BAB IV. A. Analisis tentang Ketentuan Aborsi dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III ABORSI BAGI IBU HAMIL PENDERITA HIV/AIDS DALAM HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF

A. Analisis Terhadap Tinjauan Aborsi Menurut PP. Nomor 61 Tahun Menurut ketentuan yang ada dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana

BAB IV. Berdasarkan Hasil Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama dalam menetapkan. hukum aborsi terkait dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 61

KLONING FATWA MUSYAWARAH NASIONAL VI MAJELIS ULAMA INDONESIA NOMOR: 3/MUNAS VI/MUI/2000. Tentang KLONING

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan anak yang lahir dalam keadaan fitrah atau suci :

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP TINDAKAN ASUSILA DAN PENGANIAYAAN OLEH OKNUM TNI

BAB I PENDAHULUAN. jawabanya dihadapan-nya, sebagaimana Allah SWT berfirman :

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

Aborsi pada Kehamilan akibat perkosaan: Ketentuan perundangundangan dan Fikih Islam

BAB V PEMBAHASAN. pemaparan data sebagai hasil penelitian melalui wawancara langsung dengan para

BAB IV ANALISIS DATA

A. Analisis Tradisi Standarisasi Penetapan Mahar Dalam Pernikahan Gadis dan. 1. Analisis prosesi tradisi standarisasi penetapan mahar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah

BAB IV KETENTUAN DIBOLEHKANNYA ABORSI AKIBAT PERKOSAAN DALAM PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. (QS.

Hijab Secara Online Menurut Hukum Islam

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kemampuannya. Pada waktu yang lampau perhatian pemerintah telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perubahan dimana ia harus menyelesaikan tugas-tugas perkembangan, dari mulai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian menunjukkan bahwa rutinitas ibadah shalat wajib memiliki

Perzinahan dan Hukumnya SEPUTAR MASALAH PERZINAHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK

BAB IV NASAB DAN PERWALIAN ANAK HASIL HUBUNGAN SEKSUAL SEDARAH (INCEST) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 285

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

Oleh: M. Taufik. N.T

Majalah Kedokteran Andalas No.1. Vol.34. Januari-Juni

PENGERTIAN TENTANG PUASA

BAB IV ANALISIS SADD AŻ-ŻARI< AH TERHADAP PENGGUNAAN PUPUK KIMIA DI DESA DADAPAN KECAMATAN SOLOKURO KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

BAB IV ANALISIS PERTANGGUNG JAWABAN PEMERIKSAAN TERSANGKA PENGIDAP GANGGUAN JIWA MENURUT HUKUM PIDANA POSITIF DAN HUKUM PIDANA ISLAM

ANAK KITA MASA DEPAN DUNIA DAN AKHIRAT. Nur Rochmah K.

BAB I PENDAHULUAN. dalam perjuangan. Kalbunya masih bersih, suci, dan polos. Jika dia dibiasakan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

BAB I PENDAHULUAN. oleh kualitas sumber daya manusianya. Untuk meningkatkan kualitas manusianya

PENGECUALIAN LARANGAN ABORSI BAGI KORBAN PERKOSAAN SEBAGAI JAMINAN HAK-HAK REPRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN. Undang No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 sebagai berikut. Hal ini sejalan pula dengan Hadist Rasulullah SAW dari Abu Hurairah r.a.

BAB IV. A. Analisis Terhadap Dasar Hukum yang Dijadikan Pedoman Oleh Hakim. dalam putusan No.150/pdt.G/2008/PA.Sda

YANG HARAM UNTUK DINIKAHI

BAB IV TINJAUAN MAQA>S}ID AL-SHARI> AH TERHADAP TAMBAHAN HUKUMAN KEBIRI BAGI PELAKU TINDAK PIDANA PEDOPHILIA

IDDAH DALAM PERKARA CERAI TALAK

HUKUM ISLAM DALAM TATA KELOLA HAID DAN PROBLEMATIKANYA. Mursyidah Thahir

KRITERIA MASLAHAT. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 6/MUNAS VII/MUI/10/2005 Tentang KRITERIA MASLAHAT

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r:

BAB III ABORSI DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap anak diciptakan Allah SWT dengan segala potensi yang berbeda

Berkahilah untuk ku dalam segala sesuatu yang Engkau keruniakan. Lindungilah aku dari keburukannya sesuatu yang telah Engkau pastikan.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERCERAIAN KARENA ISTERI. A. Analisis terhadap Dasar Hukum dan Pertimbangan Hakim karena Isteri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ataupun kesuksesan. Keberhasilan merupakan kemampuan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan itu Allah Swt berfirman dalam Alquran surah At-Tahrim

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

Negeri Gresik Nomor 04/Pen Pid Sus Anak/2014/PN Gsk. sebelum memutuskan suatu perkara.

BAB III ABORSI PERSPEKTIF FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA DAN UNDANG-UNDANG NO.32 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN

BAB IV ANALISIS TENTANG APLIKASI PERJANJIAN SEWA SAFE DEPOSIT BOX DITINJAU DARI BNI SYARIAH HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 286

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahfud Junaedi. Ilmu Pendidikan Islam Filsafat dan pengembangan. (Semarang : Rasail. 2010).

BAB IV. A. Penerapan Perda Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Larangan Menggunakan

BAB V ANALISIS. 1. Pendapat ulama yang Melarang Keluar Rumah dan Berhias Bagi Wanita Karier.

ار ا خ ط ب ا خ ذ ك ى ا ي ر اأ ة ف ق ذ ر أ ر ب غ ض ي ا ذ ع ا ن ك اح ا ف ه ف ع م. )ر ا اح ذ اب دا د(

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak fundamental setiap warga, setiap individu, keluarga dan

PENEMPELAN PHOTO PADA MUSHAF AL-QUR AN (KEMULIAAN AL-QUR AN)

BAB IV. Sejalan dengan tujuan dari berdirinya Pegadaian Syariah yang berkomitmen

BAB IV STUDI KOMPARASI ANTARA HUKUM PIDANA DAN FIQH JINAYAH TERHADAP TINDAK KEJAHATAN PERDAGANGAN ORGAN TUBUH

Tatkala Menjenguk Orang Sakit

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesehariannya. Dalam al-qur an dan al-hadist telah menjelaskan bahwa Allah SWT

Qawa id Fiqhiyah. Pertengahan dalam ibadah termasuk sebesar-besar tujuan syariat. Publication: 1436 H_2014 M

Hukum Mengubah Nazar

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP SANKSI HUKUM TENTANG KEJAHATAN TERHDAP ASAL-USUL PERNIKHAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA (KUHP)

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENETAPAN HARGA PADA PASAR OLIGOPOLI

BAB V PENUTUP. sebelumnya, serta arahan dari pembimbing maka dalam bab ini penulis dapat

BAB I PENDAHULUAN. penduduk dunia merupakan remaja berumur tahun dan sekitar 900

BAB I PENDAHULUAN. menambah istri yang lebih muda yakni 9 dan 7 tahun, bocah ingusan yang masih duduk di sekolah dasar itu.

Bolehkah melaksanakan perkawinan seorang perempuan dengan seorang laki laki yang bapak keduanya saudara sekandung, yaitu seayah dan seibu?

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan pada dasarnya merupakan perilaku makhluk ciptaan. TuhanYang Maha Esa yang tidak hanya terbatas pada diri seorang manusia

Serial Bimbingan & Penyuluhan Islam

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tercantum dalam al-qur`an:

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

Hukum Menyekolahkan Anak di Sekolah Non-Muslim

Tindak pidana perampasan kemerdekaan orang lain atas dasar. keduanya, diantaranya persamaan-persamaan itu adalah sebagai berikut:

Hukum Poligami. Syaikh Abdul Aziz bin Baz -rahimahullah- Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

BAB IV ANALISIS SADD AH TERHADAP JUAL BELI KREDIT BAJU PADA PEDAGANG PERORANGAN DI DESA PATOMAN ROGOJAMPI BANYUWANGI

BAB IV. penyebab kenaikan harga jual bensin melebihi batas harga resmi dari. keterlambatan datangnya transportir yang membawa bensin ke pulau Bawean

Bersama : H. Ahmad Bisyri Syakur,Lc.MA.

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Terhadap Modernisasi Mahar Nikah di KUA Jambangan Surabaya

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUSHA>RAKAH DI BMT AN-NUR REWWIN WARU SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan dan tindakan yang diambil akan bertentangan dengan normanorma

BAB IV ANALISIS. keterangan ahli sebagai alat bukti yang sah. Malah tempatnya diletakkan pada. yang penting, artinya dalam pemeriksaan perkara pidana.

BAB IV JUAL BELI SEPATU SOLID DI KECAMATAN SEDATI SIDOARJO DALAM PERSPEKTIF MASLAHAH MURSALAH

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

PENYERANGAN AMERIKA SERIKAT DAN SEKUTUNYA TERHADAP IRAK

PAKET FIQIH RAMADHAN (ZAKAT FITRAH)

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA PENGETIKAN SKRIPSI DENGAN SISTEM PAKET DI RENTAL BIECOMP

BAB III PERTIMBANGAN DAN DASAR HUKUM PUTUSAN NOMOR: 0151/Pdt.G/2014/PA.Mlg

BAB I PENDAHULUAN. berpedoman penuh pada Al-Qur an dan As-Sunnah. Hukum-hukum yang melandasi

PEMBINAAN MENTAL GENERASI MUDA MENGHADAPI ERA GLOBALISASI

Transkripsi:

58 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ABORSI DALAM UNDANG- UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN DAN RELASINYA DALAM MEMBINA KEUTUHAN RUMAH TANGGA A. Analisis tentang Ketentuan Aborsi dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Mengenai pengguguran janin atau aborsi, memang banyak mengandung kontroversi. Ada yang berpendapat bahwa aborsi perlu dilegalkan dan ada yang berpendapat tidak perlu dilegalkan. Pelegalan aborsi dimaksudkan untuk mengurangi tindakan aborsi yang dilakukan oleh orang yang tidak berkompeten, misalnya dukun beranak. Di dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, aborsi tetap dilarang. Aborsi hanya dibolehkan berdasarkan: a) Indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan, baik yang mengancam nyawa ibu dan/atau janin, yang menderita penyakit genetik berat dan/atau cacat bawaan, maupun yang tidak dapat diperbaiki sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup di luar kandungan; atau b) Kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis bagi korban perkosaan. Dalam kehamilan jika mengancam nyawa seorang ibu, dimana menyelamatkan nyawa seorang ibu lebih diutamakan, daripada mengutamakan

59 janin mengingat ia sebagai sendi keluarga yang telah mempunyai kewajiban, baik terhadap Tuhan maupun terhadap sesama makhluk. Sedangkan janin sebelum ia lahir dalam keadaan hidup, maka ia hanya memliki hak hidup saja. Mengambil yang lebih ringan dampak buruknya, dimana ibu telah mempunyai wujud yang konkrit, kemungkinan hidup bisa lebih lama, sedangkan janin jelas wujud dan hidupnya, maka yang lebih ringan dampaknya adalah aborsi. Hal ini sesuai dengan kaidah fiqhiyah apabila dua mafsadah bertentangan, maka diperhatikan mana yang lebih besar mudhorotnya dengan yang dikerjakan yang lebih ringan mudhorotnya. Mengenai janin yang menderita penyakit genetik berat dan atau cacat bawaan, kita tidak dapat mengabaikan kenyataan bahwa takdir dari janin cacat tentu saja merupakan persoalan yang sangat kompleks. Menganjurkan pengguguran janin cacat pada akhirnya akan menyebabkan pembenaran untuk mengakhiri kehidupan orang-orang yang cacat. Sejauh menyangkut masalah janin cacat, sebaiknya mengambil langkah-langkah pencegahan guna menghindari lahirnya bayi-bayi cacat daripada menggugurkan kandungan, tentu saja dengan adanya kemajuan di bidang kedokteran, kita tidak dapat mengabaikan kemungkinan perawatan cacat janin di masa hamil, karena mencabut nyawa orang tak berdosa bukanlah sikap kasih yang sejati. Ini merupakan perbuatan aniaya terhadap mereka. Kemudian kasus perkosaan merupakan pilihan yang sulit, meskipun bisa diusulkan untuk memelihara anaknya hingga lahir lalu diadopsikan kepada

60 orang lain dan itu semua tergantung jiwa si ibu dan dukungan masyarakat agar anak yang dilahirkan tidak dilecehkan. Dengan demikian jika ada korban perkosaan yang hamil dan ingin melakukan pengguguran janin atau aborsi adalah dengan memberi bantuan, bimbingan atau pendampingan sejak awal dan perlu dijelaskan pula tentang resiko pengguguran janin atau aborsi baik dari segi fisik, mental, sosial, hukum maupun agama. Dalam hukum Islam, perkosaan yang menghasilkan seorang bayi tidak boleh diaborsi, karena tidak membahayakan keselamatan jiwa ibu yang mengandung, hal ini telah diterangkan pula dalam surat Al-Isra ayat 33, keterangan ayat tersebut jelas bahwa membunuh tanpa ada sesuatu sebab kemaslahatan yang baik bagi dirinya maka hukumnya haram. Telah dijelaskan secara singkat dalam pembahasan sebelumnya bahwa perkosaan merupakan suatu kejahatan seksual yang dampaknya amat berat dirasakan oleh perempuan yang menjadi korbannya, karena meninggalkan trauma psikis berkepanjangan, belum lagi anggapan masyarakat yang terus membayangi kehidupannya. Namun dampak psikis korban perkosaan yang hamil tidak dapat dijadikan alasan untuk dapat melakukan aborsi. Seperti depresi berat dengan kecenderungan bunuh diri bukanlah dianggap sesuatu yang mengancam atau membahayakan jiwa si ibu. Bahkan jika penderita depresi berat menjadi gila, dokter jiwa masih bisa memberikan terapi untuk menyembuhkannya.

61 Maka jelas bahwa tindakan aborsi dalam kasus ini tidak dibolehkan, baik itu dilakukan sebelum peniupan ruh selain dampak dari perkosaan tersebut dapat disembuhkan juga kecil kemadharatannya pada janin jika lahir nanti maka disini kemaslahatannya lebih besar daripada kemadharatannya. B. Analisis Hukum Islam terhadap Akibat Aborsi dalam Membina Keutuhan Rumah Tangga. Pengguguran berarti merusak dan menghancurkan janin (calon manusia) yang dimuliakan oleh Allah karena ia berhak lahir di dunia dalam keadaan hidup, meskipun dari hasil hubungan yang tidak sah. Oleh karena itu buat pasangan yang belum menikah jika tidak ingin hamil maka jangan berhubungan seks. Hubungan seks yang dilakukan tanpa adanya ikatan pernikahan merupakan perbuatan yang keji dan sangat merugikan bagi pelaku, keluarga maupun keturunan. Kemudian aborsi yang terjadi di dalam rumah tangga seperti kehamilan yang tidak diinginkan antara lain kegagalan kontrasepsi, jenis kelamin ataupun karena desakan ekonomi, penulis tidak sependapat dikarenakan telah melakukan penyimpangan terhadap hak anak untuk hidup dengan jalan menggugurkannya. Merujuk kepada pendapatnya Imam Ghozali dan Mahmud Syaltut bahwa pengguguran janin (aborsi) itu adalah haram, dikarenakan demi menjaga dan melindungi hak-hak anak semenjak bertemunya sel sperma laki-laki dan sel telur perempuan, yang dari keduanya akan muncul makhluk baru dan

62 menetap di dalam rahim, yang mana makhluk baru tersebut adalah harus dihormati karena anak tersebut berhak lahir dalam keadaan hidup, sebab dalam Islam bahwa setiap anak yang lahir itu dalam keadaan suci atau fitrah dari segala macam dosa. Sesuai hadist Nabi: 1 ك ل م و ل ود ي و ل د ع ل ى ال ف ط ر ة ح ى ت ي ع ر ب ع ن و ل س ان و ف أ ب و اه ي ه و د ان و أ و ي ن ص ر ان و أ و ي ج س ان و. )رواه أبو يعلى والطرب اىن والبيهقى عن االسود بن سارئ( Artinya: Semua anak dilahirkan adalah dalam keadaan fitrah sehingga jelas omongannya. Kemudian orang tuanyalah yang menyebabkan anak itu menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi. (HR. Abu Ya la al-thabarany dan al-baihaqy dari al-aswad bin Sari). Oleh karena itu untuk pasangan yang tidak mampu dari segi ekonomi, penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu cara untuk mencegah aborsi. Dan apabila aborsi sudah dilakukan, sebaiknya pasangan tersebut harus tobat, dan tidak mengulanginya lagi, karena bagaimanapun juga anak itu adalah amanah atau titipan dari Allah SWT. 1 Al-Suyuti, Al-Jami al-shagir, Vol II, (Cairo: Mustofa al-babi al-halabi wa Auladuh, 1954), 94