PENINGKATAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN MEMBUAT ANYAMAN KERTAS PADA SISWA KELAS VII DENGAN METODE DEMONSTRASI DI SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI Bungar Situmorg Surel : bungarsitumorg05@gmail.com ABSTRAK Peneliti ini bertuju untuk menemuk model pembelajar yg efektif guna meningkatk Hasil belajar keterampil siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Tebing Tinggi d aktifitas belajar siswa di kelas. Subyek yg diteliti adalah siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Tebing Tinggi. Jenis peneliti ini adalah peneliti tindak kelas yg dilaksak dalam 2 siklus. Hasil peneliti pada siklus I menunjukk rata-rata hasil belajar siswa 56,34 deng presentasi ketuntas 56,90% aktifitas siswa deng nilai yaitu 56,40, sedgk persentase kemampu guru pada siklus I yaitu 50,00% sedgk hasil pada peneliti siklus II diperoleh rata-rata hasil belajar siswa 69,43 d presentasi ketuntas 91,38% sehingga sudah memenuhi indikator kinerja deng nilai rata-rata aktifitas siswa 66,27 d presentase kemampu guru deng nilai 81,25% dari pelaksa siklus diatas ternyata adya peningkat hasil belajar siswa sebesar 34,48% aktifitas belajar siswa 9,87, serta presentase kemampu guru meningkat 31,25%. Kata Kunci: Peningkat Hasil Belajar Keterampil, Metode Demonstrasi PENDAHULUAN Pendidik adalah upaya musia untuk memusiak musia. Musia pada hakikatnya adalah mahluk cipta Tuh yg paling tinggi derajatnya dibdingk deng mahluk lain cipta-nya di muka bumi ini. Hal ini disebabk musia memiliki akal pikir atau rasio, sehingga ia mampu mengembgk dirinya sebagai musia yg berbudaya (Wahyudin dkk, 2006: 2.7). Pada dasarnya semua mata pelajar di sekolah dasar itu sama pentingnya. Sebagai sara pendidik, Mata pelajar Keterampil d Kerajin mempunyai byak per terutama bagi tingkat perkembg usia peserta didik Sekolah Menegah Pertama, seperti terctum dalam KTSP 2006 yaitu: (a) Memahami konsep d pentingnya Keterampil d Kerajin. (b) Menampilk sikap apresiasi terhadap Keterampil d kerajin. (c) Menampilk kreativitas melalui Keterampil d Kerajin. (d) Menampilk per serta dalam Keterampil d Kerajin dalam tingkat lokal, regional maupun global. Untuk mencapai tuju tersebut, diperluk berbagai upaya terarah yg berkeljut. Oleh karena itu, dalam hal ini guru mempunyai per yg sgat penting agar terciptya siswa yg kreatif d produktif dalam bidg keterampil. Melalui pembelajar Keterampil d Kerajin, setiap Guru SMP Negeri 8 Tebing Tinggi 145
Bungar Situmorg : Peningkat Hasil Belajar. siswa sekolah dasar dibekali deng beberapa pengetahu yg dapat membgkitk daya kreativitas, sehingga dapat menghasilk berbagai karya seni yg kreatif pula. Menurut Sumto (2006:9), menyatak bahwa Kreativitas berkarya diartik sebagai kemampu menemuk, menciptak, mambuat, mercg d memaduk suatu gagas baru maupun lama menjadi kombinasi baru deng didukung kemampu terampil yg dimilikinya. Undg-Undg Nomor 20 Tahun 2003 tentg Sisem Pendidik Nasional Bab IV Pasal 10 menyatak bahwa Pemerintah d Pemerintah Daerah berhak mengarahk, membimbing, d mengawasi penyelenggara pendidik sesuai deng peratur perundg-undg yg berlaku. Seljutnya, Pasal 11 Ayat (1) juga menyatak bahwa Pemerintah d Pemerintah Daerah wajib memberik lay d kemudah, serta menjamin terselenggarya pendidik yg bermutu bagi setiap warga negara tpa diskrimin (I. Way. 2015: 2). Muat Keterampil d Kerajin sebagaima yg diamatk dalam Peratur Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentg Stdar Nasional Pendidik tidak hya terdapat dalam satu mata pelajar karena budaya itu sendiri meliputi segala aspek kehidup. Dalam mata pelajar Keterampil d Kerajin, aspek budaya tidak dibahas secara tersendiri tetapi terintegrasi deng seni. Karena itu, mata pelajar Keterampil d Kerajin pada dasarnya merupak pendidik seni yg berbasis budaya (I. Way. 2015: 24). Deng melihat latar belakg tersebut, peneliti tertarik untuk melakuk peneliti tindak kelas deng judul Peningkat Hasil Belajar Keterampil Membuat Anyam Kertas Pada Siswa Kelas VII deng Metode Demonstrasi di SMP Negeri 8 Tebing Tinggi. Berdasark dari latar belakg masalah yg telah diuraik di atas, maka dapat dirumusk masalahnya, sebagai berikut : a. Bagaima cara meningkatk aktivitas keterampil membuat yam kertas siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Tebing Tinggi. b. Bagaima cara meningkatk hasil belajar keterampil membuat yam kertas siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Tebing Tinggi. Untuk memecahk permasalah tersebut, deng mengkaji latar belakg d urai lain sebelumnya, maka fokus dalam peneliti ini adalah meningkatk hasil belajar keterampil membuat yam kertas siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Tebing Tinggi deng menggunak metode demonstrasi. Tuju peneliti ini adalah untuk memperoleh suatu rcg p-issn : 2355-1720 146
SEJ VOLUME 7 NO. 1 JUNI 2017 pembelajar yg efektif dalam mata pelajar Keterampil d Kerajin, agar dapat meningkatk hasil belajar keterampil membuat yam kertas pada siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Tebing Tinggi. METODE PENELITIAN Subjek peneliti dalam peneliti ini adalah siswa Kelas VII semester II SMP Negeri 8 Tebing Tinggi tahun pelajar 2015/2016, yg berjumlah 58 siswa yg terdiri dari 30 laki-laki d 28 perempu. Masalah yg diteliti adalah kemampu siswa dalam mengyam materi keterampil. Keaktif siswa dalam materi keterampil dapat dilihat dalam beberapa faktor. a. Kehadir siswa. b. Perhati siswa pada waktu guru menergk. c. Keaktif siswa pada waktu belajar. d. Hasil belajar siswa dalam mengerjak latih tertulis maupun praktek. e. Tugas yg diberik guru. f. Byaknya siswa yg mampu mengyam. g. Rata-rata kelas. h. Presentase tuntas belajar secara klasikal. Refleksi merupak lgkah untuk mengalisis semua kegiat yg dilakuk pada setiap siklus. Analisis dilakuk untuk mengetahui kelebih d kekurg aspekaspek yg diamati pada tiap siklus. Kemudi peneliti d guru kelas merefleksik hasil alisis tersebut untuk merencak tindak berikutnya. Refleks i Refleks i? Perenca SIKLUS I Pengamat Perenca na SIKLUS II Pengamat Pelaksa Pelaksa Gambar Model Desain Tindak Kelas Kemmis (dalam Arikunto 2006:16) HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil peneliti ini diperoleh dari hasil tes formatif d hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa d performsi guru pada siklus I d siklus II. Peneliti ini dilakuk oleh peneliti dibtu oleh guru sebagai observer. Deskripsi data Pelaksa siklus I. Data tentg hasil belajar siswa diperoleh melalui skor tes formatif yg dilaksak pada 147 p-issn : 2355-1720
Bungar Situmorg : Peningkat Hasil Belajar. tggal 4, 7 Mei 2016, dalam waktu 4x35 menit. Tes formatif berbentuk tes tertulis yaitu soal pilih gda, soal isi d tes praktek. Seljutnya skor tes formatif dari 58 siswa tersebut di kelompokk berdasark kriteria ketuntas belajar. Siswa dikatak tuntas belajar, jika skor tes lebih dari atau sama deng 57. Sebaliknya, jika skor tes kurg dari 57 maka dikatak bahwa siswa tersebut tidak tuntas belajar. Berdasark kriteria tersebut dapat ditunjukk bahwa pada siklus I siswa yg tuntas belajar sebyak 33 siswa (56,90%). Sedgk siswa yg tidak tuntas belajar sebyak 25 siswa (43,10%) deng nilai rata-rata 56,34 sehingga belum memenuhi indikator yg ditentuk yaitu 57. Kegiat belajar mengajar diawali guru deng mengecek kehadir siswa d memberi informasi tentg kegiat pembelajar yg ak dilaksak. Guru mengingatk pelajar sebelumnya d memberi informasi pentingnya pelajar yg ak dipelajari. Guru menyampaik materi, kemudi mempersiapk alat-alat yg ak dipraktekk dalam praktek mengyam. Guru melakuk pembelajar sesuai deng tahap pembelajar menggunak metode demonstrasi deng cukup baik. Dalam pembelajar guru belum dapat mengelola waktu deng baik sehingga terlalu byak waktu yg terlewati tpa adya hasil yg sesuai deng keingin. Kemudi guru kurg bisa mengarahk siswa dalam mengajar mengyam, sehingga hasil yam yg didapat belum sesuai deng keingin.masih byak kekurg disa-sini yaitu, ketepat waktu d kerapi siswa dalam membuat yam. Dari hasil observasi siswa terhadap pembelajar dapat diketahui bahwa siswa merasa kurgnya contoh yg diberik oleh guru d arah guru pada saat membuat yam, deng ini kurg memotivasi siswa untuk lebih terampil dalam keterampil membuat yam. Pada pertemu berikutnya, guru sudah dapat mengelola waktu deng baik d bisa mengarahk siswa dalam mengajar yam sehingga hasil yam yg didapat sesuai deng keingin namun masih ada beberapa siswa yg belum rapi dalam membuat yam. Dari hasil observasi siswa terhadap pembelajar dapat diketahui bahwa siswa merasa cukup contoh yg diberik oleh guru d arah guru pada saat membuat yam, deng ini tersebut memotivasi siswa untuk lebih terampil dalam keterampil membuat yam. Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I 56,34 naik sebesar 2,48 dari nilai rata-rata hasil awal. Presentase ketuntas pada akhir siklus I sebesar 56,90%, juga naik dibding nilai awal yg hya 38%. Karena hasil siklus I masih belum memenuhi indikator yg p-issn : 2355-1720 148
SEJ VOLUME 7 NO. 1 JUNI 2017 telah ditentuk, maka perlu diadak perbaik pada siklus II. Siklus II dilaksak setelah siklus I selesai yg dilaksak pada tggal 14 Mei dalam waktu 2x35 menit. Dari hasil siklus I, diketahui bahwa guru belum dapat mengelola pembelajar deng baik, sehingga peneliti perlu melakuk siklus II. Hasil belajar pada siklus II diperoleh setelah siswa melakuk evaluasi akhir setelah pembelajar siklus II. Nilai rata-rata hasil evaluasi akhir siklus II sebesar 69,43, sedgk presentase ketuntas belajar pada siklus II sebesar 91,38%, naik 34,48% dari presentase ketuntas belajar pada siklus I sebesar 56,90% berarti ada kenaik 34,48% dari presentase ketuntas belajar pada siklus I yg besarnya 56,90%. Kegiat belajar mengajar deng menggunak metode demonstrasi, yaitu deng menunjuk salah satu siswa untuk memperagak cara membuat yam. Guru melakuk pembelajar sesuai deng tahap pembelajar demonstrasi deng sgat baik. Dalam pembelajar guru sudah dapat mengelola waktu deng baik sehingga waktu dapat dimfaatk sebaik mungkin. Kemudi guru sudah bisa mengarahk siswa dalam mengajar mengyam secara merata, sehingga siswa menjadi paham d hasil yam yg didapatpun sesuai deng keingin. Refleksi dilakuk setelah pelaksa siklus II berakhir. Dari hasil refleksi yg dilakuk dapat diperoleh kesimpul bahwa siswa merasa cukup deng contoh yg diberik oleh guru d arah guru pada saat membuat ayam, deng ini cukup memotivasi siswa untuk lebih terampil dalam keterampil membuat yam. Pada peneliti deng pendekat kutitatif ini, peneliti dituntut keteliti d kecermat dalam mengamati d mencatat suatu proses dari kegiat yg terjadi. Untuk itu, peneliti ak memapark hasil temunya. Dari alisis tes formatif berupa tes tertulis yaitu soal pilih gda, soal isi d tes praktek sebelum pembelajar deng menggunak peraga melalui metode demonstrasi diperoleh hasil sebagai berikut: a. Nilai rata-rata kelas sebesar 53,86% b. Jumlah siswa deng nilai 57 sebesar 22 siswa c. Presentase siswa deng nilai 57 sebesar 38% Simpul sementara yaitu ketuntas belajar siswa belum tercapai. Dari alisis hasil tes formatif setelah pembelajar deng menggunak metode demonstrasi diperoleh hasil sebagai berikut: a. Nilai rata-rata kelas sebesar 56,34% b. Jumlah siswa deng nilai 57 sebesar 33 siswa c. Presentase siswa deng nilai 57 sebesar 56,90% 149 p-issn : 2355-1720
Bungar Situmorg : Peningkat Hasil Belajar. Simpul sementara yaitu ketuntas belajar siswa belum tercapai. Penyebab ketuntas belajar belum tercapai, tara lain dikarenak dalam proses pembelajar siswa kurg mampu dalam memahami materi, kurg terampilnya siswa dalam mengajuk pertya, memiliki rasa kurg percaya diri, takut, d malu serta belum secara aktif melibatk diri dalam kegiat belajar mengajar. Hal ini terlihat dari rata-rata nilai aktivitas pembelajar siswa sebesar 56,40, Seljutnya penyebab yg lain dari ketuntas belajar yg belum tercapai adalah nilai hasil belajar d performsi guru yg belum memenuhi batas ketuntas minimal. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar siswa hya 56,34 deng presentasi ketuntas 56,90% saja, termasuk persentase kemampu guru hya 50,00%. Hal ini terjadi dalam melaksak pembelajar belum sesuai deng yg diharapk. Pada akhir siklus II a. Nilai rata-rata kelas sebesar 69,43 b. Jumlah siswa deng nilai 57 sebesar 53 siswa c. Presentase siswa deng nilai 57 sebesar 91,38% Simpulnya adalah ketuntas belajar siswa sudah tercapai. Peneliti ak memapark hasil observasi setelah pembelajar deng metode demonstrasi menggunak peraga cara membuat yam dari kertas pada siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Tebing Tinggi, adapun hasil pengamat sebagai berikut: Pada siklus I skor rata-rata aktivitas siswa dalam pembelajar yaitu 56,40 sedgk pada siklus II skor rata-rata aktivitas siswa dalam pembelajar 66,27. Berarti ada peningkat skor rata-rata 9,87. Siswa sudah dapat melaksak pembelajar lebih baik. Aktivitas siswa ditarya yaitu: a. Kesiap siswa mengikuti pelajar b. Aktivitas bertya kepada guru pada saat pembelajar berlgsung. c. Keterlibat siswa dalampraktek. d. Kreativitas siswa dalam praktek. e. Ketusias siswa dalam melaksak tugas. f. Penyelesai atau hasil jawab sesuai deng apa yg dimaksud soal. g. Upaya yg dilakuk siswa pada saat menghadapi soal atau praktek yg cukup sulit. h. Kemampu kerjasama tar siswa. Temu hasil observasi performsi guru setelah pembelajar deng metode demonstrasi pada siklus I presentase skor rata-ratya yaitu 50,00, sedgk pada siklus II skor rataratya adalah 81,25. Hal ini berarti, ada peningkat 31,25. Dapat dinyatak bahwa guru sudah melaksak tahap-tahap p-issn : 2355-1720 150
SEJ VOLUME 7 NO. 1 JUNI 2017 pembelajar deng metode demonstrasi deng baik. Pembahas Peneliti tindak kelas yg telah dilaksak di Kelas VII SMP Negeri 8 Tebing Tinggi menunjukk aktivitas d hasil belajar sgat baik. Namun masih ada beberapa hal yg perlu diperhatik, agar pembelajar berhasil lebih baik lagi. Peneliti harus pdai dalam memberi pengtar, agar siswa tertarik d memiliki rasa ingin tahu terhadap materi pelajar yg dibahas. Adapun hasil dari tes hasil belajar siswa menunjukk peningkat yaitu deng nilai rata-rata kelas 56,34 deng ketuntas belajar siswa secara klasikal 56,90%, meskipun mengalami peningkat tetapi belum mencapai kriteria ketuntas minimal. Selain itu, aktivitas siswa selama pembelajar belum sesuai deng yg diharapk. Hal ini terlihat dari hasil pengamat aktivitas siswa, yaitu rata-rata aktivitas siswa 56,40. Selama pembelajar hya siswa tertentu saja yg aktif. Kebyak siswa yg kurg aktif hya mengdalk siswa lain yg lebih pdai d terampil, sehingga implikasinya dalam mengerjak keterampil mengyam masih byak siswa yg bingung dalam pengerjanya. Selain mengamati aktivitas siswa, juga mengamati aktivitas peneliti, adapun hasil dari pengamat diperoleh nilai 50. Dari hasil refleksi terhadap aktivitas peneliti, didapatk data bahwa peneliti masih kurg mampu melaksak tahap-tahap pembelajar deng menggunak metode demonstrasi deng baik. Siklus kedua dilaksak deng mempertimbgk dari hasil refleksi siklus I. Dima peneliti berusaha memperjelas kembali deng cara mendemonstrasik cara membuat yam deng baik d peneliti secara bervariasi, memberik penguat, sehingga siswa lebih bersemgat dalam pembelajar. Usaha yg dilakuk peneliti untuk memperbaiki penelitinya mendapatk hasil yg sgat menggembirak. Hal ini terlihat dari tes hasil belajar yg mengalami peningkat sebyak 53 siswa dari 58 siswa atau sekitar 91,38% deng nilai rata-rata 69,43, sehingga sudah memenuhi indikator kinerja deng nilai rata-rata aktivitas siswa 66,27 d presentase kemampu guru deng nilai 81,25% dari pelaksa siklus diatas ternyata adya peningkat hasil belajar siswa sebesar 34,48% aktifitas belajar siswa 9,87, serta presentase kemampu 31,25%. SIMPULAN Berdasark peneliti sebelum diadak pembelajar deng menggunak metode demonstrasi, jumlah siswa yg tuntas belajar hya 22 siswa dari 58 siswa atau sekitar 38% deng nilai rata-rata 53,86. 151 p-issn : 2355-1720
Bungar Situmorg : Peningkat Hasil Belajar. Penyebab ketuntas belajar belum tercapai, tara lain dikarenak dalam proses pembelajar siswa kurg mampu dalam memahami materi, kurg terampilnya siswa dalam mengajuk pertya, memiliki rasa kurg percaya diri, takut, d malu serta belum secara aktif melibatk diri dalam kegiat belajar mengajar. Hal ini terlihat dari rata-rata nilai aktivitas pembelajar siswa sebesar 56,40, Seljutnya pada siklus I setelah pembelajar deng menggunak metode demonstrasi ternyata ketuntas belajar belum tercapai, penyebabnya adalah nilai hasil belajar d performsi guru yg belum memenuhi batas ketuntas minimal. Hal ini dapat dilihat dari nilai ratarata hasil belajar siswa hya 56,34 deng presentasi ketuntas 56,90% saja, termasuk persentase kemampu guru hya 50,00% hal ini terjadi dalam melaksak pembelajar belum sesuai deng yg diharapk. Pada siklus II setelah diadak diadak kembali pembelajar deng menggunak metode demonstrasi, siswa yg tuntas belajar bertambah menjadi 53 siswa dari 58 siswa atau sekitar 91,38% deng nilai rata-rata 69,43, sehingga sudah memenuhi indikator kinerja 40 nilai rata-rata aktifitas siswa 66,27 d presentase kemampu guru deng nilai 81,25% dari pelaksa siklus diatas ternyata adya peningkat hasil belajar siswa sebesar 34,48% aktifitas belajar siswa 9,87, serta presentase kemampu guru meningkat 31,25%. Deng demiki dalam pelaksa tindak kelas ini, pembelajar deng demontrasi dapat meningkatk hasil belajar siswa Kelas SMP Negeri 8 Tebing Tinggi. DAFTAR RUJUKAN AS, I Way. 2015. Peningkat Keterampil d Kerajin. Jakarta: AZ ZAHRA Book s 8. Mohjiono, Moh Dimyati. 1993. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud. Narimo, Eka, Katminingsih. 2006. Seni Budaya Keterampil untuk SD/MI Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbuku Kementri Pendidik Nasional. Pamadhi, Hajar d Ev Sukardi S. 2009. Seni Keterampil Anak. Jakarta: Universitas Terbuka. Purwto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rifa i Achmad RC d Catharina Tri Anni. 2009. Psikologi Pendidik. Semarg : UPT UNNES Press. Sumto. 2006. Pengembg Kreatifitas Seni Rupa Anak Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas. Soemarjadi dkk. 2001. Pendidik Keterampil. Surabaya: Universitas Negeri Malg. Winataputra, Udin. 1999. Pendekat Pembelajar Kelas Rgkap. Jakarta: Universitas Terbuka. p-issn : 2355-1720 152
SEJ VOLUME 7 NO. 1 JUNI 2017 Wahyudin, Dinn dkk. 2006. Pengtar Pendidik. Jakarta: Universitas Terbuka. Sidik, Subkhi. 2015. Peningkat Hasil Belajar IPA tentg Sifat Kutub Magnet melalui Demonstrasi Alat Peraga pada Siswa Kelas V SDN Dumeling 01 Wasari Brebes. Semarg : UNNES. 153 p-issn : 2355-1720