternakan yang dimanfaatkan

Gambar 2. Domba didalam Kandang Individu

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan

BAB III METODE PENELITIAN. bahwa Kabupaten Kendal merupakan salah satu kabupaten yang memiliki

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

20.1. Mengembangkan Potensi Peternakan Ruminansia Menerapkan Tingkah laku Ternak Ruminansia Menerapkan Penanganan Ternak ruminansia

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi untuk

ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Sumba Timur terletak di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur

Judul Kegiatan : Penggunaan pakan berbasis produk samping industri sawit pada sistem perbibitan sapi model Grati dengan tingkat kebuntingan 65%

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 2841/Kpts/LB.430/8/2012 TENTANG PENETAPAN RUMPUN SAPI PERANAKAN ONGOLE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Sapi perah termasuk kedalam famili Bovidae dan ruminansia yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia. Sebagai ternak potong, pertumbuhan sapi Bali tergantung pada kualitas

PENDAHULUAN. Kambing perah merupakan salah satu ternak penghasil susu. Susu

TINJAUAN PUSTAKA Klasifkasi Kambing

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Kacang merupakan kambing asli Indonesia dengan populasi yang

AGROVETERINER Vol.5, No.2 Juni 2017

II. TINJAUAN PUSTAKA. (Chen et al., 2005). Bukti arkeologi menemukan bahwa kambing merupakan

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN Sistem Pemeliharaan Domba di UPTD BPPTD Margawati

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Indonesia masih sangat jarang. Secara umum, ada beberapa rumpun domba yang

Transkripsi:

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum PT Widodo Makmur Perkasa PT Widodo Makmur Perkasa bagian kambing dan domba berlokasi di kecamatan Palas, kabupaten Lampmg Selatan, Propinsi Lampung. Menurut Badan Meteorologi dan Geofisika propinsi Lampung secara geografis, daerah Kabupaten Lampung Selatan berada pada kedudukan 5" 15' LS - 6" 0' LS dan 105" 0' BT - 105" 45' BT. Berada pada ketinggian 40-175 m d.p.1 beriklim tropis dengan suhu 18,4-344 OC, curah hujan 151-200 mmhulan dan 2408 mmltahun, kelembaban 79-86,7 %. Kecepatan angin rata-rata sebesar 5,83 kmljam. Keadaan ini cukup baik untuk berternak kambing walaupun termasuk wilayah dengan kondisi daerah yang kering, selain itu kambing merupakan tipe temak nuninansia yang tahan terhadap kondisi iwim yang ekstrim dan daya adaptasinya tinggi. Menurut Stuyahadi (2001), temak kambing berkembang umurnnya di wilayah lahan kering dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang rendah. Menurut Williamson dan Payne (1993), kondisi lingkungan yang optimum bagi pertumbuhan kambing yang baik adalah 28-33 OC. Hal ini menunjukkan bahwa kabupaten Lampung Selatan cukup baik untuk pengembangan ternak kambing. PT Widodo Makmw Perkasa, Propinsi Lampung memiliki luas lahan seluruhnya sekikx 20 ha. Lahan tersebut dimanfaatkan mtuk perkantoran, tempat tinggal pekerja, laboratorium, lahan hijauan makanan temak, gudang pakan, kandang pameran, kandang karantina, kandang kawin, kandang bunting dan meny~sui, dan kandang sapih. Lahan hijauan memiliki luas 12 ha. Tanaman yang ada di lahan hijauan didominasi oleh rumput gajah, dan beberapa lahan ditanami rumput setaria dan kolojono. Lahan hijauan ini mampu memenuhi kebutuhan hijauan untuk pakan tenlak. PT Widodo Makmur Perkasa Propinsi Lampung bergerak di bidang pengadaan, pembibitan, dan pemasaran kambing. Pengadaan kambing meliputi kegiatan menjalin kejasama dengan pemasok, mencxi pasar baru, pengiriman kambing dari peinasok ke Lampung dan dari Lampung ke pasar yang dituju, bekerjasama dengan bagian pemasaran, dan membuat program telltang penyediaan ternak untuk pemasaran. Pembibitan dan pemasaran meliputi

kegiatan membuat program untuk penyediaan ternak, melakukan seleksi untuk kambing yang dijual sebagai bibit atau potong, meiakukan pemeliharaan sampai tidak ada kematian kambing, dan pencegahan serta pengobatan jika terdapat kambing yang sakit. Populasi kambing tmtama kambing Jawarandu yang terdapat di PT Widodo Makmur Perkasa tahun 2006 dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Data Populasi Karnbing Jawarandu pada Bulan September 2006 Struktur Populasi Populasi Ternak Betina Bunkg 156 Betina Kosong 49 Betina Menyusui 84 Jantan 18 - Jumlah 307 Sumbet : Arsip PT Widodo Mahur Perkasa Propinsi Lampung tahun 2006 Struktur Organisasi Struktur organisasi di PT Widodo Makmur Perkasa dapat dilihat pada Bagan di bawah ini. Bagan 1 Struktw Organisasi PT Widodo Makmur Perkasa Propinsi Lampung Ir. Tumiyono, MBA I T * Duektur Keuangan Drs. Sumarlan General Manager M. Yasa Aproni, S.Pt Prof. Dr.Ir. Trinil Kepala Bagian Keuangan dan Umum Srihartati, A.Md Kepala Kandang + + Edi I + + Sumber : Arsip PT Widodo Makmur Perkasa Propinsi Larnpung

Gambaran Umum Para Pekerja di PT Widodo Makmur Perkasa Latar Belakang Pekerja Berdasarkan data dari PT Widodo Malanur Perkasa sebagian besar pekerja adalah tamatan SMP (38,5%) clan SD (30,8%). Selanjutnya masingmasing sebesar 19,2% tamatan SMAIsederajat dan 11,5% lulusan perguruan tinggi yang merupakan pemegang jabatan tertinggi di PT Widodo Makinur Perkasa Propinsi Lampung. Namun, pengetahuan para pekerjanya mengenai manajemen ternak cukup baik, di samping adanya dasar ilmu petemakan yang telah dimiliki, merekapun mengadakan pelatihan guna meningkatkan pengetahwin para pekerja lain yang latar belakang pendidikannya masih jauh di bawah mereka. Latar pendidikan para pekerja di PT Widodo Makmur perkasa dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Latar Belakang Pendidikan Pekerja di PT Widodo Makmur Perkasa Nama Gelar Jabatan MochYasa. A SPt Generai Manager Sungging.KW S.Pt Manager Produksi Sri Hanati Edi S Saminguu Apb Nu Imam Timbul Ade Joko S Suyitno Pono A.Md SMU SD SD SMA SMP SMU SMP SMP SMP Adm dan Keuangan Kebla Kandang Trading ( Anakan ) Perah Susu Breeding Breeding Pnkan Keamw Keamanan Pakan hsuo SMP Pakan Paidi SMP Kandang sums0 SMP -g Janvo SMP -g Karirnan SMP hdsng Dwi SMA Kandang Yaya! STM kdang Sutik SD Kandang Tmo SD Kandang Nurcholis SD bdang Gito SMP Kandang Tinggd SD Kandang Mukini SD AIL&^ Tunini SD Dapur Sumber : Arsip PT Widodo Makmur Perkasa, Propinsi Lampung Manajemen Reproduksi Keberhasilan suatu petemakan sangat ditentukan ole11 manajemen pe~neliharaan yang baik mulai dari sistem pemeliharaan, pemberian pakan, pelnbersihan kandang, dan temak, sanpai kesehatan temak. Dalan lnanajemen reproduksi temak dikenal cara perkawinan secara alami dan Inse~ninasi Buatan (IB). Berdasarkan hasil wawancara, di PT Widodo Makmur Perkasa propinsi Lamnpung, lnereka menggunakan cara perkawinan secara kawin alam walaupun masih berlangsung selama 2 tahun terakhir ini. Sebelmya mereka melakukan Inseminasi Buatan (IB). Beberapa alasan tidak dilakukannya Inseminasi Buatan

(LB) antara lain : hasil anakau kurang bagus, tiugkat pertumbuhan lambat, tingkat kebuntingan relatif rendah, jumlah pejautan yaug dimiliki bauyak jumlahnya, tingkat reproduksi dari perkawinau alami lebih baik serta biaya yaug hams dikeluarkan reatif mwah karena yang diguuakau adalah pejantan sendiri atau pejautan yang disewa dari penduduk. Biaya yang dikeluarkan untuk membayar setiap perkawinan sekitar Rp 3000/ekor.

Penampilan Reproduksi Kambing Jawarandu Betina Penampilau reproduksi kambing Jawarandu dapat dilihat di Tabel 6 Tabel 6 Penampilan Reproduksi Kambing Jawarandu Betina di PT Widodo Makmur Perkasa Penampilan Reproduksi Wawancara Literatur Kambing Jawarandu Betina Siklus estrus 18-20hari 18-20 hari (Frandson, 1992) Lama siklus estrus 24 jam 18-24jam (Toelihere, 1981) Umur kambing pertama kali 6-7 bulan 6-10 bulan estrus (Frandson, 1992) Bobot badan kambing saat Rata-rata 32,17 kg 30-50 kg pertama kali estrus (Achjadi, K 2007) Umur kambing pertama kali 10 bulan 10-20 bulan dikawinkan (Achjadi, K 2007) Waktu yang tepat untuk 12-18 jam setelah estrus 18-24jam dikawinkan (Toelihere, 1981) Tingkat kebuntingan 1-2 kali kawin baru terjadi Tidak ditemukan kebuntingan Lama kebuntingan 5 bulan (150 hari) 143-153 hari (Davendra and Bums, 1994) Jumlah anak yang dilahirkan 1-2 ekor Tidak ditemukan Calving Interval 8 bulan @urrohmawati. L 2008) SIC kawin alam 1,2 Tidak ditemukan SIC ib 1,5 1,l - 1,3 (Achjadi, K 2007) CR kawin alam 82,93% Tidak ditemukan CR IB 66,67% 50-80% (Achjadi, K 2007) Sumber : Hasil Wa\vancara para Pekerja PT Widodo Makmur Perkasa Propinsi Lampung (Juli 2008), hip PT Widodo rnakmw Perkasa, Propinsi Lampung Tahun 2006 dan literaur.

Berdasarkan data tersebut dikatakan bahwa siklus estrus pada kambing Jawarandu berkisar 18-20 hari. Menurut Toelihere (1981), siklus estrus pada kambing dan domba sekitar 16,s hari dengan kisaran 14-20 hari. Data tersebut sudah sesuai dengan literatur. Lamanya siklus estrus yang dapat diamati oleh para pekerja adalah 24 jam dan diamati setiap waktu baik pagi, siang, maupun sore hari. Menurut Toelihere (1981), masa estrus kambing dan domba berlangsung sekitar 18-24 jam. Masa ems ini akan mempengaruhi tingkat kebuntingan dari populasi kambing. Tingkat kebuntingan cukup baik dilihat dari hasil wawancara, diperoleh keterangan bahwa 1 atau 2 kali kawiu kambing suddi dapat bunting. Kambing Jawarandu mengalami estrus pertama kali pada umur 6-7 bulan. Menurut Frandson (1992), kambing dapat mencapai masa pubertas pada umur 6-10 bdan. Data ini sudah sesuai dengan literatur. Bobot badan kambing saat pertama kali estrus rata-rata 32,17 kg. menurut Achjadi, K (2007) bobot badan kambing yang normal saat pertama kali estrus berkisar antara 30-50 kg. Data hasil wawancara ini juga sudah sesuai dengan literatur yang ada. Umur kambing saat pertama kali dikawinkan menurut hasil wawancara yaitu 10 bulan dan dilakukan 12-18 jam setelah estrus. Menurut Achjadi, K (2007) kambing pertama kali dikawinkan saat umur 10-20 bulan dan menurut Toelihere (1981), dikatakan bahwa waktu yang baik untuk perkawinan berkisar antara 18-24 jam setelah estrus terlihat. Masa kebuntingan kambing dari hasil wawancara yaitu 150 hari. Menurut literatur berkisar antara 143-153 hari (Davendra and Burns, 1994). Lamanya kebuntingan pada kambing Jawarandu di PT Widodo Malanur Perkasa Propinsi Lampung sudah sesuai dengan literatw yang ada. Periode kebuntingan sangat beragam. Penyebab keragaman dalam periode kebuntingan dipengaruhi oleh lingkungan, pakan, dan faktor keturunan. Anakan yang diperoleh dari hasil perkawinan sangat bervariasi. Anakan yang dihasilkan 1-2 ekor. Dari data dapat dilihat bahwa terdapat perbaikan produktivitas yaitu jumlah anakan akibat persilangan antara kambing peranakan Ettawa dengan kambing Kacang. Pada awalnya ciiketahui bahwa kambing Ettawa biasanya mnelahirkan anak tunggal sekali dalam setahun (Davendra and Burns, 1994). Begitupula kambing peranakan Ettawa. Bangsa katnbing Ettawa dilaporkan mempunyai nilai kembar dua yang lebih rendah

diperoleh sebanyak 34 ekor dari 41 ekor kambing Jawarandu yang dikawin alam dan jumlah kebuntingan pertama sebanyak 6 ekor dari 9 ekor kambing Jawamndu yang di Illseminasi Buatan (IB). Penampilan Reprduksi Kambing Jawarandu Jantan Berdasarkan hasil wawancara dikatakan bahwa PT Widodo Malanur Perkasa tidak memiliki data mengenai kambing Jawarandu jantan. Menurut Satwono (2007), penampilan reprodnksi kambig Jawarandu jantan dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 7 Penampilan Reproduksi Kambing Jawarandu Jantan PenampiIan Reproduksi Knmbing Literatur Jawarandu Jantan Berat pejantan Lingkar testis Umur produktif Umur pubertas 40-60 kg 15-21 cm 1-3 tahun 6-10 bulan Masalah Reproduksi Kejadian aborfus pada kambing Jawarandu di PT Widodo Makmur Perkasa Propinsi Lampung jarang terjadi. Kalaupun terjadi hal itu dikarenakan hewan yang datang sudah bunting dari distributor. Kelainan yang sering muncul yaitu anak lahir prematur, anak lahir kecil, anak tidak mampu bertahan hidup karma kondisi badannya terlalu lemah &bat pengad lingkungan asal yang kurang bersih, dan patah tulang akibat transportasi.