meningkatkan hasil belajar. Pengertian belajar itu sendiri menurut Morgan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan manusia akan belajar mengenai hal hal baru sehingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dasar manusia. Pendidikan pada masa kini merupakan hal pokok yang wajib untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik (Hamalik, 2009, h. 60). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. datang. Pendidikan bukan hanya belajar dari tidak tahu untuk menjadi tahu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Feni Maelani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan kecerdasan intelektualnya agar menjadi manusia yang terampil, cerdas,

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini dijelaskan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Dikutip dari Pendidikan Nasional Bab II pasal 3, menyatakan bahwa :

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikian pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukuan oleh. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang telah maju. Pendidikan mepunyai peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. dan evaluasi. Untuk mendapat out-put belajar-mengajar yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional menurut Undang-Undang No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan

BAB I PENDAHULUAN. pada proses pembinaan keperibadian perserta didik secara menyeluruh

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk selalu berfikir dan mencari hal-hal yang baru. Pendidikan tidak

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan manusia sempurna melalui pendidikan, di dalam pendidikan berlaku

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga. mendasar bagi peningkatan mutu pendidikan secara nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk memanusiakan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dinyatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa. Pendidikan berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

2 demikian berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukan peningkatan yang memadai, mengajar bukan semata persoalan menceritakan saja, lebih dari itu untuk dapat merubah sikap dan pengetahuan siswa menjadi lebih baik. Mengingat permasalahan yang dihadapi maka pasal 3 No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasioanal (SISDIKNAS, 2003, h. 5), menyatakan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Meskipun demikian ternyata permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran tetaplah terjadi seperti pencapaian nilai maksimum yang masih kurang dan guru yang masih menggunakan metode ceramah dan belum terbiasa menggunakan model dan metode yang lebih variatif serta bahan ajar yang kurang menunjang padahal sebagian guru telah mengikuti pelatihan guru. Oleh sebab itu dapat mengakibatkan kurangnya motivasi belajar pada siswa. Motivasi menurut Soemanto (1987) dalam Majid (2013, h. 307) mendefinisikan sebagai suatu perubahan tenaga yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi penciptaan tujuan, karena prilaku manusia itu selalu bertujuan, kita dapat menyimpulkan bahwa perubahan tenaga yang memberi kekuatan bagi tingkah laku mencapai tujuan telah terjadi di dalm diri seseorang. Motivasi belajar pada anak sangatlah diperlukan untuk meningkatkan kesadaran dalam diri siswa agar siswa memiliki semangat dalam diri sendiri untuk meningkatkan hasil belajar. Pengertian belajar itu sendiri menurut Morgan

3 mengatakan bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Pengertian motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun luar siswa dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang di kehendaki dapat tercapai. Permasalahan yang di hadapi di SDN Buah Batu 03 pada kelas IV adalah kegiatan pembelajaran yang monoton karena guru yang masih menggunakan metode ceramah dan kurang terbiasa meggunakan model pembelajaran yang inovatif, aktif, menyenangkan sehingga pembelajaran berlangsung pasif dan siswa kurang aktif serta pemberian tugas yang menjadikan siswa bosan dan akhirnya mengobrol menjadikan kegiatan pembelajaran di kelaspun menjadi tidak kondusif, selain itu media yang digunakanpun hanya LKS (lembar kerja siswa) sehingga siswa kurang mendapat motivasi dalam kegiatan pembelajaran dan akhirnya hasil belajar siswa kurang memuaskan dan kurang dari target KKM. Peningkatan motivasi yang di lakukan di SDN Buah Batu 03 diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar para siswa kelas IV pada pelajaran IPS materi perkembangan teknologi berdasarkan pengamatan dari 27 siswa yang diketahui bahwa nilai rata-rata mereka adalah 64,8, nilai tertinggi 100 dan terendah 20 dan nilai KKM yang diterapkan oleh sekolah adalah 70. Oleh karena itu, upaya meningkatkan motivasi terhadap siswa peneliti mencoba memberikan suatu inovasi baru dengan menggunakan metode yang berbeda dari sebelumnya. Sehingga model yang diambil peneliti pada kesempatan kali ini yaitu dengan menggunakan model discovery learning.

4 Model discovery learning digunakan oleh peneliti karena berbagai macam pertimbangan, diantaranya salah satu karena permasalahan yang terjadi di kelas cukup kompleks dan mengharuskan peneliti menggunakan model tersebut. Model discovery learning adalah model pembelajaran yang mampu mengiring peserta didik untuk menyadari apa yang telah didapatkan selama belajar. Pembelajaran dengan penemuan (discovery learning) merupakan satu komponen penting dalam pendekatan konstruktivis yang telah memiliki sejarah panjang dalam dunia pendidikan. Metode ini merupakan komponen dari praktik pendidikan yang meliputi metode mengajar yang memajukan cara belajar aktif, berorientasi pada proses, mengarahkan sendiri, mencari sendiri dan reflektif. Langkah-langkah pembelajran discovery strategy menurut Takdir (2012, h. 82-86) adalah : 88) adalah: a. Adanya masalah yang akan dipecahkan. b. Sesuai dengan tingkat kemampuan kognitif anak didik. c. Konsep atau prinsip yang ditemukan harus ditulis secara jelas. d. Harus tesedia alat atau bahan yang diperlukan. e. Suasana kelas harus diatur sedemikian rupa. f. Guru memberi kesempatan anak didik untuk mengumpulkan data. g. Harus dapat memeberikan jawaban secara tepat sesuai dengan data yang diperlukan anak didik. Prosedur pembelajaran bedasarkan penemuan menurut Takdir (2012, h. 86- a. Simulation Guru mengajukan persoln atau meminta anak didik untuk membaca atau mendengarkan uraian yang memuat persoalan. b. Problem Statement Dalam hal ini, anak didik diberi kesempatan mengidentifikasi berbagai permasalahan. c. Data Collection Anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan seperti membaca, mengamati objek, melakukan uji coba.

5 d. Data Processing Semua informasi hasil bacaan wawancara observasi diklasifikasi dan hitung dengan cara tertentu. e. Verivication Pernyataan hipotesis yang dirumuskan sebaiknya dicek terlebih dahulu apakah bisa dijawab dan terbukti. f. Generalization Anak didik belajar menarik kesimpulan dan generalisasi tertentu. Dengan pemilihan model discovery learning tersebut dan menggunakan kurikulum 2006 atau KTSP dapat meningkatkan motivasi, dan dengan digunakannya model discovery learning dapat mengubah pandangan bahwa dalam pembelajaran IPS yang dianggap membosankan dapat berjalan dengan menyenangkan. Ilmu Pengetahuan Sosial termasuk dalam program pendidikan di sekolah, mulai dari SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA/SMK, sampai dengan perguruan tinggi. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial pada kurikulum sekolah (satuan pendidikan) merupakan mata pelajaran yang wajib diikuti. IPS sebagai suatu panduan daripada sejumlah ilmu-ilmu sosial dan ilmu lainnya yang tidak terkait oleh ketentuan disiplin/ struktur melainkan bertautan dengan kegiatan-kegiatan pendidikan yang berencana dan sistematis untuk kepentingan program pengajaran sekolah dengan tujuan memperbaiki, mengembangkan dan memajukan hubungan-hubungan kemanusiaan-kemasyarakatan (Sapri dalam Ika, 2009, h. 36) Dengan demikian pendidikan IPS di sekolah tidak hanya mampu mengembangkan kemampuan peserta didik dibidang akademik saja, tetapi peserta didik harus mampu mengembangkan potensi lain yang ada dalam dirinya, seperti pengembangan wawasan pengetahuannya, rasa kepedulian terhadap manusia dan lingkungannya, sikap yang dibentuknya, keterampilan yang dimilikinya, rasa kepercayaan diri, rasa keindahan, dan sebagainya. Semua aspek tersebut dapat dikembangkan melalui kegiatan pendidikan IPS.

6 Pada dasarnya pendidikan yaitu kegiatan yang berkenaan dengan kegiatan belajar mengajar dalam upaya pembinaan manusia, dimana keberhasilan pendidikan sangat bergantung pada faktor manusianya. Salah satu faktor yang paling dominan dalam pendidikan adalah guru, dimana guru merupakan pelaksana dari proses inti pendidikan, yaitu proses belajar mengajar. Maka guru merupakan komponen pendidikan yang perlu dipersiapkan secara optimal, baik dari segi kemampuan, keterampilan, dan sikapnya secara professional agar proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik. Selain itu, peserta didik pun harus mempunyai gairah belajar yang tinggi agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian di atas, dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Guru masih menggunakan metode ceramah 2. Partisipasi siswa dalam pembelajaran kurang aktif 3. Penggunaan media yang kurang menarik sehingga siswa merasakan bosan. 4. Pembelajaran yang terlalu banyak memberikan penugasan sehingga suasana kelas yang menjadi tidak kondusif karena siswa mengobrol. 5. Motivasi siswa yang masih kurang 6. Pencapaian nilai siswa yang belum sesuai dengan nilai ketuntasan. 7. Guru yang kurang inovatif dalam kegiatan pembelajaran. C. Rumusan Masalah dan Pernyataan Peneliti Adapun rumusan masalah yaitu:

7 1. Rumusan Masalah Umum Bagaimana penerapan model discovery learning dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar dalam pelajaran IPS pada siswa kelas IV SDN Buah Batu 03? 2. Rumusan Masalah Khusus, dalam Pernyataan Peneliti Sebagai Berikut : a. Bagaimana menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan model discovery learning untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar dalam pelajaran IPS materi perkembangan pada siswa kelas IV SDN Buah Batu 03? b. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan model discovery learning untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar dalam pelajaran IPS materi perkembangan pada siswa kelas IV SDN Buah Batu 03? c. Mampukah model pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan motivasi belajar dalam pelajaran IPS materi perkembangan teknologi pada siswa kelas IV SDN Buah Batu 03? d. Mampukah model pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar dalam pelajaran IPS materi perkembangan teknologi pada siswa kelas IV SDN Buah Batu 03? D. Batasan Masalah Berdasarkan masalah yang terjadi dapat diuraikan kedalam pernyataanpernyataan penelitian sebagai berikut : 1. Materi ajar yang akan diteliti adalah pelajaran IPS materi perkembangan teknologi

8 2. Objek penelitian yang akan di teliti adalah siswa kelas IV SDN Buah Batu 03 tahun ajaran 2015/2016 3. Motivasi yang diteliti adalah motivai belajar 4. Hasil belajar yang diteliti adalah hasil belajar kognitif. E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Secara umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model discovery learning dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar dalam pelajaran IPS pada siswa kelas IV SDN Buah Batu 03. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan model discovery learning untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar dalam pelajaran IPS materi perkembangan pada siswa kelas IV SDN Buah Batu 03. b. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran dengan model discovery learning untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar dalam pelajaran IPS materi perkembangan pada siswa kelas IV SDN Buah Batu 03. c. Untuk mengetahui model pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan motivasi belajar dalam pelajaran IPS materi perkembangan teknologi pada siswa kelas IV SDN Buah Batu 03. d. Untuk mengetahui model pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar dalam pelajaran IPS materi perkembangan teknologi pada siswa kelas IV SDN Buah Batu 03.

9 F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa, guru, sekolah, dan peneliti untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS materi perkembangan teknologi. 1. Manfaat Bagi Siswa a. Dengan menggunakan penerapan melalui model discovery learning dapat membantu meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran. b. Dengan menggunakan penerapan melalui model discovery learning, siswa dapat menambah wawasan pengetahuannya dan dapat beradaptasi secara aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar secara langsung. c. Dengan menggunakan penerapan melalui model discovery learning dapat membantu siswa meningkatkan hasil belajar. 2. Manfaat Bagi Guru a. Meningkatnya kemampuan guru dalam menyusun rencana dan menentukan model pembelajaran pada pelajaran IPS materi perkembangan teknologi. b. Berkembangnya kemampuan guru dalam merencanakan suatu materi pembelajaran dengan menggunakan penerapan melalui model discovery learning, sehingga tercipta suatu proses pembelajaran yang efektif dan efisien. c. Mengetahui proses belajar mengajar dengan mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa dengan menggunakan penerapan pembelajaran melalui model discovery learning.

10 3. Manfaat Bagi Sekolah a. Peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah meningkatkan lulusan sekolah yang memiliki mutu terjamin. 4. Manfaat Bagi Peneliti a. Memberikan referensi bagi peneliti yang berminat melakukan penelitian tindakan kelas dengan mengembangkan model discovery learning. b. Menambah varian, pengetahuan, dan pengalaman bagi peneliti yang telah melakukan penelitian. G. Kerangka Pemikiran atau Diagram Proses pembelajaran yang dinilai dalam penelitian ini meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Tetapi peneliti lebih menekankan kepada peningkatan aspek psikomotorik dan kognitif siswa yaitu berupa motivasi dan hasil belajar. Karena dilihat dalam proses pembelajaran terdapat kurangnya motivasi dan rendahnya hasil belajar siswa dalam pelajaran IPS materi perkembagan teknologi hal tersebut dikarenakan pembelajaran masih berpusat pada guru, dan kurang optimalnya penggunaan model pembelajaran. Melihat tersebut, peneliti menimbang dan memutuskan akan menyelesaikan masalah tersebut dengan penggunaan model pembelajaran untuk memberikan rasa senang kepada anak/siswa dalam menemukan sesuatu oleh mereka sendiri dengan model pembelajaran discovery learning. Diharapkan dengan menggunakan model pembelajaran tersebut siswa dapat memperbaiki penguasaan atau pemahaman materi yang kurang dikuasainya dalam kegiatan pembelajaran di kelas, kemudian dapat ikut berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran.

11 Dari paparan yang dijelaskan di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa permasalahan kurangnya motivasi dan hasil belajar pada pelajaran IPS itu dikarenakan siswa tidak dilibatkan dalam proses pembelajar untuk menemukan makna atau inti dari materi yang dipelajari sehingga materi yang dipelajari tidak membekas dalam waktu yang lama, penggunaan model pembelajaran yang kurang optimal dipakai oleh guru, pembelajaran masih berpusat pada guru dan kurang mengarahkan siswa untuk mencari tahu dan berbuat sehingga tidak memiliki pemahaman dan pengetahuan lebih dalam yang dapat diaplikasikannya pada saat ini. Oleh karena hal tersebut, maka diambillah model pembelajaran discovery learning agar siswa mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar pada pelajaran IPS. Dari pemikiran tersebut di atas, maka peneliti membuat sebuah diagram yang berdasarkan Salha (2015, h.19) namun disesuaikan berdasarkan keperluan peneliti sebagai berikut: Permasalahan: Rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa onsmateri ajar Faktor Penyebab: Pembelajaran berpusat pada guru (teacher centered) Guru kurang mengarahkan siswa untuk mencari tahu dan berbuat dalam menemukan sesuatu oleh mereka sendiri Penggunaan model pembelajaran yang tidak optimal Solusi Alternatif: Menggunakan model pembelajaran Discovery Learning, dikarenakan model pembelajaran ini mendorong siswa berpikir secara aktif, kreatif, intuitif dan bekerja atas dasar inisiatif sendiri.

12 Instrumen Tes Nontes Tertulis Lembar Observasi Angket Data dan Pengolahan Kesimpulan: Model Pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS pada materi perkembangan teknologi Diagram 1.1 Kerangka berpikir model pembelajaran discovery learning untuk meningkatkan motivasisi dan hasil belajar siswa. H. Definisi Oprasional Untuk mengatasi ketidak jelasan makna dan perbedaan pemahaman mengenai istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini, maka istilah tersebut perlu dijelaskan adapun istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Robert M. Gagne (1970) dalam Sagala (2013, h. 17) belajar merupakan kegiatan yang kompleks, dan hasil belajar berupa kapabilitas, timbulnya kapabilitas disebabkan stimulasi yang berasal dari lingkungan, proses kognitif yang dilakukan oleh pelajar. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Dengan demikian dapat ditegaskan, belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah

13 sikap stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, dan menjadi kapabilitas baru. 2. Menurut Wahab (2012, h. 52) model mengajar adalah merupakan sebuah perencanaan pengajaran yang menggambarkan proses yang ditempuh pada proses yang ditempuh pada proses belajar mengajar agar dicapai perubahan spesifik pada prilaku siswa seperti yang diharapkan. 3. Oemar Hamalik dalam (1994) dalam Takdir (2012, h. 29) mengatakan bahwa discovery adalah proses pembelajaran yang menitikbertkan pada mental intelektual para anak didik dalam memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi, sehingga menemukan suatu konsep atau generalisasi yang dapat diterapkan di lapangan. 4. Mitehell dalam Majid (2013, h. 307) motivasi mewakili proses-proses psikologikal yang menyebabakan timbulnya, diarahkannya, dan terjadinya persistensi kegiatan-kegiatan sukarela yang diarahkan pada tujuan tertentu. I. Stuktur Orgnisasi Skripsi Gambaran mengenai keseluruhan isi skripsi dan pembahasannya dapat dijelaskan dalam sistematika penulisan sebagai berikut : 1. Bab I Pendahuluan Bagian pendahuluan menjelaskan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah dan pernyataan peneliti, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran atau diagram, definisi oprasional, dan struktur organisasi. 2. Bab II Kajian Teoretis Bagian ini membahas kajian teori, analisis dan pengemangan materi pelajaran yang diteliti. 3. Bab III Metode Penelitian Bagian ini berisikan setting peneliian, subjek penelitian, metode penelitian, desain penelitian, tahapan pelaksanaan PTK, rancagan pengumpulan data,

14 pengembangan Instrumen Penelitian, rancanan analisis data, indikator keberhasilan. 4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bagian ini berisikan deskripsi hasil dan temuan penelitian dan pembahasan penelitaian. 5. Bab V Simpulan dan Saran Bagian ini berisikan simpulan dan saran.