BAB I PENDAHULUAN. guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Sesuai dengan Pasal 5 Undang-undang

dokumen-dokumen yang mirip
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA MUSIMAN DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA IX (PERSERO) P.G MOJO KABUPATEN SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dilahirkan, maka ia dalam hidupnya akan mengemban hak dan

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antara perusahaan dengan para pekerja ini saling membutuhkan, di. mengantarkan perusahaan mencapai tujuannya.

BAB I PENDAHULUAN. atau kekuatan yang besar sebagai modal dasar pembangunan. Hal ini tidak

BAB I PENDAHULUAN. yaitu saat di lahirkan dan meninggal dunia, dimana peristiwa tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat

BAB I PENDAHULUAN. gamelan, maka dapat membeli dengan pengrajin atau penjual. gamelan tersebut dan kedua belah pihak sepakat untuk membuat surat

BAB I PENDAHULUAN. mereka pada dasarnya ingin hidup layak dan selalu berkecukupan. 1 Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. agar kehidupan dialam dunia berkembang biak. Perkawinan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang sama dan apabila diperlukan bisa dibebani dengan bunga. Karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. hukum tentang tanah diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang

BAB 2 TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup yang beraneka ragam. Kebutuhan manusia dari tingkat

BAB I PENDAHULUAN. perzinaan dengan orang lain diluar perkawinan mereka. Pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. asasi tenaga kerja dalam Undang-Undang yang tegas memberikan. bahkan sampai akhirnya terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

BAB I PENDAHULUAN. seorang laki-laki, ada daya saling menarik satu sama lain untuk hidup

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup yang beraneka ragam. Dalam menjalani kehidupan, manusia

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tolak ukur dari keberhasilan pembangunan nasional yang bertujuan

Aspek Hubungan Kerja dan Perjanjian Kerja di Indonesia. Berdasarkan UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sarana dan prasarana lainnya. akan lahan/tanah juga menjadi semakin tinggi. Untuk mendapatkan tanah

BAB I PENDAHULUAN. pertama disebutkan dalam ketentuan Pasal 1601a KUHPerdata, mengenai

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai kebutuhan mulai dari kebutuhan utama ( primer), pelengkap

BAB I PENDAHULUAN. dalam waktu yang sama menuntut kewajiban ditunaikan. Hubungan hak dan

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

BAB I PENDAHULUAN. haknya atas tanah yang bersangkutan kepada pihak lain (pembeli). Pihak

BAB I PENDAHULUAN. Perseroan Terbatas (PT) Telkom Cabang Solo merupakan salah satu badan

BAB I PENDAHULUAN. seperti: investasi dalam pembelian ternak, pembelian tanah pertanian, atau

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan negara Indonesia dirumuskan dalam Undang-undang. Dasar Tahun Untuk menggapai cita-cita bangsa Indonesia dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. dan meninggal dunia di dalam masyarakat. Dalam hidup bermasyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. penduduk, sementara disisi lain luas tanah tidak bertambah. 1 Tanah dalam

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA DI LEMBAGA PEMERINTAHAN

BAB I PENDAHULUAN. maju dan berkembang dengan pesatnya. Pertumbuhan internet yang dimulai

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KERJA, PERLINDUNGAN HUKUM DAN TENAGA KONTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Pasal 1 Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang

diperjanjikan dan adanya suatu hubungan di peratas (dienstverhoeding), yaitu

BAB III TINJAUAN UMUM TERHADAP PERJANJIAN KERJA SECARA YURIDIS. tegas dan kuat. Walaupun di dalam undang-undang tersebut hanya diatur

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KETENAGAKERJAAN DAN PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT)

BAB I PENDAHULUAN. seperti kebutuhan pangan, sandang serta kesempatan kerja. Selain itu, jumlah masyarakat yang

2.1 Pengertian Pekerja Rumah Tangga dan Pemberi Kerja

BAB I PENDAHULUAN. Baik pekerjaan yang diusahakan sendiri maupun bekerja pada orang lain. Pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang sangat penting dalam suatu kegiatan produksi.

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, perkawinan tidak hanya mengandung unsur hubungan manusia. harus memenuhi syarat maupun rukun perkawinan, bahwa perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. harta warisan, kekayaan, tanah, negara, 2) Perebutan tahta, termasuk di

BAB I PENDAHULUAN. Manusia di dalam kehidupannya mempunyai bermacam-macam kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan industrial menurut Undang Undang Ketenagakerjaan No. 13

PENERAPAN ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN KERJA UNTUK WAKTU TERTENTU DI PT. TIGA SERANGKAI PUSTAKA MANDIRI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan orang lain dalam hubungan saling bantu membantu dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sabang sampai Merauke, di mana di dalamnya terdapat populasi

BAB I PENDAHULUAN. agar kehidupan di alam dunia berkembang biak. Perkawinan merupakan salah. budaya dan lingkungan dimana masyarakat itu berada.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di dalam masa pertumbuhan ekonomi Indonesia dewasa ini setiap

BAB I PENDAHULUAN pada alinea keempat yang berbunyi Kemudian dari pada itu untuk

Hubungan Industrial. Perjanjian Kerja; Peraturan Perusahaan; Perjanjian Kerja Bersama (PKB) Rizky Dwi Pradana, M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat melepaskan diri dari berinteraksi atau berhubungan satu sama lain

BAB I PENDAHULUAN. Usaha tersebut muncul karena banyak orang yang membutuhkannya. tetapi tidak mampu membeli mobil. Kemudian banyak orang yang

BAB I PENDAHULUAN. disebutkan dalam alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan atau hukum (constitutional democracy) yang tidak terpisahkan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan orang lain dalam hubungan saling bantu-membantu memberikan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa tujuan pembentukan negara Indonesia adalah...melindungi segenap

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Suatu individu ataupun masyarakat tidak akan tumbuh menjadi

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi rakyat Indonesia guna meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. terdapat dalam Pasal 1 ayat (3) dan Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 yang. menegaskan tentang adanya persamaan hak di muka hukum dan

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat dan saling berinteraksi. Manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa. adanya atau dengan membentuk sebuah keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. mengenai segala jenis usaha dan bentuk usaha. Rumusan pengertian

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Perdata (Burgerlijkrecht) ialah rangkaian peraturan-peraturan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan keberadaan anak sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan diantaranya adalah persaingan antara siswa sebagai peserta didik yang

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila itu mencangkup sila atau prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. individu, manusia juga berperan sebagai makhluk sosial di mana manusia hidup

PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN ANTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PROPINSI SUMATERA BARAT DENGAN CV. SARANA BARU PADANG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan untuk meningkatkan kualitas buruh, dan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. dengan saat ini ada beberapa peraturan perundang-undangan yang telah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalan penelitian normatif empiris. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan alam kehidupan sekitarnya. 1. ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis yang berskala kecil, menengah, maupun besar, orang -

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUBUNGAN KERJA, PERJANJIAN KERJA DAN JAMINAN SOSIAL KECELAKAAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. sebaik mungkin dengan cara menyediakan lapangan atau kesempatan kerja

BAB I PENDAHULUAN. diberikan oleh konstitusi Negara Indonesia yaitu UUD Tahun 1945 dalam. dengan membayar upah sesuai dengan perjanjian kerja.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha yang terus berkembang di segala bidang. Usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Kolonial Belanda. Baru kemudian setelah kemerdekaan. Indonesia mulai bangkit gerakan buruh. Serikat buruh yang kuat pada

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mendukung pekerjaan dan penghidupan yang layak. dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal

BAB I PENDAHULUAN. bisnis sering diartikan sebagai keseluruhan kegiatan usaha yang dijalankan

BAB I PENDAHULUAN. Akomodatif artinya mampu menyerap, menampung keinginan masyarakat yang

SKRIPSI PERJANJIAN KERJA DI PT SURAKARTA SENTOSA SEJAHTERA DITINJAU DARI PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG NO 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat". untuk kebutuhan sendiri atau untuk masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara berkembang yang sekarang ini sedang. Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4 (empat) yaitu, melindungi segenap

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dikarenakan bahwa negara Indonesia merupakan negara agraris, terdapat simbol status sosial yang dimilikinya.

BAB I PENDAHULUAN. beli, tetapi disebutkan sebagai dialihkan. Pengertian dialihkan menunjukkan

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pengertian Perjanjian Kerja Waktu Tertentu. syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban para pihak. 2 Perjanjian kerja wajib

KISI-KISI HUKUM KETENAGAKERJAAN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TENAGA KERJA DAN HUBUNGAN KERJA. Pengertian tenaga kerja dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1969

BAB I PENDAHULUAN. A Latar Belakang Masalah. Pekerja baik laki-laki maupun perempuan bukan hanya sekedar sebagai

BAB I PENDAHULUAN. di dalam UUD 1945 Pasal 33 Ayat (3) telah ditentukan bahwa bumi, air,

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003

Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) Menurut UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

BAB I PENDAHALUAN. kehidupan sehari-hari entah untuk kebutuhan pokok, kebutuhan sekunder

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam memenuhi kebutuhan hidup keseharian semua manusia yang telah memiliki usia produkuktif tentunya membutuhkan pekerjaan guna memenuhi kebutuhan hidupnya dalam keseharian. Setiap warga negara tentunya memiliki kedudukan yang sama guna memperoleh suatu perkerjaan guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Sesuai dengan Pasal 5 Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang berbunyi setiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama tanpa diskriminasi untuk memperoleh pekerjaan. Sehingga klausul dari pasal tersebut jelaslah bahwa setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama guna memeperoleh suatu pekerjaan. Dalam memenuhi kegiatan produksi suatu perusahaan, tentunya semua itu tidak lepas dari adanya tenaga kerja yang dibutuhkan karena adanya aktifitas kegiatan produksi yang dilakukan oleh perusahaan. Salah satu perusahaan sejarah yang merupakan peniggalan pada masa kolonial Belanda yang ada di Kabupaten Sragen adalah pabrik gula yang mempunyai nama P.G (Pabrik Gula) Mojo. Pabrik gula Mojo merupakan perusahaan besar yang memproduksi gula setiap tahunya guna memenuhi kebutuhan masyarakat dalam sehari-hari. Proses pembuatan gula ini tentunya pabrik gula Mojo dalam kegiatan produksinya membutuhkan tenaga kerja yang tidak sedikit guna mendukung proses produksi gula yang berlangsung selama kegiatan produksi. Selain itu keberadaan adanya perusahaan ini juga dapat 1

2 mengurangi adanya angka pengangguran yang ada karena terserapnya jumlah tenaga kerja cukup banyak yang dibutuhkan. Adapun yang dimaksud tenaga kerja (manpower) adalah penduduk yang sudah atau sedang mencari pekerjaan, dan yang melaksanakan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga. 1 Selain itu perlu juga adanya batasan umur yang dapat dikatakan sebagai tenaga kerja. Selain itu juga perlu adanya batasan mengenai batasan umur bagi tenaga kerja yang dapat memenuhi syarat sebagai tenaga kerja. Batasan umur tenaga kerja adalah penduduk yang berumur 14 sampai 60 tahun, sedangkan orang yang berumur dibawah 14 tahun atau diatas 60 tahun digolongkan bukan sebagai tenaga kerja. 2 Kegiatan produksi yang dilakukan oleh pabrik gula Mojo ini diadakan karena sifat dari bahan pokok utama berupa tanaman tebu yang bersifat musiman yang hanya dapat dipanen sekali dalam setahun. Sehingga dalam melakukan pekerjaanya yang dilakukan oleh tenaga kerja di parik gula mojo sering juga disebut dengan pekerjaan musiman. Istilah musiman sendiri tidak begitu dijabarkan secara rinci dan jelas baik oleh Undang-undang maupun doktrin yang ada, karena memang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) itu sendiri lazimnya disebut sebagai pekerjaan musiman dalam masyarakat. Adapun beberapa yang menjelaskan sedikit mengenai apa yang dimaksud dengan musiman itu sendiri. 1 Sendjun H. Manulang, 2001, Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Jakarta: PT Rineka Cipta, Hal. 3. 2 Ibid.,

3 Antara lain yang menjelaskan mengenai istilah musiman adalah pekerjaan yang bersifat musiman yaitu pekerjaan yang pelaksanaannya tergantung pada musim atau cuaca sehingga hanya dapat dilakukan untuk suatu pekerjaan pada musim tertentu. 3 Adapun yang dimaksud dengan perjanjian kerja waktu tertentu adalah perjanjian antara pekerja/buruh dengan pengusaha untuk mengadakan hubungan kerja dalam waktu tertentu atau untuk pekerja tertentu. 4 Dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor : Kep.100/MEN/VI/2004 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu yang selanjutnya disebut PKWT adalah perjanjian kerja antara pekerja/buruh dengan pengusaha untuk mengadakan hubungan kerja dalam waktu tertentu atau untuk pekerja tertentu. Adapun ciri-ciri dari PKWT pada Pasal 3 Ayat (1) Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor: Kep.100/MEN/VI/2004 tentang Ketentuan Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, perjanjian kerja waktu tertentu untuk pekerjaan yang sekali selesai atau sementara sifatnya adalah PKWT yang didasarkan atas selesainya pekerjaan tertentu. Untuk selesainya jangka waktu tertentu berdasarkan jangka waktunya, berarti pekerjaan yang dilakukan berdasarkan pada jangka waktu tertentu, yaitu pekerjaan yang muncul pada waktu tertentu atau lazim disebut dengan pekerjaan musiman. 5 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online yang dikembangkan oleh Ebta Setiawan yang dimaksud dengan musiman 3 R. Joni Bambang S, 2013, Hukum Ketenagakerjaan, Bandung: Pustaka Setia, hal. 117. 4 Ibid., hal. 112. 5 Maruba Nababan-patriot.blogspot.com/2010/09/pkwt-perjanjian-kerja-waktu-tertentu-.html, diunduh pada hari minggu tanggal 21 Agustus 2014 pukul 23.55 WIB.

4 adalah buruh yang bekerja hanya pada musim-musim tertentu (misal buruh tebang tebu). 6 Pada Pasal 4 Ayat (1) Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor : Kep.100/MEN/VI/2004 tentang Ketentuan Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu Pekerjaan yang bersifat musiman adalah pekerjaan yang pelaksanaannya tergantung pada musim atau cuaca. Menurut Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 59 Ayat (1) huruf c juga tidak menjelaskan secara rinci apa yang dimaksud dengan musiman, namun musiman ini termasuk dalam satu bagian yang tidak terpisahkan dari bentuk Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT), dimana jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaanya akan selesai dalam waktu tertentu. Sehingga, pekerjaan musiman yang sering disebut dalam masyarakat umum ini tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) yang lazim disebut dengan istilah/kata musiman merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan apa yang disebut dengan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT). Hal ini dikarenakan memang jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaanya akan selesai dalam waktu tertentu. Istilah musiman yang dimaksud dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 59 Ayat (1) huruf c pekerjaan musiman memiliki ciri kegiatan pekerjaanya akan selesai dalam waktu tertentu. Dari hasil identifikasi yang dilakukan oleh penulis diatas, maka pekerja musiman dapat disebut juga dengan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT). 6 Ebta Setiawan, Http://kbbi.web.id/buruh.html, diunduh pada hari minggu tanggal 21 Agustus 2014 pukul 23.45 WIB.

5 Kemudian perjanjian kerja waktu tertentu pekerjaanya bersifat musiman diatur pada Pasal 59 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang berbunyi: (1) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu hanya dapat dibuat untuk pekerjaan tertentu yang menurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaanya akan selesai dalam waktu tertentu, yaitu: a. Pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya; b. Pekerjaan yang diperkirakan penyelesainya dalam waktu yang tidak terlalu lama dan paling lama 3 tahun; c. Pekerjaan yang bersifat musiman atau; d. Pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk tambahan yang masih percobaan atau penjajakan; (2) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu tidak dapat diadakan untuk pekerjaan yang bersifat tetap; (3) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu dapat diperpanjang atau diperbarui; (4) Perjanjian kerja waktu tertentu yang didasarkan atas jangka waktu tertentu dapat diadakan untuk paling lama 2 (dua) tahun dan hanya boleh diperpanjang 1 (satu) kali untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun; (5) Pengusaha yang bermaksud memperpanjang perjanjian kerja waktu tertentu tersebut, paling lama 7 (tujuh) hari sebelum perjanjian kerja waktu tertentu berakhir telah memberitahukan maksudnya secara tertulis kepada pekerja/buruh yang bersangkutan; (6) Pembaruan perjanjian kerja waktu tertentu hanya dpat diadakan setelah masa tenggang waktu 30 (tiga puluh) hari berakhirnya perjanjian kerja waktu tertentu yang lama, pembaruan perjanjian kerja waktu tertentu ini hanya boleh dilakukan 1 (satu) kali dan paling lama 2 (dua) tahun; (7) Perjanjian kerja waktu tertentu yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (4), ayat (5), ayat (6), maka demi hokum menjadi perjanjian kerja waktu tidak tertentu; (8) Hal-hal lain yang belum diatur dalam pasal ini akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Menteri. Sehingga di dalam Pasal yang diatur diatas memiliki maksud guna mengatur mengenai perjanjian kerja waktu tertentu yang pekerjaanya bersifat musiman. Karena pekerjaan musiman juga merupakan satu kesatuan bagian

6 dari pekerjaan waktu tertentu yang memiliki ciri dengan pekerjaan tertentu yang menurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaanya akan selesai dalam waktu tertentu. Selain itu apabila ada perpanjangan berkaitan dengan kontrak kerja waktu tertentu harus dilakukan pembaruan yang dibatasi jangka waktu selama 2 tahun terhitung sejak pekerjaan waktu tertentu untuk yang pertama kali telah disepakati dan disetujui oleh para pihak yang bersangkutan dalam perjanjian kerja tersebut, dan dapat diperpanjang lagi sekali hanya dalam jangka waktu setahun. Maka total jangka waktu terhadap pekerjaan waktu tertentu ini hanya dibatasi paling lama selama 3 tahun. Di dalam melakukan suatu pekerjaan itu tentunya diperlukan adanya sebuah perjanjian. Karena keberadaan dari adanya perjanjian ini sangat penting dan diperlukan kaitanya dalam hal hubungan hukum dibidang keperdataan. Begitu pula tidak lepas dengan perjanjian kerja waktu tertentu yang pekerjaanya bersifat musiman di pabrik gula Mojo Kabupaten Sragen juga diperlukan dengan adanya perjanjian kerja. Adanya perjanjian ini dimaksudkan agar apa yang diinginkan oleh para pihak jelas apa maksud dan tujuanya dan tidak bertetangan dengan Undang-undang dan kesusilaan. Suatu perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada seorang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal. 7 Dalam kegiatan manusia yang melakukan hubungan hukum keberadaan adanya perjanjian ini sangat penting agar apa yang diperjanjikan semua jelas dan dapat memberikan perlindungan hukum pada perjanjian kerja waktu 7 R Subekti, 2002, Hukum Perjanjian, Jakarta: Intermasa, hal. 1.

7 tertentu bagi salah satu pihak yang dirugikan karena tidak menjalankan klausul perjanjian yang disepakati atau yang sering dikenal dengan istilah wanprestasi atau ingkar janji. Dalam membuat perjanjian kerja juga diperlukan adanya syarat-syarat yang harus dipenuhi agar perjanjian tersebut sah. Sesuai dengan isi Pasal 52 Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang berisi: (1) Perjanjian kerja dibuat atas dasar: a. kesepakatan kedua belah pihak; b. kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan hukum; c. adanya pekerjaan yang diperjanjikan; dan d. pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan, dan peraturan perundang undangan yang berlaku; (2) Perjanjian kerja yang dibuat oleh para pihak yang bertentangan dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a dan b dapat dibatalkan; (3) Perjanjian kerja yang dibuat oleh para pihak yang bertentangan dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf c dan d batal demi hukum. Apabila dalam suatu perjanjian tersebut telah disepakati oleh kedua belah pihak, maka para pihak yang mengikatkan dirinya akan saling memiliki hak, kewajiban dan tanggung jawab hukum bagi masing-masing pihak yang mengikatkan diri. Tentunya bagi pengusaha dan juga tenaga kerja memiliki hak dan kewajiban masing-masing. Dari dua hal tersebut tersebut maka ada kewajiban yang harus dipenuhi terlebih dahulu oleh tenaga kerja sebelum menuntut haknya. Kewajiban bagi tenaga kerja adalah wajib bekerja sesuai dengan waktu kerja yang telah ditentukan, dimana dalam waktu kerja ini ditentukan dalam

8 Undang-undang No. 13 Tahun 2013 Tentang Ketenagakerjaan yang terdapat pada Pasal 77 Ayat ke (2) yang berbunyi: Waktu kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi: a. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu; atau b. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu. Setelah melakukan kewajiban, tentunya tenaga kerja juga mendapatkan haknya sesuai dengan apa yang diperjanjikan sesuai dengan apa yang dituangkan dalam klausula perjanjian kerja. Hak yang didapatkan oleh tenaga kerja antara lain adalah hak untuk mendapatkan upah atas pekerjaan yang dilakukanya sebagai kewajiban dan sesuai dengan Pasal 1 Angka 30 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. 8 Selain kewajiban dan hak yang berasal dari tenaga kerja, pengusaha atau perusahaan juga memiliki hak yang sama dengan tenaga kerja mengenai hak dan kewajiban. Hak pengusaha adalah berhak sepenuhnya atas hasil kerja pekerja, berhak atas ditaatinya aturan kerja oleh pekerja, termasuk pemberian sanksi, berhak atas perlakuan yang hormat dari pekerja, berhak melaksanakan tata tertib kerja yang telah dibuat oleh pengusaha. 9 Kewajiban pengusaha adalah memberikan upah kepada pekerja/buruh atas pekerjaan yang telah dilakukan. Pada Pasal 88 Ayat 1 Undang-undang No. 13 Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan, setiap pekerjaan/buruh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi pengupahan yang layak bagi 8 Lalu Husni, 2012, Pengantar Hukum Ketenagakerajaan Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo Persada, hal. 73. 9 Wahyu-Apriliyana http://wahyu-apriliyana.blogspot.com/2012/01/hak-pengusaha.html, diunduh pada hari kamis tanggal 19 Sepetember 2014 pukul 07.06 WIB.

9 kemanusiaan. Sehingga dari pasal tersebut jelaslah bahwa pengusaha memiliki kewajiban untuk memberikan upah/gaji kepada pekerja/buruh yang telah memenuhi kewajibanya sebagai pekerja/buruh. Setelah hak dan kewajiban keduanya sudah ada, maka dalam menjalankan kegiatan kerja tersebut timbul adanya tanggung jawab hukum yang melekat bagi para pihak yang mengikatkan diri dalam perjanjian. Yang dimaksud tanggung jawab hukum adalah tanggung gugat akibat kesalahan yang dilakukan oleh subyek hukum. 10 Sehingga dalam perjanjian kerja nantinya akan menimbulkan tanggung jawab hukum bagi para pihak yang mengikatakan dirinya dalam perjanjian kerja yang disepakati tersebut. Yang dimaksud dengan perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja / buruh dan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban para pihak. 11 Sehingga dalam perjanjian kerja tersebut akan berfungsi sebagai perlindungan hukum yang ada pada perjanjian kerja waktu tertentu bagi para pihak yang mengikatkan diri dalam klausul perjanjian kerja. Karena adannya hak dan kewajiban para pihak yang harus dipenuhi menimbulkan hubungan hukum yang memerlukan perlindungan hukum. Pengertian perlindungan hukum itu sendiri adalah suatu perlindungan yang diberikan terhadap subyek hukum dalam bentuk perangkat hukum baik yang bersifat preventif maupun yang bersifat represif, baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Dengan kata lain perlindungan hukum sebagai suatu gambaran dari fungsi hukum, yaitu 10 Sony Tobelo, http://sonny-tobelo.blogspot.com/2010/12/teori-pertanggungjawaban.html, diunduh pada hari kamis tanggal 19 Sepetember 2014 pukul 07.21 WIB. 11 Rocky Marbun dkk, 2012, Kamus Hukum Lengkap, Jakarta: Visi Media, hal. 238.

10 konsep dimana hukum dapat memberikan suatu keadilan, ketertiban, kepastian, kemanfaatan dan kedamaian. 12 Sehingga apabila ada pihak yang mengikatkan diri dalam perjanjian kerja waktu tertentu yang pekerjaanya bersifat musiman melakukan kesalahan dan dinyatakan wanprestasi, maka pihak yang melakukan wanprestasi tersebut harus melakukan tanggung jawab hukum atas perbuatanya. Karena bagi kedua belah pihak yang mengikatkan diri dalam perjanjian kerja juga memiliki perlindungan hukum bagi para pihak yang bersangkutan. Sehingga dalam hal ini perlindungan hukum sudah ada sejak dimulainya persetujuan bagi para pihak yang mengikatkan dirinya dalam perjanjian. Tidak terlepas dari perjanjian waktu tertentu yang pekerjaanya bersifat musiman, sejak dimulainya perjanjian kerja maka para pihak yang bersangkutan juga memiliki perlindungan hukum bagi para pihak yang mengikatkan diri. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis terdorong untuk menulis dengan judul mengenai perlindungan hukum terhadap perjanjian kerja waktu tertentu yang bersifat musiman di pabrik gula Mojo Kabupaten Sragen. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka dalam penelitian ini yang berjudul perlindungan hukum bagi PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) P.G Mojo Kabupaten Sragen dan pekerja waktu tertentu yang pekerjaanya bersifat musiman dapat dirumuskan sebagai berikut: 12 Prasko Abdulah, praskoabdullah http://prasxo.wordpress.com/2011/02/17/definisi-perlindunganhukum/, diunduh pada hari rabu tanggal 18 Sepetember 2014 pukul 15.50 WIB.

11 1. Bagaimana pelaksanaan perjanjian kerja waktu tertentu yang pekerjaanya bersifat musiman di PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) P.G Mojo Kabupaten Sragen? 2. Apakah hak dan kewajiban bagi para pihak sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan? 3. Bagaimana tanggung jawab hukum bagi para pihak bila ada wanprestasi? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan perjanjian waktu tertentu (pekerjaan musiman) yang ada di PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) P.G Mojo Kabupaten Sragen dan bagaimana penyelesaianya. 2. Untuk mengetahui apakah hak dan kewajiban bagi para pihak sudah sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan. 3. Untuk mengetahui bagaimana tanggung jawab hukum bagi para pihak bila ada wanprestasi. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat bagi Penulis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan bagi pribadi penulis, khususnya bagi penulis agar lebih mengetahui mengenai perlindungan hukum kepada pekerja waktu tertentu yang pekerjaanya bersifat musiman berdasarkan Peraturan Perundang- Undangan yang berlaku di Indonesia.

12 2. Manfaat bagi Ilmu Pengetahuan Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran terhadap ilmu pengetahuan dibidang ilmu hukum, khususnya ilmu hukum yang mengatur mengenai perlindungan hukum pada perjanjian kerja waktu tertentu yang pekerjaanya bersifat musiman yang berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku di Indonesia. 3. Manfaat bagi Masyarakat Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat secara luas dan menambah wawasan mengenai bidang ketenagakerjaan, khususnya perjanjian waktu tertentu yang pekerjaanya bersifat musiman. Selain itu juga sebagai informasi bagi masyarakat dan pengetahuan hukum yang dapat dijadikan sebagai pedoman mengenai perlindungan hukum terhadap pekerja waktu tertentu yang pekerjaanya bersifat musiman yang berdasarkan Peraturan Perundangan yang berlaku. E. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu yang bertujuan mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisisnya. 13 Sehingga sebelum penulis melakukan penelitian, hendaknya penulis menentukan terlebih dahulu mengenai metode yang hendak dipakai. Adapun metode yang digunakan oleh penulis pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 13 Khudzaifah Dimyati, 20014, Metode Penelitian Hukum, Surakarta: Fakultas Hukum UMS, hal.6.

13 1. Metode Pendekatan Metode pendekatan yang dipakai oleh penulis dalam penelitian ini yakni dengan menggunakan metode normatif. Penelitian normatif adalah sebagai usaha mendekatkan masalah yang diteliti dengan sifat hukum normatif. 14 Sehingga dalam penelitian hukum ini dikonsepkan sebagai apa yang tertulis dalam Peraturan Perundang-Undangan yang dibuat oleh lembaga negara yang berwenang atau hukum dikonsepkan sebagai kaidah atau norma yang merupakan patokan berperilaku manusia yang dianggap pantas. 15 Sehingga dalam penelitian ini penulis akan mencari dan menganalisis kaidah hukum yang terkandung dalam suatu Perundang- Undangan dan juga terkandung dari norma hukum yang tidak tertulis yang hidup dan berkembang dalam masyarakat sehingga dapat diketahui aspek hukumnya mengenai perjanjian kerja waktu tertentu yang pekerjaanya bersifat musiman. 2. Jenis Penelitian Tipe kajian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat dekriptif, Penelititan deskriptif, pada umumnya bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat terhadap suatu objek tertentu. 16 Yaitu terhadap perlindungan hukum bagi perjanjian kerja waktu tertentu yang 14 Hadikusuma Hilman 1995, Metode Pembuatan Kertas atau Skripsi Ilmu Hukum, Bandung: Penerbit Mandar Maju, hal. 60. 15 Amiruddin & Zainal Asikin, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Raja Grafindo Persada, hal. 118. 16 Bambang Sunggono, 2012, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta: Raja Grafindo Persada, hal. 35.

14 pekerjaanya bersifat musiman yang ada di PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) P.G Mojo Kabupaten Sragen. F. Jenis dan Sumber Data a. Data Sekunder Mencari data sekunder dengan menggunakan bahan-bahan hukum yang meliputi: 1) Bahan Hukum Primer Yakni berkaitan erat dengan bahan-bahan hukum dengan permasalahan yang akan penulis teliti. Antara lain yang terdiri sebagai berikut : (1) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. (2) Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor: Kep.100/MEN/VI/2004 tentang Ketentuan Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu. (3) Permemkertrans No. 19 Tahun 2012 tentang syarat-syarat penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lain yang mengatur mengenai hak-hak bagi pekerja waktu tertentu. (4) Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. 2) Bahan hukum Sekunder Yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer, seperti buku tentang ketenagakerjaan,

15 buku hukum perburuhan, hasil-hasil penelitian, hasil karya ilmiah para sarjana serta pendapat para pakar hukum yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini. 3) Bahan hukum Tersier Yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, seperti kamus hukum, ensiklopedia. 17 b. Data Primer Data yang diperoleh langsung dari sumber pertama. 18 Tentunya hal ini di dukung dengan melakukan penelitian langsung terjun ke lapangan. 1) Lokasi Penelitian Dalam hal ini penulis memilih lokasi penelitian ini di PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) P.G Mojo Kabupaten Sragen yang beralamat di Jl. Kyai Mojo No. 01 Kabupaten Sragen. Penulis memilih lokasi tersebut karena perusahaan tersebut merupakan salah satu perusahaan peninggalan pada masa jajahan kolonial Belanda yang masih beroperasi hingga sekarang. Dan didalam kegiatan operasionalnya membutuhkan banyak tenaga kerja guna memenuhi kebutuhan proses produksi gula. 2) Subyek Penelitian 17 Ibid., hal. 32. 18 Ibid., hal.30.

16 Dalam penelitian ini penulis menetapkan subyek-subyek yang diteliti yaitu dengan informan atau responden yang berkompeten dalam permasalahan mengenai ketenagakerjaan, antara lain : a) Pimpinan PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) P.G Mojo Kabupaten Sragen. b) Ketua serikat pekerja di PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) P.G Mojo Kabupaten Sragen. c) Pekerja musiman dan juga pekerja tetap yang ada di PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) P.G Mojo Kabupaten Sragen. G. Metode Pengumpulan Data Mengumpulkan, mencari dan mempelajari dari ke tiga bahan hukum tersebut diatas yang berkaitan dengan perlindungan hukum bagi perjanjian kerja waktu tertentu yang pekerjaanya bersifat musiman di PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) P.G Mojo Kabupaten Sragen. a. Studi Kepustakaan Merupakan metode untuk mengumpulkan, mencari data melalui dokumen-dokumen resmi, buku-buku, laporan, peraturan perundangundangan, dan kepustakaan lain berkaitan dengan permasalahan yang diteliti yang menjadi objek penelitian. b. Studi lapangan yang melalui: 1. Membuat Daftar Pertanyaan Penulis mempersipakan terlebih dahulu pertanyaan yang akan diajukan kepada narasumber. Kemudian penulis menyiapkan pertanyaan

17 yang berkaitan dengan perlindungan hukum bagi perjanjian kerja waktu tertentu yang pekerjaanya bersifat musiman di PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) P.G Mojo Kabupaten Sragen. 2. Wawancara Wawancara ini merupakan pencarian dan pengumpulan data primer yang diperoleh langsung dari objek yang diteliti dengan cara penulis terjun langsung ke lokasi penelitian yang menjadi tempat penelitian dengan mengadakan tanya jawab dengan pihak-pihak terkait yakni dengan pimpinan dan ketua serikat pekerja serta perwakilan dari pekerja musiman dan pekerja tetap yang ada di PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) P.G Mojo Kabupaten Sragen. 3. Metode Analisis Data Didalam penelitian ini penulis menggunakan metode analisis data secara Kualitatif. Metode kualitatif dilakukan dengan menganalisis data yang meliputi Peraturan Perundang-Undangan, dokumen-dokumen, buku-buku kepustakaan, dan literature lainnya yang berkaitan dengan proses pelaksanaan perlindungan hukum bagi perjanjian kerja waktu tertentu yang pekerjaanya bersifat musiman di PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) P.G Mojo Kabupaten Sragen. Setelah hal diatas tercapai, maka kemudian akan dihubungkan dengan data-data yang diperoleh penulis dari studi lapangan yang berupa hasil wawancara dengan responden atau narasumber yang bersangkutan, untuk kemudian dilakukan pengumpulan dan penyusunan data secara

18 sistematis serta menguraikannya dengan kalimat yang teratur sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan. H. Sistematika Skripsi Skripsi ini terdiri dari empat bab yang disusun secara sistematis. Untuk mempermudah dalam melakukan analisis, pembahasan serta penjabaran dari penelitian yang dilakukan peneliti, maka peneliti menyusun sistematika penulisannya sebagai berikut: BAB I adalah pendahuluan yang berisikan tentang, latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika skripsi. BAB II adalah tinjauan pustaka dalam penulisan ini akan memberikan kajian-kajian mengenai teori, pengertian dan peraturan-peraturan hukum yang mengatur menganai hukum yang berkaitan dengan ketenagakerjaan guna dijadikan dasar untuk menemukan berbagai doktrin dan aturan yang mengatur menganai hukum ketenagakerjaan. BAB III adalah menjabarkan hasil penelitian dan pembahasan didalamnya penulis melakukan analisis atas rumusan masalah yang dibuat oleh penulis berdasarkan data hasil penelitian yang didapatkan, kemudian melakukan pengolahan data dengan melakukan analisa dengan perturan perundangan yang mengaturnya. BAB IV adalah Penutup yang berisi kesimpulan dan saran.