BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan suatu gambaran kondisi keuangan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya harga pasar saham sebuah perusahaan yang diperjualbelikan di

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari suatu perusahaan adalah mensejahterahkan kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. obligasi. Investasi dalam bentuk saham sebenarnya memiliki risiko yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu perusahaan memiliki kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Awal munculnya konsep Corporate Governance ini karena adanya. bertanggung jawab. Masalah Corporate Governance ini semakin menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sedangkan laporan keuangan penting bagi para pihak eksternal

BAB I PENDAHULUAN. pelaporan yang dapat memberikan informasi bagi pemakainya. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. lemahnya praktek good corporate governance pada korporasi atau perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar bagi perusahaan-perusahaan agar dapat bersaing secara ketat dan

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. sehubungan dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud)

BAB I PENDAHULUAN. perusahaaan juga harus dimaksimalkan, nilai peusahaan yang telah go public

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan antara manajer atau agen dan pemilik atau prinsipal (agency theory), UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN. karena perusahaan lebih terstruktur dan adanya pengawasan serta monitoring

BAB I PENDAHULUAN. semakin maju membuat para pelaku ekonomi semakin mudah dalam mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Bringham dan Huston, 2001)

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance (GCG) mulai. yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) menyimpulkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan dengan Gross Domestic Product (GDP) Indonesia yang terus

BAB I PENDAHULUAN. ukur bagi investor untuk menilai suatu perusahaan (Irwan, 2013). Pengukuran

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan. Adanya. menarik lebih banyak investor asing maupun investor dalam negeri.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan hal ini sangat penting, baik bagi investor maupun bagi

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi nilai perusahaan dianggap semakin sejahtera pula pemiliknya.

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Pasar modal perusahaan real estate and property di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1,

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 mengenai

BAB 1 PENDAHULUAN. diterapkannya good corporate governance di Indonesia merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. perumahan (suprime mortgage) di Amerika Serikat yang membawa implikasi

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Laporan keuangan merupakan media komunikasi bagi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. keputusan ekonomi. SPAP seksi 341 menyatakan bahwa auditor bertanggung jawab

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi kompetisi global seperti ini, Good Corporate Governance (GCG)

BAB I PENDAHULUAN. kegagalan penerapan Good Corporate Governance (Daniri, 2005). Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik. Penerapan corporate governance dalam dunia usaha merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan keuangannya. Febryani dan Zulfadin (2003) dalam Cornelius

BAB I PENDAHULUAN. eksternal untuk menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan harus

BAB I PENDAHULUAN. Financial distress yang terjadi pada perusahaan property and real estate UKDW

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan merupakan tujuan yang dicapai untuk menarik stakeholders untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Isu yang sedang marak diperbincangkan saat ini adalah Good Corporate

BAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. berintegritas. Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 2,

BAB I PENDAHULUAN. kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) dalam perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN. meneliti mekanisme corporate governance yang terdiri dari kepemilikan institusional,

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi banyak pihak.

BAB V PENUTUP. tinggi kepemilikan saham manajerial maka financial distress semakin rendah. Jensen

BAB I PENDAHULUAN. dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah (value added) untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengungkapan informasi secara terbuka mengenai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah laba, karena laba mengandung informasi potensial yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Teori kontrakting atau bisa disebut juga teori keagenan (agency

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah laporan keuangan. Sebuah perusahaan secara periodik

2015 PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHAD AP HARGA SAHAM PAD A PERUSAHAAN YANG MENGIKUTI PEMERINGKATAN CORPORATE GOVERNANCE PERCEPTION IND EX

BAB 1 PENDAHULUAN. tanggal 19 Oktober Pada saat itu pengaruh financial perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham) sebagai prinsipal. Manajer sebagai agent memiliki asimetri

BAB I PENDAHULUAN. sektor perekonomian. Salah satu penyebab krisis adalah lemahnya implementasi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukan tingkat kemakmuran

BAB I PENDAHULUAN. dengan globalisasi memicu munculnya perusahaan dengan jenis dan

BAB I PENDAHULUAN. Jika manajer perusahaan melakukan tindakan-tindakan yang mementingkan diri sendiri dengan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh good corporate governance,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Era perdagangan bebas telah dimulai. Berlakunya ACFTA (Asean

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan laporan keuangan untuk pihak pihak yang berkepentingan seperti

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Governance di perusahaan publik, bank maupun BUMN. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. opini audit wajar dengan pengecualian (qualified audit opinion) dan opini audit

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate governance telah menjadi topik bahasan utama dalam. bisnis global seiring dengan meningkatnya kompleksitas dan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh peluang pasar yang ada. Selain bersaing dengan perusahaan lokal

BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan keuntungan para pemilik (principal) dan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. buku satu periode. Ada tiga macam laporan keuangan pokok yang dihasilkan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh suatu kerangka tata kelola (corporate governance

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan Good Corporate Governance. Good Corporate Governance. yang berpartisipasi dalam pengelolaan dan kinerja perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia merupakan salah satu wadah berinvestasi yang baru

BAB I PENDAHULUAN. menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban

BAB I PENDAHULUAN. depan dan mendapatkan pengembalian dalam jangka waktu tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan hilangnya kepercayaan publik dan investor untuk berinvestasi

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara terbesar yang digunakan untuk membiayai semua pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan perusahaan (Yustini dan Cholis, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan pencatatan transaksi, pengikhtisaran dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Manajer diharapkan menggunakan resources yang ada sematamata

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri yang bergerak di bidang keuangan (sektor perbankan),

BAB I PENDAHULUAN. stakeholders lainnya. Corporate governance juga memberikan suatu struktur

BAB I PENDAHULUAN. pihak-pihak yang berkepentingan yaitu kepada para stakeholder, laporan

BAB I PENDAHULUAN. pihak eksternal (pemegang saham, investor, pemerintah, kreditur, dan lain

BAB I PENDAHULUAN. independen mengalami peningkatan. Laporan keuangan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi pertanggungjawaban dalam organisasi. Tujuan laporan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan sarana utama bagi manajemen

BAB I PENDAHULUAN. eksternal, yang berisi seluruh kegiatan bisnis dari satu kesatuan usaha sebagai

BAB I PENDAHULUAN. transaksi saham yang fair. Transaksi saham yang fair sulit tercapai karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. tidak. Bagi perusahaan yang terdaftar di pemerintah, mereka mempunyai badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. kelola perusahaan yang baik dikenal dengan istilah Good Corporate Governance

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan suatu gambaran kondisi keuangan perusahaan. Penilaian kondisi keuangan perusahaan dapat dilihat dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan yang telah diterapkan oleh perusahaan, sehingga diperoleh informasi yang berguna bagi pihak intern dan pihak ektern persahaan dalam rangka pengambilan keputusan. Pentingnya laporan keuangan dimana memberikan informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan kinerja perusahaan tersebut. Pada umumnya pengukuran kinerja perusahaan menjadi hal yang sangat penting bagi manajmen untuk melakukan evaluasi terhadap performa perusahaan dana perencanaan tujuan dimasa mendatang. Berbagai informasi dikumpulkan agar pekerjaan yang dilakukan dapat dikendalikan dan dipertanggung jawabkan. Hal ini dilakukan untuk mencapai efisiensi dan efektivitas pada seluruh proses bisnis perusahaan. Dalam menilai kinerja perusahaan biasanya dilihat dari laporan keuangan. Kinerja perusahaan yang baik membuat kelangsungan hidup perusaaan dapat terus dipertahankan (Going Concern). Namun pada kenyataanya pihak manajer yang lalai akan melakukan rekayasa pada laporan keuangan perusahaan, sehingga membuat kinerja perusahaan menjadi tidak baik (return) terhadap pemegang saham menjadi menurun. Adanya rekayasa dari pihak manajer mencerminkan 1

2 buruknya kinerja perusahaan, serta tidak mampunya meningkatkan nilai perusahaan. Industri property merupakan bidang yang menjanjikan untuk berkembang di Indonesia melihat potensi jumlah penduduk yang besar dengan rasio pemilik rumah yang cukup rendah. Kondisi lainya adalah semakin meningkatnya daya serap pasar terhadap produk property serta adanya usaha-usaha untuk menarik investor yang dilakukan oleh pemerintah. Kondisi lainya semakin meningkatnya daya serap pasar terhadp produk property serta adanya usaha-usaha menarik investor yang dilakukan oleh pemerintah. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan diantaranya yaitu system Good Corporate Governance atau tata kelola perusahaan yang baik dan konsisten. Good corporate governance secara definitive merupakan sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua stakeholder. Konsep GCG di Indonesia dapat diartikan sebagai konsep pengelolaan perusahaan yang baik.pertama, pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar dan tepat pada waktunya. Kedua kewajiban perusahaan untuk melakukan pengungkapan (disclouse) secara akurat, tepat waktu dan transparan terhadapa semua informasi kinerja keuangan, kepemilikan dan stakeholder. Sejak Indonesia mengalami krisis ekonomi, maka Good Corporate governance menjadi bagian pembenahan pengelolaan korporasi. Fenomena yang terjadi di kalangan bisnis saat ini memberikan kesadaran bahwa betapa pentingnya mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik. Banyak kasus yang terjadi pada perusahaan di Indonesia. salah satunya adalah

3 penggelembungan laba PT Kimia Farma Tbk, kasus Yang terbaru, anak usaha milik pengusaha Aburizal Bakrie yang bergerak di bidang properti, PT Bakrieland Development juga digugat pailit oleh The Bank of New York Mellon cabang London terhadap anak usaha Bakrieland yakni BLD Investment Pte yang memiliki utang USD 155 juta. Serta kasus lainya yang terjadi pada sector perbankan seperti Bank Lippo, Bank Duta, Bapindo dan Bank Century. Penerapan GCG di Indonesia dapat dikatakan belum begitu baik. Persoalannya adalah bagaimana mengenai penegakan hukum di Indonesia yang masih sangat lemah. Bukan hanya di Indonesia, kasus manipulasi laba juga terjadi pada perusahaan manca Negara. Salah satu kasus yang sering dibicarakan adalah tentang bangkrutnya Enron Corporation. Sebuah perusahaan energy Amerika yang berbasis di Houston, Texas. Enron merupakan salah satu peusahaan terkemuka di dunia dalam bidang listrik, gas alam, bubur kertas dan komunikasi. Transparansi merupakan salah satu prinsip GCG. Demikian fenomena yang terjadi di dunia bisnis baik di Indonesia maupun mancanegara. Secara teoritis praktek Good Corporate Governance dapat meningkatkan (value) perusahaan dengan meningkatkan kinerja keuangan, mengurangi resiko yang mungkin dilakukan oleh manajer yang akan menguntungkan diri sendiri. Dan umumnya Good Corporate Governance dapat meningkatkan kepercayaan investor. Good corporate governance juga diperlukan untuk mendorong terciptanya pasar yang efesien, transparan, dan konsisten dengan peraturan perundangan, yang dapat membantu tercapainya kesinambungan perusahaan melalui pengelolaan berdasarkan transparansi, akuntabilitas,

4 responsibilitas, independensi serta kewajaran dan kesetaraan. Menurut salah satu manfaat dari GCG dimaksud untuk meningkatkan kualitas struktur pengelolaan dan pola perusahaan untuk mengukur sejauh mana system GCG berjalan dengan baik. Investor dapat melihat dari beberapa proksi GCG yaitu seperti kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komisaris independen, dewan direksi dan komite audit. Sistem GCG dianggap penting karena tidak jarang muncul konflik keagenan yaitu adanya penyebab kepentingan antara agen dan principal yang menyebabkan turunnya kinerja perusahaan. Adanya konflik perbedaan kepentingan antara principal dengan agen kemudian muncul teori keagenan (agency theory). Teori keagenan menyatakan pendapat terhadap adanya konlik antara pemegang saham dengan manajer. Kepemilikan manajerial merupakan persentase jumlah kepemilikan saham oleh manajer (agen). Kepemilikan manajerial memiliki peran yang sangat penting dalam pengambilan keputusan demi kelangsungan hidup (going concern) perusahaan. Kepemilikan manajerila dipandang sebagai mekanisme control yang baik untuk mengurangi konlik keagenan karena dapat menyamakan kepentingan antara pemegang saham dengan manajer. Menurut Soebiantoro (2007) dan Sabrina (2010), Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham oleh manajemen perusahaan yang diukur dengan presentase jumlah saham yang dimiliki oleh manajemen. Struktur kepemilikan manajerial dapat dijelaskan melalui dua sudut pandang, yaitu pendekatan keagenan dan pendekatan ketidak seimbangan. Pendekatan keagenan menganggap struktur kepemilikan manajerial sebagai suatu instrument atau alat yang

5 digunakan untuk mengurangi konflik keagenan diantara beberapa klaim terhadap sebuat perusahaan. Pendekatan ketidak seimbangan informasi memandang mekanisme struktur kepemilikan manajerial sebagai suatu cara untuk mengurangi ketidak seimbangan informasi antara insider dengan outsider melalui pengungkapan informasi di dalam perusahaan. Kepemilikan manajerial merupakan persentase jumlah kepemilikan saham oleh manajer (agent). Kepemilikan manajerial memiliki peran peting dalam pengambilan keputusan demi kelangsungan hidup (going concern) perusahaan. Kepemilikan manajerial dipandang sebagai kontrol yang baik untuk mengurangi konflik keagenan karena dapat menyamakan kepentingan antara pemegang saham dengan manajer. Meningkatkan kepemilikan manajerial digunakan sebagai salah satu cara untuk mengatasi masalah yang ada di perusahaan. Dengan meningkatnya kepemilikan manajerial maka manajer akan termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya sehingga dalam hal ini akan berdampak baik kepada perusahaan serta memenuhi keinginan dari para pemegang saham. Semakin besar kepemilikan manajerial dalam perusahaan maka manajmen akan lebih giat untuk meningkatkan kinerjanya kerana manajmen mempunyai tanggung jawab untuk memenuhi keinginan dari pemegang saham yang tidak lain adalah dirinya sensiri. Dengan adanya kepemilikan saham oleh insiders dapat menarik investor institusional untuk ikut menanam sahamnya pada perusahaan, karena dengan manajer menanamkan sahamnya pada perusahaan tersebut, maka kecil kemungkinan untuk manajer melakukan kecurangan. Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan adalah kepemilikan institusional. Dan

6 kepemilikan institusional disuatu perusahaan akan mendorong peningkatan pengawasan agar lebih optimal terhadap kinerja manajemen, karena kepemilikan saham mewakili suatu sumber kekuasaan yang dapat digunakan untuk mendukung atau sebaliknaya terhadap kinerja manajmen. Sehingga kinerja perusahaan akan meningkat. Perusahaan terbuka harus memiliki dewan komisaris untuk mengawasi jalannya usaha. Dewan komisaris merupakan lembaga pengawasan semata-mata untuk kepentingan perusahaan, dewan komisaris tidak lagi bertindak atas nama pemegang saham, tetapi harus mempertahankan kepentingan perusahaan terhadap siapa saja, termasuk pemegang saham. Dewan komisaris bertugas untuk mengawasi kinerja direksi dan manajer dalam hal kesesuian tugas yang dilakukan manajmen perusahaan dengan kebijakan yang telah ditetapkan perusahaan dan memastikan bahwa direksi dan manajer telah benar-benar bekerja demi kepentingan perusahaan sesuai dengan strategi yang ditetapkan. Menurut Sirly (2012) Karakteristik dewan komisaris terkait dengan proporsi komisaris independen perlu diperhatikan supaya terdapat independensi dalam proses pengawasan yang dilakukan terhadap kinerja perusahaan. Selain komisaris independen terdapat mekanisme lain dalam menilai good corporate governance yaitu dewan direksi. Dewan direksi yang berperan sebagai agent dalam suatu perusahaan diberi kewenangan untuk mengelola jalanya perusahaan dan mengambil keputusan atas nama pemilik. Dengan kewenangan yang dimiliki, maka manajer mempunyai kemungkinan untuk tidak bertindak bagi kepentingan pemilik karena adanya perbedaan kepentingan. Menurut Frysa (2010)

7 Dengan danya komisaris yang independen, pengawasan yang dilakukan oleh dewan komisaris akan lebih ketat sehingga dapat mencegah sikap oportunistik manajer. Komite audit merupakan mekanisme dalam GCG yang tugasanya berkaitan erat dengan penelaahan terhadap resiko yang dihadapi perusahaan serta ketaatan terhadap peraturan.penggunaan komite audit merupakan usaha perbaikan terhadap cara pengelolaan perusahaan terutama cara pengawasan terhadap manajmen perusahaan, karena akan menjadi penghubung antara manajmen dengan dewan komisaris maupun pihak ekstern lainnya. Telah dilakukan penelitian sebelumnya oleh Sawitri (2011) yaitu pengaruh mekanisme corporate governance dengan kinerja keuangan perusahaan. Adapun penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan, dewan komisaris indenpenden berpengaruh negatif signifikan, dewan komisaris berpengaruh positif tidak signiikan, dewan direksi berpengaruh positi tidak signifikan terhadap pasar sedangkan terhadap kinerja operasional berpengaruh negative signifikan. Sealain itu juga telah dilakukan penelitian sebelumnya oleh Iqbal (2012) yaitu pengaruh good corporate governance dan ukuran perusahaan terhadap kinerja perusahaan yang menemukan bahwa dewan direksi berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan dan dewan komisaris berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Perkembangan bisnis property di Indonesia dinilai akan semakin pesat dan meningkat di tahun 2014. Bahkan dari 15 kota Asia Fasifik, Jakarta termasuk

8 menjadi salah satu kota terbaik untuk berbisnis property (Tempo.co, 6/12/12). Adanya krisi ekonomi Eropa menyebabkan investor tertarik melihat Negaranegara kawasan Asia yang dinilai lebih potensial, dan salah satunya adalah Indonesia. Banyak perusahaan asing dan international melakukan pengurangan bisnis di Eropa dan mengalihkannya ke Indonesia. Ini dapat dilihat dari banyaknya permintaan ruang kantor yang berasal dari perbankan, lembaga sekuritas, asuransi, manufaktur, perusahaan minyak juga pertambangan. Dari segi pertumbuhan ekonomi, Indonesia termasuk Negara Asia yang perekonomianya paling stabil di tengah adanya krisis ekonimi global. Analis Bloomberg menilai, sector yang tampak paling menjanjikan than 2014 adalah sektor property. Dari 164 perusahaan dengan rekomendasi beli terbanyak, sektor property merupakan kontrobutor terbesar. Jika melihat laporan keuangan kuartal 3/2013, dari hamper seluruh emitmen property yang melantai, sebagian besar menunjukkna kinerja yang positif. Namun Wilson Sofan Head of Research Reliance, menyatakan bahwa meski kinerja positif emiten-emiten property akan terus berlanjut di tahun 2014, akan tetapi Wilson menyangsikan kalau pergerakan sahamnya akan berjalan selaras (Majalah Property Indonesia,2014) Dari hasil penelitian terdahulu yang berbeda-beda pendapat penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini kembali karena penulis ingin mengetahui sejauh mana perusahaan industry property, real estate dan building construction di Indonesia menerapakan prinsip GCG yaitu: transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi dan kewajaran (fainess).

9 Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk menggunakan judul PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Industri Property, Real Estate Dan Building Construction Tahun 2011-2015). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan penelitian dirumuskan dirumuskan sebagai berikut: 1) Apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kinerja perusahaan? 2) Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kinerja perusahaan? 3) Apakah ukuran dewan direksi berpengaruh terhadap kinerja perusahaan? 4) Apakah ukuran komite audit independen berpengaruh terhadap kinerja perusahaan? 5) Apakah komite audit berpengaruh terhadap kinerja perusahaan? C. Tujuan Penelitian dan Kontribusi Penelitian a) Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis: 1. Pengaruh kepemilikan institusional terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan. 2. Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kinerja perusahaan. 3. Pengaruh dewan direksi terhadap kinerja perusahaan.

10 4. Pengaruh komisaris independen terhadap kinerja perusahaan 5. Pengaruh komite audit terhadap kinerja perusahaan b) Kontribusi Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang baik bagi peneliti, Mahasiswa, perusahaan serta investor. Adapun manfaatnya adalah sebagai Berikut: 1. Bagi peneliti Diharapkan agar dapat memperluas wawasan serta pengetahuan mengenai yang mempengaruhi kinerja perusahaan seperti: kepemilikan manajerial, komisaris independen. 2. Bagi Mahasiswa Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam rangka menambah ilmu pengetahuan dan menjadi acuan bagi penulis di masa yang akan datang. 3. Bagi perusahaan Diharapkan penelitian ini dapat memberikan saran dan kritis bagi perusahaan, Khususnya perusahaan industry property menerapkan system Good Corporate Governance. 4. Bagi Investor Diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi investor dalam berinvestasi.