EXECUTIVE SUMMARY PENGELOLAAN BASIS DATA DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SUMBER DAYA AIR BIDANG IRIGASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EXECUTIVE SUMMARY PENGELOLAAN BASIS DATA DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SUMBER DAYA AIR BIDANG IRIGASI"

Transkripsi

1 Konsep Executive Summary EXECUTIVE SUMMARY PENGELOLAAN BASIS DATA DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SUMBER DAYA AIR BIDANG IRIGASI TAHUN ANGGARAN 2013 Desember, 2013 Pusat Litbang Sumber Daya Air i

2 KATA PENGANTAR Laporan ini hasil dari kegiatan Pengelolaan Basis Data dan Sistem Informasi Geografis Sumber Daya Air Bidang Irigasi yang dilaksanakan oleh Balai Irigasi, Pusat Penelitian dan pengembangan Sumber Daya Air, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum, yang dibiayai oleh APBN tahun anggaran Tujuan dari kegiatan ini adalah Pangkalan data irigasi permukaan maupun irigasi mikro, serta tersedianya Sistem Informasi Geografis Sumber Daya Air (SIG- SDA) bidang irigasi, untuk menunjang tersusunnya buku data daerah irigasi sebagai katalog irigasi serta tersusunnya peta alih fungsi lahan irigasi dan peta zonasi potensi lahan irigasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pemangku kebijakan dalam mengembangkan lahan pertanian beririgasi. Executive Summary ini disusun oleh Widya Utaminingsih, SP, dengan arahan Kepala Balai Irigasi selaku penanggungjawab kegiatan, dimana pada tahun anggaran 2013, kegiatan ini akan menghasilkan satu output yaitu: Model Sistem Pangkalan Data Irigasi serta Peta Zonasi Potensi dan Alih Fungsi Lahan Irigasi serta Sistem Informasi (Website Balai Irigasi). Harapan Executive Summary ini dapat dimanfaatkan oleh stakeholder dalam pelaksanaan perbaikan jaringan irigasi dan data informasi dapat digunakan pemangku kewenangan dalam pengambilan keputusan terkait dengan irigasi. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya kegiatan ini. Bandung, Desember 2013 Kepala Pusat Litbang Sumber Daya Air Ir. Bambang Hargono, Dipl. HE, M. Eng NIP Pusat Litbang Sumber Daya Air ii

3 Pusat Litbang Sumber Daya Air iii

4 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv 1. Latar Belakang Lingkup Kegiatan Tujuan dan Sasaran Sasaran (Output) Metode Hasil Kegiatan dan Pembahasan Kesimpulan dan Saran Pusat Litbang Sumber Daya Air iv

5 1. Latar Belakang Luas Daerah Irigasi (DI) di Indonesia berdasarkan Kepmen PU No. 390/KPTS/M/2007 lebih kurang ha, yang terbagi kedalam Daerah Irigasi dengan jumlah hampir 6000 Daerah Aliran Sungai (DAS). Mengingat luas dan banyaknya daerah irigasi di Indonesia, maka perlu dibangun sebuah sistem untuk pengelolaan data keirigasian yang terstruktur dengan baik. Kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan terintegrasi Pengelolaan Basis Data dan Sistem Informasi SDA untuk mendukung peningkatan kualitas data dalam pengelolaan SDA yang dilaksanakan secara multiyears yang dimulai sejak tahun Penyediaan data dan informasi mengenai irigasi kepada publik sangat penting terutama untuk mendukung pengelolaan jaringan irigasi yang berkelanjutan. Data dan informasi yang ada akan menjadi acuan bagi pemangku kepentingan dalam mengambil keputusan mengenai pengelolaan irigasi. Tidak hanya untuk irigasi permukaan, data irigasi mikro juga perlu diidentifikasi lebih lanjut agar pelaksanaannya dapat mendukung kelangsungan ketahanan pangan nasional. Adanya alih fungsi lahan beririgasi menjadi lahan permukiman dan industri menjadi kendala bagi pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, karena dalam jangka panjang akan berdampak terhadap menurunnya ketahanan pangan nasional.untuk mengatasi hal tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum menatapkan kebijakan pengembangan lahan beririgasi. Pengembangan irigasi diharapkan dapat meningkatkan kerterjaminan air irigasi sehingga indeks pertanaman dan produktivitas lahan dapat meningkat. Hasil penelitian yang telah dilakukan pada tahun sebelumnya menunjukkan bahwa alih fungsi lahan irigasi (sawah) ke sektor nonpertanian di Pulau Jawa pada periode tahun , terjadi cukup luas yaitu sebesar ,88 ha, atau 20,785 %, sedangkan rerata laju alih fungsi lahan irigasi di P. Jawa setiap tahunnya 4,157 %. Adanya alih fungsi lahan di P. Jawa yang cukup besar akan menjadi masalah dalam pemenuhanan kebutuhan pangan nasional, sehingga perlu mendapatkan perhatian yang cukup besar dari pemerintah dan menjadi pertimbangan dalam kebijakan pengembangan lahan irigasi. Dalam rangka mengidentifikasi hal tersebut, perlu dilakukan updating data keirigasian baik irigasi mikro maupun irigasi permukaan, termasuk data alih fungsi Pusat Litbang Sumber Daya Air 1

6 lahan sawah beririgasi dan pengkajian untuk menentukan tingkat kesiapan suatu daerah dalam pengembangan dan pengelolaan irigasi, terutama dari aspek agroekologi, ketersediaan air, sosial, budaya dan ekonomi. Hasil dari studi ini dapat dijadikan acuan awal untuk menentukan skala prioritas upaya pengembanganirigasi.pengkajian dilakukan mencakup alih fungsi lahan dan kriteria kesiapan daerah, agar kemudian dapat disusun peta zonasi irigasi yang dapat digunakan dalam penentuan kebijakan pengembangan dan pengelolaan lahan beririgasi.untuk itu Pusat Litbang SDA perlu menyusun pengelolaan basis data dan sistem informasi SDA untuk mendukung peningkatan kualitas data dalam pengelolaan SDA. 2. Lingkup Kegiatan Kegiatan ini terdiri dari dua sub kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun anggaran 2013 yaitu terdiri dari: A. Sub Kegiatan I: Pangkalan Data dan Sistem Informasi Geografis Bidang Irigasi Lingkup kegiatan yang akan dilakukan dalam kegiatan Pangkalan Data dan Sistem Informasi Geografis Bidang Irigasi ini adalah: 1. Basis data Irigasi berbasis website, meliputi kegiatan: a. Pembangunan sistem informasi basis data berbasis website. b. Sinkronisasi dan integrasi data/informasi irigasi dengan data yang ada di Direktorat Jenderal SDA. 2. Pengembangan website SIG-SDA Bidang Irigasi 3. Penyusunan Katalog Irigasi. B. Sub Kegiatan II: Pemetaan Alih Fungsi dan Zonasi Potensi Lahan Irigasi Lingkup kegiatan yang akan dilaksanakan dalam kegiatan Zonasi dan Alih Fungsi Lahan Irigasi adalah: 1. Pemetaan alih fungsi lahan untuk Pulau Sumatera. 2. Pemetaan Zonasi Potensi lahan irigasi di Pulau Sumatera. 3. Tujuan dan Sasaran Tujuan 1. Terwujudnya Pangkalan data Irigasi baik irigasi permukaan maupun irigasi mikro dan tersedianya Sistem Informasi Geografis Sumber Daya Air (SIG-SDA) Pusat Litbang Sumber Daya Air 2

7 bidang irigasi untuk menunjang tersusunnya buku data daerah irigasi sebagai katalog irigasi. 2. Tersusunnya peta alih fungsi lahan irigasi dan peta zonasi potensi lahan irigasi, yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pemangku kebijakan dalam mengembangkan lahan pertanian beririgasi. 4. Sasaran Keluaran (Output) Kegiatan Pengelolaan Basis Data dan Sistem Informasi Geografis Bidang Irigasi merupakan kegiatan multiyears yang dilaksanakan mulai tahun 2006 dengan sasaran output setiap tahunnya sebagai berikut: 2006: Model Sistem; Pembangunan Software Sistem Informasi Data Dasar Irigasi. 2007: Model Sistem; Pangkalan Data Hasil Penyempurnaan Software SIDDI. 2008: Model Sistem;Pangkalan Informasi Tentang Data Dasar Sistem Irigasi yang Dikemas dalam Satu Kesatuan Software (SIDDI). 2009: Model Sistem: berupa Pangkalan Data dan Informasi Irigasi Hasil Ujicoba dan Penyempurnaan Software SIDDI dan pengembangan Software SIDDI Berbasis Opensource. 2011: Model Sistem SIG-SDA Bidang Irigasi serta Buku Pangkalan Data dan Informasi Bidang Irigasi di P. Jawa, Sebagian P. Sumatera dan Kalimantan. 2012: Model Sistem Pangkalan Data dan Sistem Informasi Geografis Bidang Irigasi Dari output tersebut dihasilkan pula Komponen Output dari Model Sistem Pangkalan Data dan Sstem Informasi Geografis yaitu: 1. Buku Data Irigasi; 2. Buku SIG-SDA Bidang Irigasi; 3. Katalog Irigasi Daerah Irigasi Cihea. 2013: Model Sistem Pangkalan Data Irigasi serta Peta Zonasi Potensi dan Alih Fungsi Lahan Irigasi serta Sistem Informasi (Website Balai Irigasi), dengan komponen outputnya adalah: 1. Basis Data berbasis Website 2. Website SIG-SDA Bidang Irigasi 3. Katalog Irigasi Daerah Irigasi di BBWS Brantas 4. Peta Zonasi Potensi Lahan Irigasi P. Sumatera 5. Peta Alih Fungsi Lahan Irigasi P. Sumatera Pusat Litbang Sumber Daya Air 3

8 2014: Dokumen; berupa Model SIG-SDA bidang Irigasi serta buku pangkalan data dan informasi halil litbang bidang irigasi 5. Metode Metode yang digunakan untuk kegiatan Pengelolaan Basis Data dan Sistem Informasi Geografis Sumber Daya Air Bidang Irigasimeliputi: 5.1. Pengelolaan Basis Data dan Sistem Informasi Geografis Sumber Daya Air Bidang Irigasi. a. Basis Data berbasis Website Metode yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi: 1) Menyusun kerangka Pengembangan Software Sistem Informasi Data Dasar Irigasi (SIDDI) berbasis Website. Penyusunan kerangka ini dilakukan dengan mempelajari struktur data base pada Software Sistem Informasi Data Dasar Irigasi (SIDDI), sejauhmanakah materi yang terkandung didalamnya dan bagaimana alur pemikiran dalam sebuah sistem, termasuk mempelajari pengkodean sistem untuk integrasi data dalam sebuah software. 2) Pembuatan Sistem Data Base dan penelaahan terhadap Peraturan Presiden, Peraturan Menteri serta Keputusan Menteri yang berkaitan dengan Data dan Operasi Irigasi. Pembuatan sistem data base dilakukan setelah pengkodean dilaksanakan, agar dapat menjadi sebuah integrasis sistem yang baik maka penterjemahan kode dilakukan berdasarkan peraturan yang ada. Adapun peraturan-peraturan yang digunakan untuk mendukung sistem ini adalah: a. Keppres No 12 tahun 2012 tentang Penetapan Wilayah Sungai. b. Kepmen PU No 390/KPTS/M/2007 Tentang Penetapan Status Daerah Irigasi yang Pengelolaannya Menjadi Wewenang dan Tanggung Jawab Pemerintah. c. Permen PU Nomor 32/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi 3) Integrasi Data dalam SIDDI pada pengembangan SIDDI berbasis website. Pusat Litbang Sumber Daya Air 4

9 4) Integrasi dilakukan dengan melihat ketersediaan data hasil inputing dalam Software SIDDI untuk selanjutnya dapat dikonversi dalam software aplikasi online yang akan dibuat. 5) Simulasi penayangan dan Integrasi menggunakan Internet Protocol (IP) Publik. 6) Penayangan secara online untuk dapat diakses oleh masyarakat umum dengan menggunakan IP Publik. 7) Finalisasi Software Finalisasi software dilakukan jika semua menu telah dapat diakses langsung dan sudah tidak terjadi error. b. Website SIG-SDA Bidang Irigasi SIG SDA bidang irigasi merupakan bentuk penyajian data dan informasi irigasi secara spasial pada daerah irigasi berdasarkan DAS yang ada. Pengerjaannya dilakukan pada softwarearcgis yaitu dengan digitasi dan kodefikasi pada peta DAS yang telah ditentukan. Langkah-langkah untuk membangun website SIG-SDA Bidang irigasi adalah sebagai berikut: 1) Menyiapkan data kodefikasi irigasi dalam bentuk file.shp yang telah dilengkapi keterangannya. 2) MenginstallArcGIS Server pada server Basis Data. 3) Setting dan uji coba penayangan. 4) Integrasi website Balai Irigasi denganwebsite Pusat Litbang SDA Kodefikasi SIG-SDA bidang irigasi meliputi penyampaian informasi pada peta daerah irigasi dengan menampilkan informasi berupa: 1. Poligon, dengan komponen informasi didalamnya meliputi: a. Nama Irigasi b. Luas Area (Ha) c. Indeks Pertanaman (IP) d. Status Pengelolaan 2. Titik (point) untuk menggambarkan informasi dari skema irigasi, dengan komponen informasi yang akan ditampilkan meliputi: a. Kode Petak Pusat Litbang Sumber Daya Air 5

10 b. Kondisi c. Debit Kebutuhan d. Luas Petak Tersier e. Nama dan Status P3A f. Jenis Bangunan Irigasi g. Tahun dibangun c. Katalog Irigasi Data hasil survei dan pengumpulan data, selanjutnya disusun menjadi sebuah katalog irigasi. Data yang telah dianalisa, kemudian diinventarisasi dan disusun berdasarkan outline yang telah ditentukan. Inventarisasi data dilakukan berdasarkan bangunan dan saluran irigasi pada skema bangunan dan jaringan irigasi PemetaanAlih Fungsi Lahan dan Zonasi Potensi Lahan Irigasi Pemetaan dilakukan untuk menentukan luasan alih fungsi lahan pada periode tiga tahunan menggunakan peta tutupan lahan tahun yang berbeda. Peta alih fungsi lahan irigasi dibuat untuk mengetahui laju alih fungsi lahan dari tahun 2003 sampai dengan 2011 yang terbagi menjadi tigaperiode peta yaitu tahun , dan tahun 2009 sampai Metode yang digunakan dalam penyusunan peta zonasi potensi pengembangan irigasi adalah sebagai berikut: 1. Pengumpulan Peta tematik Peta tematik yang digunakan dalam pemetaan zonasi potensi pengembangan irigasi adalah peta yang sesuai dengan 8 kriteria pengembangan irigasi, peta tematik yang dimaksud adalah sebagai berikut: a) peta jenis tanah dan tata guna lahan untuk mewakili kriteria tanah yang subur dan sesuai dengan tanaman yang diairi. b) peta ketersediaan air untuk mewakili kriteria air cukup tersedia dan memenuhi syarat Kualitas dan Kuantitas. c) peta sebaran desa/sensus penduduk untuk mewakili kriteria adanya Petani penggarap tersedia atau akan tersedia. Pusat Litbang Sumber Daya Air 6

11 d) peta kepemilikan lahan dan Peta RTRW untuk mewakili kriteria Tidak ada hambatan status lahan. e) peta Indeks Potensi Desa untuk mewakili kriteria yang dapat digunakan sebagai daerah konsumsi, atau pemasaran produksi. f) peta infrastruktur atau Peta RTRW untuk mewakili kriteria adanya prasarana dari maupun ke daerah tersebut tidak sulit. g) peta potensi banjir Tidak selalu mengalami banjir atau genangan yang sulit diatur. h) Hal yang baik yang diperkirakan mendukung dan menghambat (Peta RTRW). 2. Proses Pemetaan Proses pembuatan peta zonasi potensi pengembangan irigasi adalah sebagai berikut: a. Pemetaan dilakukan dengan cara menganalisa atribut peta RTRW yaitu dengan memisahkan polygon peruntukan untuk pertanian yang artinya daerah yang peruntukan tata ruangnya dipergunakan untuk kawasan pertanian, polygon tersebut kemudian di clip atau dipisahkan dan disimpan dengan nama kawasan_pertanian untuk proses analisa selanjutnya. b. Buka peta jenis tanah pada sheet yang sama, proses selanjutnya adalah proses pemisahan/pemotongan (clip) polygon yang atribut/keterangannya merupakan daerah yang mempunyai kelerengan/elevasi 0 8%, kemudian disimpan dalam file elevasi_memenuhi. c. Buka peta Daerah Rawan Banjir, lakukan proses yang sama dengan peta RTRP dan Jenis tanah, yaitu melakukan proses clip polygon pada keterangan/atribut non banjir dan disimpan dengan nama file non_banjir. d. Lakukan proses overlay bertahap yaitu antara peta/file dengan nama kawasan_pertanian dengan peta jenis tanah yang memenuhi untuk pengembangan lahan pertanian yang telah tersimpan dengan nama file elevasi memenuhi. Hasil overlay tersebut kemudian di overlaykan kembali dengan peta Daerah rawan banjir yang telah di clip dan tersimpan dengan nama non_banjir. Pusat Litbang Sumber Daya Air 7

12 e. Hasil overlay dari ketiga peta tersebut (peta RTRP, Jenis tanah dan Daerah Rawan Bajir) selanjutnya disimpan dengan nama file potensi_irigasi f. Buka pada view baru file peta potensi_irigasi, untuk kemudian dilakukan penentuan titik untuk melakukan groundcheck. Lakukan penambahan peta daerah irigasi di Sumatera dan Jalan Provinsi maupun jalan nasional. 3. Groundcheck Titik lokasi groundcheck yang telah ditentukan sebelumnya kemudian di cek langsung ke lapangan. Kriteria penentuan titik groundcheck adalah pada daerah yang masuk dalam daerah potensi_irigasi (warna hijau) yaitu dengan menentukan koordinat x dan y untuk selanjutnya dikunjungi di lapangan untuk dilihat bagaimana kondisi eksistingnya. Proses cek dilapangan dilakukan sesuai dengan form groundcheck yang telah dibuat (terlampir dalam lampiran 4) meliputi: a. Lokasi (koordinat x, y), desa, kecamatan, provinsi b. Sumber air. c. Keterangan alih fungsi. d. Kondisi eksisting tutupan lahan. e. Keterangan pernah mengalami banjir atau tidak.\ f. Foto Lokasi. g. Ada tidaknya akses pasar. h. Kondisi Infrastruktur. 4. Evaluasi Evaluasi dilakukan untuk penilaian terhadap kesesuaian hasil cek lapangan dengan peta potensi irigasi yang telah dibuat, yaitu dengan membandingkan hasil groundcheck dengan posisi titik pada peta, apakah titik yang ada di lapangan telah masuk kedalam polygon potensi irigasi pada peta potensi irigasi. 5. Layout Peta Setelah proses evaluasi selesai, maka proses pembuatan layout peta dengan menampilkan informasi potensi pengembangan irigasi jika disandingkan dengan kondisi tata guna lahan terkini. Pusat Litbang Sumber Daya Air 8

13 6. Hasil Kegiatan dan Pembahasan Secara garis besar kegiatan Pangkalan Data dan Sistem Informasi Geografis Bidang Irigasi terbagi dalamdua subkegiatan yang dapat dijadikan komponen output darimodel Sistem Pangkalan Data Irigasi serta Peta Zonasi Potensi dan Alih Fungsi Lahan Irigasi serta Sistem Informasi (website balai irigasi)yaitu: 1. Sub Kegiatan I: Pangkalan Data dan Sistem Informasi Geografis Bidang Irigasi, dengan komponen kegiatan; Basis Data berbasis website, website SIG- SDA Bidang Irigasi dan penyusunan Katalog Irigasi. 2. Sub Kegiatan II: Pemetaan Alih Fungsi dan Zonasi Potensi Lahan Irigasi, dengan komponen kegiatan; peta alih fungsi lahan untuk P. Sumatera danpeta Zonasi Potensi lahan irigasi di P. Sumatera. Berdasarkan penjadwalan yang ada sampai dengan disusunnya Konsep laporan akhir ini, sub kegiatan tersebut telah dilaksanakan, meliputi: Sub Kegiatan I: Pangkalan Data dan Sistem Informasi Geografis Bidang Irigasi, kegiatan yang telah dilaksanakan adalah: 1. Penyusunan Rencana Mutu Pelaksanaan kegiatan Pengelolaan Basis Data dan Sistem Informasi Geografis Bidang Irigasi. 2. Diskusi dengan narasumber mengenai rencana kegiatan Pengelolaan Basis Data dan Sistem Informasi Geografis Bidang Irigasi. 3. Konsultasi ketersediaan data dengan Direktorat Irigasi. 4. Persiapan pembuatan sistem informasi basis data berbasis website. 5. Penyusunan outline katalog irigasi. 6. Menentukan daerah irigasi yang akan disusun menjadi katalog irigasi dengan melihat ketersedian data dari hasil survei dan pengumpulan data serta proses analisa data. 7. Survei dan pengumpulan data irigasi permukaan dan irigasi mikro di BWS Bali Penida. 8. Survei dan pengumpulan data irigasi permukaan dan irigasi mikro di BWS Sulawesi II, BWS Sulawesi I dan BWS Sulawesi III. 9. Pengisian data yang telah dianalisa kedalam software Sistem Informasi Data Dasar Irigasi (SIDDI). 10. Menyusun kerangka Pengembangan software SIDDI berbasis website. 11. Pembuatan sistem data base dan penelaahan terhadap Peraturan Presiden, Peraturan Menteri serta Keputusan Menteri yang berkaitan dengan Data dan Operasi Irigasi. Pusat Litbang Sumber Daya Air 9

14 12. Menyiapkan data kodefikasi irigasi dalam bentuk.shp file yang telah dilengkapi keterangan. 13. Menginstall ArcGIS Server pada server Basis Data. 14. Setting dan uji coba penayangan. 15. Integrasi website Balai Irigasi dengan Website Pusat Litbang SDA. Sub Kegiatan II: Pemetaan Alih Fungsi dan Zonasi Potensi Lahan Irigasi, kegiatan yang telah dilaksanakan adalah: 1. Konsultasi dengan Pusat Pengolah Data (Pusdata) mengenai ketersediaan data peta di lingkungan PU 2. Inventarisasi peta tematik yang akan digunakan dalam pemetaan zonasi potensi dan alih fungsi lahan irigasi. 3. Penentuan kriteria zonasi potensi pengembangan irigasi. 4. Penyiapan Peta Tutupan Lahan P. Sumatera Tahun 2003, 2006, 2009 dan Penyiapan software ArcGIS. 6. Penyiapan peta tematik yang akan digunakan dalam pemetaah Zonasi. 7. Pembuatan peta Alih Fungsi lahan Pulau Sumatera 8. Pembuatan peta Zonasi potensi pengembangan lahan irigasi 9. Pelaksanaan groundcheck lapangan pemetaan alih fungsi dan zonasi potensi pengembangan lahan irigasi. 10. Finalisasi peta. 1. Evaluasi Evaluasi dilakukan untuk penilaian terhadap kesesuaian hasil cek lapangan dengan peta potensi irigasi yang telah dibuat, yaitu dengan membandingkan hasil groundcheck dengan posisi titik pada peta, apakah titik yang ada di lapangan telah masuk kedalam polygon potensi irigasi pada peta potensi irigasi. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa lokasi titik potensi pada peta untuk masingmasing provinsi sudah sesuai dengan potensi di lapangan, akan tetapi perlu dilakukan kaji ulang apabila akan dilakukan pengembangan lahan sawah baru, apabila ditinjau dari segi lokasiterdekat dengan sumber air. 2. Layout peta Layout peta Zonasi Potensi Pengembangan Irigasi disajikan dalam gambar Pusat Litbang Sumber Daya Air 10

15 7. Kesimpulan dan Saran 7.1. Kesimpulan 1. Pelaksanaan kegiatan basis data berbasis website telah berjalan 60%, desain website basis data telah disusun, rancangan website tersebut ditayangkan dalam website Balai Irigasi yang telah dibuat. 2. SIG-SDA berbasis website sudah dapat diakses melalui website pada atau Perlu dilakukan penyesuaian data dan kelengkapan data alih fungsi lahan di P. Jawa hasil dari kegiatan Zonasi dan alih fungsi lahan irigasi Tahun Penyusunan katalog irigasi telah dilaksanakan sampai dengan isi yaitu keterangan mengenai sumber air, kondisi wilayah, Keterangan Wilayah sungai DAS serta Daerah Irigasi. 4. Pemetaan Alih fungsi lahan dilakukan untuk menganalisa perubahan alih fungsi lahan sawah menjadinon sawah untuk 3 periode yaitu periode tahun 2003 ke 2006, periode 2006 ke 2009, dan periode tahun 2009 ke Perubahan alih fungsi lahan sawah di Pulau Sumatera banyak terjadi di Provinsi Sumatera Selatan, Jambi dan Lampung, perubahan alih lahan sawah ke sektor perkebunan banyak terjadi, hal ini dikarenakan banyaknya perusahaan asing yang membuka perkebunan sawit di provinsi tersebut dan adanya perubahan alih fungsi lahan sawah menjadi kebun karet oleh masyarakat setempat dengan alasan pendapatan. 5. Peta potensi pengembangan irigasi telah selesai dilakukan, hasil cek lapangan menunjukkan bahwa di Pulau Sumatera masih banyak lahan yang berpotensi untuk pengembangan irigasi (menjadi sawah). Provinsi Riau, Bengkulu, Sumatera Selatan, jambi dan Lampung menjadi provinsi yang mempunyai potensi luas di Sumatera Saran 1. Perlu disusun peta potensi pengembangan Irigasi Mikro untuk mengetahui Kesesuaian daerah untuk penerapan irigasi mikro. 2. Perlu sinergi dengan Puslitbang SDA untuk mengintegrasikan beberapa software berbasis website yang ada di Balai Irigasi. 3. Peta Zonasi Potensi Pengembangan irigasi kedepannya dapat disinergikan dengan peta Luas Baku Sawah yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertanian untuk melihat arah pengembangan potensi lahan sawah untuk peningkatan produksi padi nasional. Pusat Litbang Sumber Daya Air 11

EXECUTIVE SUMMARY PEMETAAN ZONASI POTENSI DAN ALIH FUNGSI LAHAN IRIGASI

EXECUTIVE SUMMARY PEMETAAN ZONASI POTENSI DAN ALIH FUNGSI LAHAN IRIGASI EXECUTIVE SUMMARY PEMETAAN ZONASI POTENSI DAN ALIH FUNGSI LAHAN IRIGASI DESEMBER, 2014 Pusat Litbang Sumber Daya Air i KATA PENGANTAR Puji dan Syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunianya

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY PEMETAAN ZONASI POTENSI DAN ALIH FUNGSI LAHAN IRIGASI

EXECUTIVE SUMMARY PEMETAAN ZONASI POTENSI DAN ALIH FUNGSI LAHAN IRIGASI EXECUTIVE SUMMARY PEMETAAN ZONASI POTENSI DAN ALIH FUNGSI LAHAN IRIGASI Desember 2015 Pusat Litbang Sumber Daya Air 1 KATA PENGANTAR Sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor :

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY PENGELOLAAN BASIS DATA DAN SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA AIR BIDANG IRIGASI

EXECUTIVE SUMMARY PENGELOLAAN BASIS DATA DAN SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA AIR BIDANG IRIGASI EXECUTIVE SUMMARY PENGELOLAAN BASIS DATA DAN SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA AIR BIDANG IRIGASI Desember, 2011 KATA PENGANTAR Executive Sumary ini merupakan laporan ringkas dari kegiatan Pengelolaan Basis

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY ZONASI DAN ALIH FUNGSI LAHAN IRIGASI DESEMBER, 2012

EXECUTIVE SUMMARY ZONASI DAN ALIH FUNGSI LAHAN IRIGASI DESEMBER, 2012 EXECUTIVE SUMMARY ZONASI DAN ALIH FUNGSI LAHAN IRIGASI DESEMBER, 2012 K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M B A D A N P E N E L I T I A N D A N P E N G E M B A N G A N P U S A T P E N E L I T

Lebih terperinci

Pengelolaan Data Lahan Sawah, Alat dan Mesin Pertanian, dan Jaringan Irigasi

Pengelolaan Data Lahan Sawah, Alat dan Mesin Pertanian, dan Jaringan Irigasi Pengelolaan Data Lahan Sawah, Alat dan Mesin Pertanian, dan Jaringan Irigasi Disampaikan pada Pertemuan Tahunan Forum Komunikasi Statistik dan Sistem Informasi Pertanian Aston Solo Hotel, 6-8 April 2016

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY IRIGASI MIKRO BERBASIS MULTI KOMODITAS

EXECUTIVE SUMMARY IRIGASI MIKRO BERBASIS MULTI KOMODITAS EXECUTIVE SUMMARY IRIGASI MIKRO BERBASIS MULTI KOMODITAS Desember, 2012 Pusat Litbang Sumber Daya Air i KATA PENGANTAR Laporan ini merupakan Executive Summary dari kegiatan Irigasi Mikro Berbasis Multi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sesuai ketentuan

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI)

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI) PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN MARET 2015

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY KEGIATAN PENGEMBANGAN RANCANGAN NSPM(K) BIDANG IRIGASI

EXECUTIVE SUMMARY KEGIATAN PENGEMBANGAN RANCANGAN NSPM(K) BIDANG IRIGASI EXECUTIVE SUMMARY KEGIATAN PENGEMBANGAN RANCANGAN NSPM(K) BIDANG IRIGASI DESEMBER 2014 KATA PENGANTAR Puji dan Syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunianya kegiatan litbang Pengembangan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY PENYUSUNAN MODUL/PEDOMAN/PETUNJUK TEKNIS HASIL LITBANG BIDANG IRIGASI

EXECUTIVE SUMMARY PENYUSUNAN MODUL/PEDOMAN/PETUNJUK TEKNIS HASIL LITBANG BIDANG IRIGASI EXECUTIVE SUMMARY PENYUSUNAN MODUL/PEDOMAN/PETUNJUK TEKNIS HASIL LITBANG BIDANG IRIGASI DESEMBER, 2011 Kata Pengantar Laporan ini merupakan executive summary dari kegiatan Penyusunan Modul/Pedoman/Petunjuk

Lebih terperinci

Laporan Akhir I - 1 SUMBER DAYA AIR

Laporan Akhir I - 1 SUMBER DAYA AIR I - 1 SUMBER DAYA AIR Latar Belakang Irigasi Mikro untuk Pengembangan Pertanian Lahan Kering Air adalah unsur utama agar tanaman dapat hidup, bahkan 85-90% dari bobot sel-sel dan jaringan tanaman adalah

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian masih memegang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian masih memegang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian masih memegang peranan yang sangat penting dalam menunjang masyarakat.lebih dari 80% produksi beras nasional dihasilkan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KAWASAN RAWAN KONVERSI PADA LAHAN SAWAH DI KECAMATAN 2 X 11 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN BERBASIS GIS

IDENTIFIKASI KAWASAN RAWAN KONVERSI PADA LAHAN SAWAH DI KECAMATAN 2 X 11 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN BERBASIS GIS IDENTIFIKASI KAWASAN RAWAN KONVERSI PADA LAHAN SAWAH DI KECAMATAN 2 X 11 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN BERBASIS GIS (GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM) Fakultas Teknologi Pertanian, Kampus Limau

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN OPERASI IRIGASI

EXECUTIVE SUMMARY PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN OPERASI IRIGASI EXECUTIVE SUMMARY PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN OPERASI IRIGASI Desember 2014 Pusat Litbang Sumber Daya Air i KATA PENGANTAR Puji dan Syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunianya kegiatan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

Lebih terperinci

KEBIJAKAN LOKASI PROGRAM PERBAIKAN IRIGASI BERDASARKAN PELUANG PENINGKATAN INDEKS PERTANAMAN (IP) 1

KEBIJAKAN LOKASI PROGRAM PERBAIKAN IRIGASI BERDASARKAN PELUANG PENINGKATAN INDEKS PERTANAMAN (IP) 1 KEBIJAKAN LOKASI PROGRAM PERBAIKAN IRIGASI BERDASARKAN PELUANG PENINGKATAN INDEKS PERTANAMAN (IP) 1 Sudi Mardianto, Ketut Kariyasa, dan Mohamad Maulana Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENATAAN RUANG (SIMTARU) KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2016

KERANGKA ACUAN KERJA PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENATAAN RUANG (SIMTARU) KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2016 1 KERANGKA ACUAN KERJA PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENATAAN RUANG (SIMTARU) KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2016 I. LATAR BELAKANG Seiring dengan kemajuan teknologi informasi yang sangat pesat maka akan mempengaruhi

Lebih terperinci

BIMBINGAN TEKNIS PENGUMPULAN DATA NERACA LAHAN BERBASIS PETA CITRA

BIMBINGAN TEKNIS PENGUMPULAN DATA NERACA LAHAN BERBASIS PETA CITRA BIMBINGAN TEKNIS PENGUMPULAN DATA NERACA LAHAN BERBASIS PETA CITRA OLEH : DR. M LUTHFUL HAKIM PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN Kondisi Kritis Ketahanan Pangan Nasional Indonesia

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Mengingat

Lebih terperinci

Perhitungan Ruang Terbuka Hijau Perkotaan Jenis Publik (Studi Kasus : Kota Surakarta)

Perhitungan Ruang Terbuka Hijau Perkotaan Jenis Publik (Studi Kasus : Kota Surakarta) Perhitungan Ruang Terbuka Hijau Perkotaan Jenis Publik (Studi Kasus : Kota Surakarta) Hapsari Wahyuningsih, S.T, M.Sc Universitas Aisyiyah Yogyakarta Email: hapsariw@unisayogya.ac.id Abstract: This research

Lebih terperinci

CATATAN KECIL MENIGKUTI ASISTENSI DAN SUPERVISI DAERAH DALAM PENYUSUNAN DAN PENETAPAN RAPERDA TENTANG RTR DERAH YANG MENGAKOMODIR LP2B

CATATAN KECIL MENIGKUTI ASISTENSI DAN SUPERVISI DAERAH DALAM PENYUSUNAN DAN PENETAPAN RAPERDA TENTANG RTR DERAH YANG MENGAKOMODIR LP2B CATATAN KECIL MENIGKUTI ASISTENSI DAN SUPERVISI DAERAH DALAM PENYUSUNAN DAN PENETAPAN RAPERDA TENTANG RTR DERAH YANG MENGAKOMODIR LP2B Oleh: Ir. ADRY NELSON PENDAHULUAN Kegiatan Asistensi dan Supervisi

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERBENIHAN TANAMAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS Perencanaan pembangunan antara lain dimaksudkan agar Pemerintah Daerah senantiasa mampu menyelaraskan diri dengan lingkungan. Oleh karena itu, perhatian kepada mandat

Lebih terperinci

KONSULTASI REGIONAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN PRASARANA SUMBER DAYA AIR 2016

KONSULTASI REGIONAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN PRASARANA SUMBER DAYA AIR 2016 KONSULTASI REGIONAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN PRASARANA SUMBER DAYA AIR 2016 Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sumber Daya Air untuk Mendukung Ketahanan Air, Ketahanan Pangan dan Ketahanan Energi. ***

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum wr.wb.

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum wr.wb. KATA PENGANTAR Assalamu alaikum wr.wb. Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan buku Penghitungan Deforestasi Indonesia Periode Tahun 2009-2011

Lebih terperinci

2012, No.62 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang K

2012, No.62 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang K LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.62, 2012 LINGKUNGAN HIDUP. Pengelolaan. Daerah Aliran Sungai. Pelaksanaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5292) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) telah memproyeksikan

BAB I PENDAHULUAN. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) telah memproyeksikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) telah memproyeksikan jumlah penduduk Indonesia tahun 2010-2035. Proyeksi jumlah penduduk ini berdasarkan perhitungan

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERBENIHAN TANAMAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PROGRAM DAN KEGIATAN DITJEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2017

KEBIJAKAN PROGRAM DAN KEGIATAN DITJEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2017 KEBIJAKAN PROGRAM DAN KEGIATAN DITJEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2017 HASIL SEMBIRING DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN JAKARTA, 31 MEI 2016 PERKEMBANGAN

Lebih terperinci

TA 2014 DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

TA 2014 DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA 2014 DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN Jakarta, Januari 2014 KATA PENGANTAR Kegiatan Sosialisasi Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2011,

Lebih terperinci

DINAS PENGAIRAN Kabupaten Malang Latar Belakang

DINAS PENGAIRAN Kabupaten Malang Latar Belakang 1.1. Latar Belakang yang terletak sekitar 120 km sebelah selatan Kota Surabaya merupakan dataran alluvial Kali Brantas. Penduduk di Kabupaten ini berjumlah sekitar 1.101.853 juta jiwa pada tahun 2001 yang

Lebih terperinci

Penataan Ruang dalam Rangka Mengoptimalkan Pemanfaatan Ruang di Kawasan Hutan

Penataan Ruang dalam Rangka Mengoptimalkan Pemanfaatan Ruang di Kawasan Hutan Penataan Ruang dalam Rangka Mengoptimalkan Pemanfaatan Ruang di Kawasan Hutan Disampaikan oleh: Direktur Jenderal Penataan Ruang Komisi Pemberantasan Korupsi - Jakarta, 13 Desember 2012 Outline I. Isu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tinjauan Umum Dalam suatu perencanaan suatu kontruksi atau bangunan perlu adanya metodologi yang benar.metodologi merupakan dasar untuk menentukan langkah - langkah yang

Lebih terperinci

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Disampaikan pada: SEMINAR NASIONAL FEED THE WORLD JAKARTA, 28 JANUARI 2010 Pendekatan Pengembangan Wilayah PU Pengembanga n Wilayah SDA BM CK Perkim BG AM AL Sampah

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor yang turut mempengaruhi peningkatan produksi pertanian adalah kondisi dan fungsi sistem daerah irigasi, termasuk bangunan penunjangnya yang mampu

Lebih terperinci

Peran Data dan Informasi Geospasial Dalam Pengelolaan Pesisir dan DAS

Peran Data dan Informasi Geospasial Dalam Pengelolaan Pesisir dan DAS BADAN INFORMASI GEOSPASIAL Bersama Menata Indonesia yang Lebih Baik Peran Data dan Informasi Geospasial Dalam Pengelolaan Pesisir dan DAS Priyadi Kardono Kepala Badan Informasi Geospasial Disampaikan dalam

Lebih terperinci

PROCEEDING KEGIATAN PENYELENGGARAN PRA FOCUS GROUP DISCUSSION (PRA FGD 2) RPKPP KABUPATEN JOMBANG

PROCEEDING KEGIATAN PENYELENGGARAN PRA FOCUS GROUP DISCUSSION (PRA FGD 2) RPKPP KABUPATEN JOMBANG PROCEEDING KEGIATAN PENYELENGGARAN PRA FOCUS GROUP DISCUSSION (PRA FGD 2) RPKPP KABUPATEN JOMBANG 1. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kegiatan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) merupakan

Lebih terperinci

Executive Summary EXECUTIVE SUMMARY PENGKAJIAN MODEL KELEMBAGAAN DAN PENGELOLAAN AIR IRIGASI

Executive Summary EXECUTIVE SUMMARY PENGKAJIAN MODEL KELEMBAGAAN DAN PENGELOLAAN AIR IRIGASI EXECUTIVE SUMMARY PENGKAJIAN MODEL KELEMBAGAAN DAN PENGELOLAAN AIR IRIGASI Desember, 2011 KATA PENGANTAR Laporan ini merupakan Executive Summary dari kegiatan Pengkajian Model Kelembagaan dan Pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. UMUM BAB I PENDAHULUAN 1.1. UMUM S ebagai upaya untuk merespons terhadap berbagai perubahan, baik yang terkait perubahan kondisi sosial, ekonomi dan politik yang berkembang dalam masyarakat dan adanya tuntutan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA--0/2013 DS 0310-1636-8566-5090 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN HIBAH PENELITIAN KERJA SAMA ANTAR PERGURUAN TINGGI (HIBAH PEKERTI)

LAPORAN PENELITIAN HIBAH PENELITIAN KERJA SAMA ANTAR PERGURUAN TINGGI (HIBAH PEKERTI) Bidang Ilmu Penelitian Teknologi LAPORAN PENELITIAN HIBAH PENELITIAN KERJA SAMA ANTAR PERGURUAN TINGGI (HIBAH PEKERTI) MODEL PENGEMBANGAN WATER FRONT CITY SEBAGAI ALTERNATIP PENATAAN KAWASAN DALAM PENANGGULANGAN

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS DESAIN OPTIMASI LAHAN RAWA TA 2018 DIREKTORAT PERLUASAN DAN PERLINDUNGAN LAHAN

PEDOMAN TEKNIS DESAIN OPTIMASI LAHAN RAWA TA 2018 DIREKTORAT PERLUASAN DAN PERLINDUNGAN LAHAN PEDOMAN TEKNIS DESAIN OPTIMASI LAHAN RAWA TA 2018 DIREKTORAT PERLUASAN DAN PERLINDUNGAN LAHAN KATA PENGANTAR Pedoman Desain Optimasi Lahan Rawa dimaksudkan untuk memberikan acuan dan panduan bagi para

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dilakukan pembahasan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, dan keaslian penelitian. 1.1. Latar Belakang Pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk di Kabupaten Garut telah mencapai 2,4 juta jiwa

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk di Kabupaten Garut telah mencapai 2,4 juta jiwa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepadatan penduduk di Kabupaten Garut telah mencapai 2,4 juta jiwa pada tahun 2006 memberikan konsekuensi pada perlunya penyediaan perumahan yang layak huni

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. mempergunakan pendekatan one river basin, one plan, and one integrated

IV. GAMBARAN UMUM. mempergunakan pendekatan one river basin, one plan, and one integrated IV. GAMBARAN UMUM A. Umum Dalam Pemenuhan kebutuhan sumber daya air yang terus meningkat diberbagai sektor di Provinsi Lampung diperlukan suatu pengelolaan sumber daya air terpadu yang berbasis wilayah

Lebih terperinci

Oleh : Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Oleh : Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Oleh : Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Disampaikan pada acara : Rapat Monitoring dan Evaluasi Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Jakarta, 22

Lebih terperinci

SOSIALISASI E-PROPOSAL UNTUK PERENCANAAN TAHUN 2016

SOSIALISASI E-PROPOSAL UNTUK PERENCANAAN TAHUN 2016 Biro Perencanaan SOSIALISASI E-PROPOSAL UNTUK PERENCANAAN TAHUN 2016 Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian I Rekapitulasi e-proposal 2015 (per 12 Januari 2015) EVALUASI e -PROPOSAL 2015 18.589 proposal

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Untuk melaksanakan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-.03-0/AG/2014 DS 9057-0470-5019-2220 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23 Tahun

Lebih terperinci

PROCEEDING KEGIATAN PENYELENGGARAN FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD 2) RPKPP KABUPATEN JOMBANG

PROCEEDING KEGIATAN PENYELENGGARAN FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD 2) RPKPP KABUPATEN JOMBANG PROCEEDING KEGIATAN PENYELENGGARAN FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD 2) RPKPP KABUPATEN JOMBANG 1. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kegiatan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) merupakan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 RKT DIT. PPL TA. 2013 KATA PENGANTAR Untuk

Lebih terperinci

BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK. a. Surat permohonan kerja praktik dari Fakultas Teknik Universitas. lampung kepada CV.

BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK. a. Surat permohonan kerja praktik dari Fakultas Teknik Universitas. lampung kepada CV. BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK 3.1. Persiapan 3.1.1.Persiapan Administrasi a. Surat permohonan kerja praktik dari Fakultas Teknik Universitas lampung kepada CV. Geoplan Nusantara b. Transkrip nilai semester

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. PRAKATA... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR ISI. PRAKATA... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR ISI PRAKATA... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 8 1.3 Tujuan dan Manfaat... 8 1.4 Ruang Lingkup...

Lebih terperinci

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan.... DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Gambar Daftar Grafik i ii vii viii Bab I Pendahuluan. 1.1. Dasar Hukum..... 1.2. Profil Wilayah Kabupaten Sijunjung... 1.2.1 Kondisi Fisik

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBIAYAAN PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBIAYAAN PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBIAYAAN PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hasil pertanian. Jumlah penduduk Idonesia diprediksi akan menjadi 275 juta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hasil pertanian. Jumlah penduduk Idonesia diprediksi akan menjadi 275 juta BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Irigasi Indonesia adalah Negara yang sebagian besar penduduknya hidup dari pertanian dengan makanan pokoknya bersumber dari beras, sagu, serta ubi hasil pertanian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (Puslitbang SDA)

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (Puslitbang SDA) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (Puslitbang SDA) Bandung adalah salah satu instansi di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR SP DIPA-033.11-0/2015 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. satu Balai yang dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. satu Balai yang dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Organisasi Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung (BBWS MS) merupakan salah satu Balai yang dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:

Lebih terperinci

Pembangunan Geodatabase Ruang Terbuka Hijau Kota Bandung

Pembangunan Geodatabase Ruang Terbuka Hijau Kota Bandung Reka Geomatika No.1 Vol. 2016 14-20 ISSN 2338-350X Maret 2016 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Jurusan Teknik Geodesi Pembangunan Geodatabase Ruang Terbuka Hijau FERI NALDI, INDRIANAWATI Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang a. Perencanaan dan Persiapan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang a. Perencanaan dan Persiapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 11 Ayat (2) menggariskan bahwa bidang pemerintahan yang wajib dilaksanakan untuk daerah kabupaten dan

Lebih terperinci

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN AUDIT

Lebih terperinci

PROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti:

PROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti: PROPOSAL PENELITIAN TA. 2015 POTENSI, KENDALA DAN PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI PADA LAHAN BUKAN SAWAH Tim Peneliti: Bambang Irawan PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY PENGEMBANGAN IRIGASI PERPIPAAN

EXECUTIVE SUMMARY PENGEMBANGAN IRIGASI PERPIPAAN EXECUTIVE SUMMARY PENGEMBANGAN IRIGASI PERPIPAAN TAHUN ANGGARAN 2014 Desember, 2014 i KATA PENGANTAR Puji dan Syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunianya kegiatan Litbang Pengembangan

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY PENYUSUNAN KAJIAN KEBIJAKAN BIDANG IRIGASI

EXECUTIVE SUMMARY PENYUSUNAN KAJIAN KEBIJAKAN BIDANG IRIGASI EXECUTIVE SUMMARY PENYUSUNAN KAJIAN KEBIJAKAN BIDANG IRIGASI NOVEMBER, 2014 KATA PENGANTAR Puji dan Syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunianya Executive Summary kegiatan Penyusunan Kajian

Lebih terperinci

Belanda pada awal abad ke-20 yang kemudian dilanjutkan oleh Pemerintah

Belanda pada awal abad ke-20 yang kemudian dilanjutkan oleh Pemerintah BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta jiwa memiliki persoalan dalam pemenuhan kebutuhan pangan bagi penduduknya, target surplus beras sebesar 10 juta

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PEMBANGUNAN DINAS PU. PENGAIRAN KABUPATEN MUSI RAWAS

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PEMBANGUNAN DINAS PU. PENGAIRAN KABUPATEN MUSI RAWAS RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PEMBANGUNAN DINAS PU. PENGAIRAN KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2011-2015 DINAS PU. PENGAIRAN KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2011 KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah tak henti hentinya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Diresmikannya Kota Tasikmalaya sebagai daerah otonom pada tanggal 17 Oktober 2001 mengandung konsekuensi adanya tuntutan peningkatan pelayanan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.10/Menhut-II/2010 TENTANG MEKANISME DAN TATA CARA AUDIT KAWASAN HUTAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.10/Menhut-II/2010 TENTANG MEKANISME DAN TATA CARA AUDIT KAWASAN HUTAN PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.10/Menhut-II/2010 TENTANG MEKANISME DAN TATA CARA AUDIT KAWASAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nom

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nom No.1513, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ATR/BPN. Audit Tata Ruang. PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan suatu Negara untuk tujuan menghasilkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan suatu Negara untuk tujuan menghasilkan sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan manusia merupakan salah satu syarat mutlak bagi kelangsungan hidup bangsa dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Menciptakan pembangunan

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5292 PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI I. UMUM Daerah Aliran Sungai yang selanjutnya disingkat

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY JARINGAN IRIGASI PERPIPAAN

EXECUTIVE SUMMARY JARINGAN IRIGASI PERPIPAAN EXECUTIVE SUMMARY JARINGAN IRIGASI PERPIPAAN Desember 2012 KATA PENGANTAR Executive Summary ini merupakan ringkasan dari Laporan Akhir kegiatan Penelitian Jaringan Irigasi Perpipaan yang dilaksanakan oleh

Lebih terperinci

RAPAT KOORDINASI PELAKSANAAN PROGRAM SLUM ALLEVIATION

RAPAT KOORDINASI PELAKSANAAN PROGRAM SLUM ALLEVIATION latar Belakang Kesenjangan antar wilayah di perkotaan dan perdesaan ditandai dengan keterbatasan sarana, prasarana, pelayanan pendidikan dan kesehatan yang belum memadai menyebabkan kualitas sumber daya

Lebih terperinci

BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK. Persiapan

BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK. Persiapan 35 BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK 3.1. Tahapan Pelaksanaan Secara khusus tahapan pelaksanaan pembuatan Peta Lahan Investasi ini dapat dilihat pada diagram alir di bawah ini : Persiapan Administrasi Situasi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12/PRT/M/2016 TENTANG KRITERIA TIPOLOGI UNIT PELAKSANA TEKNIS

Lebih terperinci

TATA CARA PENYUSUNAN POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

TATA CARA PENYUSUNAN POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 10/PRT/M/2015 TANGGAL : 6 APRIL 2015 TATA CARA PENYUSUNAN POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR BAB I TATA CARA PENYUSUNAN POLA PENGELOLAAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Mengingat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang. bertingkat atau permukiman, pertanian ataupun industri.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang. bertingkat atau permukiman, pertanian ataupun industri. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang melaksanakan pembangunan di berbagai sektor. Seperti yang diketahui selama ini, pembangunan memberikan banyak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian tugas akhir ini adalah Daerah Irigasi Tada yang berada di desa Tada Kecamatan Tinombo Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBIAYAAN PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBIAYAAN PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBIAYAAN PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBIAYAAN PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBIAYAAN PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBIAYAAN PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN PETUNJUK PELAKSANAAN DEKONSENTRASI TAHUN 2017 PEMANTAUAN PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN A. Dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah memiliki fungsi sosial, yang berarti bahwa kegunaan tanah diutamakan untuk kepentingan orang banyak/umum daripada untuk kepentingan pribadi atau golongan. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan Rencana Kerja (Renja) merupakan bagian dari Rencana Strategis dan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN TENTANG TATA RUANG

PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN TENTANG TATA RUANG PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN TENTANG TATA RUANG INVENTARISASI PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN DIBIDANG PENATAAN RUANG KELOMPOK : UNDANG-UNDANG 1 UU No. 5 Tahun 1960 Peraturan dasar pokok-pokok Agraria 2 UU

Lebih terperinci

SURVEI PENYIMPANGAN PEMANFAATAN RUANG DESA DI KECAMATAN BLANGPIDIE KABUPATEN ACEH BARAT DAYA JURNAL. Oleh Rahmad Ferdi

SURVEI PENYIMPANGAN PEMANFAATAN RUANG DESA DI KECAMATAN BLANGPIDIE KABUPATEN ACEH BARAT DAYA JURNAL. Oleh Rahmad Ferdi SURVEI PENYIMPANGAN PEMANFAATAN RUANG DESA DI KECAMATAN BLANGPIDIE KABUPATEN ACEH BARAT DAYA JURNAL Oleh Rahmad Ferdi PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

Lebih terperinci

REKALKUKASI SUMBER DAYA HUTAN INDONESIA TAHUN 2003

REKALKUKASI SUMBER DAYA HUTAN INDONESIA TAHUN 2003 REKALKUKASI SUMBER DAYA HUTAN INDONESIA TAHUN 2003 KATA PENGANTAR Assalaamu alaikum Wr. Wb. Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Buku

Lebih terperinci

Pangkalanbalai, Oktober 2011 Pemerintah Kabupaten Banyuasin Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal

Pangkalanbalai, Oktober 2011 Pemerintah Kabupaten Banyuasin Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Banyuasin Tahun 2012 2032merupakan suatu rencana yang disusun sebagai arahan pemanfaatan ruang di wilayah Kabupaten Banyuasin untuk periode jangka panjang 20

Lebih terperinci

Program Strategis Pengendalian Pemanfaatan Ruang. sebagai supporting system Monitoring dan Evaluasi

Program Strategis Pengendalian Pemanfaatan Ruang. sebagai supporting system Monitoring dan Evaluasi Program Strategis Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah serta Peranan SKMPP ATR sebagai supporting system Monitoring dan Evaluasi Oleh: Ir. Raden M. Adi Darmawan, M.Eng.Sc Plt. Direktur Penertiban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemeliharaan yang dilakukan. Seperti halnya yang terjadi di Bali.

BAB I PENDAHULUAN. pemeliharaan yang dilakukan. Seperti halnya yang terjadi di Bali. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris dimana mata pencaharian mayoritas penduduknya adalah bercocok tanam. Potensi pertanian Indonesia yang tinggi salah satunya disebabkan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN DANA DEKONSENTRASI

Lebih terperinci

PERMASALAHAN PENGELOLAAN PERKEBUNAN

PERMASALAHAN PENGELOLAAN PERKEBUNAN PERMASALAHAN PENGELOLAAN PERKEBUNAN Disampaikan pada Acara Monev Gerakan Nasioanal Penyelamatan SDA sektor Kehutanan dan Perkebunan Tanggal 10 Juni 2015 di Gorontalo DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN JENIS

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN HUJAN EFEKTIF UNTUK PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI

EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN HUJAN EFEKTIF UNTUK PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI DSM/IP. 16 01/01/La-IRIGASI/2015 PUSLITBANG SUMBER DAYA AIR EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN HUJAN EFEKTIF UNTUK PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI DESEMBER, 2015 Pusat Litbang Sumber Daya Air 0 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak, masih dianggap belum dapat menjadi primadona. Jika diperhatikan. dialihfungsikan menjadi lahan non-pertanian.

BAB I PENDAHULUAN. banyak, masih dianggap belum dapat menjadi primadona. Jika diperhatikan. dialihfungsikan menjadi lahan non-pertanian. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional bertujuan untuk kemakmuran rakyat, memerlukan keseimbangan antar berbagai sektor. Sektor pertanian yang selama ini merupakan aset penting karena

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Pemerintah Propinsi Sulawesi Utara BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) Jalan 17 Agustus Telp. (0431) 851380, 863204, PO Box 147, M A N A D O http: www.bappedasulut.go.id e-mail: pwbappedasulut@yahoo.com

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-18.11-/216 DS13-4386-848-854 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci