BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. mengalami peningkatan. Salah satu faktor yang menyebabkan penurunan produksi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kedelai menjadi tanaman terpenting ketiga setelah padi dan jagung

TESIS PEMANFAATAN RIZOBAKTERI YANG DIISOLASI DARI RIZOSFER TANAMAN LEGUMINOSAE UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT REBAH KECAMBAH PADA TANAMAN KEDELAI

TINJAUAN PUSTAKA Rizobakteri Pemacu Pertumbuhan Tanaman (PGPR) Enzim ACC Deaminase dan Etilen

I. PENDAHULUAN. bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan, tetapi juga untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi pertanian, khususnya dalam pengendalian penyakit tanaman di

BAB I PENDAHULUAN. Strain bakteri yang menguntungkan dalam meningkatkan pertumbuhan

PENDAHULUAN. Sebagian besar produk perkebunan utama diekspor ke negara-negara lain. Ekspor. teh dan kakao (Kementerian Pertanian, 2015).

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berpotensi sebagai komoditas agribisnis yang dibudidayakan hampir di seluruh

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan mikroorganisme antagonis sebagai agen pengendali hayati

Tabel 1 Persentase penghambatan koloni dan filtrat isolat Streptomyces terhadap pertumbuhan S. rolfsii Isolat Streptomyces spp.

BAB I PENDAHULUAN. jumlah spesies jamur patogen tanaman telah mencapai lebih dari

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bunga anggrek yang unik menjadi alasan bagi para penyuka tanaman ini. Di

BAB I PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculantum Mill.) merupakan salah satu komoditas

BAB I. PENGANTAR. sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Salah satu

II. TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut (Cahyono, 2007):

II. TINJAUAN PUSTAKA. telah dibudidayakan oleh manusia sejak 2500 SM. Sejalan dengan semakin

I. PENDAHULUAN. kesuburan tanah menurun cepat, pencemaran air dan tanah, bahaya residu

HIBAH KOMPETITIF PENELITIAN SESUAI PRIORITAS NASIONAL BATCH II

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit layu fusarium yang disebabkan oleh jamur patogen Fusarium sp.

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Tomat Layu Bakteri pada Tomat

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 6 KOLONISASI RIZOSFER

TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai (Glycine max (L) Merill).

TERM OF REFFERENCE (TOR) PENINGKATAN SERAPAN HARA, PENGISIAN TONGKOL, DAN PENCEGAHAN SERANGAN PENYAKIT HAWAR DAUN PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays)

BAB 5 PENEKANAN PENYAKIT IN PLANTA

PENGARUH Trichoderma viride dan Pseudomonas fluorescens TERHADAP PERTUMBUHAN Phytophthora palmivora Butl. PADA BERBAGAI MEDIA TUMBUH.

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jumlah penduduk, sehingga bahan pangan yang tersedia harus

TINJAUAN PUSTAKA Penyakit Layu Fusarium Pada Pisang

Mikroba Penghasil Fitohormon

EKSPLORASI Pseudomonad fluorescens DARI PERAKARAN GULMA PUTRI MALU (Mimosa invisa)

PENDAHULUAN. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Bacillus sp. Karakter Bacillus sp. sebagai PGPR

FUSI GEN KITINASE Aeromonas caviae WS7b DENGAN PROMOTOR sigb DARI Bacillus subtilis 168 DAN EKSPRESINYA PADA Escherichia coli ADE SAPUTRA

PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Smith.) sudah tidak asing lagi bagi. penting dalam pemenuhan gizi masyarakat. Dalam buah tomat banyak

I. PENDAHULUAN. seluruh dunia dan tergolong spesies dengan keragaman genetis yang besar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Fosfor (P) dan Perannya pada Tanaman Rizobakteria Pemacu Pertumbuhan Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. tanaman ini adalah Glycine dengan nama spesies dari tanaman ini adalah Glycine

Deskripsi FORMULA PUPUK HAYATI TANAMAN KEDELAI

PENGARUH PEMBERIAN KONSENTRASI BAKTERI PGPR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH ( Arachis hypogaea L.) HARMOKO NPM ABSTRAK

TINJAUAN PUSTAKA Arti Penting Tanaman Tomat Penyakit Layu Bakteri pada Tomat oleh Ralstonia solanacearum

BAB I PENDAHULUAN. (Mukarlina et al., 2010). Cabai merah (Capsicum annuum L.) menjadi komoditas

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Sorgum manis [Sorghum bicolor (L.) Moench.] merupakan salah satu

BAB 3 BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan tanaman sayuran yang

BAB 2 IDENTIFIKASI DAN SELEKSI KARAKTER BIOKONTROL ISOLAT BAKTERI DARI RIZOSFER TANAMAN KEDELAI

I. PENDAHULUAN. Tanaman lada (Piper nigrum L.) adalah tanaman perkebunan yang bernilai ekonomi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh PGPR terhadap Laju Pertambahan Tinggi Tanaman Kedelai

I. PENDAFIULUAN. Tanaman kelapa sawit {Elaeis guineensis Jacq') merapakan tanaman

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Mariana Sofiani, Syamsuddin Djauhari, Luqman Qurata Aini

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman cabai rentan dengan serangan berbagai penyakit, baik yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pisang adalah tanaman penghasil buah yang paling banyak dikonsumsi dan

TINJAUAN PUSTAKA. Secara taksonomi, Fusarium digolongkan ke dalam:

I. PENDAHULUAN. Nanas (Ananas comosus L. (Merr)) merupakan salah satu tanaman yang banyak

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tembakau (Nicotiana tabacum L.) merupakan jenis tanaman yang dipanen

POTENSI AGEN BIOKONTROL UNTUK MENGENDALIKAN Fusarium sp. PENYEBAB PENYAKIT LAYU PADA SEMANGKA

TINJAUAN PUSTAKA Varietas Jagung Hibrida

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman tomat merupakan tanaman hortikultura yang memiliki prospek

I. PENDAHULUAN. sangat penting di Indonesia. Kedelai sangat bermanfaat sebagai bahan

Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Indonesia ABSTRACT

Trichoderma spp. ENDOFIT AMPUH SEBAGAI AGENS PENGENDALI HAYATI (APH)

PENGENDALIAN Sclerotium rolfsii Sacc. PENYEBAB PENYAKIT REBAH-SEMAI KACANG TANAH DENGAN PEMANFAATAN Streptomyces sp. SEBAGAI AGEN PENGENDALIAN HAYATI

Potensi Agen Hayati dalam Menghambat Pertumbuhan Phytium sp. secara In Vitro

I. PENDAHULUAN. memilih bahan pangan yang aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan. Gaya

HSJ. Hasanuddin Student Journal. Vol. 1(1): 16-21, Juni 2017

ANTAGONISME BAKTERI Pseudomonad fluorescens TERHADAP JAMUR PATOGEN Fusarium oxysporum f. sp. melonis DI RIZOSFER PERKECAMBAHAN MELON SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. hortikultura yang tergolong tanaman semusiman. Tanaman berbentuk perdu

aeruginosa ATCC secara in vitro Pembuatan filtrat Streptomyces sp... 25

BAHAN. bulan Juli diremajakan. pertumbuhan. Gambar 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN UMUM

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki pasar global, persyaratan produk-produk pertanian ramah

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang menghasilkan salah satu komoditas unggulan di Indonesia yaitu

BAB II LANDASAN TEORI. berbatasan dengan Kabupaten Magetan dan Kabupaten Ponorogo Propinsi

PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang cukup penting di Indonesia, yaitu sebagai sumber protein nabati.

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Kedelai dapat dikonsumsi langsung atau dalam bentuk olahan seperti

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Colletotrichum capsici dan Fusarium oxysporum merupakan fungi

PENDAHULUAN. Glycine ururiencis, merupakan kedelai yang menurunkan berbagai kedelai yang

BAB I PENDAHULUAN. industri masakan dan industri obat-obatan atau jamu. Pada tahun 2004, produktivitas

HASIL. Tabel 1 Uji resistensi antibiotik isolat-isolat mutan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tumbuhan, Bidang

PENGHAMBATAN SERANGAN Sclerotium rolfsii PENYEBAB REBAH KECAMBAH PADA KEDELAI DENGAN BAKTERI KITINOLITIK

ACARA V BIOLOGI TERAPAN INOKULASI RHIZOBIUM PADA TANAMAN KACANG TANAH YANG DIBERI BAHAN ORGANIK

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tomat merupakan salah satu tanaman hortikultura yang penting di dunia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bersama ini kami informasikan beberapa produk/teknologi unggulan kami yang layak untuk digunakan.

Transkripsi:

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir Produksi kedelai di Indonesia dari tahun 2009 sampai 2013 secara terus menerus mengalami penurunan, walaupun permintaan kedelai nasional terus mengalami peningkatan. Salah satu faktor yang menyebabkan penurunan produksi kedelai di Indonesia adalah penyakit rebah kecambah yang disebabkan oleh jamur S. rolfsii. Penyakit rebah kecambah pada kedelai bisa menyebabkan penurunan hasil sampai 59% (Akem & Dashiell, 1991). Pengendalian penyakit rebah kecambah masih mengandalkan penggunaan fungisida kimia sintetis, tetapi karena patogen penyakit ini merupakan patogen tular tanah dan bisa bertahan cukup lama di dalam tanah dalam bentuk sklerotia, maka upaya pengendalian tersebut belum mampu mengendalikan penyakit rebah kecambah secara memuaskan. Selain itu, penggunaan fungisida sintetis secara kurang tepat bisa menimbulkan berbagai masalah lingkungan dan kesehatan manusia. Salah satu masalah lingkungan yang mungkin timbul adalah terjadinya pencemaran air dan tanah, munculnya resistensi jamur terhadap fungisida sintetis, punahnya mikroorganisme non-target yang mungkin sangat bermanfaat sebagai antagonis terhadap patogen. Salah satu cara alternatif yang semakin berkembang saat ini adalah pemanfaatan rizobakteri yang juga dikenal dengan Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) sebagai agen hayati patogen tular tanah. Menurut Soesanto (2008), rizobakteri mampu menghasilkan fitohormon indole acetic acid (IAA), 21

22 memfiksasi N 2, memiliki daya antagonisme terhadap mikroba antagonis melalui produksi siderofor, β-1,3-glukanase, kitinase, selulase, antibiotik, dan sianida, serta mampu melarutkan fosfat mineral serta nutrisi lainnya. Yan et al. (2002) juga melaporkan bahwa PGPR strain Bacillus pumilus SE34 dan Pseudomonas flurescens 89B61 mampu memacu ketahanan sistemik pada tanaman tomat dan mengurangi keparahan penyakit yang disebabkan oleh Phytophthora infestans. Tanaman Leguminosae dikenal memiliki keragaman mikroba dalam tanah melalui eksudat akarnya serta dapat memberikan dampak positif untuk pengendalian patogen tular tanah. Menurut Sugiyama dan Yazaki (2012), tanaman Leguminosae menciptakan interaksi simbiosis dengan rhizobia dan jamur mikoriza arbuskular untuk mendapatkan beberapa nutrisi seperti nitrogen dan fosfat. Dalam interaksi ini, flavonoid dan strigolactones dalam eksudat akar berfungsi sebagai molekul sinyal untuk menciptakan interaksi simbiosis. Berdasarkan hasil penelitian Hynes et al. (2008) bahwa bakteri yang berasal dari akar kacang ercis (Pisum sativum), lentil (Lens culinaris), dan kacang arab (Cicer arietinum) mampu menekan jamur patogen tanaman legum dan memacu pertumbuhan tanaman. Sebanyak 76% isolat menghasilkan siderofor, 5% isolat menunjukkan aktivitas ACC-deaminase, dan 7% isolat mampu memproduksi indol. Sebanyak 5% isolat mampu menekan pertumbuhan Phytium sp. strain P88-p3, 7% mampu menekan pertumbuhan Fusarium avenaceum, dan 9% mampu menekan pertumbuhan Rhizoctonia solani CKP7. Dey et al. (2004) melaporkan bahwa Pseudomonas sp. isolat PGPR1 dapat menghambat pertumbuhan Aspergillus niger dan A. flavus secara in vitro. Pseudomonas sp.

23 isolat PGPR4 juga menunjukkan penghambatan yang kuat terhadap S. rolfsii secara in vitro. Hasil penelitian Solichatun et al. (2013), menunjukkan bahwa rizobakteri yang diisolasi dari akar kacang tanah mampu menghambat pertumbuhan jamur Fusarium oxysporum f.sp. lycopersici secara in vitro dengan daya hambat bervariasi antara 73,21% sampai 84,29%. Berdasarkan kerangka berpikir tersebut di atas, maka penelitian ini dilakukan untuk menemukan rizobakteri dari rizosfer tanaman Leguminosae yang efektif menghambat pertumbuhan jamur S. rolfsii dan mengendalikan penyakit rebah kecambah pada tanaman kedelai. 3.2 Konsep Penelitian Penelitian ini akan diawali dengan pengumpulan sampel tanah yang berasal dari rizosfer tanaman Leguminosae yang tumbuh di sekitar Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Tabanan, dan Gianyar, seperti: kedelai (Glycine max L.), kacang tanah (Arachis hypogaea), kacang panjang (Vigna unguiculata), kacang buncis (Phaseolus vulgaris), lamtoro (Leucaena leucocephala), trembesi (Samanea saman), putri malu (Mimosa pudica), dan beberapa tanaman lain. Diharapkan akan diperoleh beberapa isolat rizobakteri yang efektif menekan pertumbuhan jamur S. rolfsii dengan daya hambat minimal 60%. Mekanisme kerja rizobakteri dalam menghambat pertumbuhan jamur S. rolfsii akan dilakukan dengan melakukan pengujian terhadap daya hambat filtrat rizobakteri menggunakan metode sumur difusi. Bila perlakuan filtrat dapat menghasilkan zona hambatan di sekeliling sumur difusi maka dapat disimpulkan

24 mekanisme kerja rizobakteri adalah antibiosis. Isolat rizobakteri yang efektif menekan pertumbuhan jamur S. rolfsii akan diidentifikasi secara biokimia dengan Oxoid Microbact tm GNB Kit untuk mengetahui spesies rizobakteri tersebut. Bila persentase kemiripan spesies isolat rizobakteri yang akan diidentifikasi kurang di bawah 90%, maka akan dilanjutkan identifikasi secara molekuler berdasarkan sekuen gen 16S rrna. Isolat rizobakteri yang menghasilkan daya hambat tertinggi akan dipilih untuk dibuatkan formulanya dan diuji efektivitasnya dalam mengendalikan penyakit rebah kecambah pada tanaman kedelai pada percobaan di rumah kaca. Berdasarkan data kejadian penyakit (persentase tanaman kedelai yang menunjukkan gejala penyakit rebah kecambah) akan diketahui efektivitas formula rizobakteri dalam mengendalikan penyakit rebah kecambah pada tanaman kedelai. Secara ringkas, konsep penelitian disajikan pada Gambar 3.1.

25 Sampel rizosfer tanaman Leguminosae Isolasi Isolat rizobakteri Uji daya hambat terhadap S. rolfsii pada PDA Efektif : daya hambat < 60% Kurang atau tidak efektif Uji mekanisme hambatan terhadap S. rolfsii Identifikasi rizobakteri dengan Oxoid Microbact tm GNB Kit Identifikasi rizobakteri secara molekuler dilakukan bila persentase kemiripan < 90% dari hasil identifikasi mengunakan Oxoid Microbact tm GNB Kit Formula rizobakteri Pengendalian penyakit rebah kecambah pada kedelai Gambar 3.1 Bagan alir konsep penelitian

26 3.3 Hipotesis 1. Rizobakteri yang diisolasi dari rizosfer tanaman Leguminosae efektif menghambat pertumbuhan jamur S. rolfsii penyebab penyakit rebah kecambah pada tanaman kedelai. 2. Spesies rizobakteri yang efektif menghambat pertumbuhan S. rolfsii adalah Pseudomonas sp. dan Enterobacter sp. 3. Mekanisme kerja rizobakteri dalam menghambat pertumbuhan S. rolfsii adalah melalui antibiosis. 4. Formula rizobakteri efektif mengendalikan penyakit rebah kecambah pada tanaman kedelai di rumah kaca.