BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul ( Undang-Undang Hukum Dagang Pasal 19 Pasal 1 UUPT No. 40/2007

Aktiva tetap yang ada di perusahaan haruslah benar-benar diperhatikan karena itu bila

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan informasi keuangan yang relevan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan operasional sebuah perusahaan banyak faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Aset itu dibagi menjadi dua yaitu: aset lancar dan aset tetap. Aset tetap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi perkembangan usaha yang semakin maju, sebuah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. metode-metode penyusutan antara lain: Metode garis lurus (straight line method),

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dalam melakukan kegunaan operasionalnya tidak akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VII PENYUSUTAN A. PENGERTIAN

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aspek penting dalam pembangunan bangsa. sendiri, seperti peraturan-peraturan perpajakan yang sering kali berubah-ubah,

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan. Melalui proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor yang mencakup seluruh aspek kehidupan rakyat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan transportasi merupakan hal yang tidak dapat di pungkiri

Penerapan Metode Penyusutan Aktiva Tetap Berwujud Ditinjau Dari Sudut Pandang Akuntansi dan Perpajakan Pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

AKTIVA TETAP & PENYUSUTAN

AKTIVA TETAP (FIXED ASSET)

ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DAN DAMPAKNYA TERHADAP LABA PERUSAHAAN PADA PT. ARTHA KINDO PERKASA PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah :

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yaitu untuk meningkatkan pertumbuhan yang terus-menerus dan

Penyusutan. r = PENYUSUTAN 1. 1 PENDAHULUAN 1. 2 METODE RATA-RATA Metode Garis Lurus (Straight-Line Method)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha yang semakin maju, seperti pada perusahaan jasa, hidupnya melalui pencapaian tujuan. Suatu tujuan akan tercapai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam sektor perekonomian teknologi yang semakin maju mempengaruhi

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION

Salah satu bentuk investasi tersebut adalah aktiva tetap yang digunakan dalam kegiatan normal usaha yaitu aktiva yang menpunyai umur ekonomis lebih da

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleksnya pengelolaan badan usaha atau perusahaan, hal ini. menuntut adanya kemampuan untuk mengalokasikan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. yang didirikan harus memiliki suatu tujuan agar dapat membuat perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS DEPRESIASI KENDARAAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA DHARMA DI SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. suatu pengeluaran adalah beban atau aktiva dapat berpengaruh sangat besar pada

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan kebijakan baik

BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets)

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Aktiva Tetap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BIAYA PENYUSUTAN. Biaya penyusutan: penurunan nilai modal suatu alat / mesin akibat perubahan umurnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PERHITUNGAN PENYUSUTAN AKTIVA TETAP BERWUJUD DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA RUGI PADA PT. GENDARIN INDONESIA CABANG PALEMBANG

BAB III PEMBAHASAN. Aktiva tetap memiliki pengertian yang berbeda-beda tapi pada prinsipnya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. skripsi ini, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :

EVALUASI PEMILIHAN METODE DEPRESIASI / PENYUSUTAN AKTIVA TETAP TERHADAP PENGARUH PENINGKATAN LABA PADA PT. KOMPAS SIRKULASI SEMARANG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah di berbagai sektor perekonomian. Seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Biasanya di samping mencari laba, tujuan perusahaan mencakup pertumbuhan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian akuntansi Menurut Accounting Principle Board (ABP) Statement

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Agar tujuan perusahaan dapat tercapai, maka semua faktor-faktor

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak atas Aktiva Berwujud

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jangka panjang, artinya perusahaan harus terus mempertahankan kelangsungan operasinya melalui

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang dampak metode

Implementasi PSAK 16 Tentang Aset Tetap pada PT. SBP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam sektor perekonomian yang semakin maju tentunya akan mempengaruhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN (P3B) SUMATERA UNIT PENGATUR BEBAN (UPB) SUMBAGUT

BAB I PENDAHULUAN. Masih rendahnya penerapan good corporate governance di Indonesia

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Oleh Iwan Sidharta, MM.

Bab. 5. PENYUSUTAN Tujuan penyusutan dan jenis-jenisnya Tujuan memperhitungkan penyusutan : Jenis-jenis penyusutan:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Soemarso S.R

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DAN KETERKAITANNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PG. TOELANGAN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. dengan beban yang telah dikeluarkan. Dengan memperoleh pendapatan tersebut,

BAB II LANDASAN TEORI

MAKALAH PENGATAR PAJAK. Diajukan Untuk Mmenuhi Tugas Pengantar Pajak

30/06/2010 MARKETABLE SECURITIES STOCKS BONDS NERACA SHORT-TERM INVESTMENTS STOCKS BONDS OTHER SECURITIES LONG-TERM INVESTMENTS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB X SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP DAN AMORTISASI ASET TIDAK BERWUJUD

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (konsumen). Untuk tujuan ini manajemen sebagai pihak yang

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Soemarso S.R

BAB I PENDAHULUAN. baru serta keterbukaan dalam berbagai aspek kehidupan, salah satu hal yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang tumbuh dan berkembang berdampak pada tingginya tingkat

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan. Umum dann Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan

BAB ASET TETAP. relatif memiliki sifat permanen seperti peralatan, mesin, gedung, dan tanah. Nama lain

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KUIESIONER / DAFTAR PERTANYAAN PENERAPAN PSAK NO. 16 TERHADAP AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PTPN II (PERSERO) TANJUNG MORAWA. Tidak.

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi umum merupakan alat pendukung yang penting bagi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Pada era globalisasi sekarang ini perusahan-perusahaan di Indonesia harus dapat bersaing untuk mendapatkan keuntungan (profit) seoptimal mungkin, sehingga dapat memperluas jaringan usaha. Namun, persoalan yang sedang dihadapi perusahaan akan bertambah sulit seiring dengan berkembangnya perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan di seluruh Indonesia harus dapat bersaing, baik itu persaingan dengan perusahaan lokal itu sendiri maupun dengan perusahaan internasional. Persaingan yang diinginkan oleh setiap negara adalah persaingan yang sehat di bidang perdagangan industri maupun jasa antara negara yang menghubungkan antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya dan antara perusahaan langsung dengan konsumennya yang ada di suatu negara yang berbeda. Dalam rangka memenangkan persaingan antarnegara maka peranan setiap perusahaan yang ada dalam suatu negara tidak dapat diabaikan begitu saja, baik di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan agar mampu bersaing dan memenangkan persaingan. Untuk dapat memenangkan persaingan tersebut, setiap perusahaan harus memiliki sistem akuntansi dan pengendalian intern yang baik serta melakukan kebijakan-kebijakan akuntansi mulai dari pencatatan, pengklasifikasian, sampai dengan penyajian laporan keuangan. Dengan demikian, salah satu aset perusahaan yang memerlukan kebijakan dan pengelolaan yang cermat adalah aset tetap, karena aset tetap akan mengalami penurunan nilai aset akibat pemakaian tersebut dan harus dibebankan secara tepat dengan cara melakukan penyusutan yang tepat. Jenis aset tetap yang dimiliki perusahaan antara lain adalah kendaraan, tanah, bangunan, serta peralatan kantor. 1

2 Aset tetap adalah aset berwujud yang digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual tetapi untuk digunakan dalam rangka kegiatan normal perusahaan. Sebagai alat yang dapat medukung suatu kegiatan perusahaan aset tetap biasanya memiliki masa pemakaian yang lama, sehingga bisa diharapkan dapat memberi manfaat bagi perusahaan selama bertahun tahun. Namun demikian, manfaat yang diberikan aset tetap umumnya semakin lama semakin menurun pemakaiannya secara terus menerus dan menyebabkan terjadinya penyusutan (depreciation). Penyusutan (depreciation) adalah proses alokasi sebagian harga perolehan aset menjadi biaya (cost allocation). Disini berlaku sebagai pengurang dalam menentukan atau menghitung laba. Dengan demikian penyusutan akan berpengaruh terhadap besar kecilnya laba yang diperoleh dari perhitungan komersil dan fiskal. Untuk itu perlu adanya pemahaman terhadap perbedaaan tersebut. Penyusutan dicatat dan dilaporkan dengan menggunakan metode-metode penyusutan antara lain: Metode garis lurus (Straight line method), Metode jumlah angka tahun (Sum of years digit method), dan Metode saldo menurun ganda (Double declining Method). Metode penyusutan yang digunakan untuk aset harus di review minimum setiap akhir tahun buku dan apabila terjadi perubahan yang signifikan dalam ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomi masa depan dari aset tersebut. Maka periode penyusutan harus diubah untuk mencerminkan perubahan pola tersebut. Kebijakan yang tidak tetap dapat menyebabkan penyimpanganpenyimpangan seperti tidak konsistennya penggunaan metode penyusutan tanpa dasar alasan yang kuat. Faktor yang mempengaruhi menurun kemampuan suatu aset tetap untuk memberikan jasa/ manfaaat yaitu : Secara fisik, disebabkan oleh pemakaian dan keausan karena penggunaan yang berlebihan dan secara fungsional, disebabkan oleh ketidakcukupan kapasitas yang tersedia dengan yang diminta (misalnya kemajuan teknologi). Sehingga penurunan kemampuan aset tetap tersebut dapat dialokasikan sebagai biaya. Masalah pengalokasian biaya penyusutan juga merupakan masalah yang penting, karena mempengaruhi laba yang dihasilkan oleh suatu perusahaan.

3 Apabila menggunakan metode penyusutan yang tidak sesuai dengan prinsipprinsip yang berlaku atau kondisi perusahaan tersebut, maka akan mempengaruhi pendapatan yang dilaporkan setiap periode akuntansi. Selain itu juga mempengaruhi nilai dari aset tetap tersebut. Atas dasar hal tersebut di atas, maka penulis memiliki keinginan untuk mengetahui metode perhitungan yang digunakan oleh perusahaan dalam menentukan besarnya biaya penyusutan dan pencatatannya yang digunakan oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero). PT. Kereta Api Indonesia (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menyelenggarakan jasa angkutan kereta api. Layanan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) meliputi angkutan penumpang dan barang. Kegiatan operasionalnya didukung oleh penggunaan aset tetap, karena itu diperlukan kebijakan dan pengelolaan yang baik dari menejemen perusahaan. Kebijakan dan pengelolaan aset tetap ini harus sesuai dengan kondisi sebenarnya di perusahaan, seperti perolehan, penggunaan, pemeliharaan, penyusutan, dan pencatatan akuntansi. Agar operasional PT. Kereta Api Indonesia (Persero) berjalan dengan lancar dan sesuai tujuan maka diperlukan metode perhitungan untuk menentukan besarnya biaya penyusutan dan pencatatannya yang benar setiap tahunnya. Sehingga hasil dari penghitungan bisa memberikan gambaran yang jelas untuk pengambilan keputusan selanjutnya bagi perusahaan. Pada PT. Kereta Api (persero) Daop 2 Bandung penyusutan aset tetap dihitung berdasarkan umur ekonomisnya dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method) yaitu dengan persentase tetap (tarif yang digunakan setiap tahunnya tetap) dari nilai perolehannya kecuali tanah dan aset tetap dalam proses yang tidak disusutkan, dan aset tetap yang telah habis umur ekonomisnya tetapi masih digunakan dalam operasi perusahaan karena tidak perlu disusutkan lagi. Dalam penetapan umur ekonomis aset tetap dan tarif penyusutan aset tetap ditentukan oleh PT. Kereta Api (Persero) pusat, sehingga PT. Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung tidak mempunyai wewenang untuk ikut andil dalam penetapan umur ekonomis suatu aset tetap dan tarif penyusutan aset tetap, PT.

4 Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung hanya menjalankan perintah sesuai dengan ketentuan yang dibuat oleh PT. Kereta Api (Persero) pusat. Berdasarkan uraian maka penulis merasa tertarik untuk membahas tentang Tinjauan atas Pengelolaan Aset Tetap Gerbong Kereta Api pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero). 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan Latar Belakang yang telah di uraikan diatas, maka penulis mengidentifikasikan masalah yaitu : 1. Bagaimana pengelolaan aset tetap gerbong kereta api pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero). 2. Bagaimana metode penyusutan aset tetap gerbong kereta api pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero). 1.3 Maksud dan Tujuan Laporan Tugas Akhir Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasikan maka laporan tugas akhir ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut : 1. Mengetahui bagaimana pengelolaan aset tetap gerbong kereta api pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero). 2. Mengetahui bagaimana metode penyusutan aset tetap gerbong kereta api pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero). 1.4 Kegunaan Laporan Tugas Akhir Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat baik langsung maupun tidak langsung pada pihak yang berkepentingan, seperti dijabarkan sebagai berikut :

5 1. Kegunaan bagi Penulis Hasil dari tugas akhir ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan, dan gambaran yang lebih jelas tentang pengelolaan aset tetap gerbong kereta api. Selain itu, penelitian ini berguna sebagai salah satu syarat kelulusan program studi Diploma III Universitas Widyatama, Bandung. 2. Kegunaan bagi Perusahaan Hasil dari tugas akhir ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan masukan bagi perusahaan. Serta diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai pengelolaan aset tetap gerbong kereta api. Sehingga dengan gambaran tersebut dapat dijadikan tolak ukur menejemen untuk mengambil keputusan yang tepat dan final bagi perusahaan. 3. Kegunaan bagi Pembaca Hasil dari tugas akhir ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran mengenai perkembangan ilmu pengetahuan dan juga bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan, sehingga hal tersebut dapat dipergunakan sebagai referensi untuk penelitian lainnya yang berkaitan dengan judul dari tugas akhir ini. 1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktik Lokasi kerja praktik untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan untuk tugas akhir ini adalah PT. Kereta Api Indonesia (Persero), jalan Perintis Kemerdekaan No.1 Bandung. Adapun waktu kerja praktik dilaksanakan mulai tanggal 1 Juli 2013 sampai dengan 1 Agustus 2013.