EXECUTIVE SUMMARY PENGELOLAAN BASIS DATA DAN SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA AIR BIDANG IRIGASI

dokumen-dokumen yang mirip
EXECUTIVE SUMMARY PENGELOLAAN BASIS DATA DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SUMBER DAYA AIR BIDANG IRIGASI

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

Belanda pada awal abad ke-20 yang kemudian dilanjutkan oleh Pemerintah

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 26/PRT/M/2006 TENTANG

Peraturan Menteri PU Nomor L4 PRT M }OL3. Peraturan Menteri PU Nomor OT PRT M 2OL! Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan

U R A I A N BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 66,749,438, BELANJA LANGSUNG 321,706,465,000.00

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 21 /PRT/M/2010 TANGGAL : 31 Desember 2010 BALAI PEMETAAN TEMATIK DAN PRASARANA DASAR

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 12/PRT/M/2006. TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI. MENTERI PEKERJAAN UMUM,

BAB I. PENDAHULUAN. persoalan dalam pemenuhan kebutuhan pangan bagi penduduknya, target

IV. GAMBARAN UMUM. mempergunakan pendekatan one river basin, one plan, and one integrated

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 10,000, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 48,960,360, BELANJA LANGSUNG 200,545,530,896.00

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Daerah irigasi merupakan kesatuan wilayah atau daerah yang mendapat air dari

EXECUTIVE SUMMARY ZONASI DAN ALIH FUNGSI LAHAN IRIGASI DESEMBER, 2012

EVALUASI KONDISI SUMBER DAYA AIR TAHUN Status 30 Nopember 2011

FORMULIR PENETAPAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

Realisasi Kegiatan Dinas PSDA Tahun 2015

Realisasi Kegiatan Dinas PSDA Tahun 2015

EVALUASI KONDISI SUMBER DAYA AIR TAHUN 2011/2012. Status 31 Januari 2012

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengelolaan Data Lahan Sawah, Alat dan Mesin Pertanian, dan Jaringan Irigasi

EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN KARAKTERISTIK HIDROLOGI DAN LAJU EROSI SEBAGAI FUNGSI PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 5,500, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 36,506,596, BELANJA LANGSUNG 121,897,163,000.00

EXECUTIVE SUMMARY IRIGASI MIKRO BERBASIS MULTI KOMODITAS

KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR: 914/KPTS/M/2017

EXECUTIVE SUMMARY PENYUSUNAN MODUL/PEDOMAN/PETUNJUK TEKNIS HASIL LITBANG BIDANG IRIGASI

WILAYAH SUNGAI (WS) NO WILAYAH SUNGAI (WS) PROVINSI KETERANGAN 1. Meureudu Baro (I- IV/A/1) Nanggroe Aceh Darussalam

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. satu Balai yang dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Evaluasi Kinerja Tugas Pembantuan Operasi dan Pemeliharaan (TPOP)

LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN APBD PROVINSI JAWA TENGAH DINAS PSDA PROVINSI JAWA TENGAH TA. 2015

BAB I PENDAHULUAN. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) telah memproyeksikan

LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN APBD PROVINSI JAWA TENGAH DINAS PSDA PROVINSI JAWA TENGAH TA. 2015

DENNY OTTO SITOMPUL NRP

A.3 FORM ISIAN RENCANA KEGIATAN STRATEGIS BIDANG BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI / BALAI WILAYAH SUNG

LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN APBD PROVINSI JAWA TENGAH DINAS PSDA PROVINSI JAWA TENGAH TA. 2014

BAB IV INSTITUSI PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR KE DEPAN

LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN APBD PROVINSI JAWA TENGAH DINAS PSDA PROVINSI JAWA TENGAH TA. 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Executive Summary EXECUTIVE SUMMARY PENGKAJIAN MODEL KELEMBAGAAN DAN PENGELOLAAN AIR IRIGASI

EXECUTIVE SUMMARY PEMETAAN ZONASI POTENSI DAN ALIH FUNGSI LAHAN IRIGASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

EXECUTIVE SUMMARY KEGIATAN PENGEMBANGAN RANCANGAN NSPM(K) BIDANG IRIGASI

BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR

AKTIVITAS KEGIATAN HARI AIR DUNIA XXV TAHUN 2017 SERENTAK PADA TANGGAL 22 MARET 2017 DI MASING - MASING PROVINSI

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan, dan perbaikan sarana irigasi. seluruhnya mencapai ± 3017 Ha di Kabupaten Deli Serdang, Kecamatan P. Sei.

PRES IDEN REPUBLIK INDONESIA

PEMODELAN SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMELIHARAAN ASET IRIGASI DENGAN SIG DAN FUZZY AHP

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian masih memegang

BALAI PEMETAAN DAN INFORMASI INFRASTRUKTUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 89 TAHUN 2013 TENTANG

KATA PENGANTAR EXECUTIVE SUMMARY

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEGIATAN IRIGASI TAHUN 2017 KEGIATAN : KEGIATAN PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA IRIGASI

EXECUTIVE SUMMARY PEMETAAN ZONASI POTENSI DAN ALIH FUNGSI LAHAN IRIGASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) KEMENTERIAN PU PERA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung terbagi menjadi 3 Wilayah Sungai (WS), yaitu : (1) WS

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR Jl. Madukoro Blok.AA-BB Telp. (024) , , , S E M A R A N

b. Kepala Seksi Operasi dan Pemeliharaan; c. Kepala Seksi Pemanfaatan Air; d. Kelompok Jabatan Fungsional.

- 1 - PENOMORAN NASKAH DINAS DAN KODE IDENTIFIKASI OTORITAS PEJABAT PENANDATANGAN NASKAH DINAS

IDENTITAS DAERAH IRIGASI

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 13/PRT/M/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI WILAYAH SUNGAI MENTERI PEKERJAAN UMUM,

BAB I PENDAHULUAN. berwawasan lingkungan, transparan, akuntabel, dan berkeadilan. Irigasi

Nomor : 13/PRT/M/2012 Tanggal : 24 JULI 2012 PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI ASET IRIGASI

l. pengelolaan ketatausahaan Balai; m. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. (3) Dalam melaksanakan fu

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 13 /PRT/M/2006. TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI WILAYAH SUNGAI. MENTERI PEKERJAAN UMUM,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hasil pertanian. Jumlah penduduk Idonesia diprediksi akan menjadi 275 juta

LAPORAN AKHIR MONITORING DAN EVALUASI PENGELOLAAN DAN PELAYANAN INFORMASI PUBLIK KEMENTERIAN PUPR

BAB I PENDAHULUAN. sistem informasi yang baik. Hal ini disebabkan karena sistem informasi

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi Ketersediaan dan Kebutuhan Air Daerah Irigasi Namu Sira-sira.

- 1 - PENOMORAN NASKAH DINAS DAN KODE IDENTIFIKASI OTORITAS PEJABAT PENANDATANGAN NASKAH DINAS

LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN APBD PROVINSI JAWA TENGAH DINAS PSDA PROVINSI JAWA TENGAH TA. 2015

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

GUBERNUR LAMPUNG. KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR : G/3etg.,. /I1.02/HK/2016

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

PENGEMBANGAN POTENSI SUMBERDAYA AIR PERMUKAAN

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

Kecamatan Lembang Jaya di Kabupaten Solok merupakan daerah. pertanian karena sekitar 24,86 % dari luas wilayahnya atau 2.

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 48/PRT/1990 TENTANG PENGELOLAAN ATAS AIR DAN ATAU SUMBER AIR PADA WILAYAH SUNGAI MENTERI PEKERJAAN UMUM

1. BAB I PENDAHULUAN

BEKASI, 22 FEBRUARI 2011

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PEMBANGUNAN DINAS PU. PENGAIRAN KABUPATEN MUSI RAWAS

ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

LAPORAN KONDISI MUKA AIR WADUK & EMBUNG. Status: 15 Agustus 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bagi masyarakat yang belum menyadari peran dan fungsi Situ, maka ada kecenderungan untuk memperlakukan Situ sebagai daerah belakang

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

- 1 - PENOMORAN NASKAH DINAS DAN KODE IDENTIFIKASI OTORITAS PEJABAT PENANDATANGAN NASKAH DINAS

Transkripsi:

EXECUTIVE SUMMARY PENGELOLAAN BASIS DATA DAN SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA AIR BIDANG IRIGASI Desember, 2011

KATA PENGANTAR Executive Sumary ini merupakan laporan ringkas dari kegiatan Pengelolaan Basis Data dan Sistem Informasi Sumber Daya Air Bidang Irigasi yang dilakasanakan oleh Balai Irigasi, Pusal Litbang Sumber Daya Air, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum yang dibiayai oleh APBN tahun anggaran 2011. Tujuan kegiatan ini agar terwujudnya Sistem Informasi Geografis Sumber Daya Air (SIG-SDA) bidang irigasi di Pulau Jawa, 3 lokasi di Pulau Sumatera dan 1 lokasi di Kalimantan, dengan output yang akan dicapai adalah Model sistem berupa pangkalan data dan informasi Irigasi di Pulau Jawa, Sebagian Sumatera dan Kalimantan. Kami berharap semoga hasil dari kegiatan ini dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan kebijakan oleh pimpinan terkait dengan kondisi daerah irigasi terkini. Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang membantu terlaksananya kegiatan ini. Masukan, saran dan kritik sangat kami harapkan untuk menyempurnakan pelaksanaan kegiatan ini. Bekasi, Desember 2011 Kepala Pusat Litbang Sumber Daya Air Dr. Ir. Arie Setiadi Moerwanto, M.Sc NIP: 19651016 199303 1 002

1. Latar Belakang Luas Daerah Irigasi berdasarkan Kepmen PU No. 390/KPTS/M/2007, di Indonesia 7.469.796 ha yang terbagi kedalam 32.808 daerah Irigasi dengan jumlah hampir 6000 daerah aliran sungai (DAS), mengingat luas dan banyaknya daerah irigasi yang ada di Indonesia maka perlu dibangun sebuah sistem untuk pengelolaan data keirigasian yang terstruktur dengan baik. Untuk itu Pusat Litbang SDA sangat memerlukan pengelolaan basis data dan sistem informasi SDA untuk melakukan pengarsipan dan diseminasi data dari berbagai sumber di pusat dan daerah, termasuk komputerisasi (digitalisasi), validasi dan sebagainya. Sistem yang dibangun tersebut tentunya harus selalu dijaga kemutakhirannya, agar dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan kebijakan oleh pimpinan terkait dengan kondisi daerah irigasi terkini, sehingga harus selalu dilakukan updating sistem maupun data yang ada didalamnya. Kegiatan ini sangat mendukung terselenggaranya sarana dan prasarana ke-pu-an terutama untuk mendukung rencana strategi BALITBANG agar dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan kebijakan oleh pimpinan terkait dengan kondisi daerah irigasi terkini. Oleh karena itu, maka perlu dilakukan kegiatan Pengelolaan basis data dan Sistem Informasi Sumber Daya Air Bidang Irigasi. 2. Tujuan Tujuan dari kegiatan ini adalah terwujudnya Sistem Informasi Geografis Sumber Daya Air (SIG-SDA) bidang irigasi di Pulau Jawa, 3 lokasi di Pulau Sumatera dan 1 lokasi di Kalimantan. 3. Sasaran Model Sistem SIG-SDA bidang Irigasi serta buku pangkalan data dan informasi bidang irigasi di Pulau Jawa, Sebagian Sumatera dan Kalimantan. 4. Lingkup Kegiatan Lingkup kegiatan Pengelolaan Basis Data dan Sistem Informasi SDA Bidang Irigasi meliputi: a. Survei dan Pengumpulan kebutuhan data bidang irigasi untuk Sistem Informasi Sumber Daya Air dan Portal SIG-SDA; b. Pengolahan data, verifikasi dan update data untuk Sistem Informasi Geografis Sumber Daya Air (SIG-SDA) bidang irigasi; c. Melakukan penyiapan geografis poligon per DAS dengan jendela informasi yang berupa tabel informasi link dengan gambar luasan DI berskala disetiap DAS; d. Analisis dan pencatatan data pada form data sheet siap input pada tiap Daerah Irigasi sebagai tabel informasi bidang irigasi; e. Inputing data pada setiap nama daerah irigasi pada tabel informasi bidang Irigasi; f. Melakukan ujicoba tampilan informasi dan hasil informasi yang diinput;

g. Evaluasi data dan penyampaian data SIG-SDA; h. Penyusunan Laporan dan Penyusunan Katalog Irigasi dari hasil cetak inputing data. 5. Metodologi Pengumpulan data berupa data primer maupun sekunder, data primer dari survey lapangan dengan melakukan penelusuran jaringan di beberapa daerah irigasi untuk mendapatkan data kondisi daerah irigasi. Data sekunder berupa referensi, laporan Survey Investigasi dan Desain Rehabilitasi Partisipatif Daerah Irigasi dan laporan Pemantauan Pelaksanaan TP-OP (Tugas Pembantuan Operasi Pemeliharaan) dari BBWS/BWS maupun Dinas PSDA tingkat Provinsi/Kabupaten. Analisa data dilakukan terhadap indikator kebutuhan data pada struktur database yang telah disusun. Keragaman bentuk data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif melalui parameter format data yang sesuai dengan Sistem Informasi Data Dasar Irigasi (SIDDI) dan kebutuhan data layer untuk SIG-SDA dengan verifikasi dan penghitungan ulang terhadap sumber data (Skema jaringan dan skema bangunan irigasi). Tahap analisa data dilanjutkan dengan inputing data ke dalam SIDDI. Selain inputing ke software SIDDI dilakukan juga Inputing data kebutuhan informasi SIG-SDA Bidang Irigasi melalui kodefikasi SIG-SDA pada peta geografis per- DAS. 6. Tahapan Kegiatan Pelaksanaan kegiatan diawali dengan persiapan melalui penyiapan tabel kebutuhan data yang akan diambil dalam proses survey dan pengumpulan data. Pelaksanaan survey dan pengumpulan data dilakukan direktorat irigasi serta BBWS/BWS terkait dengan keberadaan data yang akan dianalisa, survey tersebut dilakukan dengan tujuan memvalidasi dan memverifikasi data yang ada untuk pemenuhan kebutuhan data bidang irigasi untuk Sistem Informasi Sumber Daya Air dan Portal SIG-SDA. Data yang telah didapatkan kemudian dianalisa dan diinput kedalam software Sistem Informasi Data Dasar Irigasi (SIDDI) dan Kodefikasi SIG-SDA bidang irigasi pada peta geografis yang telah disiapkan. Setelah inputing data maka dilakukan evaluasi dengan melakukan ujicoba tampilan informasi dan kesesuaian data yang telah diinput. Proses tersebut diakhiri dengan penyusunan laporan kegiatan. 7. Hasil Kegiatan dan Pembahasan Secara garis besar kegiatan Pengelolaan basis data dan Sistem Informasi Sumber Daya Air Bidang Irigasi terbagi kedalam 3 subkegiatan yaitu Basis Data Irigasi, SIG-SDA Bidang Irigasi, dan Penyusunan Katalog Irigasi. Adapun hasil kegiatan dan pembahasan diuraikan secara rinci sebagai berikut: 7.1 Basis data Irigasi Pangkalan data di Jawa, 3 lokasi di Sumatera dan 1 lokasi di Kalimantan merupakan tujuan dari survey dan pengumpulan data irigasi. Dari hasil survei dan pengumpulan data didapatkan hasil bahwa di Pulau Jawa

terdapat 111 Daerah Irigasi yang merupakan kewenangan pusat atau daerah irigasi dengan luasan > 3000 ha dengan luas 1.381.210 ha yang tersebar dalam 7 provinsi dan dikelola oleh 9 BBWS/BWS yaitu BBWS Pemali Juana, BBWS Brantas, BBWS Bengawan Solo, BBWS Citanduy, BBWS Serayu Opak, BBWS Citarum, BBWS Ciliwung-Cisadane, BBWS Cidanau-Ciujung-Cidurian dan BBWS Cimanuk-Cisanggarung. Di Pulau Sumatera, pelaksanaan Survey dan pengumpulan data dilakukan di 3 lokasi yaitu BBWS Mesuji Sekampung, BWS Sumatera VI-Jambi dan BWS Sumatera VIII-Palembang, dengan jumlah irigasi teknis kewenangan pusat (> 3000 ha) di 3 lokasi tersebut sebanyak 27 daerah irigasi dengan luas 307.468 ha. Sedangkan di Kalimantan, survei dan pengumpulan data dilakukan di BWS Kalimantan I dengan 2 daerah irigasi kewenangan pusat yang akan dikembangkan di tahun 2011 ini dengan luas potensial 10.626 ha. Data hasil inventarisasi di Direktorat selanjutnya di validasi ke BBWS/BWS terkait yaitu dengan melakukan survei dan pengumpulan data di BBWS Mesuji Sekampung, BBWS Cimanuk Cisanggarung, BWS Sumatera VIII, BWS Kalimantan I dan BWS Sumatera VI dengan hasil sebagai berikut: a) BBWS Mesuji Sekampung Pengumpulan dan verifikasi data ke BBWS Mesuji Sekampung di Lampung dilakukan dengan tujuan untuk melengkapi kekurangan data daerah irigasi kewenangan pusat (>3000 ha) serta dapat digunakan sebagai bahan untuk kodefikasi geografis Pulau Sumatera. Adapun data yang didapatkan adalah data daerah irigasi dengan tahun data Oktober 2009 yang disajikan dalam Tabel 5.1. Tabel 5. 1 Hasil Survei dan Pengumpulan Data di BBWS Mesuji Sekampung No Daerah Irigasi Kepmen PU No 390/KPTS/M/2007 Luas Area (tahun 2009) 1 Sekampung sistem, terdiri dari daerah irigasi: 76.006 66.591 9.415 - Sekampung 17.155 - Punggur Utara 26.215 - Bekri 6.250 - Rumbia 6.058 - Raman Utara 5.096 - Batanghari Utara 5.817 2 Way Rarem 21.110 21.629 519 3 Way Jepara 6.651 7.370 719 4 Way Seputih 20.201 20.201 5 Way Pangubuan 5000 5.000 6 Way Curup 4.689 5.063 374 Keterangan (ALIH FUNGSI) Sumber: BBWS Lampung, 2011. Tabel 5.1 menunjukkan bahwa daerah irigasi sekampung system terdapat alih fungsi lahan seluas 9.415 ha dari tahun 2007 2009, namun terdapat penambahan luas areal irigasi way rarem, way jepara

dan way curup seluas 1.602 ha. Luasnya alih fungsi lahan di Lampung tersebut tidak sebanding dengan penambahan areal sawah baru yang ada sehingga perlu dilakukan penambahan areal sawah baru untuk memenuhi luas lahan irigasi yang ideal untuk pemenuhan kebutuhan pangan nasional. Jika tidak dengan demikian dapat dilakukan dengan intensifikasi lahan pertanian. Data yang didapatkan yaitu data update luas daerah irigasi, rekapitulasi jumlah bangunan dan saluran irigasi serta skema jaringan irigasi sebagai bahan dalam melakukan kodefikasi geografis SIG-SGA Pulau Sumatera. b) BBWS Cimanuk Cisanggarung. Pengumpulan dan Verifikasi data ke BBWS Cimanuk-Cisanggarung untuk melengkapi kekurangan data daerah irigasi kewenangan pusat (>3000 ha), adapun data yang didapatkan adalah data daerah irigasi tahun 2010 yang disajikan dalam tabel 5.2. Tabel 5.2. Hasil Survei dan Pengumpulan Data di BBWS Cimanuk Cisanggarung No Daerah Irigasi Kepmen PU No Luas Tanam Keterangan 390/KPTS/M/2007 Potensial 2010 (ha) (Alih fungsi) 1 Rentang 88.160 87.440 720 2 Seuseupan 3.768 3.865 97 3 Kamun 9.617 5.393 4.224 4 Lutung Timur - 9.737 5 Cipanas I 3.963 3.963 6 Cipanas II 3.265 3.265 Sumber: BBWS Cimanuk Cisanggarung, 2011. Data yang didapatkan berupa data inventarisasi Pengelolaan Aset Irigasi (PAI) untuk masing-masing Daerah irigasi tersebut dengan komponen datanya; Operasi dan Pemeliharaan, Aset Bendung, Data Ketersediaan air, Aset bangunan dan saluran. Daerah Irigasi di Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung mengalami alih fungsi lahan cukup luas sebesar 720 ha dan 4.224 ha dari tahun 2007 sampai dengan 2010 yaitu pada daerah irigasi Rentang dan Kamun, namun ada pembukaan lahan baru di daerah irigasi Lutung timur seluas 9.737 ha. Penambahan daerah irigasi baru tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat di daerah irigasi tersebut. c) BWS Sumatera VIII (Palembang) Pengumpulan data di BWS Sumataera VIII untuk mendapatkan datadata irigasi kewenangan pusat (DI > 3000ha) meliputi; update data luasan daerah irigasi, rekapitulasi jumlah bangunan dan saluran irigasi. Adapun data Daerah Irigasi kewenangan pusat hasil survey dan pengumpulan data di BWS Sumatera VIII disajikan dalam tabel 5.3

Tabel 5. 3. Hasil Survei dan Pengumpulan Data di BWS Sumatera VIII No Daerah Irigasi Kepmen PU No 390/KPTS/M/2007 1 Kelingi Tugumulyo 10.163 10.163 Luas Tanam Potensial 2010 (ha) Keterangan (Alih Fungsi) 2 Air Lakilan 13.950 13950 -- 3 Air Gegas 3.845 2.678 1.167 4 Air Lindang Kanan 5.400 5.400 0 5 Air Mulak 3.500 3.500 0 6 Air Keruh 3.500 3000 500 7 Selangur Jemair 3.000 6.000 3.000 8 Muara Riben 6.658 6.658 0 9 Lematang Kanan 5.750 5.750 0 10 Belitang 20.968 20.968 0 11 Komering Utara 18.077 16.640 1.437 12 Komering Selatan 18.443 15.511 2.932 13 Muncak Kabau 7.370 7.821 451 14 Lempung - 13.100 Sumber: BBWS Sumatera VIII, 2011. d) BWS Kalimantan I Pengumpulan data di BWS Kalimantan I untuk mendapatkan data irigasi Pulau Kalimantan sebagai data awal rekapitulasi data luas Daerah Irigasi, jumlah bangunan dan saluran irigasi Pulau Kalimantan. Adapun datanya tercantum dalam tabel 5.4. Tabel 5. 4. Hasil Survei dan Pengumpulan Data di BWS Kalimantan I Luas Potensial Luas terbangun No Daerah Irigasi (ha) (ha) 1 Senakin 7.626 1.165 2 Siantan 3000 - Sumber: BWS Kalimantan I, 2010. Daerah irigasi kewenangan pusat (luas > 3000 ha) di Provinsi Kalimantan Barat terdiri dari 2 daerah irigasi yaitu Senakin dan Siantan. Daerah irigasi Siantan dibangun pada tahun 2011 sedangkan untuk daerah irigasi Senakin telah dibangun seluas 1.165 ha dan akan dikembangkan menjadi 7.626 ha pada tahun 2011. e) BWS Sumatera VI Jambi Pengumpulan data di BWS Sumatera VI Jambi untuk melengkapi kekurangan data daerah irigasi kewenangan pusat (>3000 ha) yaitu data update luas daerah irigasi, rekapitulasi jumlah bangunan dan saluran irigasi serta skema jaringan irigasi untuk DI Siulak Deras dan DI Batang Sangkir, serta DI Limun Singkut. Adapun data Daerah Irigasi kewenangan pusat hasil survey dan pengumpulan data di BWS Sumatera VI tahun data 2011 disajikan dalam Tabel 5.5. --

Tabel 5.5 Hasil Survei dan Pengumpulan Data di BWS Sumatera VI No Daerah Irigasi Kepmen PU No Luas DI 390/KPTS/M/2007 (ha) Keterangan 1 Siulak Deras 5.819 5.809 2 Batang Sangkir 3.628 3.628 3 Batang Asai 6.210 - Pembangunan irigasi baru Sumber; BBWS Sumatera VI Jambi, 2011 Daerah Irigasi kewenangan pusat yaitu dengan luas >3000 ha terdiri dari 3 Daerah Irigasi yaitu daerah irigasi batang hari, DI Siulak deras dan DI Batang sangkir, sedangkan dearah irigasi Batang asai merupakan daerah irigasi baru yang terletak di kabupaten Sorolangun. Pembangunan jaringan irigasi Daerah irigasi Batang asai ini telah dilakukan Survey, investigasi Desain (SID) pada tahun 2009 dan direncanakan pembangunannya selesai pada tahun 2016. 7.2 SIG-SDA bidang irigasi Kodefikasi geografis SIG-SDA bidang irigasi di Pulau Jawa dan Madura telah diselesaikan pada tahun 2009. Namun setelah dilakukan koordinasi antara balai irigasi dengan Pusair, terdapat atribut yang kurang sesuai dengan isi dan maksud dari data yang ada, untuk itu dilakukan penyesuaian atribut pada hasil kodefikasi peta wilayah Jawa dan Madura yang telah dilakukan pada tahun sebelumnya (tahun 2009) adapun perubahan atribut tersebut yaitu: 1. Atribut nama menjadi nama-di. 2. Atribut kondisi menjadi status. 3. Atribut status menjadi kewenangan. 4. Atribut Indikasi menjadi Produksi 7.3 Kataog Irigasi Katalog irigasi yang telah disusun adalah kataog irigasi wilayah sungai Brantas dengan mengambil contoh daerah irigasi Delta Brantas. Sebagai gambaran, data yang dituangkan dalam katalog meliputi; gambaran umum wilayah sungai yang berisi kondisi geografis wilayah sungai, kondisi geologi. Sedangkan untuk daerah irigasi berisi kondisi derah irigasi, sarana dan prasarana irigasi. 8. Kesimpulan 1. Hasil Inventarisasi di Direktorat irigasi berupa daftar inventarisasi Jaringan Irigasi berisi data luasan volume jenis bangunan irigasi seluruh daerah irigasi kewenangan pusat (> 3000 ha) yang masih perlu dilakukan validasi ke BBWS/BWS terkait. 2. Survey dan Pengumpulan Data dalam rangka verifikasi dan validasi data irigasi telah dilakukan di BBWS Mesuji Sekampung, BBWS Cimanuk Cisanggarung, BWS Sumatera VIII, BWS Kalimantan I, dan BWS Sumatera VI untuk mendukung dan melengkapi kekurangan data irigasi yang telah di inventarisasi di Direktorat Irigasi dengan perolehan data

Update Luas Daerah Irigasi, rekapitulasi jumlah bangunan dan panjang saluran, Realisasi Tanam, serta Luas Alih fungsi dan penambahan luas areal sawah baru. 3. Dilakukan penyesuaian atribut pada hasil kodefikasi pada layer irigasi pada tahun sebelumnya untuk wilayah Jawa dan Sumatera yaitu penyesuaian pada: a) Atribut nama menjadi nama-di. b) Atribut kondisi menjadi status. c) Atribut status menjadi kewenangan. d) Atribut Indikasi menjadi Produksi 4. Katalog irigasi yang telah disusun adalah katalog irigasi wilayah sungai Brantas dengan mengambil contoh daerah irigasi Delta Brantas. Data yang dituangkan dalam katalog meliputi; gambaran umum wilayah sungai yang berisi kondisi geografis wilayah sungai, kondisi geologi. Sedangkan untuk daerah irigasi berisi kondisi derah irigasi, sarana dan prasarana irigasi.